Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BANYUASIN
Jln .BanyuasinKembaranKecamatanLoano. Kab. Purworejo 54181
Telp ( 0275 )730004 , Email :puskesmasbanyuasin@gamil.com
Penyelenggaraan pelayanan rawat inap berfungsi sebagai pusat rujukan dan rujukan antara
dari Puskesmas non rawat inap dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya yang
ada di sekitarnya, sebelum dapat di rujuk ke fasilitas kesehatan rujukan.
Rawat inap di puskesmas di peruntukan untuk kasus kasus yang lama rawatnya paling lama
5 hari ( gangguan fisiologis ringan, sedang ). Pasien yang memerlukan perawatan lebih dari 5
hari ( gangguan fisiologis berat, berisiko tinggi komplikasi, ada komplikasi yang mengancam
jiwa, kegawat daruratan kompleks mengancam jiwa ) harus di rujuk ke rumah sakit secara
terencana.
1. Terjadi penurunan jumlah pasien, BOR, ALOS, BTO dari tahun 2014 ke tahun 2015
2. Terjadi peningkatan jumlah pasien APS/ Pulang atas permintaan sendiri.
Temuan masalah
1. 10 besar penyalit tahun 2015 teratas adalah Thypod fever yaitu 112 pasien terdiagnosa
dari 321 pasien keseluruhan.
2. Letak Geografis : Puskesmas gombong 1 terletak di desa Wero, Kecamatan Gombong
yang di kelilingi oleh 3 rumah sakit umum tipe c, yaitu RS Palang Biru Gombong, RS
Muhammadiyah Gombong, RS Purbowangi.
Perencanaan
dr. AndangAntonoPoetro
NIP.19720225 200212 1 002 dr. A. Ardiningsih BambangSN,Skep Ns MM
NIP.19691006 200212 2 004 NIP.19741220 199702 1 002
EVALUASI HASIL INDIKATOR PELAYANAAN RAWAT INAP TAHUN 2015
1. BOR (Bed Occupancy Rate = Angka penggunaan tempat tidur) Menurut Depkes RI
(2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%
2. ALOS , menurut Depkes RI (2005) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan lebih lanjut.MISAL kecepatan dan ketepatan diagnosis, efisiensi
pengobatan/perawatan.
3,0 hari
Menurun 0,2 hari dari nilai ALOS bln Januari s/d April 2015 yaitu 2,9 hari.
Dengan diagnosa medis tertinggi di Puskesmas Gombong I adalah Thypoid Fever. Maka
tingkat efisiensi pengobatan dan perawatan di Rawat Inap Puskesmas Gombong I baik.
3. NDR, menurut Depkes RI (2005) NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 100 %
HASIL = 0 %
EVALUASI HASIL INDIKATOR PELAYANAAN RAWAT INAP
1. BOR (Bed Occupancy Rate = Angka penggunaan tempat tidur) Menurut Depkes RI
(2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu
periode)) X 100%
BOR rawat inap bln Januari s/d September 2016 adalah 25,9 %
Meningkat 11, 1 %DARI NILAI BOR JANUARI s/d OKTOBER 2015 yaitu 14,8 %.
2. ALOS menurut Depkes RI (2005) ALOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan lebih lanjut.MISAL kecepatan dan ketepatan diagnosis, efisiensi
pengobatan/perawatan.
2,9 hari
Menurun 0,2 hari dari nilai ALOS bln Januari s/d September 2016 yaitu 3,1 hari.
Dengan diagnosa medis tertinggi di Puskesmas Gombong I adalah Thypoid Fever. Maka
tingkat efisiensi pengobatan dan perawatan di Rawat Inap Puskesmas Gombong I
semakin meningkat. Berbanding dengan angka kesembuhan yang tinggi yaitu 333 orang
dari 404 orang
3. NDR, menurut Depkes RI (2005) NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan .
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 100 %
HASIL = 0 %
ANALISA PELAYANAN RAWAT INAP
TAHUN 2015