Você está na página 1de 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MARASMUS

Pengkajian

Anamnesa

a.Identitas klien, meliputi:

1.Nama klien: sesuai dengan nama pasien.

2.Usia: klien marasmus biasanya berusia kurang dari 5 tahun (balita)

3.Jenis kelamin: terjadi pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan

4.Agama: bergantung pada pasien

5.Pendidikan: anak biasanya belum sekolah, sedangkan orangtua anak biasanya berpendidikan
rendah.

6.Alamat: klien dengan marasmus biasanya bertempat tinggal di daerah dengan pemukiman
kumuh atau pemukiman padat penduduk.

b.Identitas Orang tua (penanggung), meliputi:

1.Nama orang tua: sesuai dengan nama bapak dan ibu atau keluarga penanggung dari klien.

2.Alamat orang tua: sama dengan anak

3.Pendidikan orang tua: biasanya orang tua klien berpendidikan rendah.

4.Pekerjaaan orang tua: pekerjaan orangtua klien dengan marasmus biasanya adalah sebagai
buruh atau dengan status sosial ekonomi rendah.

Riwayat kesehatan

1.Keluhan utama

Ibu pasien mengatakan badan anaknya semakin kurus

2.Riwayat kesehatan sekarang

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan pertumbuhan (berat badan
semakin lama semakin turun), bengkak pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang
menunjukkan terjadinya gangguan kekurangan gizi.

3.Riwayat kesehatan dahulu


Pasien pernah masuk Rs karena alergi, Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola kebiasaan, tumbuh-kembang,
imunisasi, status gizi (lebih, baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-
lain. Data fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi
anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam waktu relatif lama).

4.Riwayat kesehatan keluarga

Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan komunitas,


pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan
kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit
pasien dan lain-lain.

Pengkajian pola fungsi kesehatan

a.Pola nutrisi: klien mengalami penurunan nafsu makan dan mual muntah.

b.Pola eliminasi: klien biasanya mengalami diare.

c.Pola aktivitas dan integritas ego: klien biasanya mengalami gangguan aktifitas karena
mengalami kelemahan tubuh yang disebabkan oleh gangguan metabolism.

d.Pola istirahat dan tidur: klien sering rewel karena selalu merasa lapar meskipun sudah diberi
makan sehingga sering terbangun pada malam hari.

e.Pola higiene: kebersihan diri klien kurang, kulit tampak kusam, rambut kemerahan.

f.Pola pernapasan: adanya suara whezzing dan ronkhi akibat adanya penyakit penyerta seperti
bronkopneumonia.

g.Pola keamanan: klien sangat rentan untuk terjangkit infeksi karena system imun yang menurun.

h.Pola seksualitas: tidak mengalami gangguan.

Pemeriksaan Fisik

1.Keadaan umum klien, meliputi: kesadaran composmentis: lemah, rewel, kebersihan kurang,
berat badan kurang, tinggi badan, nadi cepat dan lemah, suhu meningkat, dan pernapasan
takipneu.

2.Kepala: lingkar kepala klien biasanya lebih kecil dari normal, warna rambut kusam.

3.Muka: tampak seperti wajah orang tua.

4.Mata: konjungtiva anemis.

5.Hidung: biasanya terdapat sekret dan terpasang selang NGT untuk memenuhi intake nutrisi.
6.Mulut: biasanya terdapat lesi, mukosa bibir kering dan bibir pecah-pecah.

7.Leher: biasanya mengalami kaku duduk.

8.Torax : adanya tarikan dada saat bernapas

9.Abdomen: perut cekung, terdapat ascites, bising usus meningkat, suara hipertimpani.

10.Ekstremitas atas:lingkar atas abnormal, akral dingin dan pucat.

11.Ektremitas bawah: terjadi edema tungkai.

12.Kulit : keadaan turgor kulit menurun, kulit keriput, CRT: > 3 detik, (Capernito,2000).

b.Pemeriksaan fisik abdomen antara lain:

1.Inspeksi

a)klien tampak kurus, ada edema pada muka dan kaki;

b)warna rambut kemerahan, kering dan mudah patah/dicabut;

c)mata terlihat cekung dan pucat;

d)terlihat pergerakan usus;

e)ada pembesaran/edema pada tungkai.

2.Auskultasi

a)bunyi peristaltik usus meningkat;

b)bunyi paru-paru wheezing dan ronchi.

3.Perkusi

a)terdengar adanya shifting dullnees;

b)terdengar bunyi hipertimpani.

4.Palpasi

hati: terjadi pembesaran hati.

c.Pemeriksaaan fisik untuk pertumbuhan anak.

1.Mengukur tinggi badan dan berat badan anak


2.Menghitung indeks massa tubuh, yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan (dalam meter)

3.Mengukur ketebalan lipatan kulit dilengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik
menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dangan
menggunakan jangka lengkung (kaliper). Lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari
lemak tubuh. Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada
wanita.

4.Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas (LLA) untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa, massa tubuh yang tidak
berlemak).

d.Pemeriksaan Laboratorium

1.Biokimia: Hb anemia karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi, asam
folat dan berbagai vitamin, kadar albumin yang rendah karena kurangnya konsumsi protein,
kadar globumin normal atau sedikit tinggi, kadar asam amino esensial dalam plasma relatif lebih
rendah daripada asam amino non esensial.

2.Biopsi: ditemukan perlemakan ringan sampai berat, fibrosis, nekrosis dan infiltrasi sel
mononuklear. Pada perlemakan berat hampir semua sel hati mengandung vakual lemak yang
besar.

3.Autopsi: menunjukkan kelainan pada hampir semua organ tubuh,seperti degenerasi otot
jantung, osteoporosis tulang, atrofi virus usus, detrofi sistem limfold dan atrofi kelenjar timus.

Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor adalah pengukuran antropometri


(berat badan, tinggi badan, lingkaran lengan atas dan tebal lipatan kulit).

Tanda dan gejala yang mungkin didapatkan adalah:

1.Penurunan ukuran antropometri.

2.Perubahan rambut (defigmentasi, kusam, kering, halus, jarang dan mudah dicabut).

3.Gambaran wajah seperti orang tua (kehilangan lemak pipi), edema palpebra.

4.Tanda-tanda gangguan sistem pernapasan (batuk, sesak, ronchi, retraksi otot intercostal).

5.Perut tampak buncit, hati teraba membesar, bising usus dapat meningkat bila terjadi diare.

6.Edema tungkai.
7.Kulit kering, hiperpigmentasi, bersisik dan adanya crazy pavement dermatosis terutama pada
bagian tubuh yang sering tertekan (bokong, fosa popliteal, lulut, ruas jari kaki, paha dan lipat
paha)

Analisa Data :

1.DS : Keluarga klien mengatakan badan klien lemah

DO: berat badan turun, berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan, edema, rambut kering,
kusam, jarang, putih dan mudah dicabut, kulit kering dan bersisik, hepar membesar, hb rendah,
mata pucat dan cekung.

Kemungkinan Penyebab :

intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang)

Masalah :

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2.DS: Keluarga klien mengatakan badan klien lemah

DO: klien BAB lebih dari 3kalidalam sehari

Kemungkinan Penyebab :

diare, mual, muntah

Masalah :

Defisit volume cairan

3.DS: keluarga klien menyatakan klien tidak bergairah dan lesu.

DO: klien kulit bersisisk, kering

Kemungkinan Penyebab :

gangguan nutrisi/status metabolik

Masalah :

Gangguan integritas kulit

Diagnosa Keperawatan

1.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan berkurang) (Wong, 2004), yang ditandai dengan:
DS : Klien mengeluh badan lemah, anoreksia, lesu, mudah lelah

DO: berat badan turun, berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan, edema, rambut kering,
kusam, jarang, putih dan mudah dicabut, kulit kering dan bersisik, hepar membesar, hb rendah,
mata pucat dan cekung.

Tujuan :

Pasien mendapat nutrisi yang adekuat.

Kriteria hasil:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan pasien akan dapat

-meningkatkan masukan oral.

-Nafsu makan meningkat

-badan tidak lemah, ceria dan segar

-BB normal, hb normal

-edema hilang

-rambut distribusi rata, hitam nampak berminyak

-hepar tidak membesar

Intervensi :

1. Sajikan makan sedikit tapi sering

2.Sajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah

3.berikan makanan TKTP, dilakukan secara bertahap

4..observasi intake dan output

5.observasi TTV

6.kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian vitamin dan gizi untuk makanannya.

7.penyuluhan kesehatan

2.Defisit volume cairan berhubungan dengan diare, mual, muntah.

DS: respon verbal dari klien dan keluarga.

DO: klien BAB sehari > 3kali


Tujuan dan Kriteria Hasil :

Tidak terjadi dehidrasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,diharakan klien

-tidak terjadi peningkatan suhu

-Mukosa bibir lembab

-turgor kulit baik

Intervensi :

1.Monitor tanda-tanda vital dan tanda-tanda dehidrasi

2.Monitor jumlah dan tipe masukan cairan

3.Ukur kaluaran urine dengan akurat

4.Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Rasional :

1.Untuk mengetahui TTV dan tanda dehidrasi anak

2.Untuk mengetahui cairan pada anak

3.Untuk mengetahui keseimbangan antara input dan output

4.Meningkatkan nutrisi klien

3 .Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik.

DS: keluarga klien menyatakan klien tidak bergairah dan lesu.

DO: klien kulit bersisisk, kering.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit

Kriteria hasil :

a.kulit tidak kering

b.kulit tidak bersisik

c.elastisitas normal
Intervensi :

1.Monitor kemerahan, pucat,ekskoriasi

2.Dorong mandi 2xsehari dan gunakan lotion setelah mandi

3.Massage kulit Kriteria hasilususnya diatas penonjolan tulang

4.Ubah posisi baring pasien setiap 2 jam.

Rasional :

1.Mencegah terjadinya kerusakan pada kulit

2.Mandi dapat menjaga kebersihan kulit

3.Massage dapat mencegah terjadinya kerusakan kulit

Implementasi :

1.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan berkurang)

1. Menyajikan makan sedikit tapi sering

2.Menyajikan porsi kecil makanan dan berikan setiap porsi secara terpisah

3.Memberikan makanan TKTP, dilakukan secara bertahap

4.Mengobservasi intake dan output

5.Mengobservasi TTV

6.kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian vitamin dan gizi untuk makanannya.

7.Penyuluhan kesehatan

2 .Defisit volume cairan berhubungan dengan diare, mual, muntah

1.Memonitor tanda-tanda vital

2.Menghitung input dan output klien

3.Mengukur haluaran keakuratan urin klien

3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik.

1.Menggunakan lotion setiap setelah mandi pada kulit klien.


2.Mendorong orangtua dalam memandikan klien 2x sehari.

3.Mendapatkan massage kulit secara rutin tiap 2 hari sekali.

Evaluasi

1 .Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan tidak
adekuat (nafsu makan berkurang)

S: orang tua pasien mengatakan anaknya nafsu makan

O: BB pasien naik

A: tujuan telah tercapai

P: hentikan tindakan keperawatan

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diare, mual, muntah

S: orang tua pasien mengatakan anaknya sudah tidak diare lagi

O: mukosa bibir lembab dan turgor kulit membaik

A: tujuan telah tercapai

P: hentikan tindakan keperawatan

3 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan nutrisi/status metabolik.

S: orang tua pasien mengatakan anak saya sudah tidak bersisik lagi kulitnya.

O: kulit sudah elastic dan tidak bersisik

A: tujuan telah tercapai

P: hentikan tindakan keperawatan

Você também pode gostar