Você está na página 1de 9

A.

Analisis Masalah
1. Sri, anak perempuan usia 7 tahun 6 bulan, BB 23 kg, PB 120 cm, dibawa berobat
dengan keluhan pucat sejak 3 bulan SMRS disertai perut yang makin membesar,
tidak terdapat demam, mimisan, gusi berdarah, maupun bintik merah di badan.
Tidak terdapat BAB hitam maupun BAK merah. Anak lalu dibawa ke RSUD
Baturaja, dicek darah Hb 4 gr/dL, dirawat selama 4 hari dan mendapat transfusi
darah 3 kantong, kemudian pulang kontrol. (****)
a. Apa hubungan usia dan jenis kelamin terhadap keluhan yang dialami Sri?
Billy, zen
b. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme keluhan pucat pada kasus? Gris,
salsya
c. Apa makna klinis perut yang makin membesar, tidak terdapat demam,
mimisan, gusi berdarah, bintik merah di badan, tidak terdapat BAB
hitam dan BAK merah? Nekjab, apon
d. Bagaimana perhitungan transfusi darah yang benar terkait kasus? Mona,
ikmal

2. Riwayat penyakit dahulu: (***)


Riwayat pucat sebelumnya ada 2 tahun yang lalu, dirawat di RSUD selama 4 hari
dan mendapat transfusi darah merah sebanyak 4 kantong.
Riwayat transfuse darah merah (PRC) 7 kali sejak 2 tahun yang lalu, transfuse
PRC terakhir 3 bulan yang lalu sebanyak 3 kantong di RSUD
Riwayat paparan zat kimia disangkal
a. Apa dampak transfusi PRC sebanyak 7 kali? Gris, salsya
b. Bagaimana prosedur transfusi yang benar? Nekjab, apon
RUMUS PENGHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI

Hb Normal - Hb sekarang x BB (kg) x Jenis Darah (PRC/WBC)

ket :

Hb Normal:

Wanita 12-16 gr/dL


Pria 14-18 gr/dL

Anak 10-16 gr/dL

Bayi baru lahir 12-24gr/dL

PRC : dikali 3

WBC: dikali 6

B. PENGERTIAN

Transfusi darah adalah memasukkan darah lengkap atau komponen darah kedalam sirkulasi vena.

C. TUJUAN

Umum :

Untuk memenuhi kebutuhan sel darah : eritrosit, leukosit, trombosit, plasma atau protein tubuh.

Khusus :

- Untuk mengembalikan volume darah setelah perdarahan hebat

- Untuk mengembalikan kemampuan darah membawa oksigen

- Untuk memberikan faktor plasma, seperti faktor hemolitik (antihemophilic factor, AHF) atau faktor
VII atau konsentrasi trombosit yang mencegah atau mengobati perdarahan

D. PEMILIHAN DONOR DARAH

Donor darah tidak boleh dilakukan oleh individu yang memiliki riwayat penyakit hepatitis, infeksi HIV
(atau orang yang memiliki faktor resiko terinfeksi HIV), penyakit jantung, kanker berat, asma berat,
gangguan perdarahan, atau kejang. Donasi dapat ditunda untuk individu yang mengalami malaria
atau pernah terpajan malaria atau hepatitis atau sedang hamil, pembedahan, anemia, tekanan darah
tinggi, atau rendah dan individu yang sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

E. DARAH DAN PRODUK DARAH UNTUK TRANSFUSI

Sebagian besar klien tidak membutuhkan transfusi darah lengkap. Sering kali transfusi berupa
komponen tertentu adalah transfusi yang lebih tepat.

Produk Manfaat

Darah lengkap Tidak umum digunakan kecuali pada kasus perdarahan akut yang
ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua produk darah :

2
SDM, plasma, protein plasma, trombosit segar, dan faktor
pembekuan lain.

Sel darah merah Meningkatkan kemampuan darah dalam membawa oksigen pada
pasien anemia, pembedahan atau klien yang menderita gangguan
perdarahan lambat. Satu unit meningkatkan hematokrit sekitar
4%.

Sel darah merah otolog Menggantikan darah setelah pembedahan elektif yang
direncanakan. Klien mendonorkan darahnya untuk transfusi
otolog pada minggu 4-5 minggu sebelum pembedahan.

Trombosit Menggantikan trombosit pada klien yang menderita gangguan


perdarahan atau defisit trombosit. Trombosit segar adalah yang
paling efektif.

Plasma beku segar Memperbanyak volume darah dan memberikan faktor


pembekuan darah. Tidak perlu digolongkan dan dicocokkan (tidak
mengandung SDM).

Fraksi albumin dan Ekspander volume darah : memberikan protein plasma.


protein plasma

Faktor pembekuan darah Digunakan pada klien yang mengalami defisiensi faktor
dan kriopresipitat pembekuan. Masing-masing memberikan faktor berbeda yang
terlibat dalam jalur pembekuan darah : Kriopresipitat juga
mengandung fibrinogen.

F. PROSEDUR TRANSFUSI DARAH SESUAI SOP

a. Fase Pra Interaksi

1. Mengecek program terapi medik

2. Mempersiapkan alat :

- Unit darah lengkap atau paket sel darah merah

- Set pemberian darah (transfusi set)

- Salin normal (NaCl 0,9%) 250 ml untuk infus

- Tiang infus

- Aboket/IV kateter/set punksi vena jarum ukuran 18 atau 19 (jika belum terpasang)

- Larutan povidon iodine

- Swab alcohol

- Plester

3
- Sarung tangan bersih

- Pengalas/perlak

- Alat tulus (pen dan catatan)

- Label pemasangan infus (jam, tanggal, terapi, tetesan)

B. Fase Interaksi

3. Mengucapkan salam terapeutik

4. Melakukan validasi atau evaluasi

5. Melakukan kontrak (topik, waktu, dan tempat)

6. Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan

7. Menjaga privasi klien

C. Fase Kerja

8. Mencuci tangan dan menggunakan hand scoon

9. Meletakkan alat kedekat pasien

10. Mengatur posisi pasien

11. Pertahankan teknik aseptik saat menyiapkan cairan infus :

- Gantungkan cairan infus (NaCl 0,9%) pada tiang infus dan lakukan desinfeksi tutup botol cairan
infus dengan kapas alkohol/swab antiseptic

- Lepaskan selang transfusi set dari wadah dan tarik keluar

- Geser klem selang disepanjang selang sampai berada tepat dibawah bilik tetes untuk memfasilitasi
aksesnya

- Tutup klem selang transfusi set

- Biarkan ujung selang transfusi set tetap tertutup plastik sampai transfusi set dipasang (untuk
mempertahankan kesterilan ujung selang)

- Lepaskan tutup botol/kantong cairan infus dan tusukan selang transfusi set ke botol/kantong cairan
infus

- Isi Chamber dengan cairan infus 1/3-1/2 bagian dan alirkan cairan sampai keujung selang. Jika
didalam selang masih ada udara, maka buka tutup jarum dan keluarkan udaranya hingga tidak ada,
selanjutnya klem selang infus dan tutup jarum kembali.

12. Memberikan label pada botol cairan infus NaCl 0,9% 250 ml (tanggal dan jam pemasangan,
tanggal dan jam dilepaskan, terapi, tetesan).

4
13. Tentukan area penusukan intravena kateter pada bagian distal terlebih dahulu dan pilih vena
yang besar, bila perlu cukur bulu pada area penusukan.

14. Letakkan pengalas dibawah area penusukan.

15. Memasang torniquet 5-15 cm diatas vena yang akan ditusuk sampai vena terlihat jelas dan
membersihkan area penusukan dengan kapas alkohol/swab antiseptic. Untuk memobilisasi vena
lakukan peregangan kulit dengan cara menarik kulit dengan kuat kebagian distal.

16. Membuka jarum (aboket/vemflon), pegang kuat dengan tangan dominan lalu masukkan jarum
infus (aboket/vemflon) kedalam vena sepanjang 1 cm dengan lubang jarum menghadap keatas
dengan sudut 15-30 derajat.

17. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (aboket/vemflon). Jika terlihat ada darah dalam jarum
(aboket/vemflon) maka tarik keluar bagian dalam jarum sejauh 1 cm sambil menyusupkan bagian
luarnya lebih jauh kedalam vena.

18. Fiksasi tempat penusukan dengan menggunakan hansaplas, buka torniquet, lalu tekan pada
bagian atas vena dengan menggunakan ibu jari tangan kiri agar darah tidak keluar. Kemudian jarum
bagian dalam ditarik keluar, selanjutnya sambungkan aboket/vemflon dengan selang infus set secara
cepat dan cermat.

19. Buka klem pada selang transfusi set dan bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi dan cairan infus
dipastikan menetes dengan baik, kemudian melakukan fiksasi jarum (aboket/vemflon) dengan
plester (catatan : tempat penusukan dapat ditutup dengan kasa + betadin).

20. Menghitung tetesan infus NaCl 0,9% dengan seksamaa sesuai instruksi.

21. Dapatkan komponen darah yang tepat untuk klien :

- Periksa program dokter sesuai instruksi

5
- Periksa format permintaan dan label kantong darah dengan seorang teknisi laboratorium atau
sesuai kebijakan lembaga. Khususnya periksa nama klien, nomor identitas, golongan darah (A, B, AB
atau O) dan kelompok Rh klien, nomor donor darah, dan tanggal kadaluarsa darah. Periksa adanya
ketidaknormalan warna, gumpalan SDM, gelembung udara dan bahan asing lainnya. Kembalikan
darah yang sudah kadaluarsa atau yang tidak normal ke bank darah

- Dengan perawat lain, bandingkan catatan darah laboratorium dengan : nama, nomor identitas
klien, nomor pada label kantong darah, golongan darah (A, B, AB atau O dan tipe Rh) pada label
kantong darah

- Jika ada informasi yang tidak begitu cocok, beritahu perawat yang bertanggung jawab dan bank
darah. Jangan memberikan darah sampai ketidakcocokan diperbaiki atau diklarifikasi.

- Tanda tangani format yang tepat dengan perawat lain sesuai dengan kebijakan lembaga.

- Pastikan bahwa darah ditinggalkan pada suhu ruangan tidak lebih dari 30 menit sebelum memulai
transfusi. SDM akan rusak dan kehilangan keefektifannya setelah ditinggalkan selama 2 jam pada
suhu ruangan. SDM yang lisis melepaskan kalum ke aliran darah yang menyebabkan hiperkalemia.
Lembaga dapat menetapkan waktu yang berbeda untuk mengembalikan darah ke bank darah jika
kantong darah tersebut tidak dipakai. Saat komponen darah menghangat maka risiko pertumbuhan
bakteri juga meningkat. Jika pemberian transfusi darah ditunda tanpa terduga maka kembalikan
darah ke bank darah. Jangan menyimpan darah didalam kulkas. Suhu kulkas tidak secara tepat diatur
dan darah dapat menjadi rusak.

22. Pastikan identitas klien.

- Tanyakan nama lengkap klien

- Periksa gelang tangan klien untuk melihat nama dan nomor identitasnya. Jangan memberikan
darah ke seorang klien yang tidak menggunakan gelang tangan

23. Susun perlengkapan transfusi set :

- Pastikan bahwa filter darah didalam bilik tetes tepat untuk darah lengkap atau komponen darah
yang akan ditransfusikan. Setelah cairan NaCl 0,9% diberikan sebelum memulai transfusi darah
untuk membersihkan kateter IV dari lauran atau obat yang tidak sesuai. Tutup klem transfusi set.

24. Persiapan kantong darah :

- Balikkan kantong darah secara perlahan beberapa kali untuk mencampur sel-sel darah dengan
plasma. Membalikkan kantong darah dengan kasar dapat merusak sel-sel darah.

- Buka port kantong darah dengan menarik carikannya kebelakang.

- Tusukan transfusi set kedalam kantong darah

- Gantung kantong darah

- Buka klem transfusi set secara perlahan

6
25. Tetapkan transfusi darah :

- Darah akan mengalir kedalam bilik tetes yang sebelumnya telah berisi cairan NaCl 0,9%

- Ketuk-ketuk filter untuk mengeluarkan setiap residu udara didalam filter

- Atur kembali kecepatan aliran darah dengan klem transfusi set

26. Pantau klien secara ketat selama 5 sampai 10 menit pertama :

- Alirkan darah secara perlahan selama 15 menit pertama dengan tetesan 20 tetes per menit

- Perhatikan adanya reaksi transfusi yang merugikan, seperti mengigil, mual, muntah, takikardi.
Mengidentifikasi reaksi tersebut dengan cepat guna meminimalisir akibat dari reaksi transfusi.

- Ingatkan klien atau keluarga untuk memanggil perawat jika gejala yang tidak lazim dirasakan saat
transfusi.

- Jika reaksi ini terjadi maka laporkan pada perawat yang bertanggung jawab dan lakukan tindakan
keperawatan yang tepat.

27. Dokumentasikan data yang terkait :

- Catat waktu mulai pemberian darah, termasuk tanda-tanda vital, jenis darah, nomor unit darah,
nomor urut (mis, nomor 1 dan 3 unit darah yang diprogramkan), tempat punksi vena, ukuran jarum,
dan kecepatan aliran darah.

28. Pantau klien :

- Lima belas menit setelah memulai transfusi, periksa TTV klien. Jika tidak ada tanda-tanda reaksi
tetapkan kecepatan aliran yang dibutuhkan.

3. Pemeriksaan fisik: (***)


Vital sign: Tekanan Darah (TD): 90/60 mmHg, Nadi: 110x/menit, Respiration
Rate (RR): 28x/menit, Temperatur 36,7oC
Kepala: Konjungtiva palpebra anemis, sclera ikterik (+), frontal bossing (+),
tulang pipi menonjol (+)
Leher: tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening (KGB)
Abdomen: hepar teraba 3 cm bac dan 3 cm bpx, permukaan rata, tepi tajam, nyeri
tidak ada, lien teraba schuffner 3, bising usus dalam batas normal
Ekstremitas: akral pucat, CRT < 3

7
a. Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik? Billy, apon
b. Bagaimana mekanisme abnormal hasil pemeriksaan fisik? nekjab, ikmal
c. Bagaimana gambaran frontal bossing dan tulang pipi yang menonjol seperti
pada kasus? salsya, zen

B. Hipotesis
Sri, 7 tahun 6 bulan, diduga menderita thalassemia.

1. Manifestasi klinis apon


Talasemia ditandai dengan penurunan produksi sel darah merah dan terjadi anemia hemolitik
kronis. Secara klinis hemoglobin abnormal dalam eritrosit(hipokromia), eritrosit dengan
ukuran lebih kecil dari normal(mikrositosis) kerusakan elemen darah(hemolisis) dan berbagai
tingkat anemia. Gejala lainnya adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada Gejala

Alpha Thalassemia silent carrier umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Hal ini
terjadi karena kekurangan protein globin alfa sangat kecil sehingga hemoglobin dalam darah
masih dapat bekerja normal.

2. Anemia ringan

Orang yang telah menderita thalassemia alfa atau beta dapat mengalami anemia
ringan. Namun, banyak orang dengan jenis talasemia tidak memiliki tanda-tanda atau gejala
yang spesifik. Anemia ringan dapat membuat penderita merasa lelah dan hal ini sering
disalahartikan menjadi anemia yang kekurangan zat besi.

3. Anemia ringan sampai sedang dan tanda serta gejala lainnya

Orang dengan beta talasemia intermedia dapat mengalami anemia ringan sampai sedang.
Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan lainnya, seperti:

a) Memperlambat pertumbuhan dan pubertas. Anemia dapat memperlambat pertumbuhan


anak dan perkembangannya.

b) Masalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi spons dalam
tulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini menyebabkan tulang lebih
luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah.

8
c) Pembesaran limpa. Limpa adalah organ yang membantu tubuh melawan infeksi dan
menghapus materi yang tidak diinginkan. Ketika seseorang menderita talasemia, limpa harus
bekerja sangat keras. Akibatnya, limpa menjadi lebih besar dari biasanya. Hal ini membuat
penderita mengalami anemia parah. Jika limpa menjadi terlalu besar maka limpa tersebut
harus disingkirkan.

4. Anemia berat dan tanda serta gejala lainnya

Orang dengan penyakit hemoglobin H atau thalassemia beta mayor (disebut juga Cooley's
anemia) akan mengalami talasemia berat. Tanda dan gejala-gejala muncul dalam 2
tahun pertama kehidupannya. Mereka mungkin akan mengalami anemia parah dan masalah
kesehatan serius lainnya, seperti:

a) Pucat dan penampilan lesu

b) Nafsu makan menurun

c) Urin akan menjadi lebih pekat

d) Memperlambat pertumbuhan dan pubertas

e) Kulit berwarna kekuningan

f) Pembesaran limpa dan hati

g) Masalah tulang (terutama tulang di wajah)

Você também pode gostar