Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Lakukan Pengkajian
a. Inspeksi
1) Pernapasan kusmaul (menunjukkan asidosis metabolic)
2) Takipnea
3) Kulit kering
4) Pembesaran vena vena leher
5) Distensi abdomen
6) Mual muntah yang ditandai dengan bau uremik dapat dilakukan pemberian terapi
cairan
b. Palpasi
a) Penurunan turgor kulit
b) Pembesaran ginjal dan kantung kemih dapat diraba (pada obstruksi bagian luar
kantung kemih)
c) Edema (pada kelebihan cairan)
c. Perkusi
a) Resonansi perkusi diatas pembesaran ginjal
b) Garis perkusi pada distensi kantung kemih
d. Auskultasi
a) Desiran (pada oklusi arteri ginjal)
b) Pernapasan : perubahan bunyi napas
c) Kardiovaskular : Adanya hipotensi yang ditandai dengan hipovolumia dapat
menyebabkan terjadinya shock karena adanya gangguan pada
eritropoesis. Dapat juga terjadi takikardi, disritmia: frisksi
gesekan mengindikasikan perikarditis uremik.
Intervensi :
1) Awasi denyut jantung, TD, dan CVP
2) Catat pemasukan dan pengeluaran akurat. Termasuk cairan tersembunyi seperti aditif
antibiotik. Ukur kehilangan GI dan perkirakan kehilangan tak kasat mata, contoh :
berkeringat
3) Awasi berat jenis urin
4) Rencanakan penggantian cairan pada pasien, dalam pembatasan multipel. Berikan
minum yang disukai sepanjang 24 jam. Berikan bervariasi, contoh : panas, dingin,
beku
5) Timbang berat badan tiap hari dengan alat dan pakaan yang sama
6) Kaji kulit, wajah, area tergantung nutuk edema. Evaluasi derajat edema (pada skala
+1 sampai +4 ).
7) Auskultasi paru dan bunyi jantung
8) Kaji tingakat keasadaran ; selidiki perubahan mental, adanya gelisah
Kolaborasi:
1) Perbaiki penyebab yang dapat kembali karena GGA, contoh : memperbaiki fungsi
ginjal, memaksimalkan curah jantung, menghilangkan obstruksi melalui
pembedahan.
2) Awasi pemeriksaan laboraturium,contoh : BUN, kreatinin ; Natrium dan kreatinin
urine ; Natriun serum ; Kalium serum ; Hb/Ht
3) Foto dada
4) Berikan/batasi cairan sesuai indikasi
5) Berikan obat sesuai indikasi : Diuretik, contoh : furosemid (Lasix) dan mannitol
(osmitrol) ; . Antihipertensif, contoh : klonidin (catapres) ; metildopa (aldomet) ;
prazosin (minipress)
6) Masukkan/pertahankan kateter tak menetap, sesuai indikasi
7) Siapkan untuk dialisis sesuai indikasi.
c. Resiko terhadap Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Katabolisme
protein; pembatasan diet untuk menurunkan produk sisa nitrogen, Peningkatan
kebutuhan metabolic, Anoreksia, mual/muntah; ulkus mukosa mulut.
Tujuan : nutrisi sesuai dengan kebutuhan tubuh
Kriteria Hasil :Mempertahankan/meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan
oleh situasi individu, bebas edema.
Intervensi:
1) Kaji/catat pemasukan diet
2) Berikan makan sedikit dan sering
3) Berikan pasien/orang terdekat daftar makanan/cairan yang diizinkan dan dorong
terlibat pada pilihan menu
4) Timbang berat badan tiap hari
5) Tawarkan perawatan mulut sering/cuci dengan larutan (25%) cairan asam asetat,
berikan permen karet, permen keras, penyegar mulut diantara makanan
Kolaborasi:
1) Awasi pemeriksaan laboraturium,contoh : BUN, albumin, serum, transferin, natrium,
dan kalium
2) Konsul dengan ahli gizi/tim pendukung nutrisi
3) Berikan kalori tinggi, diet rendah/sedang protein. Tremasuk kompleks karbohidrat
dan sumber lemak untuk memenuhi kebutuhan kalori (hindari sumber gula pekat)
4) Berikan obat sesuai indikasi : Batasi kalium, natrium, dan pemasukan fosfat sesuai
indikasi. Sediaan besi ; Kalsium ; Vitamin D ; Vitamin B komplek ; Antiemetik,
contoh : prokloperazin (Compazine), trimetobenzamid (Tigan).
d. Resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan GGA
Tujuan: Pasien tidak akan mendapat infeksi nasokomial
Intervensi:
1) Amati tanda-tanda dan gejala infeksi
2) Pantau frekuensi pernafasan
3) Amati tempat tusukan infus terhadap tanda-tanda inflamasi
4) Ubah posisi, nafas dalam setiap 2 jam.
B. ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK (CRONIC RENAL
FAILURE)
1. Pengkajian
Fokus pengkajian Menurut Doengoes (2000), fokus pengkajian pada pasien gagal ginjal
kronik antara lain :
1) Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelelahan ekstremitas, kelemahan, malaise, gangguan tidur.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat, nyeri dada.
Tanda : Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, nadi
lemah halus, pucat, kuning, kecenderungan perdarahan
3) Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urine, oliguri, anuri, diare, konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine (kuning pekat, merah, coklat) digouria menjadi anuri.
4) Integritas ego
Gejala : Faktor stress, perasaan tidak berdaya, tak ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah tersinggung.
5) Makanan / cairan
Gejala : Peningkatan berat badan dengan cepat, penurunan berat badan (mal nutrisi),
anoreksia, mual muntah, nyeri ulu hati.
Tanda : Asites, perubahan turgor kulit.
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur, kejang, kesemutan dan kelemahan.
Tanda : Ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilanan memori, rambut tipis, kuku
rapuh dan tipis.
7) Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, nyeri dada.
Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah.
8) Pernafasan
Gejala : Napas pendek, batuk dengan atau tanpa sputum
Tanda : Dispnea, peningkatan frekuensi, batuk
9) Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Tanda : Pruritus, demam, fraktur tulang.
10) Seksualitas
Gejala : Penurunan libido aminorea, infertilitas.
11) Interaksi social
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 :
Kelebihan volume cairan b.d. penurunan haluaran urin, retensi cairan dan natrium sekunder
terhadap penurunan fungsi ginjal.
Tujuan :
Pasien menunjukkan pengeluaran urin tepat seimbang dengan pemasukan.
Kriteria Hasil :
Hasil laboratorium mendekati normal BB stabil Tanda vital dalam batas normal Tidak ada
edema
Intervensi Rasional
Resiko tinggi perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d katabolisme protein,
pembatasan diet, peningkatan metabolisme, anoreksi, mual, muntah.
Tujuan :
Mempertahankan status nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil :
Berat badan stabil, tidak ditemukan edema, albumin dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Diagnosa 3 :
Tujuan :
Intervensi Rasional
Diagnosa 4 :
Gangguan integritas kulit, berhubungan dengan gangguan status metabolic, akumulasi toksik
dalam tubuh , menurunya aktifitas kelenjar keringat, (kalsium, fosfat), oedema dan
nuoropati, ditandai dengan : gatal, luka, kulit kering, eksariasi, oedema
Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam integritas kulit tetap terjaga
Kriteria Hasil :
Pantau masukan cairan dan hidrasi kulit Mendeteksi adanya dehidrasi atau
dan membran mukosa hidrasi berlebihan yang
mempengaruhi sirkulasi dan
integritas jaringan
Diagnosa 5 :
Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ditandai
dengan penurunan kadar Hb
Tujuan :
Akral hangat
Nadi perifer teraba kuat
CRT kembali < 2detik
TTV normal
Sianosis ( - )
Intervensi Rasional
Amati warna kuli, kelembaban, Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
suhu dan CRT CRT lambat mungkin berkaitan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
Diagnosa 6 :
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidak seimbangan
cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial dan tahanan vaskular sistemik,
gangguan frekuensi, irama, konduksi jantung, ketidakseimbangan elektrolit, hipoksia),
akumulasi toksin (urea) klasifikasi jaringan lunak.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien tidak
mengalami penurunan curah jantung
Kriteria Hasil :
TTV normal
EKG normal
Nadi perifer kuat dan sama dengan CRT
Intervensi Rasional