Você está na página 1de 5

Memahami Gaya Tulisan

Muhamad Nur Ichsan

OK,

A
Sebelum saya dapat memahami gaya tulisan dari Peter hall, David Harvey, dan Mackenzie Wark
saya harus memahami tulisan Tuan, Becker, dan Barnes & Duncan. Ketiga tulisan inilah yang nantinya
menjadi modal saya untuk menelaah dan menganalisis ke tiga tulisan selanjutnya.

Pertama saya membaca tulisan Becker mengenai Persona & Authority, dalam tulisannya ini Becker
menjelaskan tentang bagaimana seorang penulis menyampaikan ceritanya / tulisannya kepada para pembaca.
Beliau membagi cara ini menjadi tiga kategori :

1. Classy : Pada persona ini penulis membuat tulisannya seakan terdengar pintar /
mewah ketika dibaca, biasanya ini dapat di lihat dari cara si penulis memilik kata kata yang
sophisticated / mewah.
2. Esoteric Expertise : Pada persona ini penulis ingin memberitahu kepada para pembaca bahwa
mereka berpengetahuan luas, dengan menggunakan istilah istilah akademis pada suatu bidang
sehingga membuat pembaca harus menelaah lagi apa arti dari kata kata tersebut. Penulis dengan
gaya ini biasanya bersifat formal dan tulisannya sangat terstruktur.
3. Plain Folk : Pada persona ini penulis mensejajarkan diri mereka dengan para pembaca
umum, mereka menyaring segala pengetahuan mereka dan menulisnya dalam bahasa sehari hari
atau bahasa yang lebih umum sehingga lebih mudah dimengerti oleh pembaca umum

Dalam tulisannya ini menurut saya becker sendiri menggunakan pendekatan plain folk, dengan
menarasikan ke tiga cara ini dalam sebuah cerita antara beliau dengan Rosanne Hertz.

Kemudian Barnes & Duncan menjelaskan asal kata geography, geo : bumi, graph : tulisan yang
berarti ilmu tentang menulis bumi. Kemudian mereka juga menjelaskan 3 cara tentang bagaimana
memahami suatu tulisan :

1. Kata tidak bisa digunakan untuk menghadirkan/menjelaskan realitas tetapi digunakan untuk
menjelaskan kata lainnya, contoh kata arsitektur yang tidak menghadirkan bentuk bangunan tertentu
tapi diartikan sebagai arkhein dan tecton.
2. Adanya faktor faktor yang dimiliki penulis yang menyebabkan cara penulisan si penulis tersebut.
Faktor ini seperti latar belakang si penulis tersebut, pandangan hidup penulis, standar penulis, dan
sebagainya.
3. Kemampuan berbahasa secara efektif yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan arti dan
meyakinkan pembaca.

Selanjutnya Barnes & Duncan juga menjelaskan tentang 3 konsep yang muncul dari 3 literatur baru
dan representasinya.

1. Text : Text menurut mereka adalah suatu konsep yang meliputi tulisan, lukisan, peta yang
dipengaruhi budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Berikut adalah 4 alasan kenapa text itu harus ada :

a. Menggambarkan Kehidupan Sosial secara umum.


b. Makna text sering diartikan dengan kata lain.
C. Text memiliki kepentingan diluar kontext awal dimana mereka disusun
D. Makna text bisa berubah rubah tergantung dari interpretasi si pembaca.
2. Discourses : Pemaknaan, sehingga memberi kerangka untuk memahami suatu text, cirinya
enabling as well as constraining; determine answers to questions; not unified but are subjet to
negotiation, challenge and transformation; production and reproduction.
3. Methapora : Salah satu bentuk penyampaian dari diskursus yang menggunakan perumpamaan
perumpamaan dalam bentuk penyampaiannya.
Bagi Barnes & Duncan text, discourses, dan methapore menjadi konsep yang kuat dalam 20 tahun
terakhir.
Kemudian Tuan memecah geography ke dalam 2 hal yaitu gography yang bersifat fisik seperti bumi,
tanah, dll kemudian ada geography yang bersifat sosial seperti kebahasaan. Dalam geography sosial ada
beberapa cara dalam pendekatan kebahasaan, yaitu melalui
a. Nature & Langguage : Tata bahasa dapat memberitahu tentang aspek dari suatu obyek atau suatu
tempat
b. Sosialinguistik : Berfokus pada efektivitas bahasan secara lisan dalam konteks sosial
tertentu
c. Naratif - deskriptif
Tuan kemudian lebih lanjut menggunakan pendekatan naratif deskriptif karena alasannya lebih
kuat. Dalam menggunakan pendekatan naratif deskriptif metode yang lebih ditekankan adalah melalui
mendengar dan membaca, analisis ini dapat dilakukan dengan menelaah :
1. Word, Myth, and Song
Kata disini memiliki pemahaman yang kuat pada pemahaman obyek suatu tempat, hal ini tercermin pada
cerita cerita mitos dan lagu lagu rakyat yang secara tersirat ataupun tidak tersirat pada tulisan tulisan
tersebut.
2. Explorer & Pioneers
Catatan pribadi dari para penjelajah dan pionir sangat membantu dalam pemahaman suatu obyek suatu
tempat
3. Names & Naming
Naming lebih kuat jika dilihat dari arti karena menjelaskan dari pada nama itu berasal sedangkan Names
artinya lebih bersifat umum.
4. Maintenance and Enhancement of Meaning: Oral and Informal
suatu bentuk penjagaan makna bahasa / budaya secara lisan turun temurun dan bersifat informal.
5. Maintenance and Enhancement of Meaning: Literary Works
suatu bentuk penjagaan makna bahasa / budaya lebih maju yang diabadikan dalam bentuk literatur
literatur.
6. Chinese Garden and Landscape
Budaya China yang tidak hanya berbentuk tulisan tapi juga dalam bentuk gambar gambar yang
menjelaskan suatu tempat.
7. Geographer and The Making Of Place
Para geographer memberikan 2 pandangan dari suatu kata, yaitu praktikal dan persepsi, Tuan lebih
menekankan pandangan persepsi.
8. Making & Unmaking
Tuan lebih memilih untuk menekankan penggunaan bahasa untuk membangun bukan untuk
menghancurkan, tapi ini belum tentu merupakan suatu cara yang benar.

Setelah membaca ke tiga tulisan tersebut sebagai dasar pemikiran, berikut adalah hasil telaahan saya
yang dibantu juga dar hasil diskusi bersama kelompok terhadap 3 tulisan selanjutnya.

Sydney Opera House


Tulisan ini menceritakan tentang bagaimana seorang arsitek yang belum memiliki pengalaman
dalam membuat suatutu bangunan monumental berskala internasional yang justru mengalami serangkaian
masalah konstruksi yang mengakibatkan semakin lamanya masa pengerjaan dan semakin mahalnya biaya
produksi bangunan tersebut.
Jika ditelaah dari bab persona & authority dalam buku Becker menurut saya Peter Hall
menggunakan persona plain folk, Karena penggunaan kata dan istilah serta cara penyampaiannya
yang memudahkan pembaca awam untuk cepat memahami apa yang sedang dibahas di dalam tulisan
tersebut.
Jika ditelaah dari Tulisan language and the making of place oleh Yi-Fu Tuan, dalam tulisan ini Hall
menarasikan bagaimana seorang Jorn Utzon, arsitek yang belum terkenal pada masa itu dan belum
memiliki pengalaman dalam menangani suatu proyek besar berkelas internasional yang sampai
akhirnya harus terseingkir dari proyeknya sendiri. Hall juga sangat deskriptif dalam mengambarkan
proyek sydey opera house yang berlarut larut dan terus meningkatkan biaya oprasional dari proyek
tersebut. Pendekatan Names & naming seperti yang dijabarkan Tuan juga sangat jelas terpancar dari
tulisan ini.
Jika ditelaah dari bab introduction dalam buku Barnes & Duncan tulisan lebih condong ke dalam
diskursus yang menjelaskan mengenai suatu proyek yang bila orang awam lihat sebagai suatu
keberhasilan yang besar tetapi memiliki rahasia yang kegagalan pada saat pembangunannya.
Backround penulis : Urban Planner & Geographer asal Inggris good!
Tema, tempat, dan waktu : Masalah Pembangunan, Sydney, tahun 1950-an
Struktur penulisan : Naratif - Deskriptif, - Discourses
Alur tulisan : Maju
Persona & authority : Plain Folk
Cara penyajian tulisan : Dengan text, gambar, dan tabel

Monument And Myth


Tulisan ini menceritakan tentang sejarah yang berlatar pada bangunan Basilica Of Sacre
Coeur.Sejarah yang diceritakan secara garis besar mengenai kontroversi bangunan tersebut secara politik dan
agama.
Jika ditelaah dari bab persona & authority dalam buku Becker menurut saya David Harvey
menggunakan persona esoteric expertise, karena dalam tulisan ini harvey banyak menggunakan
pengetahuan akademisnya tanpa menyaringnya atau menjelaskan kepada pembaca istilah istilah
yang digunakannya (eg : gallia poenitens).
Jika ditelaah dari Tulisan language and the making of place oleh Yi-Fu Tuan, tulisan harvey ini
menurut saya sangat deskriptif dalam menjelas kan bangunan Basilica Of Sacre Coeur sehingga
pembaca dapat menggambarkan magaimana bentuk bangunan tersebut. Selan mendeskripsikan
bangunan Basilica Of Sacre Coeur, dalam tulisan ini harvey juga sangat lihai dalam menarasikan
sejarah dengan menampilkan tahun dan nama nama tempat peristiwa (menjadi sesuatu yang
penting seperti pendekatan Tuan mengenai names & naming), serta tokoh tokoh yang terlibat dengan
urutan yang baik.
Jika ditelaah dari bab introduction dalam buku Barnes & Duncan tulisan ini merupakan suatu
diskursus yang menggunakan metafora sebagai cara penyampaiannya, hal ini dapat dibaca pada
kalimat from the other end of the telescope, Paris was generally seen as a center of power,
domination, opportunity. It was both envied and hated .
Backround penulis : Profesor antropologi dan geografi
Tema, tempat, dan waktu : Sejarah, Perancis, tahun 1870-an
Struktur penulisan : Deskriptif Naratif, - diskursus, - metafora
Alur tulisan : Maju
Persona & authority : Esoteric expertise
Cara penyajian tulisan : Dengan text dan gambar

Tienanmen Square
Tulisan ini merupakan cerita mengenai pergolakan demonstrasi yang terjadi di china yang diceritan
secara sangat mendetail dan terinci dari setiap pergerakan demonstrasi tersebut. Tema politik sangat kental
dalam cerita ini yang dipaparkan kedalam bentuk cerita sejarah
Jika ditelaah dari bab persona & authority dalam buku Becker menurut saya Mackenzie Wark
Menggunakan persona esoteric expertise, ini dikarenakan banyak istilah akademis (eg :
trajectory)yang kurang populer di telinga para pembaca khususnya kalangan pembaca awam
Jika ditelaah dari Tulisan language and the making of place oleh Yi-Fu Tuan, Wark berhasil
menarasikan sekaligus mendeskripsikan secara kronologis sejarah demokrasi yang terjadi di
China. Penggambaran yang sangat detail mengenai pergerakan bersejarah, kota dan lansekap
china cocok dengan pendekatan tuan mengenau chinese garden and landscape.
Jika ditelaah dari bab introduction dalam buku Barnes & Duncan tulisan ini dapat digolongkan
ke dalam diskursus yang menggunakan metafora sebagai alat untuk menyampaikannya. Hal ini
sangat terlihat dari Judul bacaan dan juga beberapa sub judul. Menurut saya cara ini dilakukan
Wark agar pembaca semakin penasaran dan ingin terus membaca isi dari tulisannya walaupun
tulisan ini menggunakan kata kata yang cukup sulit ditelaah. Dengan kata lain cara metafora ini
sebagai penyeimbang agar pembaca tetap mau membaca isi tulisan ini
Backround penulis : Filsuf dan penulis asal Australia
Tema, tempat, dan waktu : Sejarah, China, tahun 1980-an
Struktur penulisan : Deskriptif Naratif, - diskursus, - metafora
Alur tulisan : Maju
Persona & authority : Esoteric expertise
Cara penyajian tulisan : Dengan text

Sumber
1. Y.F. Tuan, Language and the Making of Place, dalam Annal of the American Association of
Geographers Vol. 81, No. 4, 1991, pp684-696.
2. Howard Becker, Persona and Authority, dalam Writing for Social Scientists, University of Chicago
Press, 1986, pp. 26-42.
3. Trevor Barnes & James Duncan, Introduction: Writing Words, dalam Writing Words, Routledge, 1992,
pp. 1-17
4. David Harvey, Monument and Myth, dalam Urban Experience, John Hopkins University Press, 1989,
pp. 200-228.
5. Peter Hall, :Sydney Opera House, dalam Great Planning Disasters, UC Press, 1980, pp. 138-151
6. Mackenzie Wark, Tienanmen Square, dalam Virtual Geography, Indiana University Press, 1994, pp.
96-163

Você também pode gostar