Você está na página 1de 11

Model keperawatan dorothea orem

Pendahuluan

A.                 Awal Perkembangan Perawatan

      Pada awal kelahiranya keperawatan dikenal sebagai bentuk pelayanan


comunitas dan pembentukanya berkaitan erat dengan dorongan alami untuk
melayani dan melindungi keluarga (Donahue,1995). keperawatan lahir atas
bentuk keinginan untuk menjaga seseorang agar tetap nyaman dan sehat,
pelayanan dan keamanan serta keamanan bagi orang yang sakit. (Potter,2005)

      Peran perawat pada awalnya dilakukan oleh Deakonia, dibawah perintah
gereja. Oleh karena itulah keperawatan pada kelahiranya di kenal dengan
adanya biara wati yang datang kerumah-rumah warga yang sakit. dari sanalah
nilai inti keperawatan ditumbuhkan. sebuah bentuk pengabdian secara tulus dari
orang-orang yang peduli terhadap kesehatan orang-orang disekitarnya yang
membutuhkan pertolongan.

      Seiring perkembanganya keperawatan telah berhasil dalam memisahkan


disiplin ilmunya dengan disiplin ilmu kedokteran. dalam membedakan disiplin
para ahli dibidang keperawatan telah menyusun landasan-landasan pengetahuan
keperawatan yang mampu dibedakan dari landasan pengetahuan disiplin lainya.
salah satu cara ialah dengan membuat teori-teori keperawan yang akan menjadi
Frame work perawat dalam menjalankan tugasnya.

      Keperawatan modern yang lahir setelah melewati perubahan-perubahan


yang fundamental dari keseluruhan proses yang panjang menghadirkan
pendangan baru dalam proses keperawatan. dalam keperawatan modern,
keperawatan bukan hanya sebuah ilmu terapan, melainkan juga sebuah seni,
aktivitas tindangan yang berdasarkan ilmu yang diberikan dengan menghadirkan
nilai-nilai keindahan (seni) yang mencakup aktivitas, konsef, ilmu social, dan fisik
dasar,etika, dan isu-isu keperawatan, serta ilmu-ilmu yang mendukung dalam
proses keperawatan.

      Karena banyaknya keragaman dalam keperawatan , perawat perlu memiliki


filosopi dan teori-teori praktik keperawatan untuk membentuk arah
pengembangan profesi dimasa yang akan datang. keperawatan pada abad 21
telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan ini ikut serta dalam
pembentukan paradigma keperawatan. Perubahan ini pula mengharuskan
adanya perubahan peran, perubahan system, dan perubhan dalam pelayanan
kesehatan yang mampu menjawab tangtangan terhadap keperawatan.

      Dalam perkembanganya pendidikan keperawatan, maka praktik perawatan


juga mengalami perubahan. pada awal tahun 1900an spesialisasi keperawatan
juga dikembangan. Tepatnya pada thun 1920 dimulai dengan spesialisasi
keperawatan bidan, yang kemudian diikuti dengan dibentuknya Asosiasi of
Operating room Nurses pada 1950, American Association of Clinical Care Nurses
(1969 dan ongkology nursing Society (1975) 

     

B.                Perkembangan Teori keperawatan

      Teori keperawatan pada mulanya dalam bentuk Filosopi yamh dikenalkan
oleh Nightingale. Pandangan nightingale terhadap keperawatan dimana dia
menurunkan keperawatam dari filosofi spiritual yang berkembang dalam masa
remaja dan ketika dia dewasa (Macrae, 1995). bentuk lepedulianya ialah
keseriusanya dalam analisis statistic yang mengaitkan sanitasi yang buruk
dengan terjadinya kolera dan disentri. Ia memandang keperawatan sebagai
suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam mendapatkan jawaban atas
pertanyaan  masalah kesehatan dan menggunakan hokum penyembuhan tuhan
tuhan dalam praktik keperawatan (Macrae, 1995)
      Teori-teori yang berkembang ialah hasil dari pengembangan  atau
penggabunagn konsef dan pernyataan yang berfokus pada kejadian dan
fenomena dari suatu disiplin. Teori mempunyai konstribusi pada pembentukan
dasar praktik keperawtan (Chinn dan Jacobs, 1995). Perkembangan ilmu ini
mencangkup pengetahuan umum, penetahuan ini dapat diintegrasikan dengan
disiplin ilmu yang lain. kesatuan ilmu tadi membuat sebuah konsep dasar tentang
sebuah permasalahan yang sedang dikaji sehingga melahirkan sebuah teori
keperawatan.

      Pada perkembanganya teori keperawatan yang dipelajari dalam lingkungan


akademik yang terpisah dari kegiatan praktik keperawatan. Akan tetapi terus
terjadi perubahan kontemporer yang mengacu praktik keperawatan berdasarkan
ilmu pengetahuan (Donaldson, 1995). Diharapkan proses keperawatan akan
memiliki model yang mampu menghantarkan keperawatan lebih berkualitas yang
dilakukan oleh para Profesional.

      Karena keperawatan terus berkembang, perwat membuat sebuah hipótesis-


hipotesis tentang praktik keperawatan, prinsip yang paling mendasari praktik
keperawatan dan tujuan serta fungsi yang sesuai dengan keperawatan di
masyarakat. Model konsep  serta teori keperawatan digunakan untuk
memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktik, penuntun penelitian dan
kurikulum, serta mengidentifikasikan bidang dan tujuan dari praktik keperawatan.
teori keperawatan menuntun para perawat dengan memberikan tujuan
pengkajian, diagnosa keperawatan, dan intervenís, landasan berkomunikasidan
nilai-nilai etika, akuntabilitas profesional. teori-teori tersebut juga digunakan
sebafgai arah dalam melakukan peneltian, praktik, pendidikan, dan administrasi
keperawatan.(Meleis, 1985)

      Dalam semua aktivitas menuju pemandirian disiplin ilmu, keperwatan telah
mengembangkan sebuah konsep dasar yang mencoba menunjukan perbedaan
yang benar-benar nyata dengan disiplin kedokteran. Keperawatan yang dirintis
pertamakali oleh Nightingale telah membawa semangat bahwa keperawatan
yang merupakan sebuah profesi yang membutuhkan pengetahuan yang berbeda
dengan disiplin ilmu yang lain, seperti kedokteran. Oleh karena itulah, dalam
keperawatan dikenal kiat-kiat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan pengetahuan.

C.                Teori Keperawatan Berbasis Pemandirian Klien.

      Dalam Teori keperawatan bila kita perhatiakan, kesemuanya teori tersebut
akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan. misalkan
Nightingale menyoroti masalah lingkungan, henderson lebih pada pemenuhan
kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi pada otimalisasi
peran klian dalam proses penyembuhanya. kesemua teori tersebut bersinergi
dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelaan masalah yang
detail. Sehingga mampu memberikan konstribusi dalam memberikan arah
asuhan.

      Salah satu teori yang terrenal dengan pemandirian klien  adalah Dorotea
Orem (1971). Orem yang terkenal dengan Self-Care Dependent-Care Nursing.
dalam pandangan orem bahwa setiap orang mempunyai kemam[puan dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri. Tapi pada situasi tertentu
kemampuan itu tidak bisa tampil, dista inilah teori orem akan menjelaskan
bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisunya ahíla sama, tergantung
bagaimana individunya memenuhi kebuthan itu. bila kebutuhanya terpenuhi
dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah, berbeda dengan orang yang
tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan akan mengalami deficiet.

      Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami stiap klien
dalam memenuhi kebutuhanya. peran perawat dalam teori merupakan sebagai
agen yang mampu membantu klien dalam mengembalikan peranya sebagai self
care agency. Sisitem yang di bagun dari tiga teori utama ini mampu
menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan yang unik. tidak hanya dari
prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu membuat klien mengetahui hal-
hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
      Teori ini mampu memberikan tentang bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada pelayanan
terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar mampu melkuanya secara
mandiri.

self-care deficit nursing theory of nursing, calculation of therapeutic self-care


demand (TSCD) is avital step in which theclient care needs are specified. Both
clients and nurses need to have an understanding of this prescription for (or
dependent care). The process of determining therapeutic self-care demand
involves the formulation of actionoriented statements that particularize the
individualized type and amount of self-care action needed for persons.
Particularized self-care requisite (PSCR) statements are developed with a focus
on individualized and desired care activities to meet known needs for self-care or
dependent care (Orem, 2001, p.250).

Model Konsep dan Teori Keperawatan Dorothea Orem

A. Biografi Orem

      Dorothea Orem lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914. Beliau wafat pada
tanggal 22 Juli 2007 di Skidaway. Selama hidupnya, beliau pernah mengikuti pendidikan
Diploma (1903), kemudian meanjutkan pendidikannya di Providence School of Nursing
di Washington DC dan mendapatkan gelar B.S.NE, kemudian melanjutkan
pendidikannya lagi di Catholic University of America di Washington DC dan
mendapatkan gelar M.S.NE.
 

B. Model Konsep Keperawatan Orem

      Model Keperawatan menurut Orem dikenal dengan Model Self Care. Model Self
Care ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan dipandang dari
suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar
dengan tujuan memperthankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan sesuai dengan
keadaan sehat dan sakit. Model keperawatan ini berkembang sejak tahun 1959-2001.

      Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada dalam
keperawatan diantaranya dalam pelaksanaan berdaarkan tindakan atas keampuan. Self
Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan keputusan dijadikan
sebagai pedoman dalam tindakan.

      Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan mengenai


pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep kebutuhan dasar yang
terdiri dari:

1.                  Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.

2.                  Water (air): pemeliaraan pengambilan air

3.                  Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan

4.                  Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi

5.                  Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat dan
aktivitas.

6.                  Solitude and Social Interaction ( kesendirian dan interaksi sosial): pemeliharaan
dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial.

7.                  Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko pada
kehidupan manusia dalam keadaan sehat .

8.                  Promotion of Normality

 
C. Teori Keperawatan Orem

      Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperwatan Orem mengembangkan tiga
bentuk teori Self Care, di antaranya:

1.                  Perawatan Diri Sendiri (Self Care)

      Teori Self Care meliputi:

                                               Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan
kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

                                               Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam


melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

                                               Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam


perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam
tindakan yang tepat.

                                               Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan
fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care
Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar),
Developmental Self Care  Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan
indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari
kondisi pasien).

2.                  Self Care Defisit

            Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada
anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya
perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self
care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri
serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan
untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

3.                  Teori Sistem Keperawatan

            Teori Siste Keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas
bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri.
Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan
keperawatan diantaranya:

                                             Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ). Merupakan


suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan,  dan ambulansi
serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.

                                             Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System). Merupakan


siste dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada
pasien yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post
operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
perawatan luka.

                                             Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan
pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian
sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.
 

D. Aplikasi Model Keperawatan Orem

      Aplikasi Model Keperawatan Orem, dapat dilihat dari contoh kasus berikut:

Kasus:

      Tn. J (50 th), didiagnosis DM tipe 2. Dia memiliki riwayat hipertensi dan dia seorang
perokok berat (30 batang per hari). Perawatan yang dapat diberikan epada Tn. J
berdasarkan model keperawatan Orem adalah:

1.                  Air (educative/supportif). Perawat harus mampu memberikan informasi tentang


hubungan hipertensi dengan merokok.

2.                  Water (educative/supportif). Perawat harus mampu meykinkan adanya hydration-


risk yang cukup dari polydipsia yang memicu hyperglycaemia (kadar gula yang tinggi
dalam darah)

3.                  Food (partial compensatory). Perawat memberikan diet yan cocok untuk hipertensi
dan diabetes, serta mengontrol gula darah setelah makan.

4.                  Elimination (educative/supporif). Klien membutuhkan monitoring.

5.                  Activity and Rest (adecative/ suportif). Perawat menginformasikan pada pasien
tentang kegiatan yang cocok untuk pasien diabetes.

6.                  Solitude and Social Interaction (partial compensatory). Interaksi social dengan
perawat dapat memberikan perubahan interaksi dan tigkah sosial.

7.                  Hazard Prevention (partial compensatory). Perawat memberikan pendidikan pada


pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan diambil oleh pasien.

8.                  Promote Normality (partial compensatory). Perawat diharapkan dapat membantu


pasien untuk mengembalikan pola hidup pasien, sehingga menjadi normal kembali.
Kesimpulan

      Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk praktik
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan teori lain
tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan. penggunaan teori
keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih
berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa depan
haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri tentang disiplin ilmunya.
keperawatan yang merupakan bagian dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha
menampilkan sebuah cabang ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang
lainya.

      Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba


memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap
klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa
proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi
kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan
seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di
pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar
manusia akan terap porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien.
selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu kekempuan
seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak bersipat
dependen, artinya  kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh dei klien
terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam
memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai kebutuhan yang
harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini yang akana menjadi
permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini maka yang diperluakan adalah
nursing agency,maksudnya disaat self care agency tidak mampu memenuhi
kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus
mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care agency
nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan kebutuhanya, tapi melalui
optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.

Você também pode gostar