Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
0
PENDAHULUAN
Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu defek lahir pada bayi yang paling
umum terjadi, karena adanya gangguan pada proses perkembangan normal
struktur embrional janin. Penyakit jantung bawaan adalah suatu abnormalitas
struktur dan fungsi sirkulasi jantung yang muncul pada saat lahir, walaupun
penyakit ini sering baru ditemukan dikemudian hari. Penyakit jantung bawaan
terjadi.
1
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa
sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir
kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap; jadi kelainan
pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan. Penyebab PJB seringkali tidak
bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai
penyebab. Faktor-faktor ini adalah: infeksi virus pada ibu hamil (misalnya
campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-jamuan, alkohol.
2
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : By. J
Tanggal Lahir : 2 Januari 2017
Tanggal Masuk : 20 Januari 2017
Jenis Kelamin : Perempuan
ANAMNESIS
Bayi perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 1 minggu,
sianosis (+), muntah (+) sejak 1 minggu, retraksi dinding dada (-), Pernapasan
cuping hidung (-), Anus (+), palatum (+).
I. Riwayat Kelahiran :
Bayi perempuan lahir melalu Spontan di tolong bidan di puskesmas
bayi lahir langsung menangis, air ketuban warna hijau, sianosis (-), merintih
(-), retraksi dada (-), anus (+), palatum (+). Bayi aterm.
II. Riwayat Maternal :
Riwayat kehamilan ibu G5 P5 A0, usia ibu sewaktu mengandung
berumur 32 tahun. Riwayat penyakit yang diderita ibu (-) selama kehamilan,
riwayat penyakit diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat konsumsi obat-
obatan saat hamil (-), riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke
bidan.
PEMERIKSAAN TANDA VITAL :
- Denyut Jantung : 170 x/menit
- Respirasi : 86 x/menit
- Suhu : 36,6 C
- Capillary Refill Time : < 2 detik
PEMERIKSAAN FISIK :
Berat Badan Lahir : 3200 gr
3
Panjang Badan Lahir : 49 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Dada : 38 cm
Lingkar Perut : 35 cm
Lingkar Lengan : 14 cm
4
Sistem Gastrointestinal : - Kelainan dinding abdomen (-)
- Muntah (-)
- Diare (-)
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
Sistem Genital : - Anus imperforata (-)
- (+)
Pemeriksaan lain : - Ekstremitas : Akral hangat, lengkap
- Turgor : Baik
- Trauma Lahir :-
- Kelainan Kongenital : -
RESUME :
Bayi baru masuk umur 15 menit di ruangan perinatal RSUD Undata lahir
dengan SC atas indikasi kala II persalinan lama. Saat lahir bayi tidak menangis,
tidak tampak sianosis , tidak tampak merintih, tidak ada retraksi dada. Warna air
ketuban tampak kehijauan, info dari bidan dikatakan bahwa apgar score yang
didapatkan 6/8.
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 134 x/menit, respirasi 52 x/menit,
suhu 37,4C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Tampak caput suksadenum (+),
Berat badan lahir 3550 gram. Score down 0 (Tidak ada gawat napas), Ballards
score 42 dengan estimasi minggu kehamilan : 40-42 minggu, estimasi berdasarkan
kurva lubscenco : Sesuai masa kehamilan.
TERAPI :
Injeksi K1 1 mg IM
Gentamicin ED
Injeksi HBO 0,5 cc IM
Asi Ondeman
5
WBC 35,44 x 103/uL 5 - 10/uL
RBC 4,03 x 106/uL 3,6 6,5 x 106/uL
HGB 15,4 g/dL 12 18 g/dL
HCT 44,8 % 35 52 %
PLT 203 x 103/uL 150 450 x 103/uL
GDS 71 69,8 104,9 mg/dL
FOLLOW UP
Tanggal 12-01-2017
Subject Aktivitas bayi tampak aktif
Plan Injeksi
Ceftriaxone 75 mg/12 jam
ASI/PASI
DISKUSI
Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik
agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari
6
tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.[1]
PENILAIAN
Sebelum bayi lahir:
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
7
Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi
temperatur tubuh sehingga apabila penanganan pencegahan kehilangan panas
tubuh dan lingkungan sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat
mengalami hipotermia yang dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau
mengalami gangguan fatal. [4]
a. Evaporasi (penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi)
d. Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi)
Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat. Perawatan rutin untuk tali
pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat
8
tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari
dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok
di bawah umbilikus.[5]
a. Tujuan
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mempercepat proses pengeringan tali pusat
- Mempercepat terlepasnya tali pusat
b. Prosedur
Tali pusat bayi umumnya berwarna kebiruan dan panjangnya 2,5 cm
sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem tali pusat akan dipasang untuk
menghentikan perdarahan. Klem tali pusat dibuka jika tali pusat sudah
kering. Sebelum tali pusat lepas jangan memandikan bayi dengan
merendamnya dan jangan membasuh tali pusat dengan lap basah.
Sebelum melakukan perawatan pada tali pusat harus mencuci tangan
bersih-bersih. Membersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya
dilakukan dengan hati-hati jika tali pusat masih berwarna merah. Tujuan
perawatan tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan
atau infeksi secara dini. Setiap hari harus melakukan pemeriksaan untuk
menemukan tanda-tanda infeksi.[5]
Pemantauan Bayi
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang
9
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.[4]
Inisiasi Menyusui Dini
Asi mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara.
Manfaat ASI untuk bayi adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang
lengkap dan sesuai untuk bayi, mengandung zat protektif, mempunyai efek
psikologis, menyebabkan pertumbuhan yang baik dan mengurangi kejadian
karies dentis dan maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah
terjadinya perdarahan pasca salin dan menurunkan kejadian karsinoma
mammae, dapat menjarangkan kehamilan serta merasa bangga dan
dibutuhkan orang lain. Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspek ekonomi,
psikologi dan kemudahan/praktis. Sedangkan bagi negara dengan pemberian
ASI, angka kesakitan dan kematian bayi dapat menurun, mengurangi subsidi
rumah sakit, mengurangi devisa dan meningkatkan kualitas generasi
penerus.[4]
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6
bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan apapun.
Di atas usia enam bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur dua tahun.[4]
Pemberian Amtibiotika pada Mata
10
Gonoblenorrhea [6]
11
1.Semua BBL hrs dpt Vit K1Dosis 1mg
2.Regimen Vit K yg digunakan Vit K1 (phytomenadion)
3.Cara : pemberian Vit K1 dengan spuit steril 1 cc I.M.pada paha kiri
anterolateral, dalam 1 jam I kala IV( ditunda setelah inisiasi menyusu dini)
4.Bila akan diberi imunisasi, maka HepB1 diberikan 2 jam kemudian di paha
kanan
5.Pada bayi rujukan tetap diberi Vit K1
6.Pada bayi tidak ditolong nakes tetap diberi Vit K1
Pada kasus ini, didapatkan keadaan umum dari bayi dalam kondisi umum
baik, akan tetapi hasil laboratorium leukosit menunjukkan nilai lebih dari batas
normal. Penatalaksanaan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dalam kasus ini
sudah sesuai dengan teori yang ada pasien sudah kehangatan agar bayi tetap
hangat, isap lendir dari mulut, Keringkan, Pemantauan tanda bahaya, Klem,
potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun. Kira-kira 2 menit setelah
lahir. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral, beri
salep mata antibiotika pada kedua mata, Pemeriksaan, Beri imunisasi Hepatitis B
0,5 ml intramuskular di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1. [6]
DAFTAR PUSTAKA
12
2. Lissauer T., Fanaroff A. 2009. At A Glance Neonatologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
3. Rudolph A., Hoffman J., Rudolph C. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph vol. 1.
Jakarta: Penerbit EGC.
4. M sholeh, Ari., Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta : IDAI. 2014.
5. Anderson JM, Phillip AG. Management of the umbilical cord: Care
regiments, colonization, infection and separation. Neoreviews 2004;5:155-61.
6. Sudarti, Khoirunnisa. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Nuha Medika.
Jogyakarta. 2010
13