Você está na página 1de 14

REFLEKSI KASUS Januari 2017

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


SIANOTIK

Nama :Anginna Putri Mangiri


No. Stambuk :N 111 16 011
Pembimbing :dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2017

0
PENDAHULUAN

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada


struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi
akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase
awal perkembangan janin. Ada 2 golongan besar PJB, yaitu non sianotik (tidak
biru) dan sianotik (biru) yang masing-masing memberikan gejala dan memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda.
Penyakit Jantung Bawaan merupakan jenis penyakit yang cukup banyak
diderita. Menurut hasil penelitian, 10 dari 1000 bayi yang dilahirkan kemungkinan
memiliki penyakit jantung bawaan. Adapun jenis kelainan pada penyakit jantung
bawaan sangat bervariasi, ada yang hanya menyebabkan gangguan ringan pada
fungsi jantung tetapi ada juga kelainan yang cukup fatal hingga mengganggu
fungsi kerja jantung dalam mendistribusikan darah ke seluruh tubuh.
Pada umumnya kelainan Jantung bawaan dapat dideteksi sejak lahir,
namun tak jarang gejalanya baru muncul setelah bayi berumur beberapa minggu
atau beberapa bulan. Gejala umum dari penyakit jantung bawaan adalah sesak
nafas dan bibir terlihat kebiru-biruan.
Kelainan yang termasuk dalam penyakit Jantung bawaan banyak sekali jenis nya,
mencakup gangguan pada bilik dan atau serambi jantung serta gangguan pada
pembuluh darah jantung. Apapun jenis kelainan pada penyakit jantung bawaan,
semuanya mengakibatkan ketidaklancaran sirkulasi darah, karena Jantung sebagai
salah satu organ vital dalam tubuh memiliki tugas memompa dan mengalirkan
darah keseluruh bagian tubuh

Penyakit jantung bawaan merupakan salah satu defek lahir pada bayi yang paling
umum terjadi, karena adanya gangguan pada proses perkembangan normal
struktur embrional janin. Penyakit jantung bawaan adalah suatu abnormalitas
struktur dan fungsi sirkulasi jantung yang muncul pada saat lahir, walaupun
penyakit ini sering baru ditemukan dikemudian hari. Penyakit jantung bawaan
terjadi.

1
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa
sejak lahir, karena sudah terjadi ketika bayi masih dalam kandungan. Pada akhir
kehamilan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap; jadi kelainan
pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan. Penyebab PJB seringkali tidak
bisa diterangkan, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai
penyebab. Faktor-faktor ini adalah: infeksi virus pada ibu hamil (misalnya
campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-jamuan, alkohol.

Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan kongenital pada


struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang sudah didapatkan dari lahir
yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur
jantung pada fase awal perkembangan janin. Penyakit jantung bawaan ini paling
sering di temukan pada anak

2
KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama : By. J
Tanggal Lahir : 2 Januari 2017
Tanggal Masuk : 20 Januari 2017
Jenis Kelamin : Perempuan

ANAMNESIS
Bayi perempuan masuk rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 1 minggu,
sianosis (+), muntah (+) sejak 1 minggu, retraksi dinding dada (-), Pernapasan
cuping hidung (-), Anus (+), palatum (+).
I. Riwayat Kelahiran :
Bayi perempuan lahir melalu Spontan di tolong bidan di puskesmas
bayi lahir langsung menangis, air ketuban warna hijau, sianosis (-), merintih
(-), retraksi dada (-), anus (+), palatum (+). Bayi aterm.
II. Riwayat Maternal :
Riwayat kehamilan ibu G5 P5 A0, usia ibu sewaktu mengandung
berumur 32 tahun. Riwayat penyakit yang diderita ibu (-) selama kehamilan,
riwayat penyakit diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat konsumsi obat-
obatan saat hamil (-), riwayat pemeriksaan antenatal (+) sering diperiksa ke
bidan.
PEMERIKSAAN TANDA VITAL :
- Denyut Jantung : 170 x/menit
- Respirasi : 86 x/menit
- Suhu : 36,6 C
- Capillary Refill Time : < 2 detik

PEMERIKSAAN FISIK :
Berat Badan Lahir : 3200 gr

3
Panjang Badan Lahir : 49 cm
Lingkar Kepala : 35 cm
Lingkar Dada : 38 cm
Lingkar Perut : 35 cm
Lingkar Lengan : 14 cm

Sistem Neurologis : - Aktivitas bayi : aktif


- Kesadaran : kompos mentis
- Fontanella : datar
- Sutura : belum menyatu
- Refleks terhadap cahaya : (+/+)
- Kejang : (-)

Sistem Respirasi : - Sianosis (+)


- Retraksi (-)
- Nafas cuping hidung (-)
- Merintih (-)
- Apneu (-)
- Bunyi nafas : bronchovesikuler
- Bunyi nafas tambahan (-)

Downs Score : - Frekuensi nafas : 2


- Retraksi : 0
- Sianosis : 2
- Udara Masuk : 0
- Merintih : 0
Total : 0
Kesimpulan : gangguan napas sedang

Sistem Kardiovaskuler : - Bunyi jantung : S1-S2 regular murni


- Bising jantung (+)
Sistem Hematologi : - Pucat (-)
- Ikterus (-)

4
Sistem Gastrointestinal : - Kelainan dinding abdomen (-)
- Muntah (-)
- Diare (-)
- Umbilikus : bernanah (-), iritasi (-), edema (-)
Sistem Genital : - Anus imperforata (-)
- (+)
Pemeriksaan lain : - Ekstremitas : Akral hangat, lengkap
- Turgor : Baik
- Trauma Lahir :-
- Kelainan Kongenital : -

RESUME :
Bayi baru masuk umur 15 menit di ruangan perinatal RSUD Undata lahir
dengan SC atas indikasi kala II persalinan lama. Saat lahir bayi tidak menangis,
tidak tampak sianosis , tidak tampak merintih, tidak ada retraksi dada. Warna air
ketuban tampak kehijauan, info dari bidan dikatakan bahwa apgar score yang
didapatkan 6/8.
Pada pemeriksaan fisik denyut jantung 134 x/menit, respirasi 52 x/menit,
suhu 37,4C, Capillary Refill Time : < 2 detik. Tampak caput suksadenum (+),
Berat badan lahir 3550 gram. Score down 0 (Tidak ada gawat napas), Ballards
score 42 dengan estimasi minggu kehamilan : 40-42 minggu, estimasi berdasarkan
kurva lubscenco : Sesuai masa kehamilan.

DIAGNOSIS : Bayi aterm (SMK) + Caput suksadenum

TERAPI :
Injeksi K1 1 mg IM
Gentamicin ED
Injeksi HBO 0,5 cc IM
Asi Ondeman

ANJURAN PEMERIKSAAN : - Pemeriksaan darah Rutin

5
WBC 35,44 x 103/uL 5 - 10/uL
RBC 4,03 x 106/uL 3,6 6,5 x 106/uL
HGB 15,4 g/dL 12 18 g/dL
HCT 44,8 % 35 52 %
PLT 203 x 103/uL 150 450 x 103/uL
GDS 71 69,8 104,9 mg/dL

FOLLOW UP

Tanggal 12-01-2017
Subject Aktivitas bayi tampak aktif

Object DJ: 122 x/menit T: 37,1 C


R: 56 x/m CRT: < 2 detik
Berat badan: 3550 gram
- Sistem neurologis: aktivitas aktif, refleks (+) kurang, tonus otot normal,
kejang (-).
- Status kardiovaskular: BJ S1 dan S2 murni reguler, HR: 122 x/m, CRT < 2
detik.
- Status respiratorius: RR: 56 x/m, sianosis (-), retraksi dada (-), Down score:
1.
- Status hematologis: anemia (-), ikterik (-).
- Status gastrointestinal: peristaltik usus (+), Anus (+)

Assesment Bayi aterm (SMK) + Caput Susadenum

Plan Injeksi
Ceftriaxone 75 mg/12 jam
ASI/PASI

DISKUSI

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 28 hari. Kehidupan pada
masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik
agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari

6
tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.[1]

MANAJEMEN BAYI BARU LAHIR NORMAL [4]

PENILAIAN
Sebelum bayi lahir:
1. Apakah kehamilan cukup bulan ?
2. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

Segera setelah bayi lahir:


3. Apakh bayi menangis atau bernapas ?
4. Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif ?

Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Jaga bayi tetap hangat


2. Isap lendir dari mulut dan hidung (jika perlu)
3. Keringkan
4. Pemantauan tanda bahaya
5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun. Kira-
kira 2 menit setelah lahir.
6. Lakukan inisiasi menyusu dini
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri
anterolateral setelah inisiasi menyusu dini
8. Beri salep mata antibiotika pada kedua mata
9. Pemeriksaan
10. Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskular di paha kanan
anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1

Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk


membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi.[4]
Mekanisme Kehilangan Panas Tubuh

7
Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk melakukan regulasi
temperatur tubuh sehingga apabila penanganan pencegahan kehilangan panas
tubuh dan lingkungan sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi tersebut dapat
mengalami hipotermia yang dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau
mengalami gangguan fatal. [4]
a. Evaporasi (penguapan cairan pada permukaan tubuh bayi)

b. Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dengan permukaan yang temperaturnya


lebih rendah)

c. Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan bertemperatur


dingin)

d. Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda yang lebih dingin di dekat
tubuh bayi)

Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau
mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat. Perawatan rutin untuk tali
pusat adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat

8
tetap kering dan terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari
dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok
di bawah umbilikus.[5]
a. Tujuan
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mempercepat proses pengeringan tali pusat
- Mempercepat terlepasnya tali pusat
b. Prosedur
Tali pusat bayi umumnya berwarna kebiruan dan panjangnya 2,5 cm
sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem tali pusat akan dipasang untuk
menghentikan perdarahan. Klem tali pusat dibuka jika tali pusat sudah
kering. Sebelum tali pusat lepas jangan memandikan bayi dengan
merendamnya dan jangan membasuh tali pusat dengan lap basah.
Sebelum melakukan perawatan pada tali pusat harus mencuci tangan
bersih-bersih. Membersihkan sisa tali pusat terutama pangkalnya
dilakukan dengan hati-hati jika tali pusat masih berwarna merah. Tujuan
perawatan tali pusat adalah mencegah dan mengidentifikasi perdarahan
atau infeksi secara dini. Setiap hari harus melakukan pemeriksaan untuk
menemukan tanda-tanda infeksi.[5]

Pemantauan Bayi

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi
normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang

9
memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut
petugas kesehatan.[4]
Inisiasi Menyusui Dini

Asi mempunyai banyak manfaat untuk bayi, ibu, keluarga dan negara.
Manfaat ASI untuk bayi adalah sebagai sumber zat gizi (makanan) yang
lengkap dan sesuai untuk bayi, mengandung zat protektif, mempunyai efek
psikologis, menyebabkan pertumbuhan yang baik dan mengurangi kejadian
karies dentis dan maloklusi. Bagi ibu pemberian ASI dapat mencegah
terjadinya perdarahan pasca salin dan menurunkan kejadian karsinoma
mammae, dapat menjarangkan kehamilan serta merasa bangga dan
dibutuhkan orang lain. Bagi keluarga ASI bermanfaat dari aspek ekonomi,
psikologi dan kemudahan/praktis. Sedangkan bagi negara dengan pemberian
ASI, angka kesakitan dan kematian bayi dapat menurun, mengurangi subsidi
rumah sakit, mengurangi devisa dan meningkatkan kualitas generasi
penerus.[4]
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak lahir sampai sekitar 6
bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapat tambahan cairan apapun.
Di atas usia enam bulan, bayi memerlukan makanan tambahan tetapi
pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai ia berumur dua tahun.[4]
Pemberian Amtibiotika pada Mata

Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi


mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis (tetrasiklin 1%,
oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian salep atau tetes mata harus
tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif
jika diberikan lebih dari 1 jam setelah kelahiran.[6]
- Gunakan salep tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5%
- Berikan dalam 1 jam pertama kelahiran
- Setelah pemberian tetes mata profilaksis, kembalikan bayi pada ibunya
untuk disusukan dan bergabung kembali.

10
Gonoblenorrhea [6]

Pemeriksaan Fisis Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan bayi baru lahir (BBL) memerlukan kesabaran, keluwesan
dan ketelitian. Bila bayi tenang sebelum diperiksa maka harus diperiksa
dahulu adalah auskultasi bunyi jantung dan paru palpasi abdomen. Sesudah
itu baru dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya. Sebelum melalukan
pemeriksaan pada BBL perlu diketahui riwayat kekuarga, riwayat kehamilan
sekarang dan riwayat persalinan.[4]
Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah
lampu yang terang yang berfungsi juga sebagai pemanas untuk mencegah
kehilangan panas. Pemeriksaan pertama BBL harus dilakukan di kamar
bersalin. Pemeriksaan kedua harus dilakukan kembali dalam waktu 24 jam,
yaitu sesudah bayi berada di tempat perawatan.[4]
Profilaksis Perdarahan BBL
Semua BBL diinjeksi vitamin K1 intramuskuler pada paha kiri sesegera
mungkin dosis 1mg untuk semua bayi baru lahir, tanpa memandang umur
kehamilan, dan berat badan. Vitamik K1 menjadi kebijakan Nasional dengan
Surat Keputusan Menteri Kesehatan. Vitamin K1 diberikan pada semua Bayi
Baru Lahir tanpamemandangUmur kehamilandan Berat Badan. Pemberian
hanya secara intramuskular, dengan dosis 1 mguntuksemua Bayi. Dibuat
Kemasan Baru 2 mg dalam satu ml (Neo-K). Memanfaatkan kemasan lama
yang masih ada 10 mg tiap ml. Pelaksanaan pemberian vitamin K1 Injeksi. [1]
Cara Pemberian

11
1.Semua BBL hrs dpt Vit K1Dosis 1mg
2.Regimen Vit K yg digunakan Vit K1 (phytomenadion)
3.Cara : pemberian Vit K1 dengan spuit steril 1 cc I.M.pada paha kiri
anterolateral, dalam 1 jam I kala IV( ditunda setelah inisiasi menyusu dini)
4.Bila akan diberi imunisasi, maka HepB1 diberikan 2 jam kemudian di paha
kanan
5.Pada bayi rujukan tetap diberi Vit K1
6.Pada bayi tidak ditolong nakes tetap diberi Vit K1
Pada kasus ini, didapatkan keadaan umum dari bayi dalam kondisi umum
baik, akan tetapi hasil laboratorium leukosit menunjukkan nilai lebih dari batas
normal. Penatalaksanaan yang telah diberikan pada bayi baru lahir dalam kasus ini
sudah sesuai dengan teori yang ada pasien sudah kehangatan agar bayi tetap
hangat, isap lendir dari mulut, Keringkan, Pemantauan tanda bahaya, Klem,
potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun. Kira-kira 2 menit setelah
lahir. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri anterolateral, beri
salep mata antibiotika pada kedua mata, Pemeriksaan, Beri imunisasi Hepatitis B
0,5 ml intramuskular di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1. [6]

Pemberian Imunisasi Hepatitis (HB0)


Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah
penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B
melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati.[6]

DAFTAR PUSTAKA

1. Kosim M. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Penerbit Sagung Seto.

12
2. Lissauer T., Fanaroff A. 2009. At A Glance Neonatologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
3. Rudolph A., Hoffman J., Rudolph C. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph vol. 1.
Jakarta: Penerbit EGC.
4. M sholeh, Ari., Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta : IDAI. 2014.
5. Anderson JM, Phillip AG. Management of the umbilical cord: Care
regiments, colonization, infection and separation. Neoreviews 2004;5:155-61.
6. Sudarti, Khoirunnisa. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Nuha Medika.
Jogyakarta. 2010

13

Você também pode gostar