NPM : 200110140224 Ekonomi Pembangunan Kewajiban pemerintah yg berkaitan dg PENINGKATAN POPULASI SAPI POTONG di Indonesia berdasarkan UU no 18 tahun 2009
Pemerintah sebagai pusat pengatur segala hal berkaitan dengan
kenegaraan, bertugas untuk menciptakan Negara yang nyaman bagi seluruh warna Negara yang menempatinya. Salah satu tugas pemerintah adalah membuat kebijakan-kebijakan menyangkut sumber pangan di Indonesia yang berasal dari hewani. Berdasarkan kebijakan-kebijakan yang dibuat tersebut berikut beberapa kebijakan kewajiban pemerintah menyangkut peningkatan populasi sapi potong di Indonesia.
Berdasarkan pasal 13 ayat 2 yaitu pemerintah berkewajiban untuk
melakukan pengembangan usaha pembenihan dan/atau pembibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk menjamin ketersediaan benih, bibit, dan/atau bakalan. Pada ayat ini dijelaskan bahwa pemerintah wajib melibatkan masyarakat dalam usaha pembibitan, dalam kasus ini adalah peningkatan populasi sapi potong. Masyarakat Indonesia yang jumlah penduduknya tinggi mengakibatkan tingkat penganggurannya pun tinggi. Sedangkan pangan sebagai salah satu penunjang kehidupan manusia dibutuhkan dalam jumlah yang tinggi pula. Sapi potong merupakan salah satu sumber lauk sebagai protein hewani. Oleh karena itu, dilibatkannya masyarakat dalam usaha pembenihan atau pembibitan akan menurunkan tingkat pengangguran karena merupakan peluang pekerjaan serta meningkatkan populasi ternak sapi potong sebagai komoditas sehingga jumlah pangan yang dapat dikonsumsi bertambah.
Berdasarkan pasal 13 ayat 3 yaitu dalam hal usaha pembenihan dan/atau
pembibitan oleh masyarakat belum berkembang, pemerintah membentuk unit pembenihan dan/atau pembibitan. Pada ayat ini pemerintah seharusnya membentuk dan membiayai adanya unit pembibitan seperti breeding center agar jumlah permintaan sapi potong yang diinginkan pasar dapat terpenuhi. Selain itu adanya unit pembibitan ini akan membutuhkan banyak pekerja yang berkualitas dan memiliki keilmuan dalam bidang tersebut seperti sarjana peternakan. Sehingga lulusan para sarjana peternakan memiliki peluang pekerjaan yang lebih luas.
Berdasarkan pasal 14 ayat 2 yaitu pemerintah membina pembentukan
wilayah sumber bibit pada wilayah yang berpotensi menghasilkan suatu rumpun ternak dengan mutu dan keragaman jenis yang tinggi untuk sifat produksi dan/atau reproduksi. Pada ayat ini pemerintah wajib menempatkan unit pembibitan pada wilayah yang memang cocok dan berpotensi tinggi sebagai tempat pembibitan untuk meningkatkan produksi dan reproduksi ternak sapi potong. Contohnya wilayah pedesaan dengan suhu yang cocok dan lingkungan Nama : Nur Asyifa Devi Rizki Utami NPM : 200110140224 Ekonomi Pembangunan ideal tempat hidup sapi potong serta wilayah dengan sumber pakan hijauan melimpah selain itu juga jauh dari kebisingan dan tidak mengganggu masyarakat sekitarnya.
Berdasarkan pasal 18 ayat 3 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah
kabupaten/kota menyediakan dana untuk menjaring ternak ruminansia betina produktif yang dikeluarkan oleh masyarakat dan menampung ternak tersebut pada unit pelaksana teknis di daerah untuk keperluan penangkaran dan penyediaan bibit ternak ruminansia di daerah tersebut. pada ayat ini pemerintah wajib untuk menyediakan dana bagi ternak ruminansia (sapi potong) betina yang produktif untuk penangkaran dan keperluan penyediaan bibit. Biasanya saat hari- hari perayaan seperti idul fitri dan idul adha, jumlah permintaan akan daging sapi meningkat tajam. Oleh karenanya, banyak sapi potong baik yang jantan maupun betina, yang disembelih untuk mencukupi permintaan tersebut. akibatnya sapi betina produktif yang merupakan sumber penyedia bibit tidak ada sehingga terjadinya kelangkaan dan memicu naiknya tingkat harga daging sapi yang meningkat. Oleh karena itu perlu adanya tindakan oleh pemerintah dengan menampung sapi betina produktif agar tidak di potong atau disembelih.
Berdasarkan pasal 19 ayat 2 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah
membina pelaku usaha peternakan untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan pakan yang baik untuk ternaknya. Pada ayat ini pemerintah wajib memberikan pembinaan terhadap peternak sapi potong dalam mencukupi dan memenuhi kebutuhan pakan yang baik agar produksi dan reproduksi dapat terjadi secara maksimal. Pembinaan dalam hal ini seperti contohnya penyuluhan sumber pakan yang baik bagi sapi potong, seminar mengenai pakan tambahan yang dapat meningkatkan produktivitas dan reproduksi dan lain-lain.
Berdasarkan pasal 32 ayat 1 yaitu pemerintah dan pemerintah daerah
mengupayakan agar sebanyak mungkin warga masyarakat menyelenggarakan budidaya ternak. Pada ayat ini pemerintah wajib mengupayakan agar banyak masyarakat yang beternak. Selain untuk meningkatkan populasi sapi potong juga sebagai pendapatan sampingan yang bisa masyarakat dapatkan. Upaya yang dapat dilakukan contohnya dengan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat akan keuntungan yang diperoleh apabila memiliki sebuah peternakan sapi potong, berupa bantuan dari pemerintah dengan memberikan modal kepada masyarakat untuk membuat sebuah peternakan dengan sebuah kesepakan yang saling menguntungkan, dan lain-lain.