Você está na página 1de 11

TUGAS KELOMPOK

ANFIS DAN PATOLOGI (KKPMT I)


“Makalah”

Dosen Pengampu : Dr.Suhatatik.

Judul :
“ANATOMI FISIOLOGI PEMBULUH LIMFE”

OLEH :
(Rika Suhartiningsih) NIM : 161151001
(Rahmadanti Citra Yulanda) NIM : 161151002
(Revianan Eka Maharani) NIM : 161151003
(Tomy Setyo Pratama) NIM : 161154004
(Yusi Fajar Sulfaningsih) NIM : 161154008
(Tiara Chandra Dewi) NIM : 161154018

DIPLOMA III. REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


STIKES WIDYA CIPTA HUSADA
MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan
baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas KKPMT 1(Anfis dan Patologi) dengan
pokok bahasan “Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Limfe”, selain itu dengan adanya makalah
ini diharapkan pengetahuan kita tentang anfis pembuluh limfe dapat bertambah..
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat serta menjadi jembatan bagi
penyusunan makalah selanjutnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat konsruktif sangat
kami harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Malang, 7 Desember 2016

Penyusun Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3. Tujuan Makalah ........................................................................................ 1

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 2

2.1. Sistem Limfatik ........................................................................................ 2

2.2. Anatomi Pembuluh Limfe ........................................................................ 3

2.3. Fisiologi Pembuluh Limfe ........................................................................ 6

BAB 3 PENUTUP ................................................................................................ 7

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Limfa disebut juga getah bening, merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting
dari darah. Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah. Di antaranya dapat
dijelaskan di bawah ini. Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan
karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel
darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang
merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem
imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi. Cairan limfa juga memiliki
kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan
proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Perbedaan
lain juga terlihat pada pembuluh limfa. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh
limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan
bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah
cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfe.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan system limfatik?
2. Anatomi dari pembuluh limfe
3. Fisiologi dari pembuluh limfe

1.3. Tujuan Makalah


Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan tentang :
1. Pengertian system limfatik
2. Anatomi pembuluh limfe
3. Fisiologi pembuluh limfe

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Limfatik


Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan
yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan.
Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran limfatik yang mengalirkan
kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial. Beberapa pengecualian antara
lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian dalam dari saraf perifer,
endomisium otot, dan tulang.
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan
dan protein yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan
cara berdifusi ke dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem
kardiovaskuler. Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa
(lymph) atau getah bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan
interstisial. Sistem limfatik mengalirkan isinya ke dalam sistem sirkulasi di dekat
persambungan vena cava dengan atrium kanan. Pembuluh limfa, seperti vena ,
mempunyai katup yang mencegah aliran balik cairan menuju kapiler. Kontraksi ritmik
(berirama) dinding pembuluh tersebut membantu mengalirkan cairan ke dalam kapiler
limfatik. Seperti vena, pembuluhlimfa juga sangat bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memeras cairan kearah jantung.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat organ yang disebut nodus (simpul) limfa
(lymph node) atau nodus getah bening yang menyaring limfa. Di dalam nodus limfa
terdapat jaringan ikat yang berbentuk seperti sarang lebah denagn ruang-ruang yang
penuh dengan sel darah putih. Sel-sel darah putih tersebut berfungsi untuk menyerang
virus dan bakteri. Organ-organ limfa diantanya kelenjar getah bening (limfonodus),
tonsil, tymus, limpa ( spleen atau lien) , limfonodulus. System limfe terdiri dari
pembuluh limfe, nodus limfatik, organ limfatik, nodul limfatik, sel limfatik. Pembuluh
limfe merupakan muara kapiler limfe, menyerupai vena kecil yang terdiri atas 3 lapis
dan mempunyai katup pada lumen yang mencegah cairan limfe kembali ke jaringan.
Kontraksi otot yang berdekatan juga mencegah limfe keluar dari pembuluh.

2
2.2. Anatomi Pembuluh Limfe
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katub sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangakain merjan. Pembuluh limfe
yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari pada kapiler darah dan terdiri atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat
kecil atu sebagai rongga-rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis
pembuluh limfe khusus disebut lacteal (kilus) dijumpai dalam vili usus kecil.

3
Pembuluh limfe dibedakan menjadi dua macam yaitu pembuluh limfe kanan dan
pembuluh limfe kiri. Pembuluh limfa kanan berfungsi menampung cairan limfe yang
berasal dari daerah kepala, leher bagian kanan, dada kanan, dan lengan kanan.
Pembuluh ini bermuara pada vena yang berada di bawah selangkang kanan. Pembuluh
limfa kiri berfungsi menampung getah bening yang berasal dari daerah kepala, leher
kiri, dada kiri, dan lengan kiri serta tubuh bagian bawah. Pembuluh ini bermuara pada
vena di bawah selangka kiri.

a. Kelenjar limfe atau limfonodi


Limfonodi berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan terdapat di sepanjang
pembuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai di tempat-tempat
terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat di dalam leher, axial,
thorax, abdomen, dan lipat paha.

4
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri dari jaringan fibrous,
jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh
kapsul fibrous. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrous, yaitu
trabekulae, masuk ke dalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat. Ruangan diantaranya
berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel darah putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferen menembus kapsul di pinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya ke dalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda kecil
daripada limfe yang banyak sekali terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya campuran
ini dikumpulkan pembuluh limfe eferen yang mengeluarkannya melalui hilum. Arteri
dan vena juga masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.

b. Saluran limfe
Terdapat dua batang saluran limfe utama, ductus thoracicus dan batang saluran
kanan. Ductus thoracicus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisterna khili di
depan vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan thorax
menyimpang ke sebelah kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena
besar di sebelah bawah kiri leher dan menuangkan isinya ke dalam vena-vena itu.
Ductus thoracicus mengumpulkan limfe dari semua bagian tubuh, kecuali dari bagian
yang menyalurkan limfenya ke ductus limfe kanan (batang saluran kanan).
Ductus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe
dari sebelah kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan
menuangkan isinya ke dalam vena yang berada di sebelah bawah kanan leher. Sewaktu
suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada
pembengkakan kelenjar yang sakit atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari
kaki terkena infeksi.

5
2.3. Fisiologi Pembuluh Limfe
a. Susunan
Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan kadar protein yang lebih kecil.
Kelenjar-kelenjar limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga jumlah sel itu
sangat besar di dalam saluran limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain. Limfe dalam
salurannya digerakkan oleh kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa saluran
limfe yang gerakannya besar itu dibantu oleh katup.

b. Fungsi Pembuluh Limfe


1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
3. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.
4. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal.
5. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk
menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian lain tubuh.
6. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem saluran limfe berhubungan erat dengan sistem sirkulasi darah. Darah
meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena. Sebagian cairan
yang meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe, yang merembes
dalam ruang-ruang jaringan. Hampir seluruh jaringan tubuh mempunyai saluran
limfatik yang mengalirkan kelebihan cairan secara langsung dari ruang interstisial.
Beberapa pengecualian antara lain bagian permukaan kulit, sistem saraf pusat, bagian
dalam dari saraf perifer, endomisium otot, dan tulang.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak
katup sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian petasan. Pembuluh limfe
yang terkecil atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat
kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ. Sejenis
pembuluh limfe khusus, disebut lacteal (khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.
Fungsi Pembuluh Limfe Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke
dalam sirkulasi darah. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah.
Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran
limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. Kelenjar limfe menyaring dan
menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari
tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. Apabila ada infeksi, kelenjar
limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan
infeksi.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. Pearce, Evelyn C. 2013. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.
2. Pearce, 2000, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta, PT.Gramedia

Você também pode gostar