Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rohayu
(2311415051)
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Pemaparan ini ditulis sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra penting dan
bersejarah abad ke-19 di Perancis yaitu “Du Contrat Social, 1762” (Kontrak Sosial,
1986) karya Jean Jacques Rousseau. Dalam karya sastra ini, kita dapat mengamati,
menelusuri dan mengkaji lebih lanjut serta lebih dalam melalui berbagai pendekatan yang
sesuai dengan karya sastra beraliran filsafat ini, diantaranya: pendekatan parafrastis,
emotif, analitis, historis, sosiopsikologis dan didaktis. Novel ini menarik untuk dikaji
karena membahas tentang hakikat manusia mulai dari paling dasar yaitu sejak lahir
sampai dengan keterikatan individu dalam dunia sosial, politik, agama dan sedikit
menyinggung tentang budaya Perancis. Manusia terlahir sebagai individu yang bebas,
namun seiring perkembangan zaman dan peradaban, mereka penuh dengan segala
tuntutan dan mengharuskannya melepaskan hak-hak dasar yang telah melekat dalam
dirinya sejak lahir demi memenuhi kebutuhan hidup itu sendiri dalam hal ini termasuk
juga kebebasan, dan Kontrak Sosial serupa hukum alam yang mengikat.
1
Appréciation Littéraire
berbeda dari hasil ciptaan karya sastra itu murni), sosiopsikologis (latar belakang
sendiri. Karya sastra tersebut kehidupan sosial budaya, kehidupan
mengembangkan aksen liris dalam masyarakat, maupun tanggapan
deskripsi lanskap, adegan panjang, padat kejiwaan atau sikap penagarang terhadap
dan konkrit. Pada umumnya, setiap lingkungan kehidupannya maupun
novel memiliki dialog dalam cerita zamannya pada saat cipta sastra itu
maupun narasinya. Namun tidak dengan diciptakan), didaktis (pendekatan
novel “Du Contrat Social, 1762” ini. dengan berusaha menemukan dan
Karya sastra ini adalah sebuah buku atau memahami gagasan, tanggapan evaluatif
novel beraliran filsafat yang di dalamnya maupun sikap pengarang terhadap
terkandung unsur-unsur filosofis, politik, kehidupan). Seperti yang terdapat dalam
hukum dan hak-hak manusia serta lain- novel “Du Contrat Social, 1762”
lain yang dipaparkan dengan begitu (Kontrak Sosial, 1986) karya Jean
terinci dan nyata berdasarkan kisah Jacques Rousseau, disitu kita akan
hidup sang penulis itu sendiri yaitu J.J. mendapati ada banyak pendekatan dan
Rousseau. sudut pandang yang dapat dikaji.
Dalam pengapresiasian karya sastra, Kontrak sosial (Social Contract)
kita dapat menikmati novel melalui disebut sebagai kitab injil ilmu politik
berbagai pendekatan. Diantaranya: dewasa ini. Melalui kontrak sosial,
pendekatan parafrastis (pendekatan secara sadar atau tidak ia mampu
dengan mencari padanannya dimana merumuskan permasalahan sosial yang
gagasan sama namun penyampaian terjadi di masyarakat Prancis maupun
dalam bentuk berbeda namun tidak dunia pada abad itu. Kontrak sosial tidak
mengandung kepaksaan makna) hanya membahas tentang individu dalam
pendekatan emotif (pendekatan suatu masyarakat, tetapi lebih luas lagi
emosional dan perasaan bergejolak yang yaitu antara rakyat, penguasa maupun
mampu membuat pembaca merasakan pemerintah. Penulis yang merupakan
alur sebuah cerita), pendekatan analitis seorang tokoh filsafat asal Jenewa ini
(pengetahuan berkaitan dengan hal-hal begitu terkenal di Perancis bahkan di
dalam karya sastra seperti unsur seluruh dunia. Pemikiran filosofinya
instrinsik dan ekstrinsik), pendekatan memengaruhi revolusi Perancis. Ia
historis (latar belakang pengarang secara ditolak di Paris sebulan setelah buku
2
Appréciation Littéraire
3
Appréciation Littéraire
4
Appréciation Littéraire
5
Appréciation Littéraire
qu'il le secoue, il fait encore mieux” Bien loin qu'un roi fournisse à ses
6
Appréciation Littéraire
“Un peuple, dit Grotius, peut se “Si donc on écarte du pacte social ce
donner à un roi. Selon Grotius, un qui n'est pas de son essence, on trou-
peuple est donc un peuple avant de se vera qu'il se réduit aux termes
donner à un roi. Ce don même est un suivants : « Chacun de nous met en
acte civil ; il suppose une délibération commun sa personne et toute sa
publique. Avant donc que d'examiner puissance sous la suprême direction
l'acte par lequel un peuple élit un roi, de la volonté gé- nérale ; et nous
il serait bon d'examiner l'acte par recevons en corps chaque membre
lequel un peuple est un peuple ; car
7
Appréciation Littéraire
8
Appréciation Littéraire
Kutipan dalam Buku 2 (Bab 5 Hak untuk gouvernement, on fait une question
Hidup dan Mati): insoluble comme indéterminée ; ou,
si l'on veut, elle a autant de bonnes
“Tout homme a droit de risquer sa
solutions qu'il y a de combinaisons
propre vie pour la conserver. A-t-on
possibles dans les posi- tions
ja- mais dit que celui qui se jette
absolues et relatives des peuples. ”
par une fenêtre pour échapper à
(page : 70)
un incendie soit coupable de
suicide ? a-t-on même jamais “Pertanyaan, “Pemerintah yang
imputé ce crime à celui qui périt bagaimanakah sebenarnya yang
dans une tempête dont en paling baik?“ merupakan masalah
s'embarquant il n'ignorait pas le yang sama tidak terpecahkan
danger ?” (page : 31) dengan yang tidak dapat ditentukan;
atau bila anda menghendaki, ada
“Setiap orang berhak mengambil
sebanyak jawaban dengan
resiko dalam hidupnya demi
banyaknya kemungkinan kombinasi
mempertahankan hidupnya sendiri.
dari keadaan bangsa yang mutlak
Pernahkah ada orang yang
dan relatif.” (hal: 73)
mengatakan bahwa ia bermaksud
bunuh diri dengan melompat dari
b. Pendekatan emotif
suatu jendaela karena hanya untuk
Pendekatan yang berkaitan dengan
menghindari kobaran api? Apakah
sebuah emosional atau perasaan
seseorang dapat dipersalahkan telah
bergejolak (fluktuatif) yang mampu
melakukan khjahatan ketika ia tewas
membuat pembaca merasakan alur
di laut yang sedang membadai
sebuah cerita. Penikmatan membaca itu
karena sebelum ia berangkat
juga dapat berhubungan dengan
berlayar telah mengetahui adanya
menyampaikan cerita, peristiwa,
bahanya itu?” (hal:29)
maupun gagasan tertentu yang menarik
sehingga mampu memberikan semacam
Kutipan dalam Buku 3 (Bab 9 Tanda
hasrat lebih dan kesenangan kepada
Pemerintah yang Baik):
pembaca dalam memahami gagasan
“Quand donc on demande seperti pada kutipan dalam Buku 1 (Bab
absolument quel est le meilleur 4 Perbudakan):
9
Appréciation Littéraire
10
Appréciation Littéraire
11
Appréciation Littéraire
12
Appréciation Littéraire
13
Appréciation Littéraire
“La guerre n'est donc point une Kutipan dalam Buku 4 (Bab 4
relation d'homme à homme, mais une Perwakilan Rakyat Romawi):
relation d’État à État, dans laquelle
les particuliers ne sont ennemis
14
Appréciation Littéraire
15
Appréciation Littéraire
“La plus ancienne de toutes les tous, étant nés égaux et libres,
sociétés, et la seule naturelle, est n'aliènent leur liberté que pour leur
celle de la famille : encore les utilité. Toute la différence est que,
enfants ne restent-ils liés au père dans la famille, l'amour du père pour
qu’aussi longtemps qu’ils ont besoin ses enfants le paye des soins qu'il
de lui pour se conserver. Sitôt que ce leur rend ; et que, dans l'État, le
besoin cesse, le lien naturel se plaisir de commander supplée à cet
dissout. Les enfants, exempts de amour que le chef n'a pas pour ses
l’obéissance qu’ils devaient au peuples.” (page : 10)
père ; le père, exempt des soins qu'il
“Karena itu, keluarga merupakan
devait aux enfants, rentrent tous
model pertama masyarakat politik :
égale- ment dans l'indépendance.”
penghulu mencerminkan seorang
(page : 9)
ayah dalam keluarga dan sama
“Masyarakat yang paling awal dan bebas, dan demi memperoleh
satu-satunya yang bersifat alami sesuatu yang lebih bermanfaat
adalah keluarga. Anak tetap terikat mereka hanya memisahkan
pada sang ayah selama masih kekebasannya ke dalam dua macam
membutuhkan perlindungannya. masyarakat. Perbedaannya ialah :
Segera setelah tiba waktunya dalam keluarga, rasa puas karena
kebutuhan itu berhenti, berakhirlah kasih sayang pihak ayah yang
ikatan yang bersifat alami itu. Anak menghasilkan kesadaran yang
menjadi bebas dari kewajiban untuk bermanfaat bagi anaknya dan
taat pada ayahnya. Sebaliknya sang sebaliknya si anak pun membalas
ayah pun bebas dari tugas kewajiban budi bagi derita sang ayah selama
terhadap anaknya. Kedudukan memeliharanya. Sedangkan dalam
keduanya sama-sama menjadi negara, kepuasan memerintah telah
bebas.” (hal: 6) menggantikan rasa cinta yang tidak
dimiliki penguasa terhadap
“La famille est donc, si l’on veut, le
rakyatnya.” (hal: 6)
premier modèle des sociétés poli-
tiques : le chef est l'image du père, le “Il est donc douteux, selon Grotius,
peuple est l'image des enfants ; et si le genre humain appartient à une
16
Appréciation Littéraire
17
Appréciation Littéraire
18
Appréciation Littéraire
C. PENUTUP
Kesimpulan
Setelah meletakkan prinsip hak
politik yang sebenarnya dan berusaha
membangun negara atas dasar yang tepat,
ia tinggal menyokongnya dengan
hubungan luar yang memahami hukum
tentang bangsa, perdagangan, hak
perang dan penaklukkan, hak rakyat,
lembaga, gabungan, perundingan
perjanjian dan lain sebagainya. Tetapi,
semua ini membentuk satu pokok
permasalahan baru yang terlalu luas
untuk pandangan saya yang terbatas,
yang saya harus selalu menahannya
dalam satu lingkungan yang lebih sempit.
D. DAFTAR PUSTAKA
Rousseau, Jean Jacques. 1986. Kontrak
Sosial (edisi terjemahan oleh
Sumardjo). Jakarta: Erlangga.
19