Você está na página 1de 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tujuan pembangunan kesehatan Nasional adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Sehat adalah suatu keadan sempurna baik fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari
penyakit dan kecacatan (WHO 1997).
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan dari penilaian ini yaitu :
- Memperoleh gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan gangguan
sistem pernafasan asfiksia neonatorium pada bayi.
- Menambah pengalaman dalam proses pengkajian khususnya dalam asuhan
keperawatan dengan gangguan sistem pernafasan asfiksia neonatorium.
2. Kegunaan
Kegunaan penulisan ini adalah sebagai penugasan dosen keperawatan anak sekaligus dapat
menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa jurusan keparawatan program studi keperawatan
banta-bantaeng.

C. Metode penulisan
Metode penulisan yang digunakan yaitu :
1. Studi kepustakaan yaitu : dengan mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya
dengan isi laporan ini.
2. Studi kasus yaitu : pendekatan yang dilakukan melalui tanya jawab dengan Dosen
pembimbing.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah

Penulis,

Khochak TM

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP MEDIS
1. pengertian
Asfiksia neonatorium adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir (Hutchinson, 1967). Keadaan ini disertai dengan
hipoksia, hiperkapnia, dan berakhir dengan asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk
apabila penanganan bayi tak dilakukan secara sempurna, sehingga tindakan perawatan
dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut
yang mungkin timbul.
2. Etiologi
Penyebab secara umum disebabkan adanya gangguan pertukaran gas atau pengangkutan
O2 dari ibu ke janin, pada masa kehamilan, persalina, atau segera setelah lahir.
Menurut Mein Toweil (1966), penyebab kegagalan pernafasan pada bayi :
a. Faktor Ibu
 Hipoksia ibu
 Usia ibu kurang dari 20 th, atau lebih dari 35 tahun.
 Gravida empat atau lebih
 Gangguan aliran darah uterus, mis :
- Gangguan kontraksi uterus, mis : hipotoni atau tetani uterus akibat penyakit
atau obat.
- Hipotensi mendadak karena perdarahan.
- Hipertensi pada eklamsia.
b. Faktor placenta.
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta. Mis :
plasenta tipis, placenta kecil, plasenta tak menempel. Asfiksia janin akan terjadi bila
tedapat gangguan mendadak pada plasenta mis : solusio plasenta, perdarahan
plasenta.
c. Faktor fetus
Terjadi kompresi umbilikus mis : keadaan tali pusat menumbung, tali pusat melilit
leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, dll.
d. Faktor Neonatus
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal yaitu
 Pemakaian obat anastesia atau analgetik yang berlebihan pada ibu.
 Trauma yang terjadi pada persalinan.
 Kelainan kongenital pada bayi mis : hernia diafragmatika, atresia atau
stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru, dll.
e. Faktor persalinan
 Partus lama
 Partus tindakan
3. Gejala dan tanda (Manifestasi Klinik)
 Pernafasan cuping hidung
 Pernafasan cepat
 Nadi cepat
 Cyanosis
 Nilai apgar kurang dari 6
Skor Apgar

Tanda 0 1 2
Frekwensi Tidak ada Kurang dari 100/mnt Lebih dari 100/mnt
Jantung
Usaha bernafas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas Fleksi Gerakan aktif
Refleks Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/melawan
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerahan
Nilai apgar digunakan untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia yang dialami bayi atau
normal apabila :
 7 – 10 : Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam keadaan normal.
 4 – 6 : Bayi mengalami asfiksia sedang.
 0 – 3 : Bayi mengalami asfiksia berat.

4. patofisiologi
Asfiksia pada bayi bergantung pada masa kehamilan dan persalinan, sehingga keadaan ini
perlu mendapat perhatian, gejala umum terjadinya asfiksia yaitu : menurunnya tekanan
O2 darah (PaO2), dan meningginya tekanan CO2 darah (PaCO2), sehingga terjadi
penurunan pH (akibat asidosis respiratorik dan metabolik)dipakainya sumber glikogen
tubuh untuk metabolisme anaerobik, terjadinya perubahan sistem kardiovaskuler.

5. Penatalaksanaan
 Membersihkan jalan nafas dengan pengisap lendir dan kain kasa steril.
 Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
 Apabila bayi tidak menangis pada saat lahir berikan rangsangan taktil dengan cara
menepuk-nepuk kaki,atau mengelus dada, perut dan punggung, kalau tidak berhasil
lakukan mouth to mouth.
 Pertahankan suhu tubuh bayi, dan bersihan jalan nafas.
 Lakukuan rangsangan untuk menimbulkan pernafasan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
 Biodata
Diagnosa Medik : Asfiksia Neonatorium
Identitas Penanggung
Riwayat keluhan utama : Sesak nafas (sulit bernafas)
 Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan masa lalu
c. Pemeriksaan tingkat perkembangan
 Tanda-tanda vital :
 Test Diagnostik
- PEM : Laboraorium.
- Darah :
- PEM : Foto.
 Thorax foto :
d. Program terapi
Tindakan yang diberikan
 Pemberian infus
 Pemberian posisi semi fowler
 Pemberian oksigen
 Pemasangan NGT.
 Pemberian susu formula
 Pengobatan
B. KLASIFIKASI DATA

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


 Ibu klien mengatakan anaknya  Klien masih sesak nafas
masih sesak safas.  Lendir masih banyak
 Ibu klien mengatakan anaknya tidak  Whezing (+)
pernah dimandikan.  Ronchi basah (+)
 Ibu klien mengatakan selama ia  Hidung sekret (+)
berada dirumah sakit perasaannya tidak  Retraksi intercostalis (+)
enak melihat dan memikirkan penyakit
 Kulit sedikit kotor
anaknya.
 Kuku jari-jari tangan/kaki panjang.
 Ibu klien mengatakan waktu
 Ibu klien masih bertanya-tanya
anaknya baru lahir tidak langsung
tentang penyakit anaknya.
menangis.
 Tanda-tanda vital
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Pola nafas tidak efektif R/T produksi lendir yang meningkat.


 Personal hygiene kurang R/T Takutnya orang tua memandikan anaknya.
 Cemas R/T Kurangnya informasi tentang penyakit anaknya.

D. RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan Intervensi Rasional
Pola nafas efekti 06-05-2002 Pernafasan yang cepat dangkal serta
dengan kriteria : Kaji pernafasan dan bunyi bunyi yang abnormal menandakana
 Sesak berkurang/ nafas abnormal produksi lendir masih banyak.
hilang. 06-05-2002
 Lendir tidak ada
pertahankan keakuratan O2 Ketidakakuratan O2 masuk
Ronchi basah
yang telah diberikan kedalam tubuh menyebabkan
berkurang atau
kurangnya suplai O2 kejaringan sel
hilang
06-05-2002 Air hangat dapat mengencerkan
Anjurkan ibu klien untuk lendir sehingga mudah untuk
Personal hygiene
memberikan air hangat lewat dikeluarkan.
terpenuhi dengan
oral kepada anaknya.
kriteria :
 Klien tidak berbau
Tgl, 06-05-2002 Untuk mengetahui perawatan yang
keringat.
Kaji tingkat personal hygiene. akan diberikan
 Kulit bersih.
 Ibu tidak takut
memandikan 06-05-2002 Untuk merangsang pembuluh darah
anaknya. Mandikan anak dengan air agar tetap lancar dan supaya bayi
hangat. tidak kedinginan.
Orang tua klien tidak
cemas dengan kriteria : Pengertian yang baik membuat ibu
Orang tua tidak tidak takut memandikan anaknya
bertanya-tanya lagi 06-05-2002
tentang penyakit berikan pengertian kepada ibu
anaknya. klien agar tidak takut
memandikan anaknya. Mengetahui tingkat kecemasan
orang tua klien sehingga
06-05-2002 memudahkan dalam memberikan
Kaji tingkat kecemasan orang tindakan yang sesuai.
tua klien
Orang tua klien memahami keadaan
penyakit anaknya sehingga dapat
mengurangi kecemasan dan
partisipasi dalam perawatan.
06-05-2002
Jelasklan tentang penyakit Dengan mendengarkan keluhan ,
dan perawatan anaknya. orang tua klien merasa puas &
merasa diperhatikan

06-05-2002
Dengarkan dengan baik
keluhan orang tua klien.

E. TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI) Dan Evaluasi

Tindakan perawatan
1. Mengkaji pernafasan dan bunyi nafas yang
abnormal yaitu : nafas masih sesak, dan ronchi
basah masih positif.
2. Memperbaiki posisi anak yaitu posisi semi
fowler dan mempertahankan O2.
3. Menganjurkan ibu untuk memberikan air
hangat kepada bayinya.
4. Mengkaji tingkat kecemasan ibu klien
5. Menjelaskan kepada ibu tentang penyakit
dan perawatan anaknya.
6. Mendengarkan dengan baik keluhan orang
tua klien

Você também pode gostar