Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk melihat pengaruh
kebijakan makroprudensial terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
menggunakan beberapa variabel, yaitu variabel dependen yaitu Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) dan variabel independen yaitu instrumen kebijakan
makroprudensial yang telah diimplentasikan di indonesia yang pengaturannya
dilakukan oleh Bank Indonesia yang juga berdampak pada Indeks Harga Saham
Gabungan, yaitu diantaranya :
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
bersumber dari Bank Indonesia mengenai Evaluasi Kebijakan Loan to
Value/Financing to Value untukKredit atau Pembiayaan Properti, Evaluasi
Penyempurnaan Kebijakan Loan to Funding Ratio (LFR) yang dikaitkan dengan
Giro Wajib Minimum (GWM) dan Penyesuaian Jasa Giro dalam Pemenuhan
Kredit UMKM, serta mengenai Penetapan Kembali Countercyclical Buffer, yang
juga akan berdampak terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia.
Sedangkan sampel yang digunakan dalan penelitian ini adalah yaitu Kebijakan
Loan to Value/Financing to Value untuk Kredit atau Pembiayaan Properti,
Kebijakan Loan to Funding Ratio (LFR) yang dikaitkan dengan Giro Wajib
Minimum (GWM) dan Penyesuaian Jasa Giro dalam Pemenuhan Kredit UMKM,
serta mengenai Penetapan Kembali Countercyclical Buffer, diambil 2 sampel yang
diperoleh dari II semester di tahun 2016.
Pada penelitian ini data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diambil
dan dicatat dari berbagai instansi dan lembaga yang berkompeten dalan meneliti
dan mempublikasikan data-data sebagai bahan penelitian. Seluruh data yang
diperlukan dala penelitian ini adala data di tahun 2016 yang dikumpulkan dengan
mengunduh dari situs resminya di internet untuk kemudian diseleksi dan
digunakan sesuai dengan keprluan analisis.
3.4 Metode Analisis Data
Analis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih dapat
diinterprestasikan. Data yang dihimpun dalam metode kuantitatif dengan
menggunakan analisis metode sebagai berikut :
Keterangan
Y = IHSG
a = konstanta
e = standar error
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
Goodness of Fit-nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dengan metode
berikut :
a. Koefisien Determinasi
Kd (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variable dependen. Nilai Kd adalah antara 0 dan 1.
Nilai R yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independent
dalam menerangkan variable dependen sangat terbatas. Nilai yang
mendekati 1 berarti variable independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable
independent.
Kelemahan Kd adalah bias terhadap jumlah variable independent yang
dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variable independent
maka R pasti akan meningkat walaupun belum tentu variable yang
ditambahkan berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen.
Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted R2, karena nilai adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variable independent ditambahkan ke
dalam model.
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Untuk melihat apakah variabel independen tersebut
memiliki pengaruh terhadap variabel dependen, pengujian hipotesis nol (
H0) dilakukan dengan melihat apakah suatu parameter (bi) sama dengan
nol atau :
H0 : b1, … ,b4 = 0
Apabila nilainya sama dengan nol, maka suatu variabel independen bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Sedangkan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah apabila parameter suatu
variabel lebih kecil dari nol, atau:
Ha : bi < 0
Artinya variabel independen tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut :
:H0 : ρ1 = 0
H1: ρ 1 ≠ 0
Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5 persen. Dengan kata lain kita menerima
hipotesa alternatif , yang menyatakan bahwa semua variabel independen
secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.
Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel.
Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan
menerima H1.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variable bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable bebas. Akibat bagi
model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan
standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variable
independent, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis
nol akan semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah
juga akan semakin besar. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas
dalam model regresi adalah sebagai berikut :
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tingga, tetapi secara individual variabel-variabel
indenpenden banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel
dependen.
Menganalisis matrik korelasi variable-variabel bebas. Jika antar
variable bebas ada korelasi yang cukup tinggi ( umumnya diatas
0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas
Mutikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya, VIF ( Variance Inflation Factor ). Jika nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi, maka
menunjukkan adanya kolinearitas yag tinggi. Multikol terjadi bila
nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1.
d. Uji Heterokesdatisitas
Uji heterokesdatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain berbeda, maka disebut heterokesdatisitas, sebaliknya jika tetap
disebut homokesdatisitas. Model yang baik adalah yang homokesdatisitas.
Menurut Imam Ghozali (2003) cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heterokesdatisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variable terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SPRESID.
Deteksi ada atau tidaknya heterokesdatisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SPRESID
dan ZPRED dmana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual ( Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distandarisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Valadkhani, Surachai Chancharat and Charles Havie, 2006, “The Interplay
Between the Thai and Several Other International Stock Markets”. Available:
www.ideas.repec.org
Agus Eko Sujianto, 2007 , Aplikasi Statistik dengan SPSS untuk Pemula , Prestasi
Pustaka, Jakarta.
Ang, Robert, 1997, “ Buku Pintar : Pasar Modal Indonesia “, First Edition
Mediasoft Indonesia Antonello D”