Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-6 tahun, mereka
biasanya sudah mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak–kanak.
Dalam perkembangan anak prasekolah sudah ada tahapan-tahapanya, anak sudah siap
belajar kususnya pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan menulis dan memiliki
kepekaan yang bagus untuk membaca. Perkembangan kognitif anak masa prasekolah
berbeda pada tahap praoperasional.
Kebutuhan rekreasi pada anak usia pra sekolah merupakan kebutuhan dasar
manusia yang sangat sangat penting untuk anak-anak. Misalnya, bermain, belajar,
menari, menyanyi, menggambar.
Bermain bagi anak merupakan aktivitas rekreasi sekaligus cara belajar. Atas
dasar itu, dikembangkanlah metode belajar sambil bermain sehingga merekadapat ter
edukasi melalui cara yang menyenangkan. Sebagai perwujudannya dilakukan
penelitian mengenai tahap perkembangan anak pada rentang suatu rentang usia serta
jenis permainan yang sesuai. Hasil yang diperoleh berupa desain sarana bermain
edukatif bagi anak usia pra sekolah yang menerapkan konsep pengenalan disiplin
waktu. Tinjauan fisik, teknis, dan mekanis pada sarana bermain harus
dipertimbangkan karena produk akhir merupakan sarana publik yang dipergunakan
anak-anak. Selain itu, lokasi penempatan perlu dilengkapin sistem pengelolaan khusus
agar sarana bermain tepat guna.
Kegiatan bermain penting bagi anak, karena bermain tidak hanya sebagai
aktivitas pengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak (Dr.Soetjiningsih, SpAK,
2009). Usia prasekolah (usia 3-6 tahun) merupakan tahap perkembangan anak yang
sangat penting, karena pada tahap usia ini anak-anak belajar dari lingkungan
sekitarnya. Pada tahap ini pula, fisik/motorik anak-anak tengah berkembang, sehingga
dorongan bermain mereka sangat tinggi. Nilai-nilai pembelajaran dapat disisipkan ke
dalam kegiatan/sarana bermain sehingga kegiatan/sarana tersebut digolongkan
sebagai kegiatan/sarana bermain edukatif (DirektoratPADU, Depdiknas, 2003).

1
Sarana bermain umum dan permainan edukatif selama ini berdiri sebagai dua
elemen yang terpisah. Waktu, lokasi, serta praktek operasionalnya pun berbeda,
sehingga kegiatan bermain bagi anak yang seharusnya dapat dimanfaatkan bagi
kepentingan edukasitidak termanfaatkan secara maksimal. Atas pertimbangan
tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menghasilkan konsep desain sarana
bermain bernilai edukatif yang ditempatkan di ruang publik untuk anak-anak usia
prasekolah, sehingga dapat menjadi media anak untuk berinteraksi dan mempelajari
suatu hal yang baru dari sarana bermain tersebut.
Nilai edukatif yang terdapat pada sarana bermain ini bukan murni dalam
konteks pendidikan (mata pelajaran), namun mengambil nilai-nilai esensi yang
mendidik dalam konsepnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dibuat makalah ini diharapkan mahasiswa Stikes Kendal khususnya
PSIK VI A mampu mengetahui dan memahami tentang Penerapan Asuhan
Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi pada Usia Pra Sekolah.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang definisi tumbuh
kembang usia pra sekolah
b. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tumbuh kembang anak
usia pra sekolah
c. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tugas perkembangan
anak usia prasekolah
d. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang tugas perkembangan
keluarga dengan anak usia pra sekolah
e. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang stimulasi bermain
untuk tumbuh kembang anak
f. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang konsep asuhan
keperawatan pada usia pra sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur
tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)
(Soetjiningsih, 2002).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
intraksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002).
Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia ini
anak umumnya mengikuti program anak (3Tahun-5tahun) dan kelompok bermain
(Usia 3 Tahun), sedangkan pada usia 4-6tahun biasanya mereka mengikuti program
Taman Kanak-Kanak, Patmonedowo (2008).
Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-6tahun, mereka
biasanya sudah mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak–kanak.
Dalam perkembangan anak prasekolah sudah ada tahapan-tahapanya, anak sudah siap
belajar kususnya pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan menulis dan memiliki
kepekaan yang bagus untuk membaca. Perkembangan kognitif anak masa prasekolah
berbeda pada tahap praoperasional.
Anak diartikan seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam
masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psokologis,
sosial, dan spiriual (Hidayat, 2006). Anak adalah antara usia 0–14 tahun karena diusia
inilah risiko cenderung menjadi besar (WHO, 2003 dalam Nursalam, 2007). Anak
prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak
tesebut berkembang secara optimal (Supartini, 2004).

3
B. Tumbuh Kembang Usia Pra Sekolah

Umur Perkembangan

3 tahun Motorik: menaiki sepeda roda tiga; berdiri sebentar dengan

satu kaki.

Bahasa: mengetahui umur dan jenis kelamin; menghitung 3

objek dengan benar mengulangi3 angka atau kalimat.

Sosial: memainkan permainan sederhana (bersama dengan

anak lain).

4 tahun Motorik: melompat dengan satu kaki, melempar bola

tangan ke atas, menggunakan gunting untuk memotong gambar,

memanjat.

Bahasa: menceritakan sejarah.

Sosial: bermain dengan beberapa anak dengan memulai

interaksi sosial dan memainkan peran.

5 tahun Motorik: melompat-lompat

Bahasa: memberi nama 4 warna, mengulangi 10 kalimat.

Sosial: memainkan peran domestik.

Gesell dalam (Nelson, 2007).

4
C. Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah
1. Personal / sosial
a. Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri
b. Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya
c. Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak
d. Keluarga merupakan kelompok utama
e. Kelompok meningkat kepentingannya
f. Menerima peran sesuai jenis kelaminnya
g. Agresif
2. Motorik
a. Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah
b. Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga
c. Melempar bola, tetapi silit uintuk menangkapnya
3. Bahasa dan kognitif
a. Egosentrik
b. Ketrampilan bahasa makin baik
c. Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?
d. Pemecahan masalah sedarhana; menggunakan fantasi untuk memahami,
mengatasi masalah.
4. Ketakutan
a. Pengrusakan diri
b. Dikebiri
c. Gelap
d. Ketidaktahuan
e. Objek bayangan, tak dikenal.
(Wong, 2008)

D. Tugas Perkembangan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah

1. Membantu anak untuk bersosialisi


2. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain
(tua) juga harus dipenuhi.
3. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)

5
4. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
5. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
6. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak. (Wong, 2008)

E. Stimulasi Bermain Untuk Tumbuh Kembang Anak


1. Definisi bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan
fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar
menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya,
dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2008).
2. Fungsi permainan pada anak
Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:
a. Perkembangan sensori-motorik
b. Perkembangan intelektual
c. Perkembangan sosial
d. Perkembangan kreativitas
e. Perkembangan kreasi diri
f. Perkembangan moral
g. Bermain sebagai terapi

3. Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami
gangguan dalam tumbang.
b. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
c. Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat
melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks

6
permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk
dapat menyelesaikannya dengan baik.
d. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
RS. Stress yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana
juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana
menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang
dialaminya di RS secara efektif.
4. Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)
Sejalan dengan tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan
motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak
sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan
berhubungan sosial dengan temannya semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play,
dramatik play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan
temannya denga komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak
juga sudah mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya
seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan
kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis
alat pewrmainan yang diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat
olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar, dll. (Wong, 2008).

F. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga :
a. Identitas
1) Nama
Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi kekeliruan
dengan pasien lain.
2) Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya gangguan
3) Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari kekeliruan
bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan
kunjungan rumah bila diperlukan.

7
4) Agama dan suku bangsa
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga
dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan agama
dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota
keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan pulang
bagi anak Pra sekolah
6) Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses
penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan bagi
anak yang sakit.
7) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
8) Komposisi keluarga
(Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu
rumah. Nama, Jenis Kelamin, Umur penderita, hubungan dengan Kepala
Keluarga dan status imunisasi serta Genogram. Garis keturunan atau silsilah
keluarga dari tiga generasi apakah ada yang menderita diare/diare kronis
sebelumnya.)
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan berdasarkan tingkat
kesejahteraan keluarga, yang terdiri dari lima tingkatan yaitu : Keluarga
Prasejahtera, Keluarga Sejahtera Tahap I, Keluarga Sejahtera Tahap II,
Keluarga Sejahtera Tahap III dan Keluarga Sejahtera Tahap IV (III Plus).
10) Aktivitas Rekreasi Keluarga
Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas rekreasi
keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan dalam kehidupan
sehari-harinya.
b. Riwayat
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan setiap
anggota keluarga dari yang usia bayi sampai lanjut usia

8
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tahap ini
ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga saat ini dan tahap apa
yang belum dilakukan oleh keluarga serta kendalanya.

c. Harapan Keluarga
1) Persepsi Terhadap Masalah
Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam sebuah
rumah tangga, namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat
memperhatikan hal tersebut. Keluarga mengerti perubahan kesehatan anak
misalnya anak panas tinggi karena menurut keluarga anak pernah menderita
sakit DBD. Jadi keluarga selalu waspada.
2) Harapan Terhadap Masalah
Keluarga menginginkan agar kesehatan anak tetap terjaga dan sehingga
anaknya tidak kambuh dengan penyakit yang pernah diderita, dan anaknya
dapat tumbuh kembang dengan yang diharapkan.

Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia pra sekolah


1) Identitas anak.
2) Riwayat kehamilan sampai kelahiran.
3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini.
4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari).
5) Tumbang saat ini (termasuk kemampuan yang dicapai).
6) Pemeriksaan fisik.
a) Tanda-tanda vital
- Suhu badan : mengalami peningkatan atau penurunan
- Nadi : cepat dan lemah atau normal
- Pernafasan : frekuensi nafas meningkat atau tidak
- Tekanan darah : menurun atau normal
b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan,
Lingkaran kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan
diare mengalami penurunan berat badan.
c) Pernafasan

9
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak
ditemukan bunyi nafas tambahan.
d) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan
lemah atau tidak
e) Pencernaan
Mual dan muntah atau tidak, mukosa bibir dan mulut kering atau
tidak, peristaltik usus meningkat atau tidak , anoreksia atau tidak
f) Perkemihan
Volume urine banyak atau sedikit.
g) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik atau tidak
h) Integumen
Lecet atau tidak, kulit teraba hangat atau tidak, turgor kulit elastis atau
tidak
i) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j) Penginderaan
Mata cekung atau tidak , Hidung, telinga tidak ada kelainan
k) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
l) Neurologis
Terjadi penurunan kesadaran atau tidak.

Pengkajian data fokus meliputi:


1) Bagaimana karakteristik teman bermain.
2) Bagaimana lingkungan bermain.
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya bersama teman.
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang
dimiliki.
5) Bagaimana temperamen anak saat ini.
6) Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang.
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.
8) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di taman kanak kanak.

10
9) Pernahkah mendapat kecelakaan selama di Taman Kanak-kanak atau di
rumah saat bermain.
10) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
11) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya.
12) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luang.
13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarganya.

2. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL


Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :
a. berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai usia anak
b. berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas
keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi
perkembangan anak.
Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :
1) Masalah aktual/risiko
- Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
- Menarik diri dari lingkungan sosial
- Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
- Mudah dan Sering marah
- Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan
- Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
- Keengganan melakukan kewajiban agama
- Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
- Gangguan komunikasi verbal
- Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain)
- Nyeri (akut/kronis)
- Trauma atau cedera pada sistem integumen dan gerak

11
2) Potensial atau sejahtera
- Meningkatnya kemandirian anak
- Peningkatan daya tahan tubuh
- Hubungan dalam keluarga yang harmonis
- Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
- Pemeliharaan kesehatan yang optimal
(Wong, 2008)

3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
berhubungan dengan anak terlalu asik bermain
Tujuan : anak mau meningkatkan lama waktu belajarnya dan mengurangi waktu
bermain
Intervensi :
1) Anjurkan keluarga untuk membuat kesepakatan tentang waktu bermain dan
belajar
2) Beri penjelasan pada anak tentang perlunya belajar dan sekolah
3) Anjurkan anak untuk mengurangi waktu bermain
4) Anjurkan orang tua agar mau menemani atau membantu anak belajar
5) Anjurkan orang tua untuk memberikan hukuman jika anak tidak mau belajar
dan memberikan pujian jika anak mau belajar
b. Gangguan pemenuhan kebersihan diri berhubungan dengan terlalu banyak waktu
yang digunakan untuk bermain
Tujuan : anak mau melakukan aktivitas kebersihan diri sesuai aturan keluarga
Intervensi :
1) Beri penjelasan pada anak tentang perlunya menjaga kebersihan diri
2) Beri penjelasan pada anak tentang bahayanya tidak menjaga kebersihan diri
3) Anjurkan anak untuk disiplin dalam menaati peraturan keluarga tentang
4) Beri pemahaman kepada keluarga tentang perlunya kedisiplinan dalam
menjaga kebersihan diri
c. Berontak/menantang terhadap peraturan keluarga berhubungan dengan larangan
bermain dari orang tua
Tujuan : anak mau mematuhi perintah orang tua
Intervensi :

12
1) Beri penjelasan pada anak tentang pentingnya mendengarkan perintah orang
tua
2) Beri penjelasan pada anak tentang pentingnya mematuhi peraturan keluarga
3) Beri penjelasan pada anak tentang perlunya menaati peraturan tentang jam
bermain anak
4) Anjurkan pada orang tua agar tidak memarahi anaknya jika berbuat salah
tetapi mengingatkan atau memberi hukuman yang edukatif
d. Menarik diri dari lingkungan sosial (menyendiri) berhubungan dengan terlalu asik
bermain video game
Tujuan : anak mau bersosialisasi dengan teman sebayanya
Intervensi :
1) Beri penjelasan pada anak tentang perlunya bersosialisasi dengan teman
sebayanya
2) Anjurkan anak untuk bermain bersama temannya
3) Anjurkan anak untuk mengurangi waktu bermain video game
4) Anjurkan orang tua untuk memberikan dukungan pada anak agar anak mau
bermain dengan teman-temannya.

13
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN

Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia ini anak
umumnya mengikuti program anak (3 Tahun-5 tahun) dan kelompok bermain (Usia 3
Tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman
Kanak-Kanak, (Patmonedowo 2008).

Kebutuhan rekreasi pada anak usia pra sekolah merupakan kebutuhan dasar
manusia yang sangat sangat penting untuk anak-anak. Misalnya, bermain, belajar,
menari, menyanyi, menggambar.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta :
media Action Publishing.

Patmonodewo S. (2008). Pendidikan anak prasekolah. Jakarta: PT. Asdi Mahastya.

Soetjiningsih. (2002). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

Supartini, Y. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Wong, Dona L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik . Jakarta : EGC.

15

Você também pode gostar