Você está na página 1de 22

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Data Biografi
a) Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Status Marital : Menikah
Diagnosa Medik : Benigna Prostat Hiperplasia.
Alamat :

b) Identitas Penanggung
jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dgn Klien : Anak
Alamat :

1
2

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Keluhan utama saat masuk Rumah Sakit
Sejak 1 bulan yang lalu klien merasakan BAKnya tidak lancar dan
klien merasakan nyeri dan panas pada daerah sekitar kandung
kemihnya, lalu klien berobat ke pengobatan alternatif tetapi tidak
memperoleh hasil, kemudian klien berobat ke dokter umum tetapi rasa
nyeri dan panas pada daerah sekitar kandung kemihnya tetap tidak
berkurang, kemudian klien dibawa keruang UGD RS Hasan sadikin
Bandung dan dilakukan katerisasi. Sejak saat itu klien berobat jalan ke
Poliklinik Urologi. Sejak + 1 minggu sebelum masuk RS klien
mengeluh tidak dapat BAK dan merasakan nyeri pada daerah kandung
kemihnya, kemudian pada tanggal klien dibawa ke RS Hasan Sadikin
Bandung dan dianjurkan untuk dirawat, klien ditempatkan di ruangan
RC II Bedah Umum dengan diagnosa medis Benigna Prostat
Hiperplasia.
(2) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada saat dikaji, klien mengeluh nyeri pada kandung kemihnya,
nyeri dirasakan klien bertambah jika daerah tersebut ditekan dan
berkurang jika klien tiduran dan beristirahat, nyeri dirasakan klien
seperti ditusuk-tusuk benda tajam dan terasa panas, nyeri tersebut
dirasakan klien sewaktu-waktu dan menjalar ke daerah perut, pinggang
dan daerah kemaluan, skala nyeri 3 dari 0-5.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut pengakuan klien dan keluarga (anak klien), sejak + 10 tahun
yang lalu klien sering merasa bila buang air kecil tidak lampias, bila sudah
BAK masih ada keinginan untuk BAK lagi, klien juga mengatakan tidurnya
kadang terganggu karena harus bangun untuk BAK. Klien mengatakan saat
itu tidak memeriksakan diri ke dokter ataupun rumah sakit. Pengobatan
yang klien jalani saat itu yaitu dengan pengobatan alternative yaitu dengan
meminum jamu-jamuan, namun penyakit klien hanya sembuh beberapa
bulan saja dan kemudian sering kambuh lagi. Klien tidak mempunyai
riwayat mengkonsumsi obat-obatan dan juga alkohol.
3

c) Riwayat Kesehatan Keluarga


Menurut pengakuan klien dan keluarga bahwa didalam anggota
keluarganya tidak ada yang mempunyai dan tidak pernah ada yang
mengalami penyakit keturunan maupun penyakit menular.

3) Pola Aktifitas Sehari-hari


No Jenis Aktifitas Sebelum Sakit Saat Sakit
1 2 3 4
1. Pola Aktifitas
a. Makan Nasi, lauk pauk dan sayur, Nasi, lauk pauk, sayur dan
kadang klien makan buah- buah-buahan. Klien makan
buahan. Tidak ada pantangan 3x/hari dengan porsi makan
makanan dan klien biasa habis 1 porsi.
makan 2-3 porsi/hari dan
tidak ada keluhan.
b. Minum Klien minum + 7-8 gelas / Jumlah minum klien + 1 ½
hari (+ 1400-1600 cc / hari) botol Aqua besar / hari
dengan jenis air yang (+2000-2500 cc / hari), jenis
diminum yaitu air putih dan air yang diminum klien
air teh dan kopi. hanya air putih.
2. Eliminasi
a. BAB Kebiasaan klien BAB 1-2 Klien BAB 1 x/hari dengan
kali/hari dengan konsistensi konsistensi lembek dan
lembek dan berwarna kuning berwarna kuning. BAB klien
serta tidak ada keluhan BAB. dibantu oleh keluarga.
b. BAK Klien mengatakan BAK + Pada saat dikaji klien
7-8 x/hari dengan warna terpasang dower kateter dan
kuning jernih dan merasa bertanya apakah BAKnya
tidak lampias. Klien bisa kembali normal. Jumlah
mengatakan bila sudah BAK urine klien saat dikaji sekitar
masih ada keinginan untuk + 1000cc / 8 jam (tgl 8
BAK lagi. Agustus 2005 pukul 06.00
sampai 8 Agustus 2005
pukul 14.00).
3. Personal Hygiene Klien biasa mandi dengan Selama di rumah sakit klien
(mandi, gosok gigi, cara diguyur 1-2 x/hari mengatakan belum pernah
keramas, gunting dengan menggunakan sabun, dimandikan, belum pernah
kuku) gosok gigi setiap 1-2X/hari gosok gigi, dan juga belum
(tiap mandi) dengan pernah keramas serta
menggunakan pasta gigi, gunting kuku. Dalam
keramas 1x/ minggu dengan memenuhi personal hygiene
menggunakan shampo dan klien dibantu oleh keluarga.
gunting kuku kalau sudah
panjang saja. Dalam
melakukan personal hygiene
klien melakukannya sendiri.
4. Pola istirahat tidur Klien biasa tidur malam Klien mengatakan tidurnya
mulai jam 21.00-05.00 WIB. tidak nyenyak dan sering
Klien mengatakan tidurnya terbangun karena merasakan
kadang terganggu karena ada nyeri pada kandung
keinginan utnuk BAK. kemihnya. Pada saat dikaji
klien mengatakan bahwa
semalam klien hanya tidur +
2 jam saja. Terdapat
lingkaran hitam pada daerah
4

1 2 3 4
periorbital. Klien tidur siang
mulai jam 14.00–15.30 WIB.
5. Kegiatan/Aktifitas Klien jarang berolah raga Klien tampak hanya
sehari-hari dan menghabiskan waktunya berbaring di tempat tidur
di rumah saja bersama cucu- dan kadang-kadang klien
cucunya. tampak terduduk.

4) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem
Pernafasan
Bentuk hidung simetris, tidak terdapat deviasi septum nasi, tidak
terdapat sianosis pada bibir, jari tangan ataupun jari kaki, tidak terdapat
pernafasan cuping hidung, mukosa hidung lembab, tidak terdapat sekret,
tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu pernafasan, bentuk dada simetris,
perbandingan antara diameter anteroposterior dengan diameter transversal
1:2, tidak terdapat adanya retraksi dada ataupun retraksi epigastrium, tidak
terdapat adanya nyeri tekan pada dada, ekspansi paru simetris,
pengembangan maksimal, getaran vokal fremitus seimbang kanan dan kiri,
suara perkusi paru terdengar resonan, pada auskultasi terdengar suara
vesikuler di semua area paru, frekuensi nafas 18 x/menit.
b) Sistem
Kardiovaskuler
Konjungtiva palpebra warna merah muda, Jugular Venous
Pressure(JVP) tidak meningkat, tidak ditemukan adanya clubbing finger,
CRT (Capilarry Refilling Time) kembali dalam 2 detik, akral teraba hangat,
iktus kordis teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut nadi
teraba kuat, irama denyut nadi teratur, denyut nadi 76 kali/menit. Tekanan
darah 120/70 mmHg. Suara perkusi jantung terdengar dullness, S1 dan S2
terdengar murni reguler.
c) Sistem
Perkemihan
Tidak terdapat adanya oedem pada palpebra dan juga daerah
ekstremitas atas dan bawah, tidak terdengar adanya bruits sign pada
percabangan aorta abdominalis (arteri renalis kiri dan kanan), tidak terdapat
adanya nyeri tekan ataupun nyeri lepas saat palpasi ginjal, dan pada saat
palpasi ginjal, tidak teraba. Tidak terdapat adanya nyeri ketuk pada saat
5

perkusi ginjal pada daerah Costae Vertebral Angel, terdapat distensi


kandung kemih dan klien mengeluh nyeri saat kandung kemih ditekan.
Klien mengatakan terpasang dower kateter sejak masuk RS (tgl 5 Agustus
2005), klien mengatakan sekarang BAKnya melalui selang dan klien
mengatakan merasa tidak nyaman dengan dipasangnya selang kateter.
Jumlah urine klien saat dikaji sekitar + 1000 cc / 8 jam (tgl 8 Agustus 2005
pukul 06.00 sampai 8 Agustus 2005 pukul 14.00). Daerah tempat pemasangan
dower kateter dan selang kateter tampak kotor.
d) Sistem Endokrin
Tidak terdapat eksofthalmus, tidak tampak adanya hiper /
hipopigmentasi kulit, tidak tampak adanya keringat yang berlebihan
(diaforesis), tidak teraba adanya massa, nyeri tekan, dan pembesaran saat
palpasi kelenjar tiroid dan paratiroid. Klien mengatakan tidak pernah
mempunyai riwayat penyakit kencing manis.
e) Sistem
Pencernaan
Warna bibir kecoklatan, mukosa bibir kering, gigi tampak kotor, jumlah
22- - - -22
gigi tidak lengkap (20 buah), tidak ada keluhan nyeri
2112 2121
mengunyah dan menelan, tidak ada pembesaran tonsil, tidak terdapat
halitosis, sklera tidak ikterik, lidah berwarna merah muda dan tampak
bersih. Abdomen datar dengan kontur lembut, tidak terdapat ascites, bising
usus 8 x/menit, tidak teraba adanya pembesaran hati dan limpa, tidak
terdapat adanya nyeri tekan dan lepas pada daerah abdomen, pada anus
tidak terdapat haemorroid.
f) Sistem
Integumen
Rambut dan kulit kepala klien tampak bersih, rambut klien tidak
mudah dicabut, kulit tubuh klien tampak kotor dan kering, tidak terlihat lesi
pada permukaan kulit klien, turgor kulit kembali dalam waktu < 2 detik,
kulit teraba hangat, suhu 36,7 0C.
g) Sistem
Persyarafan
(1) Test Fungsi Serebral
(a) Status mental
6

(i) Orientasi : orientasi klien terhadap waktu, orang, dan tempat


baik, terbukti klien dapat menyebutkan bahwa ia sekarang
berada di rumah sakit, ditunggui oleh anaknya, dan dapat
menyebutkan hari ini dengan benar. Nilai : 5.
(ii) Daya ingat
 Jangka panjang : klien dapat mengingat tahun anaknya yang
terakhir lahir yaitu pada tahun 1982.
 Jangka pendek : klien dapat menyebutkan tiga buah benda
yang ditunjukan pada klien, dan klien dapat mengulanginya
dengan tepat yaitu, arloji, senter, dan ballpoint. Nilai : 6.
(iii) Perhatian dan perhitungan : klien dapat menghitung
dengan pengurangan serial tiga yaitu, 20-3 = 17, 17-3 =14, 14-3
= 11, 11-3 = 8, dan 8-3 = 5. Nilai : 5.
(iv)Fungsi bahasa : klien dapat menyebutkan nama benda yang
ditunjukan oleh perawat, seperti arloji, senter, dan ballpoint.
Klien dapat mengulangi kata-kata “akan tetapi” atau “jika tidak”
dan klien mengerti perintah saat klien diminta untuk
menyebutkan benda yang berada didekatnya yaitu, handuk,
bantal. Nilai : 9
Jumlah total nilai tes fungsi cerebral yaitu 25 (normal).
(b) Tingkat
kesadaran
(i) Kualitas : compos mentis.
(ii) Kuantitas : nilai GCS 15 (E4, V5, M6).
(c) Pengkajian
bicara : proses bicara klien lancar.
(2) Test Fungsi Nervus Kranial
(a) Nervus I
(Olfaktorius)
Fungsi penciuman klien baik, terbukti klien dapat membedakan
dua bau-bauan familier seperti bau kopi dan kayu putih.
(b) Nervus II
(Optikus)
7

Fungsi ketajaman penglihatan klien baik yang ditandai dengan


klien dapat membaca papan nama perawat pada jarak 30 cm.
(c) Nervus III
(Okulomotorius), IV (Trochlearis), VI (Abducen)
Klien mampu menggerakan bola matanya kesegala arah yaitu
kearah bawah, atas, dan samping. Pupil kontriksi saat diberi cahaya,
bentuk pupil isokor, klien dapat membuka dan menutup matanya,
lapang pandang klien tidak mengalami penyempitan.
(d) Nervus V
(Trigeminus)
Fungsi mengunyah klien baik, pergerakan otot masetter dan
temporalis saat mengunyah simetris. Klien dapat merasakan
sentuhan pilinan kapas yang diusapkan pada daerah maksilaris dan
mandibula dengan kedua mata tertutup, klien mengedip secara
spontan saat diberi rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua
kelopak mata tanpa diketahui oleh klien. Klien dapat menggerakan
rahangnya kearah belakang, depan, samping kiri, dan kanan.
(e) Nervus VII
(Facialis)
Klien dapat mengerutkan dahi dan tersenyum dengan kedua
bibir simetris. Klien dapat membedakan rasa manis dan asin pada
2/3 anterior lidah.
(f) Nervus VIII
(auditorius)
Fungsi pendengaran klien tidak terganggu yang ditandai dengan
klien dapat mendengar gesekan rambutnya sendiri dan klien dapat
menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat secara spontan
tanpa harus minta diulang.
(g) Nervus IX
(Glosofaringeus)
Klien dapat merasakan rasa pahit pada kopi di 1/3 posterior
lidah, terdapat refleks muntah saat pangkal lidah ditekan dengan
menggunakan tongue spatel.
8

(h) Nervus X
(Vagus)
Refleks menelan klien baik, uvula terletak ditengah antara
palatum mole dengan arkus faring, dan bergerak saat klien bilang
“ach”.
(i) Nervus XI
(Assesorius)
Klien dapat mengangkat bahu kanan dan kiri, serta dapat
melawannya ketika diberikan tahanan ringan pada kedua bahu.
(j) Nervus XII
(Hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidah dan menjulurkannya kearah
samping kiri, kanan, belakang, dan depan.
(3) Test Fungsi Sensoris
(a) Rasa sakit
Klien merasa sakit saat ditusuk didaerah bahu, lengan, badan,
dan kaki dengan menggunakan sensasi tajam.
(b) Sentuhan
Klien dapat merasakan sentuhan kapas pada lengannya dengan
kedua mata tertutup.

(c) Diskriminasi
(i) Stereognosis
Klien dapat menebak ballpoint dan arloji yang digenggam
kan pada telapak tangannya dengan kedua mata tertutup.
(ii) Graphestesia
Klien dapat menebak huruf O yang dituliskan ditelapak
tangannya dengan kedua mata tertutup.
(iii) Two point stimulation
Klien dapat menebak 2 buah titik yang dibuat ditelapak
tangannya dengan kedua mata tertutup.
h) Sistem
Reproduksi
9

Bentuk penis normal, skrotum tampak membesar, bentuk testis kanan


tampak lebih besar, tampak adanya saluran sperma (vasdeferens) berwarna
kemerahan. Klien dan istrinya mengatakan semenjak klien sakit sudah
jarang melakukan hubungan seksual karena melihat kondisi klien yang
kurang baik. Namun klien dan istrinya menerima keadaan tersebut
sepenuhnya dan tidak akan menjadikan beban bagi dirinya.
i) Sistem
Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas
Bentuk dan ukuran kedua ekstremitas atas simetris, pergerakan
(ROM) kedua ekstremitas atas bebas ke segala arah, tidak terdapat
adanya nyeri pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya
deformitas tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak
terdapat adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem
pada kedua ekstremitas, klien terpasang infus NaCl 0,9 % 20 gtt/mnt
pada lengan kiri, kekuatan otot ektremitas atas 5/5, refleks biceps ++/+
+, triceps ++/++, brakhioradialis ++/++.
b) Ekstremitas bawah
Bentuk dan ukuran kedua ekstrimitas bawah simetris, pergerakan
(ROM) kedua ekstrimitas bawah terbatas, tidak terdapat adanya nyeri
pada daerah persendian dan tulang, tidak terdapat adanya deformitas
tulang ataupun sendi, tidak terdapat kontraktur sendi, tidak terdapat
adanya atrofi otot, tonisitas otot baik, tidak terdapat oedem pada kedua
ekstremitas, kekuatan otot kedua ekstremitas bawah 5/5, refleks patela +
+/++, achiles ++/++.
5) Data Psikologis
a) Status emosi
Emosi klien stabil, klien tampak tenang saat dilakukan wawancara
dengan perawat.
b) Konsep diri
a) Body image / gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada yang istimewa dari anggota tubuhnya
klien memperlakukannya dengan sama. Klien mengatakan bahwa semua
10

anggota tubuhnya merupakan pemberian dari Allah SWT yang patut di


syukuri.
b) Identitas diri
Klien adalah seorang laki-laki dan merasa puas karena dapat
memberikan keturunan dan dapat menjadi kepala rumah tangga untuk
mendidik anak dan istrinya dengan baik.
c) Ideal diri
Harapan klien terhadap penyakitnya adalah ingin cepat sembuh,
serta dapat berkumpul kembali dengan keluarganya dirumah.
d) Peran diri
Klien seorang ayah bagi anaknya, sebagai seorang suami bagi
istrinya dan sebagai seorang kakek bagi cucunya. Klien tidak merasa
perannya terganggu karena klien yakin semua keluarga dapat menerima
keadaan klien sekarang.
e) Harga diri
Klien tidak merasa malu ataupun rendah diri terhadap penyakit
yang dideritanya sekarang. Klien menerima keadaan dirinya sekarang
baik sehat maupun sakit.
c) Pola koping
Klien mengatakan jika dirinya mempunyai masalah, klien selalu
menceritakannya kepada istrinya, karena menurut klien itu lebih baik
daripada memendam sendiri masalahnya.

d) Gaya
komunikasi
Klien berbicara cukup jelas, volume suara klien cukup keras, klien
sehari-hari menggunakan bahasa sunda. Klien mampu berkomunikasi
dengan baik secara verbal maupun non verbal.
e) Kecemasan
Klien tidak tampak gelisah walaupun saat ini sedang sakit. Klien
menerima keadaannya dan menyerahkan semuanya kepada Allah SWT.
6) Data Sosial
11

Hubungan klien dengan keluarganya baik, terbukti klien selalu ditunggui


oleh istri dan anaknya secara bergantian. Klien sangat kooperatif dalam proses
perawatan dan pengobatan penyakitnya.
7) Data Spiritual
a) Falsafah hidup
Klien percaya terhadap adanya sakit dan sehat, karena itu sudah
merupakan ketentuan yang telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
b) Sense of
transendense
Klien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya sekarang akan
sembuh dengan perawatan dan pengobatan, serta dibarengi dengan berdo’a
kepada Allah untuk kesembuhan penyakitnya.
c) Konsep
ketuhanan
Klien percaya adanya Tuhan dan segala sesuatu yang tidak dapat dilihat
oleh dirinya. Sebelum dirawat klien mengatakan selalu melaksanakan
ibadah sholat 5 waktu, tetapi saat ini klien mengatakan tidak
menjalankannya karena kondisinya yang sedang sakit, namun klien
mengatakan tetap selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.
8) Data Penunjang
a) Data
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
I. Hematologi
 HB 9,3 13 – 18 gr/dl
 Leukosit 14.800 3,8–10,6 ribu/mm3
 Hematokrit 29 40-52 %
 Trombosit 520.000 150-440 ribu/mm3
II. Kimia Klinik
 Ureum 58 15–50 mg/dl
 Kreatinin 1,9 0,6–1,1 mg/dl
 Natrium 143 135–145 Meq/L
 Kalium 4,0 3,6–5,5 Meq/L
III. Urine
 Bj 1.015 1.002-1.030
 Ph 6,0 4,8-7,5
 Protein Positif Negatif
 Bilirubin Negatif Negatif
 Urobilinogen 0,2 0,2-1,0 mg/dl
 Leuko Banyak sekali < 6 lpb
12

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


IV. Immunologi /
Serologi
 PSA total 4,18 <4 ng/ml
I. Hematologi
 HB 9,4 13 – 18 gr/dl
 Leukosit 8500 3,8–10,6 ribu/mm3
 Hematokrit 14 40 – 52 %
 Trombosit 413000 150-440 ribu/mm3
II. Kimia Klinik
 Ureum 65 15–50 mg/dl
 Kreatinin 1,60 0,6–1,1 mg/dl
 Natrium 141 135–145 Meq/L
 Kalium 4,9 3,6–5,5 Meq/L
 Glukosa sewaktu 90 < 140 mg/dl

b) Radiologi
Tanggal
Klinis : Benign Prostat Hiperplasi.
(1) Thorax foto
Kesan :
 Tidak tampak pembesaran jantung
 Tidak tampak TB paru aktif
 Sinus dan diafragma (N)
(2) USG
Kesan :
 Volume prostat 44,37 cc
 PSA 4,18
 PSAD 0,09
 Terdapat pembesaran prostat.
c) Therapy
(1) Infus NaCl 0,9 % 20 gtt/menit.
(2) Ceftriaxon 1 x 1 gram per IV
(3) Tradosik folat 2 x 1 ampul per IM

b. Analisa Data
Data Kemungkinan Penyebab dan Dampak Masalah
1 2 3
DS : BPH Gangguan rasa
 Klien mengatakan masih  nyaman : nyeri
merasa nyeri pada daerah Pembesaran prostat menyebabkan
13

1 2 3
kandung kemih tersumbatnya saluran perkemihan
 Klien mengatakan nyeri 
bertambah jika ditekan dan Terakumulasinya urine di vesika urinaria
berkurang jika klien tiduran 
dan beristirahat Mendesak sel-sel syaraf di vesika urinaria
 Klien mengatakan nyeri seperti 
ditusuk-tusuk benda tajam dan Merangsang noci reseptor sebagai reseptor
terasa panas nyeri
 Klien mengatakan nyeri 
tersebut menjalar ke daerah Dihantarkan oleh serabut delta A dan C
perut, pinggang dan daerah 
kemaluan. Dilairkan dalam bentuk elektrokimia,
impuls ganglia radiks menuju dorsal horn
DO : dimedulla spinalis bagian posterior
 Klien tampak meringis jika 
daerah kandung kemihnya Ditransfer melalui traktus spinothalamikus
ditekan 
 Terdapat distensi kandung Thalamus
kemih 
 Skala nyeri 3 (dari 0-5) Cortex cerebri lobus parietalis

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman : nyeri
DS : BPH Resiko tinggi

Keluarga dan klien mengatakan  terjadinya infeksi
infus dan kateter telah  
terpasang sejak klien masuk Anemia Dilakukan
RS (tgl. 05/08/2005)  pemasangan kateter
 dan infus
DO :  

Klien terpasang kateter Penurunan Adanya benda asing

Klien terpasang infus NaCl 0,9 Imunoglobulin yang masuk ke tubuh
%

Daerah pemasangan dower 
kateter dan selang kateter  
tampak kotor. Daya tahan tubuh Media yang baik untuk

Hb : 9, 4 gr/dl menurun masuknya

Leukosit : 8500/mm3 mikroorganisme

 


Resiko tinggi terjadinya infeksi

DS : BPH Perubahan pola



Klien mengatakan merasa tidak  eliminasi: BAK
nyaman dengan terpasangnya Tersumbatnya saluran perkemihan
kateter. 

Klien mengatakan sekarang Akumulasi urine di vesika urinaria
BAK-nya tidak melalui 
genetalia lagi melainkan Dilakukan pemasangan dower kateter
melalui selang. 

Klien bertanya kepada perawat Urine keluar melalui selang kateter
apakah BAKnya akan kembali 
normal. Klien tidak bisa BAK secara normal

DO : Perubahan pola eliminasi: BAK
14

1 2 3

Klien terpasang dower kateter

Jumlah keluaran urine klien
saat dikaji yaitu : 1000cc / 8
jam (tgl 8 Agustus 2005 pukul
06.00 sampai 8 Agustus 2005
pukul 14.00) dengan
karakteristik kuning jernih.

c. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas


Ditemukan Dipecahkan
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan adanya pendesakan
sel-sel syaraf oleh urine pada daerah
vesika urinaria akibat BPH.
2. Resiko tinggi terjadinya infeksi
berhubungan dengan adanya port de entry
mikroorganisme akibat dari pemasangan
kateter dan infus.
3. Perubahan pola eliminasi BAK
berhubungan dengan pemasangan kateter.

2. Perencanaan

Diagnosa Perencanaan
No
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
15

1 2 3 4 5
1. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Atur posisi tidur yang 1. Memberikan
nyaman : nyeri perawatan selama 3 nyaman sesuai rasa kenyamanan bagi
berhubungan hari diharapkan nyeri dengan keinginan klien.
dengan adanya berkurang, dengan klien.
pendesakan sel- kriteria hasil : 2. Observasi tanda-tanda 2. Untuk
sel syaraf oleh  Klien vital. mengetahui
urine pada mengatakan perkembangan dan
daerah vesika nyerinya berkurang 3. Anjurkan klien untuk keadaan klien.
urinaria akibat  Klien melakukan teknik 3. Teknik relaksasi
BPH. dapat beradaptasi relaksasi : nafas akan menghambat
dengan nyerinya dalam ketika rasa reseptor nyeri di
 Skala nyeri timbul. dorsal horn sehingga
nyeri men-jadi 1 4. Lakukan teknik nyeri berkurang.
(dari 0-5) distraksi dengan cara 4. Distraksi
mengajak klien bekerja di corteks
ngobrol ketika klien cerebri dengan cara
merasa nyeri. mengalihkan
perhatian persepsi
nyeri kepada persepsi
5. Lanjutkan pemberian dengar.
obat analgetik : 5. Dengan
memberi-kan obat
analgetik, efek obat
akan menekan
6. Kaji ulang tingkat reseptor nyeri di
nyeri klien. dorsal horn.
6. Dengan
mengkaji tingkat
nyeri klien, dapat
diketahui dan
ditentukan langkah
selanjutnya.
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda 1. Observasi
terjadinya infeksi tindakan keperawatan peradangan dan tanda-tanda
berhubungan selama 5 hari tidak infeksi. peradangan dapat
dengan dengan terdapat tanda-tanda mengenal lebih dini
adanya port de infeksi, dengan 2. Observasi tanda-tanda bila terjadi infeksi.
entry mikro kriteria hasil : vital tiap shif. 2. Mengetahui
organisme akibat  Tidak fluktuasi tanda-tanda
dari pemasangan terdapat tanda- 3. Kolaborasi untuk vital bila terjadi
kateter dan infus. tanda infeksi dari pemberian tranfusi infeksi.
tempat 3. Tranfusi
pemasangan membantu
kateter dan infus. meningkatkan Hb
 Tanda- 4. Lakukan perawatan sehingga diharapkan
tanda vital dalam kateter dengan daya tahan tubuh
batas normal menggunakan teknik meningkat.
 Daerah aseptic dan anti septic. 4. Kateter yang
genetalia dan sudah terpasang lama
selang kateter dan kotor merupakan
dalam kedaan 5. Ganti alat tenun setiap media yang baik
bersih. hari. untuk perkembangan
mikroorganisme.
5. Dengan
6. Lanjutkan mengganti alat tenun
pemberian antibiotik diharapkan dapat
sesuai order meminimalkan
terjadinya infeksi.
6. Antibiotik
berfungsi sebagai
16

1 2 3 4 5
bakterisida sehingga
kuman yang ada dapat
terbunuh/
diminimalisasi.
3. Perubahan pola Setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan 1. Pengetahuan klien
eliminasi BAK tindakan keperawatan kepada klien tentang tentang indikasi
berhubungan selama 3 hari klien indikasi dilakukan dipasangnya kateter
dengan dapat beradaptasi pemasangan selang akan mendorong
pemasangan dengan pemasangan kateter. penerimaan peruba-
kateter. kateter, dengan criteria han pola berkemih.
hasil : 2. Posisikan selang 2. Hambatan aliran
 Klien kateter sehingga memungkinkan urine
mengung-kapkan memungkinkan tidak tertahan dalam
secara verbal dapat terhambatnya aliran kandung kemih
beradaptasi dengan urine. sehingga menyebab-
terpasangnya kan klien merasa lebih
selang kateter. tidak nyaman.
 Aliran 3. Observasi keluaran 3. Diharapkan dapat
urine dari kateter urine pada urine bag diketahui kelancaran
lancar aliran urine dan dapat
 Selang diketahui ada atau
kateter tidak tidaknya gangguan
terlipat/dalam pada fungsi filtrasi.
keadaan terfiksasi 4. Jelaskan kepada 4. Diharapkan klien
dengan baik. klien bahwa dapat beradaptasi
pemasangan kateter dengan terpasangnya
tidak untuk selang kateter.
selamanya.
17

3. Pelaksanaan
Tanggal Waktu Pelaksanaan dan Eevaluasi No.DP Paraf
1 2 3 4 5
Membina hubungan saling percaya antara perawat
dengan klien dan keluarga dengan cara perawat
memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan.
Hasil :
Perawat memperkenalkan diri, klien dan keluarganya
tampak mau berinteraksi dengan perawat seta mau
menerima kehadiran perawat.
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien
Hasil : 2
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.
Mempertahankan posisi semi fowler
Hasil : 1
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.
Mengkaji tingkat nyeri klien
Hasil : 1
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
 TD : 120/70 mmHg
1&2
 Nadi 76 x/mnt
 R : 18 x/mnt
 S : 36,7oC
Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon
1 x 1 gr per IV.
Hasil : 2
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per
IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik
1 ampul per IM.
Hasil :
1
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per
IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian
obat.
Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada
daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
2
Tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi
pada daerah pemasangan kateter dan infus seperti
bengkak, kemerahan, dll.
Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak 1
klien ngobrol ketika klien mengeluh nyeri pada daerah
kandung kemihnya.
Hasil :
Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri
teralihkan karena klien terfokus dengan topik yang
sedang dibicarakan antara klien dan perawat.
18

1 2 3 4 5
Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan
tidak terhambatnya aliran urine, yaitu dengan cara
membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat.
3
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran
urine lancar.
9 Agustus Mengobservasi keluaran urine pada urine bag.
2005 Hasil :
Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, 3
pengeluaran urine sebanyak + 2400 cc / 24 jam (tgl.
8-8-2005 jam 07.00 s/d tgl. 9-8-2005 jam 07.00 WIB).
Merapikan tempat tidur dan alat tenun klien
Hasil : 2
Tempat tidur dan alat tenun klien tampak lebih rapi.
Mempertahankan posisi semi fowler
Hasil : 1
Klien berada dalam posisi semi fowler 30-45o.
Mengkaji tingkat nyeri klien
Hasil : 1
Tingkat nyeri klien pada skala 3 (0-5).
Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi pada
daerah pemasangan infus dan kateter.
Hasil :
Daerah tempat pemasangan infus terdapat bengkak dan 2
kemerahan serta saat ditekan klien mengeluh nyeri,
sementara pada daerah tempat pemasangan kateter
tidak terdapat tanda-tanda peradangan dan infeksi.
Mengukur tanda-tanda vital klien
Hasil :
 TD : 120/80 mmHg 1, 2
 Nadi 82 x/mnt dan 3
 R : 22 x/mnt
 S : 37,8oC
Meng-aff infus pada lengan kiri klien yang mengalami
phlebitis
Hasil :
2
Infus pada lengan kiri klien telah dilepas dan daerah
tempat pemasangan difiksasi dengan kapas alkohol dan
plester.
Memasang infus pada klien dilengan sebelah kanan.
Hasil :
Infus telah terpasang dilengan sebelah kanan klien, 2
terfiksasi dengan baik, tetesan infus lancar dan tidak
ada keluhan apapun dari klien setelah pemasangan.
Mengompres dengan kassa alkohol pada lengan
sebelah kiri klien yang bengkak akibat pemasangan
infus.
2
Hasil :
Klien mengatakan merasa lebih nyaman dan nyerinya
berkurang.
Mengajarkan pada klien teknik relaksasi nafas dalam
yang dapat dipergunakan apabila klien merasa nyeri
Hasil : 1
Klien dapat mengerti penjelasan perawat dan dapat
memperagakan teknik relaksasi nafas dalam.
Melanjutkan pemberian therapi antibiotik : Ceftriaxon 2
1 x 1 gr per IV.
Hasil :
Telah diberikan therapi Ceftriaxon sebanyak 1 gr per
IV, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian obat.
19

1 2 3 4 5
Melanjutkan pemberian therapi analgetik : Tradosik
1 ampul per IM.
Hasil :
1
Telah diberikan therapi Tradosik sebanyak 1 ampul per
IM, tidak ada keluhan dari klien setelah pemberian
obat.
Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga
mengenai tujuan dari pemasangan selang kateter yaitu
untuk mengeluarkan cairan yang berada didalam
kandung kemih. 3
Hasil :
Klien dan keluarga mengerti mengenai tujuan
pemasangan selang kateter.
Menjelaskan kepada klien dan keluarga bahwa
pemasangan selang kateter tidak untuk selamanya.
Hasil : 3
Keluarga dan klien tampak mendengarkan penjelasan
dari perawat.
Melakukan perawatan pada daerah genetalia dan selang
kateter dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Hasil :
2
Daerah genetalia telah dilakukan perawatan, begitupun
dengan selang kateter. Tempat pemasangan kateter
terbungkus kassa bethadine.
Memposisikan selang kateter sehingga memungkinkan
tidak terhambatnya aliran urine yaitu dengan cara
membereskan selang kateter sehingga tidak terlipat.
3
Hasil :
Selang kateter dalam posisi tidak terlipat dan aliran
urine lancar.
Berkolaborasi untuk memberikan tranfusi pada klien.
Hasil :
2
Klien mendapatkan tranfusi sebanyak 1 labu dan
selama tranfusi klien tidak tampak menggigil.
Mengatur posisi klien dengan posisi semi fowler.
Hasil : 1
Klien tampak dalam posisi semi fowler 30-45o.

4. Evaluasi
Tanggal DP Catatan Perkembangan Paraf
1 2 3 4
1 S:

Klien mengatakan nyerinya masih terasa meskipun saat ini
sudah terasa berkurang.

Klien mengatakan masih merasa nyeri apabila kandung
kemihnya ditekan.
O:

Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan merasakan
sedikit nyeri.

Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam
dan distraksi saat mengeluh nyeri.

Skala nyeri turun dari skala 3 menjadi skala 2 (skala 0-5).
A:
Masalah teratasi sebagian.
20

1 2 3 4
P:
Lanjutkan intervensi No. 1, 2, 3, 4, 5 dan 6
I:

Menganjurkan klien untuk tetap melakukan teknik relaksasi
nafas dalam apabila nyeri timbul

Melakukan teknik distraksi dengan cara mengajak klien
ngobrol saat nyeri timbul

Melanjutkan pemberian obat analgetik : Tradosik 2 x 1 ampul
per IM.

E:

Klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas dalam saat
nyeri timbul

Klien mau diajak ngobrol oleh perawat dan rasa nyeri klien
teralihkan.

2 S:

Klien mengatakan merasa lebih nyaman karena daerah
pemasangan kateter dan selang kateter telah dibersihkan oleh
perawat

Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada
lengan kiri masih terasa nyeri jika ditekan.
O:

Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih

Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien masih
terlihat bengkak walaupun sudah berkurang dibandingkan
hari sebelumnya

Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi
pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat
pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
I:

Memonitor tanda-tanda peradangan dan infeksi

Mengobservasi tanda-tanda vital klien

Mengompres daerah bekas pemasangan infus pada lengan
sebelah kiri dengan kassa alkohol

Melanjutkan pemberian therap

Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan Hb
E:

Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah daerah bekas
pemasangan infus dikompres dengan kassa alkohol.

Tanda-tanda vital klien :
-
Tekanan Darah : 110/70 mmhg
-
Nadi : 80 kali/menit
-
Respirasi : 20 kali/menit
-
Suhu : 37,2 0 C

Hasil laboratorium tanggal 10 Agustus 2005 :
-
Hb : 10,2 gr/dl
-
Ht : 31 %
-
Leuko : 9.900 /mm3
-
Trombo : 299.000 /mm3

Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftrizxon 1 x 1 gr per
IV yang diberikan pada jam 10.00 WIB.
3 S:

Secara verbal klien mengatakan telah menerima perubahan
pola berkemihnya.
21

1 2 3 4

Klien mengatakan sudah bisa bergerak/merubah posisi
walaupun selang kateter masih terpasang.

Klien mengatakan masih merasa tidak nyaman dengan
terpasangnya selang kateter.
O:

Selang kateter masih terpasang.

Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien.

Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran
urine + 2300 cc / 24 jam (tgl. 9-8-2005 jam 07. 00 WIB s/d
tgl. 10-8-2005 jam 07.00 WIB).
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 2
I:

Memposisikan selang kateter agar tidak terlipat dan
memfiksasinya dengan baik.
E:

Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik.

Tidak tampak adanya rembesan urine dari selang kateter.

Aliran keluaran urine dari kateter lancar.

1 S:

Klien mengatakan nyerinya sudah terasa berkurang
dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Klien mengatakan sudah dapat beradaptasi dengan nyerinya.
O:

Klien dapat melakukan perubahan posisi dengan tidak merasa
nyeri.

Klien tidak mengeluh nyeri saat daerah kandung kemihnya
ditekan.

Tidak terdapat distensi kandung kemih

Klien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam
dan distraksi saat mengeluh nyeri.

Skala nyeri turun menjadi skala 1 (skala 0-5).
A:
Masalah teratasi.
2 S:

Klien mengatakan hari ini kassa bethadine ditempat
pemasangan kateter belum diganti

Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada
lengan kiri bengkak dan nyerinya sudah berkurang.
O:

Kassa bethadine pada tempat pemasangan kateter belum
diganti

Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien
bengkaknya tampak berkurang dibanding hari sebelumnya

Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi
pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat
pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 1, 2, 4, 5 dan 6
I:

Melakukan perawatan kateter dgn teknik aseptik & antiseptik

Mengompres daerah bekas pemasangan infus dengan alkohol

Mengobservasi tanda-tanda vital klien
22

1 2 3 4

Melanjutkan pemberian therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per IV
E:

Klien merasa nyaman setelah dilakukan perawatan kateter

Klien merasa lebih baikan pada lengan sebelah kiri setelah
perawat mengompresnya dengan kassa alkohol

Hari ini klien telah mendapat therapy Ceftriaxon 1 x 1 gr per
IV yang diberikan pada jam 09.30

Tanda-tanda vital klien :
-
Tekanan Darah : 120/70 mmhg
-
Nadi : 76 kali/menit
-
Respirasi : 18 kali/menit
-
Suhu : 37 0 C

3 S:

Secara verbal klien mengatakan sudah dapat beradaptasi
dengan pemasangan selang kateter dan perubahan pola
berkemihnya.

Klien mengatakan sudah merasa tidak terganggu dengan
terpasangnya selang kateter.

Urine dalam urine bag berwarna kuning jernih, pengeluaran
urine + 2500 cc / 24 jam (tgl. 10-8-2005 jam 07.00 WIB s/d
tgl. 11-8-2005 jam 07.00 WIB).
O:

Posisi selang kateter tidak terlipat dan terfiksasi dengan baik.

Tidak terdapat rembesan urine dari selang kateter klien.

Aliran keluaran urine dari kateter lancar.
A:

Masalah teratasi.

2 S:

Klien mengatakan daerah bekas pemasangan infus pada
lengan kirinya sudah tidak tidak lagi nyeri dan tidak
bengkak.
O:

Daerah pemasangan kateter dan selang kateter tampak bersih
dan tertutup kassa bethadine.

Daerah bekas pemasangan infus pada lengan kiri klien sudah
tidak terlihat bengkak.

Tidak tampak adanya tanda-tanda peradangan dan infeksi
pada daerah tempat pemasangan kateter dan tempat
pemasangan infus dilengan sebelah kanan klien.

Tanda-tanda vital klien :
-
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
-
Nadi : 80 kali/menit
-
Respirasi : 20 kali/menit
-
Suhu : 36,7 0 C
A:
Masalah teratasi.

Você também pode gostar