Você está na página 1de 6

ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN

Analisis terhadap pasar dan pemasaran menjadi salah satu tolak ukur
kelayakan suatu industri. Aspek ini akan menentukan keberlangsungan industri
dan seberapa besar industri tersebut akan dibutuhkan oleh konsumen.

Identifikasi Kesempatan

Industri kerajinan dan industri kreatif memegang peranan cukup penting di


Indonesia. Dilansir dari artikel PresidenRI.go.id tanggal 26 April 2017, Presiden
Jokowi menyebutkan bahwa industri kerajinan dan kreatif menjadi masa depan
Indonesia. Industri kreatif tidak hanya menjadi penopang ekonomi tetapi turut
serta dalam pelestarian budaya. Produk ini menjadi produk oleh-oleh bagi
wisatawan lokal maupun mancanegara saat berkunjung ke Indonesia. Seperti yang
terlihat pada Gambar 1, jumlah wisatawan terus mengalami peningkatan sejak
tahun 2010 hingga 2014.

Perkembangan Wisatawan Mancanegara

12,000,000
9,435,411
8,802,129
7,649,731 8,044,462
Jumlah (orang)

7,002,944
8,000,000

4,000,000

0
2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
Gambar 1 Perkembangan wisatawan mancanegara 2010-2014
Sumber: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Pertumbuhan wisatawan lokal maupun mancanegara berbanding lurus


dengan total pengeluaran rata-rata wisatawan tersebut. Menurut data Kementerian
Pariwisata RI, jumlah uang yang dikeluarkan oleh wisatawan mancanegara
bertambah terus setiap tahunnya, hal ini bisa dilihat pada Gambar 2. Artinya daya
beli wisatawan terhadap produk yang bisa dijadikan oleh-oleh menjadi ebih besar.
Seiring dengan peningkatan promosi destinasi wisata Indonesia, pertumbuhan
industri kerajinan pun semakin meningkat. Hal ini didukung oleh pernyataan
menteri Perindustrian, Saleh Husin, bahwa industri kreatif tumbuh 7% setiap
tahun. Jumlah wisatawan diprediksi akan terus meningkat, sehingga
pengembangan industri kerajinan sangat potensial dilakukan.
Rata-rata Pengeluaran Wisatawan
Mancanegara
1,183.43
1200 1,133.811,142.24

Pengeluaran (USD)
1,118.26
1150 1,085.75
1100
1050 995.93
1000
950
900
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Gambar 2 Rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara 2009-2014


Sumber: Kementerian Pariwisata Republik Indonesia

Salah satu produk kerajinan yang dapat dikembangkan menjadi industri


adalah souvenir. Selain sebagai oleh-oleh, souvenir juga bisa digunakan untuk
corporate gifts (kenang-kenangan) dan visual merchandise. Souvenir bisa terbuat
dari beberapa bahan, salah satunya batang singkong. Jumlah batang singkong
yang melimpah namun kurang pemanfaatannya menjadi nilai tambah dari
souvenir batang singkong. Masih terbatasnya produsen kerajinan batang singkong
juga menjadi kesempatan untuk membuka industri kerajinan berbahan baku
batang singkong.
Batang singkong memiliki bobot yang lebih ringan dari bahan kayu
lainnya sehingga akan lebih mudah dibawa sebagai souvenir. Batang singkong
memiliki pori-pori yang dapat dimanfaatkan untuk inovasi produk, yaitu sebagai
produk kerajinan tangan yang bisa mengeluarkan aromaterapi. Pennyisipan
senyawa aromaterapi pada pori-pori batang singkong akan membuat produk
kerajinan menjadi multifungsi, yaitu sebagai hiasan juga untuk relaksasi. Senyawa
aromaterapi yang berasal dari minyak atsiri keberadaannya sangat melimpah di
Indonesia. Ada sekitar 40 tanaman atsiri yang berpotensi untuk dikembangkan
(Dewan Atsiri Indonesia 2016). Selain itu pembuatan kerajinan tangan yang
beraromaterapi menjadi daya tarik sendiri, terutama untuk konsumen yang
menyukai gaya hidup sehat. Dengan adanya potensi pasar ini, pengembangan
industri kerajinan tangan beraromaterapi sangat potensial untuk dikembangkan.

Identifikasi Hambatan

Proses pembuatan kerajinan tangan berbasis batang singkong yang disisipi


minyak aromaterapi memiliki beberapa hambatan, antara lain:
1. Batang singkong bersifat organik yang sewaktu-waktu bisa rapuh atau terurai
oleh waktu ataupun hewan seperti rayap. Batang singkong yang digunakan
harus dilapisi vernish supaya lebih tahan lama. Sementara vernish
konvensional yang terbuat dari bahan kimia yang membahayakan bagi
kesehatan apabila dihirup. Pelepasan aromaterapi pada pori-pori batang
singkong ditakutkan juga ikut melepas senyawa vernish ke udara. Sementara
teknik penyisipan senyawa aromaterapi yang optimal belum ditemukan.
2. Terbatasnya sumber daya manusia yang bisa mengolah batang singkong
dengan teknik penyisipan senyawa aromaterapi ini.
3. Harga minyak atsiri murni yang relatif mahal membuat produk kerajinan ini
diprediksi memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibanding produk kerajinan
lainnya, sehingga perlu dilakukan analisis terkait segmentasi pasar dan strategi
pemasaran yang tepat

Penetapan Target Pasar

Total available market dari industri ini adalah wisatawan domestik


maupun macanegara, organisasi, institusi pendidikan, institusi pemerintah, dan
toko souvenir yang ada di Indonesia, dengan rincian:
Wisatawan mancanegara = 9.435.411 jiwa (Kementerian Pariwisata RI 2014)
Wisatawan domestik = 6.677.918 jiwa (Kementerian Pariwisata RI 2016)
Pelaku pendidikan = 23.706.030 (Badan Pusat Statistik)
Sehingga total available market sebesar 39.819.359 jiwa
Served available market dari proyek industri kerajinan ini adalah bagian
dari total avalaible market dengan kondisi ekonomi menengah ke atas yang
berdomisili di Jawa-Bali, yaitu sebesar 5.972.904 jiwa. Asumsi terdapat 2
perusahaan kerajinan lain dimana perusahaan A menguasai pangsa pasar 25% dan
perusahaan B sebanyak 40% dari masyarakat yang mampu membeli produk
kerajinan ini. Sehingga served available market bagi industri kerajinan tangan
aromaterapi adalah sebesar :
= 5.972.904 – (0.25x 5.972.904 + 0.4 x 5.972.904)
= 5.972.904 – 3.882.388
= 2.090.516 jiwa
CV. Cassaboe bisa memproduksi sekitar 75 produk setiap bulannya.
Diasumsikan daya beli produk ini adalah sekali dalam lima tahun, sehingga
Cassaboe bisa mencukupi kebutuhan 4500 orang atau 0.2% dari served available
market yang ada.

Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar merupakan tindakan klasifikasi konsumen menjadi


beberapa kelompok secara terpisah. Setiap kelompok segmen memiliki
karakteristik tersendiri yang berpengaruh terhadap teknik pendekatan setiap
segmen. Segmentasi pasar produk kerajinan aromaterapi ini dibagi empat, yaitu:
a. Segmentasi geografis: Cassaboe dipasarkan di wilayah Jawa-Bali dan secara
khusus dipasarkan kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Dalam
penggunaannya, Cassaboe dapat digunakan di semua iklim.
b. Segmentasi demografis: Cassaboe dapat dibeli oleh konsumen baik laki-laki
maupun perempuan yang umumnya berusia dewasa (14-60) tahun.
c. Segmentasi behavioristik: Cassaboe memiliki kelebihan yaitu dapat
mengeluarkan aromaterapi sehingga produk ini cocok untuk konsumen yang
menyukai aromaterapi dan memerlukan waktu untuk relksasi, contohnya
konsumen yang tinggal di perkotaan dan ingin berelaksasi namun memiliki
waktu yang terbatas akan terbantu dengan adanya Cassaboe ini.
d. Segmentasi psikografis: Cassaboe diperuntukkan untuk konsumen atau
wisatawan yang cenderung mengalokasikan uangnya untuk membeli oleh-oleh
ataupun kerajinan-kerajinan tangan untuk pajangan.

Targeting

Targeting merupakan penentuan segmen pasar yang akan dituju oleh industri.
Target utama dari Cassaboe terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Domestic and Foreign Tourist
Benda yang paling prospektif dalam dunia pariwisata adalah produk oleh-oleh.
Wisatawan domestik ataupun mancanegara sering mencari oleh-oleh yang khas
dan unik. Produk oleh-oleh berupa makanan memiliki kelemahan yaitu umur
simpan yang pendek. Produk oleh-oleh berupa kerajinan menjadi alternatif
utama bagi wisatawan, selain umur simpan yang panjang, produk ini lebih
mempunyai nilai untuk dikenang.
b. Organizations, Corporate, Government and Educational Institutions
Penggunaan souvenir di acara-acara tertentu sebagai cinderamata menjadi
budaya sekarang ini. Organisasi ataupun institusi yang mengadakan suatu
kegiatan, pasti memberikan cinderamata untuk pengisi acaranya, produk
Cassaboe termasuk produk yang bisa digunakan untuk tujuan ini. Selain khas
terbuat dari limbah batang singkong, produk ini juga unik dan bisa didesain
sesuai dengan permintaan pemesannya.
c. Retail Store and Hotels
Toko retail dan tempat penginapan menjadi konsumen sekaligus mitra bisnis
produk Cassaboe. Penggunaan produk Cassaboe di beberapa tempat tersebut
diharapkan akan menjadi daya tarik bagi pengunjung. Setelah itu pengunjung
memiliki minat untuk mengetahui produk lebih dekat dan akhirnya tertarik
membeli produk.

Positioning
Positioning merupakan cara untuk menempatkan produk sehingga
mempunyai tempat khusus di konsumen supaya lebih mudah diingat. Calon
konsumen akan melihat produk Cassaboe sebagai pionir produsen kerajinan
tangan berbasis limbah batang singkong yang bisa mengeluarkan aromaterapi.
Variasi desain kerajinan dibuat unik dan menarik perhatiang (eye catching)
yang sesuai untuk segmentasi konsumen. Image produk yang ditawarkan
diarahkan untuk pribadi yang aktif, meyukai wewangian atau aromaterapi, dan
peduli terhadap kesehatan terutama psikologis.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran konvensional (real business) memiliki 4 prinsip dasar


yang terdiri dari 4P, yaitu:
1. Product
Cassaboe merupakan produk kerajinan tangan berbahan baku limbah batang
singkong yang dapat mengeluarkan aromaterapi. Ada berbagai macam produk
kerajinan dan desain dari Cassaboe.
2. Price
Produk ini dijual dengan harga sekitar Rp 35.000,- hingga Rp 500.000,- per
produk
3. Place
Tempat produksi Cassaboe berlokasi di wilayah Dramaga, Kab.Bogor.
Sementara wilayah pemasaran Cassaboe adalah wilayah Jawa-Bali yang di
khususkan di kota-kota destinasi wisata seperti Jakarta, Bogor, Bandung,
Yogyakarta, Semarang, Malang, dan Denpasar.
4. Promotion
Promosi merupakan kegiatan utama dalam pemasaran produk. Promosi yang
dilakukan Cassaboe terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Introduction
Tahap ini bertujuan untuk pengenalan dan memberikan pengalaman
penggunaan produk kepada konsumen. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mencapai tahap pertama ini antara lain dengan mengikuti
bazaar atau pameran-pameran kerajinan tangan, melakukan promosi atau
iklan di media sosial resmi Cassaboe maupun digital advertising lain seperti
insta-ads, facebook ads, google ads, dan lain-lain, membuat dan
membagikan brosur produk di pameran, serta menjalin kerjasama dengan
tempat penginapan maupun toko retail terkait yang bisa memajang produk
Cassaboe.
b. Growth
Tahap kedua ini bertujuan untuk mengembangkan bisnis dengan
menciptakan pelanggan (repeat buyer). Tahap kedua ini dilakukan dengan
membangun relasi dengan konsumen. Kegiatan yang dapat dilakukan antara
lain memberikan diskon atau potongan harga bagi konsumen yang membeli
dalam jumlah besar (loyalty discount), memberikan fasilitas desain sesuai
keinginan konsumen (costumized product), dan membuat sosial media yang
aktif merespon konsumen sebagai media konsumen untuk menyampaikan
kritik dan sarannya terhadap produk Cassaboe.

Você também pode gostar