Você está na página 1de 10

Jawaban soal

1. Coba saudara jelaskan kondisi secara umum dari Pembangunan ekonomi pada saat sekarang
ini, melalui pendekatan analisis SWOT

 Kekuatan

Di tahun 2015, Indonesia berhasil menduduki peringkat ke 4 sebagai kekuatan ekonomi


terbesar di Asia setelah China, Japan, dan Korea Selatan. Dalam Skala dunia, sekarang kita
berada di posisi ke 8 . Perhitungan ini didasari oleh skala PPP (Purchasing Power Parity) atau
lebih mudahnya disebut keseimbangan daya berbelanja masyarakatnya.

Lebih jauh lagi, sebuah perusahaan asing dari Amerika IHS, yang bergerak di bidang
penyediaan data dan analisa ekonomi global, menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi di
Indonesia akan tetap stabil hinggal tahun 2020 di angka 5,4 % per tahun.

Jika Indonesia bisa mempertahankan semua yang dilakukan selama ini dan terus mau
maju dan berkembang, ambisis menjadi salah satu dari 10 negara adidaya di dunia pada
tahun 2030 bukanlah impian semata. Dengan tren yang sudah dicapai selama tahun 2015 ini,
sudah hampir pasti Indonesia akan menjadi salah satu negara superpower di tahun 2030
nanti.

Menurut analisa pakar ekonomi global McKinsey, penunjang keberhasilan Indonesia


dalam mencapai stabilitas ekonomi tidak lepas dari beberapa hal penting yang sangat
fundamental. Beberapa di antaranya adalah, meningkatnya produktivitas kalangan menengah
kebawah yang diakibatkan oleh meningkatnya tingkat pendidikan masyarakatnya yang

menjadi kelompok masyarakat terbesar di Indonesia.

Meningkatnya kedewasaan Indonesia dalam berdemokrasi juga dinilai sebagai pemicu


stabilitas ekonomi yang baik. Yang paling membanggakan dari segi finansial adalah
meningkatnya investasi lokal di tahun 2015 hingga mencapai 40 % dari tahun sebelumnya.

Peningkatan investasi lokal meng-indikasi bahwa orang Indonesia sendiri sudah mampu ber
investasi di negaranya sendiri dan turut mengambil andil besar dalam perbaikan ekonomi di
Indonesia secara kelseluruhan. Kini, kita tidak perlu lagi sepenuhnya mengandalkan modal
dari luar negeri untuk membangun negeri.

Pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi, telah mengeluarkan kebijakan


kebijakan ekonomi terbaru yang diharapkan dapat langsung terasa efeknya di tahun 2016
yang terus memompa pertumbuhan ekonomi kita sesuai dengan target yaitu 5,3 % Sejauh ini,
para Investor sangat optimis untuk menginvestasikan uangnya di Indonesia dan mengaku
percaya akan stabilitas politik dan ekonomi di Indonesia dewasa ini akan terus memberikan
keuntungan yang positif bagi mereka.

 Kelemahan
Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara berkembang, Indonesia saat ini masih sangat
tergantung terhadap kondisi ekonomi global, terutama pada investor asing. Hal itu
dikarenakan sumber pendanaan dalam negeri demi membuat Indonesia lebih maju, masih
sangat terbatas.
Bank Indonesia (BI) melihat, hal tersebut sangat wajar untuk sebuah negara berkembang.
Namun begitu, saat ini Indonesia setidaknya memiliki dua kelemahan yang harus segera
diselesaikan oleh pemerintah. Pertama, mengenai defisit neraca transaksi berjalan.

"Dengan kondisi seperti itu, depresiasi kurs rupiah menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan,
kurs nilai tukar itu sangat ditentukan oleh neraca transaksi berjalan," kata Gubernur BI Agus
Martowardojo di Gedung BI, Jumat (10/4/2015).

Bahkan dirinya mengungkapkan, dengan kondisi neraca transaksi berjalan yang terus defisit,
BI tidak bisa menjamin nilai tukar rupiah kembali ke level Rp 9.000 seperti beberapa tahun
lalu.

"Intervensi BI tidak bisa membalikkan tren, hanya bisa menjaga pelemahan supaya tidak
lebih gradual dan fluktuasinya terjaga," tegas Agus.

Sementara yang menjadi kelemahan kedua adalah dari sisi utang luar negeri yang sudah
dalam status waspada. Utang luar negeri swasta sendiri dikatakan Agus saat ini mencapai
US$ 163 miliar.

Dari total Utang Luar Negeri (ULN) swasta tersebut diimbangi dengan kepemilikan Surat
Berharga Negara (SBN) yang didominasi oleh asing dimana mencapai 38 persen. "Padahal
konon yang direkomendasikan dalam tahap aman itu di bawah 30 persen," ujar Agus.

Kelemahan tersebut ditambah dengan utang tersebut hanya 26 persen yang melakukan
lindung nilai. Dengan begitu sebanyak 74 persen utang sangat rentan terhadap nilai tukar
rupiah terhadap dolas AS.

 Peluang
Bank Dunia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya
pertumbuhan ekonomi dunia, yang berakibat pada melemahnya harga sejumlah komoditas
Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada semakin mengecilnya peluang-peluang baru.
Namun, estimasi pertumbuhan yang mengecil tersebut dapat berbalik arah jika investasi yang
terjadi tahun depan melampaui ekspektasi.

“Pembelanjaan pasar domestik di Indonesia yang terus meningkat akan menopang


pertumbuhan. Jika Indonesia memperkuat pondasi ekonomi dan memperkuat iklim investasi
yang baik, maka akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih tinggi dan lebih
cepat,” tukas Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves dalam acara
The World Bank: Indonesia Economic Quarterly December 2014 di Jakarta, seperti dikutip
Senin (8/12/2014).

Peluang yang didapatkan ketika diberlakukannya MEA terhadap perekonomian Indonesia

1. Manfaat integrasi ekonomi


Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 (sembilan) Negara ASEAN lainnya
membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 tentu saja didasarkan
pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN. Integrasi ekonomi dalam mewujudkan MEA 2015
melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi
dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan
meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan.

2. Pasar potensial dunia

Pewujudan MEA di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar
ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar (8% dari total penduduk
dunia) di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2008, jumlah penduduk ASEAN sudah
mencapai 584 juta orang (ASEAN Economic Community Chartbook, 2009), dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas berada pada usia produktif.
Pertumbuhan ekonomi individu Negara ASEAN juga meningkat dengan stabilitas
makroekonomi ASEAN yang cukup terjaga dengan inflasi sektitar 3,5 persen. Jumlah
penduduk Indonesia yang terbesar di kawasan (40% dari total penduduk ASEAN) tentu saja
merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia menjadi negara ekonomi yang produktif
dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan.

3. Negara pengekspor

Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik


produk berbasis sumber daya alam (seperti agro-based products) maupun berbagai produk
elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar Negara
ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup
baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi (penanaman modal).
Sepuluh (10) komoditi ekspor ASEAN ke dunia pada tahun 2008 (berdasarkan HS-4 digit)
yang dilaporkan dalam ASEAN Economic Community Chartbook (2009) adalah (1)
electronic integrated circuits & microassemblies (9%); (2) oil (not crude) from petrol &
bituminous minerals etc. (7%); (3) automatic data processing machines, magnetic or optical
readers, etc. (5%); (4) crude oil from petroleum and bituminous minerals (4%); (5) petroleum
gases & other gaseous hydrocarbons propane, butane, ethylene (4%); (6) parts and
accessories for office macjines & typewriters (3%); (7) palm oil & its fractions, not
chemically modified (3%); (8) natural rubber in primary form or plates balata, gutta – percha,
guayule, chicle (2%); (9) semiconductor devices; light – emiting diodes;
mountedpiezoelectric crystals; parts thereof diodes, etc. (1%); dan (10) electric apparatus for
line telephony or telegraphy telephone sets, teleprinters, modems, facs machine (1%).
Pada umumnya, konsentrasi perdagangan ASEAN masih dengan dunia meskipun cenderung
menurun dan beralih ke intra-ASEAN. Data perdagangan ASEAN menunjukkan bahwa share
perdagangan ke luar ASEAN semakin menurun, dari 80,8% pada tahun 1993 turun menjadi
73,2% pada tahun 2008, sedangkan share perdagangan di intra-ASEAN meningkat dari
19,2% pada tahun 1993 menjadi 26,8% pada tahun 2008. Hal yang sama juga terjadi dengan
Indonesia dalam 5 tahun terakhir, namun perubahannya tidak signifikan. Nilai ekspor
Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN berkisar 80-82% dari
total ekspornya. Hal ini menunjukkan bahwa peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-
ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang
dengan laju peningkatan impor dari intra-ASEAN.
Indonesia sudah mencatat 10 (sepuluh) komoditi unggulan ekspornya baik ke dunia maupun
ke intra-ASEAN selama 5 tahun terkhir ini (2004 – 2008) dan 10 (sepuluh) komoditi ekspor
yang potensial untuk semakin ditingkatkan. Komoditi unggulan ekspor ke dunia adalah
minyak kelapa sawit, tekstil & produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet & produk
karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang, dan kopi, sedangkan komoditi ekspor ke intra-
ASEAN adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper,
batubara, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Indonesia mempunyai komoditi lainnya
yang punya peluang untuk ditingkatkan nilai ekspornya ke dunia adalah peralatan kantor,
rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan & produk perikanan, minyak atsiri, makanan
olahan, tanaman obat, peralatan medis, serta kulit & produk kulit. Tentu saja, Indonesia harus
cermat mengidentifikasi tujuan pasar sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dan
kualitas produk yang dihasilkan.

4. Negara tujuan investor

Uraian tersebut di atas merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar
dan memiliki basis produksi. Fakta-fakta tersebut merupakan faktor yang mendorong
meningkatnya investasi di dalam dalam negeri masing-masing anggota dan intra-ASEAN
serta masuknya investasi asing ke kawasan. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk
terbesar (40%) diantara Negara Anggota ASEAN, Indonesia diharapkan akan mampu
menarik investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari
Negara Anggota ASEAN lainnya.
Dari segi peningkatan investasi, berbagai negara ASEAN mengalami penurunan rasio
investasi terhadap PDB sejak krisis, antara lain akibat berkembangnya regional hub-
production. Tapi bagi Indonesia, salah satu faktor penyebab penting penurunan rasio
investasi ini adalah belum membaiknya iklim investasi dan keterbatasan infrastuktur. Dalam
rangka MEA 2015, berbagai kerjasama regional untuk meningkatkan infrastuktur (pipa gas,
teknologi informasi) maupun dari sisi pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut
membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan program
kerja sama regional, terutama dalam melancarkan program perbaikan infrasruktur domestik.
Sedangkan, kepentingan untuk harmonisasi dengan regional menjadi prakondisi untuk
menyesuaikan peraturan invetasi sesuai standar kawasan.

5. Daya saing

Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk
pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non-
tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang sudah bebas di kawasan dengan
sendirinya akan mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk meproduksi dan
mendistribusikan barang yang berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan
produk-produk dari negara lain. Di sisi lain, para konsumen juga mempunyai alternatif
pilihan yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang
paling murah sampai yang paling mahal. Indonesia sebagai salah satu Negara besar yang juga
memiliki tingkat integrasi tinggi di sektor elektronik dan keunggulan komparatif pada sektor
berbasis sumber daya alam, berpeluang besar untuk mengembangkan industri di sektor-
sektor tersebut di dalam negeri.

6. Sektor jasa yang terbuka

Di bidang jasa, ASEAN juga memiliki kondisi yang memungkinkan agar pengembangan
sektor jasa dapat dibuka seluas-luasnya. Sektor-sektor jasa prioritas yang telah ditetapkan
yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan dan e-ASEAN dan kemudian akan disusul dengan
logistik. Namun, perkembangan jasa prioritas di ASEAN belum merata, hanya beberapa
negara ASEAN yang mempunyai perkembangan jasa yang sudah berkembang seperti
Singapura, Malaysia dan Thailand. Kemajuan ketiga negara tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai penggerak dan acuan untuk perkembangan liberalisasi jasa di ASEAN. Lebih lanjut,
untuk liberalisasi aliran modal dapat berpengaruh pada peningkatan sumber dana sehingga
memberikan manfaat yang positif baik pada pengembangan system keuangan, alokasi
sumber daya yang efisien, serta peningkatan kinerja perekonomian secara keseluruhan. Dari
sisi jumlah tenaga kerja, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar dapat
menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar, sehingga menjadi pusat industri.
Selain itu, Indonesia dapat menjadikan ASEAN sebagai tujuan pekerjaan guna mengisi
investasi yang akan dilakukan dalam rangka MEA 2015. Standardisasi yang dilakukan
melalui Mutual Recognition Arrangements (MRAs) dapat memfasilitasi pergerakan tenaga
kerja tersebut.

7. Aliran modal

Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan
penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya Vietnam. MEA membuka peluang
bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian
ditempatkan di aset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja berupa porsi dari
portfolio regional tetapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Sedangkan dari
sisi peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga, peraturan terkait, maupun sumber daya
manusia, berbagai program kerja sama regional yang dilakukan tidak terlepas dari keharusan
melakukan harmonisasi, standarisasi, maupun mengikuti MRA yang telah disetujui bersama.
Artinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan
terkait. Sebagai contoh adalah penerapan ASEAN Single Window yang seharusnya
dilakukan pada tahun 2008 (hingga saat ini masih dalam proses) untuk ASEAN-6
mengharuskan penerapan sistem National Single Window (NSW) di masing-masi

 Ancaman
Sumber daya manusia Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain integrasi
mobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melalui kesepakatan diberlakukannya Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA), teknologi yang semakin berkembang dan perdagangan bebas yang
menyebabkan membanjirnya produk luar di Indonesia.
Rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia disebabkan karena sistem diklat yang masih
berorientasi pada pendekatan “supply driven”. Program diklat yang dikembangkan oleh
lembaga diklat pemerintah dan swasta belum mengacu kepada kebutuhan pasar kerja.
Akibatnya terjadi kesenjangan yang semakin lebar antara kualitas tenaga kerja yang
dihasilkan oleh lembaga diklat dengan kualitas yang dibutuhkan oleh dunia usaha/industri.

Selain masalah itu, dengan adanya pasar tunggal ASEAN ini juga mengancam eksistensi
usaha sekaligus SDM lokal. Selama ini Indonesia lebih banyak berperan sebagai pasar
empuk bagi produk-produk luar. Berbagai produk negara lain membanjiri Indonesia mulai
dari makanan, fashion, otomotif dan elektronik. Produk-produk itu sangat kompetitif baik
dari segi kualitas maupun harga sehingga produk dalam negeri menjadi kurang berkembang
akibat kalah bersaing.

Sejauh ini mayoritas pemerintah daerah tidak mengetahui mengenai rencana diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean sehingga banyak pengusaha di daerah lebih kesulitan
mempersiapkan diri. Di sisi lain, para pengusaha asal Malaysia, Vietnam, dan Thailand saat
ini aktif memperkenalkan produknya kepada pasar Indonesia.

2. Sumberdaya ekonomi, baik sumberdaya alam; sumberdaya manusia; dan sumberdaya modal,
Sumber daya mana yang menurut saudara paling lemah. Jelaskan alasannya.

Sumber daya ekonomi berdasarkan manfaatnya dibagi atas 3:

1. Sumber daya Alam

Sumber daya alam merupakan faktor produksi yang langsung diperoleh dari alam
seperti tanah dan cadangan mineral yang terdapat di dalamnya. Tanah dapat digunakan
sebagai lahan pertanian, perkebunan, mendirikan bangunan, sarana umum, dan
sebagainya.
Sedangkan cadangan mineral seperti besi, emas, batu bara dan minyak diolah
menjadi bahan baku industri. Sumber daya lain yang termasuk faktor produksi alam
misalnya kesuburan tanah, cuaca, curah hujan, udara, sinar matahari, dan air. Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat kaya
diantaranya :

1. Tambang Emas Kualitas Terbaik di-Dunia


Lokasi: Papua, Indonesia
Produksi emas di 2011: 1.444.000 ons atau 40.936 kg
Luas area: 527.400 hektar
Penambang: Freeport-McMoRan Copper & Gold
Jenis tambang: terbuka dan bawah tanah

2. Cadangan Gas Alam Terbesar Di Dunia


Cadangan Gas Alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia. Antara lain di Blok
Natuna dan Blok Cepu yang menghasilkan sekitar 200 kaki kubik minyak bumi dan
gas alam. Tetapi lagi-lagi yang menikmati ini adalah bangsa lain, karena
pengelolanya adalah Exxon Mobil. PERTAMINA – Perusahaan milik Negera ini
saat ini sudah mulai bersaing di pasar global.

3. Tambang Batu Bara Terbesar Di Dunia


Batubara yang juga tak kalah berharganya di dunia ini, ternyata tempat terbesarnya
juga berasal dari Indonesia . Dari berbagai media internasional menyebutkan bahwa
di Indonesia lah yang mempunyai sumber tambang batu bara terbesar di dunia. Kita
patut bersyukur potensi sudah dikelola oleh PT. Bukit Asam.

4. Kesuburan Tanah Terbaik Di Dunia


Tak ada yang meragukan kualitas tanah Negeri Kita yang sangat-sangat subur .
Hampir semua lahan di Negeri Kita bisa ditanami Tumbuhan-tumbuhan apapun.
Namun sayang, harusnya kita bisa seperti Filipina yang jadi Eksportir beras dunia,
dan Malaysia yang menguasai Kelapa Sawit dunia, atau seperti Swiss dan Brazil
yang jadi Rajanya Coklat dan Kopi.
Yang terpenting sekarang kita sebagai generasi bangsa harus ikut menjaga anugerah
ini . Jangan sampai rusak karena perbuatan yang nggak bertanggung jawab.

5. Lautan Terluas Di Dunia


Negara ini punya Lautan terluas di dunia, hingga tidak heran memiliki jutaan spesies
ikan yang tidak dimiliki negara lain. Indonesia letaknya sangat strategis dikepit oleh
dua samudera yaitu samudera hindia dan samudera pasifik.

6. Hutan Tropis Terbesar Di Dunia


Indonesia adalah Negara dengan Hutan Terluas Di Dunia, bahkan semua negara di
dunia menyebut Indonesia adalah Paru-paru Dunia Terbesar. Letaknya di pulau
sumatra, kalimantan dan sulawesi. Bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan
tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan amazon tak cukup
kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi.
7. Tempat Wisata Eksotis Terbesar Di Dunia
Candi Borobudur merupakan salah satu candi Budha terbesar di dunia.
Pulau Komodo terletak di sebuah selat antara Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur
(NTT) dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau Komodo terdapat
kadal terbesar di dunia, yaitu biawak Komodo (Varanus komodoensis). Pulau ini
termasuk salah satu pulau terindah di Dunia. Pulau Bali merupakan pulau wisata
terbaik di dunia.

8. Jumlah Pulau
Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia yang menurut kajian citra satelit
berjumlah 18.306 pulau, pulau yang sudah diberi nama ada 7.870 sedangkan yang
belum diberikan nama berjumlah 9634 pulau.

9. Negara Maritim Terbesar Didunia


Kita tahu Indonesia memiliki luas laut 93.000 km2, panjang pantainya pun sekitar
81.000 km2 atau 25 % panjang pantai yang ada di seluruh dunia. Selain itu Indonesia
juga memiliki terumbu karang yang sangat banyak dan semuanya indah.

Indonesia memiliki sumber daya alam sangat banyak dan tidak kalah dari Negara lain dan
hanya saja tergantung kepada sumber daya manusia di Indonesia, jika sumber daya manusia
di Indonesia dapat mengolah sumber daya alam di Indonesia dengan baik maka sumber daya
perekonomian akan semakin baik pula.

2. Sumber daya Modal

3. Sumber daya Manusia

Sumber daya manusia diindonesia merupakan sumber daya yang paling lemah dikarenakan
Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik ( februari 2014) menyatakan bahwa Penyerapan
tenaga kerja hingga Februari 2014 masih didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan
rendah yaitu SD ke bawah sebanyak 55,3 juta orang (46,80 persen) dan Sekolah Menengah
Pertama sebanyak 21,1 juta (17,82 persen). Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya
sebanyak 12,0 juta orang mencakup 3,1 juta orang (2,65 persen) berpendidikan Diploma dan
sebanyak 8,8 juta orang (7,49 persen) berpendidikan Universitas. Hasil survey lainnya
jumlah tenaga kerja yang kurang terdidik di Indonesia masih tinggi yakni mereka yang
berpendidikan di bawah SD dan SMP mencapai 68,27 persen atau 74.873.270 jiwa dari
jumlah penduduk yang bekerja sekitar 110.808.154 jiwa. 80 persen pengangguran Indonesia
hanya lulusan SMP dan SD. Mayoritas tenaga kerja indonesia masih berpendidikan sekolah
dasar dan lebih banyak bekerja pada sektor informal

Hal ini mengakibatkan bisa saja tenaga kerja negara tetangga mengambil alih lapangan kerja
di Indonesia. Dalam hal ini dapat memunculkan juga risiko ketenagakarejaan bagi Indonesia
apabila tenaga kerja di indonesia tidak dapat bersaing dengan tenaga kerja luar negeri, maka
kemungkinan yang akan terjadi adalah lapangan kerja di indonesia di kuasai oleh tenaga
kerja luar yang lebih kompeten ketika menghadapi MEA. Dari data yang didapat dapat
disimpulkan bahwa rendahnya pendidikan yang terdapat pada sumber daya manusia
diindonesia mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia diindonesia tersebut
sehingga tidak dapat mengoptimalkan sumber daya alam yang sangat kaya dan juga daya
saing sumber daya manusia diindonesia dapat menjadi ancaman dan sebuah keuntungan bagi
Negara luar untuk memanfaatkan sumber daya alam diindonesia. Bukti bahwa lemahnya
sumber daya manusia diindonesia juga terdapat pada sumber daya alam diindonesia yang
merupakan tambang 3 terbaik dunia diindonesia yaitu Freeport dikelola oleh investor asing
dengan keuntungan yang tidak setimpal.

Você também pode gostar