Você está na página 1de 11

1. d. Bagaimana karakteristik dari masing-masing anggota subfilum vertebrata?

 Pisces
 Memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik tulang dermal
 Anggota gerak berupa sirip, kepala yang berhubungan langsung
dengan tubuh dan pada umumnya tidak mempunyai gerakan bebas,
tidak mempunyai dermal internal
 Umumnya bernafas dengan insang, memiliki lima lengkung insang
 Tidak punya kantung alantoik dan hidup di air

 Amfibi
 Merupakan tetrapoda yang memiliki kulit tak bersisik, ada kelenjar
epidermis untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembab yang juga
penting untuk pernafasan
 Kepala melekat pada satu tulang leher yang berhubungan dengan
tengkorakpada dua tonjolan (condylus)
 Bersifat poliekterm

 Reptil
 Sepenuhnya terestrial, dan tidak perlu kembali ke air untuk
berkembangbiak
 Umumnya tubuh ditutupi oleh kulit dari sisik tanduk dan sering
diperkuat dengan osteoderm tulang
 Biasanya tidak mempunyai kelenjar epidermal dan bersifat kedap air
 Persendian tulang atlas dan kepala dengan satu bongkol sendi
 Bersifat poikiloterm dan ektoterm, pengaturan suhu tubuh dilakukan
dengan perilaku

 Aves
 Sebagian besar tubuh ditutupi bulu, tetapi kaki bagian bawah ditutupi
sisik seperti reptil
 Hanya memiliki satu bongkol sendi antara kepala dan leher dengan
jumlah ruas tulang leher antara 13-25 buah
 Suara dihasilkan oleh siting yang terdapat pada dasar trachea
 Ekstremitas anterior berubah menjadi sayap, telapak tangan yang ada
dimodifikasi dengan jari kedua yang memanjang sebagai tempat
penyokong utama bulu untuk terbang

 Mamalia
 Tubuh ditutupi rambut
 Memiliki kepala dan leher yang fleksibel yang dihubungkan dengan
dua bongkol oksipital, ruas leher berjumlah 7 ruas
 Umumnya mempunyai daun telinga
 Suara dihasilkan oleh pita suara pada laring
 Anggota badan berorientasi vertikal
 Thoraks dan abdomen dipisahkan dengan diafragma

2. C. Apa saja perbedaan sistem digestoria, respiratory, ekskresi, reproduksi dan


sirkulasi dari hewan-hewan seperti ikan, katak, buaya, burung dan orangutan?
 Pisces
 Sistem Pencernaan Makanan.
Pencernaan makanan pada ikan yaitu pencernaan makanan sempurna. Mekanismenya
sebagai berikut:
Makanan dari mulut

Laring

Esofagus

Usus

Anus

Ikan memiliki lidah, gigi, dan rahang (kecuali pada Agnatha). Ikan juga memiliki hati,
tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus ikan, terdapat
katup-katup spiralis.

- Sistem Pernafasan.
Ikan bernapas dengan insang yang memiliki operkulum (tutup insang) dan celah
insang sebanyak 4, 5, 6, 7, atau lebih. Gelembung renang pada ikan berisi O2, N2,
CO2dan berfungsi sebagai alat hidrostatis dan alat bantu pernafasan. Pada dipnoi (ikan
paru-paru) terdapat pneumatosista yang berfungsi sebagai paru-paru jika ikan hidup
dilumpur yang mengandung sedikit air. Antara gelembung udara dengan faring
dihubungkan oleh duktus pneumatikus.

- Sistem Peredaran Darah.


Peredarah darah pada ikan yaitu peredaran darah tertutup. Jantung ikan beruang dua
yaitu sebuah serambi dan sebuah bilik (ventrikel). Darah mendapat O2 dalam filamen-
filamen insang.

- Sistem Ekskresi.
Ikan memiliki pronefron atau mesonefron atau ginjal. Namun pada Agnatha tidak ada
sistem porta ginjal.

- Sistem Reproduksi.
Ikan memiliki kelamin yang terpisah atau hermafrodit. Fertilisasinya terjadi secara
internal atau eksternal. Ikan betina memiliki sepasang ovarium dan sepasang oviduk,
ovipar, atau vivipar.

 Amphibi
- Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan peredaran
darah ganda. Pada sistem peredaran darah ganda, darah melalui jantung dua kali dalam satu
kali peredaran. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru kemudian kembali ke
jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung dan diedarkan kembali ke
seluruh tubuh.
Jantung katak terdiri dari tiga ruang, yaitu dua atrium (atrium kanan dan atrium kiri)
dan sebuah ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat klep yang mencegah agar darah
di ventrikel tidak mengalir kembali ke atrium.
Darah yang miskin oksigen dari berbagai jaringan dan organ-organ tubuh mengalir ke
sinus venosus menuju atrium kanan. Darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel,
kemudian menuju ke arteri pulmonalis dan masuk ke paru-paru. Di paru-paru, karbon
dioksida dilepaskan dan oksigen diikat. Dari paru-paru darah mengalir ke vena pulmonalis,
kemudian menuju atrium kiri. Peredaran darah yang terjadi ini merupakan peredaran darah
kecil. Selanjutnya, dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel. Di dalam ventrikel terjadi
pencampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah yang mengandung karbon
dioksida, meskipun dalam jumlah yang sedikit. Dari ventrikel, darah keluar melalui traktus
arteriosus (batang nadi) ke aorta yang bercabang ke kiri dan ke kanan. Masing-masing aorta
ini bercabang-cabang menjadi tiga arteri pokok, yaitu arterior (karotis) mengalirkan darah ke
kepala dan ke otak, lengkung aorta mengalirkan darah ke jaringan internal dan alat dalam
tubuh, dan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.

- Sistem Pernapasan
Alat pernapasan pada amphibia, misalnya katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
Ketika masih berudu, katak bernapas menggunakan insang. Setiap insang tersebut dilengkapi
dengan pembuluh kapiler darah. Oksigen dalam air akan berdifusi menuju kapiler tersebut.
Setelah menjadi katak dewasa, katak bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan
kulit. Kulit katak selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas
pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena
kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon
dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru
lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan
karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain itu, katak bernapas juga dengan paru-paru walaupun paru-parunya belum
sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung
tempat bermuaranya kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk-
bentuk seperti kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga
mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi
dan ekspirasi yang keduanya terjadi saat mulut tertutup.
Mekanisme pernapasan katak
Pada saat katak berinspirasi atau menghirup oksigen dan berekspirasi mengeluarkan
karbom dioksida, mulut katak selalu dalam keadaan tertutup. Pernapasan pada katak diatur
oleh kontraksi dan relaksasi otot perut dan otot rahang bawah.

1) Inspirasi
Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut kemudian ke paru-
paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga
mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane.
Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya
rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga
mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan
darah kapiler alveolus berdifusi ke luar.
2) Ekspirasi
Udara miskin O2 dilepaskan ke luar. Otot perut dan otot sternohioideus berkontraksi
sehingga udara yang ada di dalam paru-paru tertekan ke luar dan masuk ke dalam rongga
mulut. Celah tekak menutup dan koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot rahang bawah
berkontraksi yang segera diikuti oleh kontraksi otot geniohioideus, sehingga rongga mulut
mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut, akibatnya udara dari paru-paru yang kaya CO2
akan keluar melalui koane.

- Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan amphibia, contohnya katak, terdiri dari mulut, kerongkongan,
lambung, usus, dan kloaka. Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa. Makanan
dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di dalam lambung makanan di
cerna, kemudian masuk ke dalam usus. Di usus, zat makanan diserap. Sisa makanan
dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu saluran pencernaan,
saluran ekskresi, dan saluran alat kelamin.
- Sistem Ekskresi
Pada amfibi, misalnya katak, alat ekresi utama ialah sepasang ginjal yang terletak di
kanan dan di kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat-coklatan yang memanjang dari
muka ke belakang. Ginjal merupakan alat penyaring yang mengeluarkan zat-zat sisa yang
dapat larut, terutama urine, garam-garam mineral yang kelebihan dari air yang terkumpul dari
sel-sel tubuh, serta cairan dari darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang saluran halus,
masing-masing bermuara di kloaka.
kandung kencingnya merupakan gelembung tipis sebagai tonjolan dinding kloaka.
Kandung kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dari
dalam ginjal dan kemudian dikeluarkan melaluikandung kencing ke kloaka.

- Sistem Reproduksi
Kelompok amphibia, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak betina
dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan
akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan katak
betina diselaputi oleh selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak yang telah
matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan
melalui saluran telur atau oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat
saluran yang menggembung yang disebut kantung telur atau uterus. Oviduk katak betina
terpisah dengan ureter (saluran kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul
mengeluarkan sperma. Sperma yang dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan
disalurkan ke dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan bersatu dengan
ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi
fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur
tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu
awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air
dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan
herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari herbivor menjadi karnivor atau
insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan
paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan
dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota
gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke permukaan air, sehingga
paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernafas dengan dua organ, yaitu
insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin
memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

 Reptil

Sistem sirkulasi pada Reptilia

Sistem peredaran darah pada reptilia lebih maju jika dibandingkan dengan sistem peredaran
amfibi karena adanya pemisahan darah yang beroksigen dan tidak beroksigen dalam jantung.
Jantung reptilia terletak di rongga dada di bagian depan ventral.
Menurut (Radiopoetro, 1996:517) Jantung reptilia terdiri atas tiga ruang yaitu 2 atria dan 1
ventrikulus, kecuali pada crocodilia dan alligator. Tetapi ventrikulus cordis dari cor yang
beruang tiga, sebenarnya terbagi dua oleh suatu septum yang disebut septum
interventricularis yang membentang dari apex cordis sampai ke pusat cor, sehingga seolah-
olah cor semua reptilia beruang empat. Perlu diketahui bahwa septum interventricularis tadi
belum sempurna sehingga masih ada percampuran darah antara bagian dexter dan sinister.
Antara kedua antria dipisahkan oleh septum intertrialis yang sudah sempurna, sehingga tidak
akan terjadi percampuran antara darah venosa dan darah arteriel.Conus arteriosus pada
reptilia telah menjadi sebagian dari venticulus. Dari ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh
yang besar, yaitu aorta pulmonalis yang menuju ke pulmo, kemudian arcus aorta
dekster dan arcus aorta sinister yang akan bercabang-cabang ke semua bagian tubuh. Arcus
aorta sinister keluar dari ventrikel dekster sedang arcus aorta dekster keluar dari ventrikel
sinister (Radiopoetro, 1996:517).
Pada crocodilia, arcus aorta dekster dan arcus aorta sinister berssilangan dan bersinggungan
dimana tempat persinggungan ini akan berfusi sedemikian rupa sehingga timbul suatu lubang
yang disebut foramen panizzae (Radiopoetro, 1996:517).

Pada crocodilia septum interventriculare sempurna, sehingga cor betul-betul beruang 4.


Namum demikian percampuran darah masih terjadi karena adanyaforamen panizzae, juga
percampuran ini terjadi pada titik di mana arcus aorta dekster dan sinister bersatu untuk
membentuk aorta dorsalis (Radiopoetro, 1996:517).

Menurut (Campbell, 2000:45) Reptilia mempunyai sirkulasi ganda yaitu sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmoner yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan pertukaran-gas
dalam paru-paru dan kembali ke jantung. Pada satu ordo reptilia, crocodilia, ventrikel secara
sempurna terbagi menjadi bilik kiri dan bilik kanan.

Proses sirkulasi pada reptilia


Darah dari vena masuk ke jantung melalui sinus venosus menuju ke serambi kanan,
kemudian bilik kanan. Darah yang berasal dari paru-paru, melalui arteria pulmonalis, masuk
ke serambi kiri kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri, darah dipompa keluar melalui sepasang
arkus aortikus, Dua arkus aortikus ini lalu menghubungkan diri menjadi satu membentuk
aorta dorsalis yang menyuplai darah ke alat-alat dalam, ekor, dan alat gerak belakang.
Dari seluruh jaringan tubuh, darah menuju ke vena, kemudian menuju sinus venosus dan
kembali ke jantung.

4) SISTEM PENCERNAAN
System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelnejar pencernaan.
Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran pencernaannya terdiri
dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri
atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.
1. Rongga Mulut. Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masing-masing rahang
terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung
kea rah rongga mulut. Dan khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi yang dapat
menghasilkan racun yang terdapat pada rongga mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50
kali pergantian. Pada umumnya retil tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi
sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung
bercabang dua. Pada reptilian pemakan insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan,
sedangkan pada buaya dan kura-kura lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah
ular berbentuk pembuluh yang terbungkus oleh selaput dan terletak di bagian rahang bawah.
Memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat
dengan mudah menelan mangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar
poison yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.
2. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di belakang rongga mulut yang
menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi
proses pencernaan.
3. Lambung (ventrikulus) merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan
makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan
baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara
mekanik dan kimia.
4. Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke
kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk tubuhnya.
5. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang dihasilkan oleh hati
ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri dari dua lobus yaitu
sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong empedu terletak pada tepi
sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara lambung dan duodenum. Pancreas
berbentuk pipih dan berwarna kekuning-kuningan.
5) SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka
merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang
hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk
bahan setengah padat berwarna putih.

6) SISTEM PEREDARAN DARAH


Sistem sirkulasi reptil lebih maju dibandingkan dengan katak. Perhatikan Gambar
5.20. Jantung terdiri dari empat ruangan yaitu ventrikel kanan, ventrikel kiri, atrium kanan,
dan atrium kiri serta sebuah sinus venosus. Antara ventrikel kanan dan kiri terdapat sekat
yang belum sempurna sehingga terjadi percampuran darah yang kaya O2 dalam ventrikel kiri
dengan darah yang kaya CO2 dalam ventrikel kanan.

Khusus pada jantung buaya, pada sekat antar ventrikel terdapat lubang kecil yang
disebut foramen panizzae yang berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam jantung pada waktu menyelam.
Sistem sirkulasi darah pada reptil termasuk sistem sirkulasi darah ganda. Darah dari
vena yang kaya CO2 masuk ke jantung melalui sinus venosus ke bagian atrium kanan lalu ke
ventrikel kanan. Kemudian, darah dipompa menuju paru-paru. Darah dari paru-paru yang
kaya O2 masuk ke atrium kiri, dilanjutkan ke ventrikel kiri. Darah dari ventrikel kiri dipompa
keluar melalui aorta menuju ke seluruh tubuh.

7) SISTEM REPRODUKSI
Jantan
Memiliki alat kelamin khusus : hemipenis
Sepasang testis
Memiliki epididimis
Memiliki vas deferens
Betina
Memiliki sepasang ovarium
Memiliki saluran telur (oviduk)
Berakhir pada saluran kloaka
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar,
namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter
atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam
ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung
berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas
deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh
satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat
kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal
ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada
kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh
induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali
ke daratan ketika meletakkan telurnya.

 Aves

Sistem Pencernaan Makanan


Sistem pencernaan makanan sempurna dari mulut → kerongkongan → tembolok →
lambung kelenjar → lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal → usus halus
terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium → usus besar
(terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar) → bermuara pada kloaka di
bawah ekor.
Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai
kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu.

c. Sistem Pernapasan
Pernapasan pada burung di saat hinggap:
Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga
tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar
dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk
(inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis
sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui
parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih
efisien dari pada paru-paru mamalia.

Pernafasan burung saat terbang :


Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena
tulang-tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot
terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya
adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat
menekan dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara
didalam paru-paru. Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap
untuk memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali
permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
d. Sistem Peredaran Darah

Bagan sirkulasi pada burung


Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan→ Bilik kanan →
Paru-paru

Pada burung sistem peredaran darahnya adalah peredaran tertutup yakni sistem dalam
peredarannya darah selalu terdapat dalam pembuluh, atau darah tidak pernah langsung masuk
ke dalam jaringan. Jantung terdiri atas empat ruangan (dua buah atrium dan dua buah
ventrikulus) yang dibungkus oleh perikardium. Lengkung aorta hanya satu di sebelah kanan
dan hanya memiliki satu sistem porta, yaitu sistem porta hepatica.
Dinding diantara kedua ventrikel jantung burung begitu sempurna sehingga dinding
itu mampu mencegah percampuran antara darah yang kaya oksigen dan yang miskin oksigen.
Pembagian jantung yang sempurna itu memungkinkan darah melewati jantung sebanyak dua
kali pada setiap kali darah beredar di dalam tubuh (peredaran darah ganda). Sebagai
akibatnya, darah di aorta burung mengandung lebih banyak oksigen daripada aorta vertebrata
lainnya.

e. Sistem Ekskresi Aves (Burung)


Alat ekskresi burung terdiri atas ginjal, paru-paru, dan kulit. Burung mempunyai
sepasang ginjal bertipe metanefros yang berwarna cokelat. Vena porta ginjal tidak terbagi-
bagi menjadi kapiler-kapiler ginjal.Saluran ekskresi ginjal dan saluran kelamin bermuara
pada bagian akhir usus (kloaka). Kloaka ini merupakan tempat pertemuan saluran kelenjar
kelamin dan usus. Kantong air seni tidak ada, hasil ekskresi setengah padat.
Burung hampir sama sekali tidak mempunyai kelenjar kulit, tetapi mempunyia
kelenjar minyak yang terdapat di punggungnya, yang berguna untuk meminyaki bulunya.

g. Sistem Reproduksi Aves (Burung)


Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk (fertilisasi
internal). Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada hewan jantan,
terdapat sepasang testis, sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan baik di sebelah
kiri pada hewan betina.
Aves (burung) bertelur sehingga tergolong hewan ovipar dengan ciri telur
bercangkang dan kuning telur besar. Burung mengerami telurnya dan merawat anaknya.

 Mamalia

b. Sistem Respirasi
Alur-alur hidung mengandung tulang-tulang turbinal yang berkelok-kelok yang memperluas
permukaan olfaktori. Laring beratap sebuah epiglottis yang mengandung pita-pita suara. Dua paru-
paru masing-masing dalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernapasan adalah inspirasi
yang diikuti oleh depresi (perataan) dari diafragma dan elevasi dari tulang-tulang iga (dengan gerakan
melengkung keluar).
c. Sistem Sirkulasi
Jantung berbilik empat pada mammalia mempunyai dua atria dan dua ventrikel yang terpisah
secara sempurna. Terdapat sirkulasi ganda (sirkuit sistemik dan pulmoner). Pengiriman oksigen ke
seluruh tubuh akan semakin meningkat karena tidak ada pencampuran darah yang kaya akan oksigen
dengan yang miskin oksigen, jadi lebih sempurna dari reptile. Sebgai hewan endotermik, mammalia
memerlukan lebih banyak oksigen per gram bobot tubuhnya dibandingkan dengan vertebratalain
dengan ukuran tubuh yang sama.
d. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kelenjar pencernaan dan organ pencernaan. Kelenjar
pencernaannya terdiri dari 4 pasang kelenjar ludah: paratiroid, infaorbital, submaksilari, dan
sublingual. Terdapat kantung empedu dengan saluran empedu dan saluran getah pancreas yang
bermuara dalam duodenum. Sekum (caecum) berdinding tipis, panjangnya kira-kira 50 cm,
mempunyai appendiks vermiformis (umbai cacing) yang bentuknya seperti jari. Sedangkan organ
pencernaannnya terdiri dari mulut, kerongkongan, ventriculus, duodenum, ileum, rectum, dan anus.
e. Sistem Ekskresi
Ginjal berbentuk seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis
berhubungan dengan kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang
akan mngeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang
terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Mammalia memiliki saluran
pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran reproduksi melalui vagina
dan penis.
f. Sistem Reproduksi
Hewan mammalia melakukan fertilisasi internal, perkembangan embrio terjadi di dalam
uterus, dengan lama masa kandungan yang bervariasi tergantung pada jenis hewannya, seperti pada
kelinci masa kehamilannya sekitar 30 hari. Berdasarkan cara reproduksi dan perkembangan fetusnya,
beberapa mammalian memiliki tingkatan-tingkatan dari yang rendah sampai yang tinggi. Pada
mammalian rendah, seperti Ordo Monotremata (platypus) dan Ordo Marsupialia (opossum dan
kangguru), platypus masih bertelur dan mengerami telurnya.
Sedangkan pada kangguru yang telurnya sangat kecil itu berkembang dalam uterus selama
beberapa hari, larva yang kemudian menetas segera keluar dari uterus dan masuk dalam kantong perut
(marsupium) dan menghisap air susu dari putting-putting induknya. Pada mamalia yang lebih tinggi
tingkatannya, zygot yang berkembang menjadi embrio dan kemudian tumbuh menjadi fetus tinggal
dalam uterus untuk waktu yang lebih lama. Sistem sirkulasi dan nutrisinya dihubungkan melalui
plasenta yang mengangkut nutrisi dari tubuh induknya.

3. C. Bagaimana perbedaan dan persamaan perkembangan embriogenesis pada makhluk


hidup?

Blastula Gastrula Neurula

Amphioxus Bentuknya Terjadi invaginasi -


bundar pada daerah
vegetatif embrio

Aves Bentuknya Terjadi penebalan Arkenteron dibentuk


cakram/gepeng di daerah bakal ketika lipatan lateral
median embrio menekan dan
caudal (primitive memisahkan embrio
streak) menjauhi kuning
telur

Amphibia Bentuknya Terbentuknya Notocord terbentuk


bundar suatu celah di dari mesoderm dorsal
bawah bidang di atas arkenteron
equator pada
daerah kelabu

Mamalia Bentuknya Terbentuknya -


cakram/gepeng rongga amnion

3.d. Pandangan islam mengenai perkembangan embriologi

Al Quran menguatkan teori Embriologi, Dalam surat al-Mu`minun ayat 12-14,


dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari sari pati tanah, yaitu sperma dan ovum, lalu
menjadi zigot yang ditempatkan di tempat yang kokoh. Berproses lagi menjadi embrio, fetus,
dan janin. Sebagai bukti konkret terhadap janin bahwa selama embrio berada di dalam
kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding
uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam
rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal
tersebut sesuai dengan QS. Az zumar ayat 6 ;
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput
yang menutup anak dalam rahim).

Você também pode gostar