Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SARANA
DANA LINGKUNGA
N
63
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
1 1. SASARAN 1. Kurangnya rasa ingin tau 1. Memberikan informasi kepada Memberikan penyuluhan
PENYULUHAN masyarakat tentang pentingnya masyarakat pentingnya penyuluhan
semenarik mungkin dengan
KURANG penyuluhan Kesehatan kesehatan
MAKSIMAL 2. Masyarakat kurang perduli dengan menanbah media median yang
penyuluhan yang sudah diberikan
mendukung kegiatan penyuluhan
3. Kurangnya pengetahuan warga 2. Memberikan penyuluhan semenarik
tentang pentingnya penyuluhan mungkin dengan menanbah media dan Menginformasikan lebih awal
kesehatan median yang mendukung kegiatan
jadwal kegiatan penyuluhan
4. Perlu kesadaran masyarakat untuk penyuluhan
memperoleh informasi melalui kepada masyarakat khususnya
penyuluhan kesehatan 3 Menginformasikan lebih awal
lokasi dimana penyuluhan akan
5. Penyuluhan yang diberikan tidak jadwal kegiatan penyuluhan kepada
secara maksimal diterapkan di masyarakat khususnya lokasi dilaksanakan sehingga peserta
masyarakat dimana penyuluhan akan
penyuluhan semaksimal mungkin
6. Kesadaran masyarakat untuk dilaksanakan sehingga peserta
memperoleh informasi mengenai penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran.
kesehatan masih rendah tepat sasaran
7. Masyarakat yang heterogen
8. Pendidikan yang rendah
9. Sosial, ekonomi dan agama
10. Terbentur nya kegiatan
penyuluhan
11. Pengalokasian Kegiatan
Penyuluhan
64
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Pencapaian program kesehatan
penyuluhan baik penyuluhan keliling dan kelompok telah mencapai target 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ditemukan beberapa masalah yang
dinilai berhubungan dengan pencapaian yaitu Kurangnya rasa kesadaran dan peduli masyarakat tentang pentingnya informasi Kesehatan, Penyuluhan yang
diberikan tidak secara maksimal diterapkan di masyarakat, Kesadaran masyarakat untuk memperoleh informasi mengenai kesehatan masih rendah, Masyarakat
yang heterogen, Pendidikan yang rendah, Sosial, ekonomi dan agama, dan lokasi Kegiatan Penyuluhan yang susah diakses.
Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah
diantaranya Memberikan informasi kepada masyarakat pentingnya penyuluhan kesehatan, Memberikan penyuluhan semenarik mungkin dengan menanbah
media median yang mendukung kegiatan penyuluhan, Menginformasikan lebih awal jadwal kegiatan penyuluhan kepada masyarakat khususnya lokasi dimana
penyuluhan akan dilaksanakan sehingga peserta penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan,
di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Memberikan penyuluhan semenarik mungkin dengan menanbah media median yang mendukung kegiatan
penyuluhan dan Menginformasikan lebih awal jadwal kegiatan penyuluhan kepada masyarakat khususnya lokasi dimana penyuluhan akan dilaksanakan
sehingga peserta penyuluhan semaksimal mungkin tepat sasaran.
65
b. PHBS
66
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
1 1. PHBS Rumah Tangga 1.Kurangnya rasa ingin tau masyarakat 1. Perlu kerja sama lintas program dan lintas Perlu kerja sama lintas program
dan PHBS Sekolah yang tentang pentingnya PHBS sektrol untuk meningkatkan PHBS baik di dan lintas sektrol untuk
masih rendah 2. Masyarakat kurang perduli dengan rumah tangga maupun di sekolah meningkatkan PHBS
lingkungan sekesekelilingnya 2. Menginformasikan hasil survai tahun 2016
3. Kurangnya pengetahuan warga tentang kepada semua lurah di wilayah kerja
pentingnya PHBS disemua tatanan Puskesmas Pekauman sehingga dapat
4. Perlu kesasaran masyarakat untuk hidup diketahui permasalahan dari masing
ber PHBS dimulai dari diri sendiri, masing kelurahan
keluarga dan masyarakat 3. Menginformasikan hasil survai PHBS
5. Tidak berjalannya program yang dapat sekolah ke semua sekolah yang telah
diberikan di lapangan untuk membentuk disurvai sehingga masing masing sekolah
wilayah hunian yang ber PHBS dapat mengetahui hasil survainya di tahun
6. Konseling PHBS hanya dilakukan 2016
terhadap rumah yang di survai 4. Mendiskusikan hasil survei di rapat rapat
7.Penyuluhan PHBS di lingkungan lintas sektor yang akan dilaksanakan di
masyarakat masih kurang optimal bulan Maret dan september 2017
8. Pengalokasian anggaran Survai yang 5. Memberikan penyuluhan PHBS Rt dan
kurang Sekolah baik secara masal, kelompok dan
9. Tidak semua rumah di wilayah kerja di individu
puskuesmas dilakukan survai
10. Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya PHBS masih rendah
11. Tidak meratanya pembagian dana
untuk kegiatan Survai PHBS khususnya
untuk PHBS rumah
12. Kesadaran masyarakat untuk hidup di
lingkungan yang ber PBHBS masih
rendahmasih rendah
67
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Pencapaian program
Promosi kesehatan lingkungan untuk cakupan PHBS Rumah Tangga dan PHBS Sekolah yaitu sebesar 100%. Dalam pelaksaan kegiatan tersebut terdapat masalah
yang dinilai mempengaruhi rendahnya kesadaran terhadap PHBS yaitu Masyarakat kurang perduli dengan lingkungan sekesekelilingnya, Kurangnya pengetahuan
warga tentang pentingnya PHBS disemua tatanan , Perlu kesasaran masyarakat untuk hidup ber PHBS dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat, Tidak
berjalannya program yang dapat diberikan di lapangan untuk membentuk wilayah hunian yang ber PHBS, Konseling PHBS hanya dilakukan terhadap rumah yang
di surv, Penyuluhan PHBS di linkungan masyarakat masih kurang optimal, Pengalokasian anggaran Survai yang kurang , Tidak semua rumah di wilayah kerja di
puskuesmas dilakukan survai, Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PHBS masih rendah, Tidak meratanya pembagian dana untuk kegiatan Survai
PHBS khususnya untuk PHBS rumah, Kesadaran masyarakat untuk hidup di lingkungan yang ber PBHBS masih rendah.
Untuk meningkatkan hasil Survai PHBS tersebut ada beberapa hal yang dilakukan sebagai alternative permalahan yaitu, Perlu kerja sama lintas program
dan lintas sektrol untuk meningkatkan PHBS baik di rumah tangga maupun di sekolah, Menginformasikan hasil survai tahun 2016 kepada semua lurah di wilayah
kerja Puskesmas Pekauman sehingga dapat diketahui permasalahan dari masing masing kelurahan, Menginformasikan hasil survai PHBS sekolah ke semua sekolah
yang telah disurvai sehingga masing masing sekolah dapat mengetahui hasil survainya di tahun 2016, Mendiskusikan hasil survei di rapat rapat lintas sektor yang
akan dilaksanakan di bulan Maret dan september 2017, dan Memberikan penyuluhan PHBS Rt dan Sekolah baik secara masal, kelompok dan individu. Berdasarkan
alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Perlu kerja sama lintas program dan lintas sektrol untuk
meningkatkan PHBS
68
c. Kelurahan Siaga aktif
MANUSIA METODE
Pengetahuan ibu yang kurang Penyuluhan yang belum merata kepada ibu
Tentang ASI Eksklusif hamil dan ibu menyusui
69
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Cakupan ASI Eksklusif 1. Terbatasnya tenaga konselor ASI 1. Pelatihan tenaga konselor ASI 1. Pelatihan tenaga
rendah Eksklusif Eksklusif konselor ASI Eksklusif
2. Diusulkan pelatihan kader untuk ASI
Eksklusif
2. Pengetahuan ibu masih kurang
tentang ASI Eksklusif
70
Cakupan ASI Eksklusif masih rendah
Cakupan pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal, terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum adanya peraturan
pemerintah tentang pemberian ASI serta belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan kampanye mengenai pemberian ASI maupun MP-
ASI dan belum optimalnya membina kelompok pendukung ASI dan MP-ASI.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif yaitu melalui penyuluhan secara optimal kepada ibu
hamil,ibu nifas maupun ibu menyusui. Penyuluhan pada ibu hamil bertujuan agar dapat mempersiapkan masa menyusui dengan baik serta ibu menyusui
yang memiliki balita umur 0-6 bulan diharapkan mampu memberikan ASI Eksklusif pada anak mereka. KP-ASI adalah suatu wadah kegiatan yang
beranggotakan ibu hamil dan ibu menyusui yang berkumpul secara rutin untuk saling berbagi ide, informasi dan pengalaman mengenai kehamilan,
melahirkan dan menyusui yang dipandu oleh motivator dalam suasana kekeluargaan dan penuh keakraban agar sukses memberikan ASI Eksklusif selama 6
bulan. Tujuan pembentukan KP-ASI tersebut yaitu meningkatkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan untuk pemberian ASI Eksklusif dan mencegah
kematian ibu dan bayi akibat persalinan dan perawatan pasca persalinan yang salah.
71
D. Pembinaan UKS
MANUSIA METODE
Kurangnya kesadaran
tentang pentingnya
screnning dari pihak sekolah
72
No Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Terpilih
Jumlah murid yang Jadwal kegiatan UKS bersamaan Menyerahkan undangan terlebih dahulu Koordinasi dengan
dilakukan dengan jadwal kegiatan s ekolah sekolah
penjaringan anak sekolah
tidak mencapai target Kurang sarana / media penyuluhan
(100%) untuk Pembinaan
Permohonan pengajuan sarana ke dinas
Murid yang belum di screening kesehatan
tidak aktif dating ke puskesmas Koordinasi dengan sekolah
Memberikan penyuluhan dan
Kurangnya kesadaran tentang penjelasan kepada pihak sekolah
pentingnya screening dari pihak
sekolah
Program usaha kesehatan sekolah dengan target penjaringan anak sekolah yang dilakukan 100%. Hasil pencapaian program di puskesmas pekauman
tidak mencapai target, prioritas penyebab masalah antara lain Jadwal kegiatan UKS bersamaan dengan jadwal kegiatan s ekolah, Kurang sarana / media
penyuluhan untuk Pembinaan, Murid yang belum di screening tidak aktif dating ke puskesmas, dan Kurangnya kesadaran tentang pentingnya screening dari
pihak sekolah. Oleh karena itu diambil pemecahan masalah terpilih yaitu dengan melakukan koordinasi dengan sekolah.
73
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengawasan sanitasi TTU
METODE SARANA
74
Pembinaan TPM
METODE
75
No Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Terpilih
1. Pencapaian 1. Jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas 1. Menambah jumlah tenaga sanitasi Menambah jumlah
Cakupan Sanitasi Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman tenaga sanitasi
TTU (75,5%) sedangkan jumlah TTU di 5 Kelurahan wilayah sehingga mencukupi untuk 1 orang per (Sanitarian) di
belum memenuhi kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak. kelurahan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas Pekauman
syarat pencapaian sehingga mencukupi
yaitu 80% 2. Pengelola /Penanggung Jawab TTUkurang 2. Perlu Promosi melalui media massa untuk untuk 1 orang per
antusias dan tidak terlalu perduli untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TTU kelurahan wilayah
mendapatkan pembinaan dari Puskesmas. tentang pentingnya sanitasi TTU. kerja Puskesmas.
3. Tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh 3. Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan
Sanitarian kepada pengelola TTU. Intervensi dengan Dinas terkait yang mengeluarkan
yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat
diberikan apabila TTU tersebut sudah
mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas
Kesehatan.
2. Pencapaian 1. Jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas 1. Menambah jumlah tenaga sanitasi Perlu kerjasama
Pembinaan Tempat Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang, (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman antara Dinas
Pengelolaan sedangkan jumlah TPM di 5 Kelurahan wilayah sehingga mencukupi untuk 1 orang per Kesehatan dengan
Makanan masih kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak. kelurahan wilayah kerja Puskesmas. Dinas terkait yang
rendah (78%) mengeluarkan izin
belum memenuhi 2. Pengelola /Penanggung Jawab TPM kurang 2. Perlu Promosi melalui media massa untuk usaha. Seharusnya
target yaitu 80% antusias dan tidak terlalu perduli untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TPM izin usaha dapat
mendapatkan pembinaan dari Puskesmas. tentang pentingnya sanitasi TPM. diberikan apabila
TPM tersebut sudah
3. Tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh 3. Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan mendapatkan surat
Sanitarian kepada pengelola TPM. Intervensi dengan Dinas terkait yang mengeluarkan “Laik Sehat” dari
yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat Dinas Kesehatan.
76
diberikan apabila TPM tersebut sudah
mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas
Kesehatan.
Pencapaian program kesehatan lingkungan untuk cakupan sanitasi TTU yaitu sebesar 75,5% sedangkan target pencapaian adalah sebesar 80%. Penyebab
masalah yang dinilai berhubungan dengan pencapaian yaitu jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Pekauman masih kurang, yaitu hanya 2 orang,
sedangkan jumlah TTU di 5 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak, pengelola /Penanggung Jawab TTUkurang antusias dan tidak
terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas dan tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada pengelola TTU.
Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya
menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah kerja
Puskesmas,mengadakan promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TTU tentang pentingnya sanitasi TTU, dan
mengadakan kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TTU
tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan
pemecahan masalah yang terpilih yaitu penambahan jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per
kelurahan wilayah kerja Puskesmas.
Pencapaian program kesehatan lingkungan untuk pembinaan TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) senilai 78 % sedangkan target pencapaian
adalah 80%. Rendahnya pencapaian tersebut dinilai berhubungan dengan jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) Puskesmas Pekauman masih kurang, yaitu
hanya 2 orang, sedangkan jumlah TPM di 5 Kelurahan wilayah kerja Puskesmas Pekauman sangat banyak, pengelola /Penanggung Jawab TPM kurang
antusias dan tidak terlalu perduli untuk mendapatkan pembinaan dari Puskesmas, tidak ada punishment yang bisa diberikan oleh Sanitarian kepada
pengelola TPM. Intervensi yang bisa dilakukan hanya sebatas pembinaan. Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian
masalah diantaranya menambah jumlah tenaga sanitasi (Sanitarian) di Puskesmas Pekauman sehingga mencukupi untuk 1 orang per kelurahan wilayah
kerja Puskesmas,mengadakan promosi melalui media massa untuk menumbuhkan kesadaran pengelola TPM tentang pentingnya sanitasi TPM, dan
mengadakan kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin usaha dapat diberikan apabila TPM
tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan
pemecahan masalah yang terpilih yaitu perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan Dinas terkait yang mengeluarkan izin usaha. Seharusnya izin
usaha dapat diberikan apabila TPM tersebut sudah mendapatkan surat “Laik Sehat” dari Dinas Kesehatan.
77
3. KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB
FISH BONE CHART UKM PELAKSANAAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI ( P4K )
MANUSIA METODE
78
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Data dalam stiker P4K 1. Masih ada ibu hamil yang tidak tau 1. Edukasi dan penyuluhan terhadap ibu 1. Edukasi dan
belum lengkap dengan golongan darah ataupun hamil baru tentang manfaat stiker P4K penyuluhan terhadap
calon pendonor darah 2. Perbanyak alat peraga penyuluhan ibu hamil baru tentang
stiker P4K manfaat stiker P4K
Penyebab kematian ibu terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya pendarahan, eklamsia, infeksi, persalinan lama dan keguguran. Kematian bayi sebagian
besar disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), kesulitan bernafas saat lahir dan infeksi. Lebih dari separuh (56 %) kematian bayi terjadi pada masa bayi
baru lahir (0 – 28 hari). Sedangkan kematian bayi usia 1 – 12 bulan sebagian besar disebabkan karena Diare dan pneumonia.
Upaya penurunan kematian ibu dan bayi, dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Program, perencanaan, persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). Dalam
pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu mendapatkan data yang akurat tentang ibu hamil sebagai perencanaan kehamilan dan bersalin yang aman,sehat dan selamat
ibu dan bayinya
79
FISH BONE CHART UKM
MANUSIA METODE
80
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Pantangan makanan masa 1. Kurangnya pemahaman ibu nifas 1. Edukasi dan penyuluhan tentang masa Edukasi dan penyuluhan
nifas masih tinggi terhadap informasi yang diberikan nifas tentang masa nifas
dimasyarakat 2. Kerjasama dengan lintas program sekaligus koordinasi
2. Belum semua petugas mendapatkan kesehatan (Gizi) dengan lintas program
pelatihan tentang edukasi masa nifas terkait
Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi, seluruh organ
kandungan baru pulih kembali seperti sebelum hamil, dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena
pada saat ini organ-organ reproduksi sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan.
Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh sang ibu, misalnya rahim yang tadinya membesar karena pertumbuhan janin, mulai kembali ke ukuran
sebelum hamil. Selain itu, jalan lahir yang tadinya melebar karena dilewati oleh bayi pada proses persalinan, kini mulai mengecil dan kembali seperti sebelum hamil.
Dinding perut yang tadinya longgar kini mulai mengencang kembali, dan payudara semakin membesar karena adanya produksi ASI. Masa nifas ini bersamaan dengan
mulainya masa menyusui, sehingga masa ini sangat penting bagi keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Kolostrum (ASI yang pertama kali keluar) yang muncul
pada awal masa nifas, yang kaya akan nutrisi penting bagi sistem kekebalan dan kecerdasan bayi, jangan sampai terlewatkan untuk diberikan pada bayi.
Dalam masyarakat umum terkadang masih banyak keluarga yang melakukan pantangan makanan untuk ibu setelah melahirkan. Sehingga perlu adanya
penyuluhan atau pendidikan kesehatan terhadap ibu bersalin serta keluarga tentang masa nifas yang benar serta gizi seimbang untuk ibu nifas.
81
FISH BONE CHART UKM
KUNJUNGAN NEONATUS
MANUSIA METODE
PERAWATAN
NEONATUS
YANG SALAH
Masih adanya keluarga yang
Melakukan perawatan
Dana terbatas neonatus yang salah
(misal: membubuhi tali pusat
Dengan ramuan)
Alat peraga
Penyuluhan perawatan
Neonatus belum memadai
82
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Perawatan Neonatus yang 1. Pengetahuan ibu tentang perawatan 1. Pelaksanaan penyuluhan dalam 1. Pelaksanaan
salah neonatus masih kurang gedung penyuluhan secara
2. Kerjasama dengan lintas sektor optimal sekaligus
(Kelurahan dan KUA) bekerjasama dengan
2. Terbatas nya petugas yang lintas sektor terkait
mendapat pelatihan tentang
perawatan neonatus
Kunjungan neonatal dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sehingga bila terjadi masalah dapat segera diidentifikasi seperti bayi mengalami kesulitan untuk
menyusui, tidak BAB dalam 48 jam, likterus yang timbul pada hari pertama, kemudian tali pusat merah atau bengkak/ keluar cairan dari tali pusat, bayi demam lebih
37,5 C sehingga keadaan ini harus segera dilakukan rujukan.
Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui bila terdapat kelainan pada bayi atau bayi
mengalami masalah kesehatan. Resiko terbesar kematian. Bayu Baru Lahir terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan dua bulan pertama
kehidupannya.Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatal sekaligus memastikan bahwa bayi dalam keadaan sehat pada saat bayi pulang atau bidan
meninggalkan bayi jika persalinan di rumah
83
FISH BONE CHART UKM
MANUSIA METODE
Pengetahuan ibu yang masih Penyuluhan yang belum merata
rendah
84
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1 Masih banyak ibu hamil - Pengetahuan ibu masih rendah - Pelaksanaan penyuluhan dalam Pelaksanaan penyuluhan
. resti - Penyuluhan tentang deteksi ibu hamil resti gedung secara optimal sekaligus
masih belum merata - Kerjasama dengan lintas sektor kerja sama dengan lintas
- Tidak semua ibu hamil resti datang ke (Kelurahan dan KUA) sektor terkait
fasilitas kesehatan karena akses yang jauh
- Kurang pahamnya masyarakat sekitar
apabila ada ibu hamil yang beresiko
Pengertian kehamilan resiko tinggi adalah sebuah kehamilan yang mempunyai resiko akan terjadinya sebuah komplikasi (seperti penyakit atau bahkan
kematian) pada ibu atau juga bayinya. Biasanya ini terjadi sebelum atau juga sesudah persalinan. Biasanya,untuk menentukan apakah kehamilan yang sedang dijalani
mengalami kehamilan risti atau tidak, ada beberapa faktor yang dapat menentukan.
Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat
khusus. Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dokter maupun bidan tidak mampu melakukan deteksi dini kelainan
ataupun komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan ini. Faktor resiko tinggi maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan
memberikan dampak bagi proses persalinan maupun berlangsungnya kehamilan. Untuk diperlukan tambahan wawasan bagi ibu hamil untuk mengetahui apakah ibu
tergolong resiko tinggi ataupun tidak. Ibu yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi:
85
FISH BONE CHART SDDTK
METODE SARANA
Belum tersedianya
ruangan khusus yang
memadai
Pelaksanaan
SDDTK yang
SDDTK belum sesuai
dengan standar
Pendidikan rendah / orang Ketenagaan Yang masih dengan acuan
tua tidak sekolah pemeriksaan lain
Ekonomi yang tidak Lingkungan keluarga yang tidak
mendukung tumbuh kembang anak
mencukupi faktor gizi yang kurang (pola pengasuhan salah / asupan gizi
kurang)
Pengetahuan kader masih
Kurangnya
kurang
pengetahuan MANUSIA DANA LINGKUNGAN
petugas (petugas
belum di latih)
86
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Capaian - Ketenagaan yang masih - Sosialisai SDDTK kepada medis - Sosialisai SDDTK kepada
SDDTK kurang dan paramedis medis dan paramedis
belum - Tempat dan peralatan belum - Pengajuan penambahan tenaga - Permintaan sarana
optimal memadai kerja penunjang pemeriksaan
- Permintaan sarana penunjang untuk SDDTK ke dinas
pemeriksaan untuk SDDTK ke kesehatan
dinas kesehatan
Program pemeriksaan SDDTK dan sadari di puskesmas pekauman sudah berjalan namun belum optimal, dikarenakan tenaga kerja yang masih kurang
dan bertugas rangkap dengan program yang lain serta sarana tempat dan peralatan yang belum memadai. Pemecahan masalah untuk mengatasi masalah tersebut
adalah dengan sosialisasi program SDDTK kepada medis dan paramedic serta mengajukan permohonan sarana penunjang pemeriksaan SDDTK ke dinas
kesehatan.
87
4. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
a. Diare
METODE SARANA
Pencapaian target
DIARE diare tidak tercapai
Kesadaran masyarakat
untuk memanfaatkan Dana untuk
Banyak pilihan tempat layanan puskesmas penyuluhan Lingkungan tempat tinggal
layanan kesehatan terhadap penyakit diare pasien sudah mengikuti
program tidak ada
masih kurang tatanan PHBS
Masyarakat sudah
menggunakan air bersih
(PDAM)
MANUSIA DANA LINGKUNGAN
88
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Pencapaian Kesadaran penderita kasus diare Penyuluhan mengenai penyakit diare Penyuluhan mengenai
program diare yang berobat ke faskes PKM penyakit diare
belum mencapai pekauman masih kurang
(rendah)sedangkan wilayah kerja
sasaran
pkm pekauman luas (5 kelurahan)
Penderita kasus diare berobat ke Sosialisasi mengenai fasilitas kesehatan Sosialisasi mengenai
faskes selain puskesmas pekauman fasilitas kesehatan
Kunjungan kasus diare ke faskes Puskesmas pekauman masih belum mencapai target, penyebab rendahnya kunjungan dikarenakan rendahnya
kesadaran penderita kasus diare yang berobat ke faskes PKM pekaumansedangkan wilayah kerja pkm pekauman luas (5 kelurahan) dan banyak penderita
berobat ke paskes lain selain puskesmas pekauman. Alternatif pemecahan masalah yang di ambil adalah dengan penyuluhan mengenai penyakit diare dan
sosialisasi mengenai fasilitas kesehatan.
89
b. TBC
MANUSIA METODE
DANA LINGKUNGAN
SARANA
90
No. Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
Masalah Terpilih
Penemuan Tehnik konseling terduga Pelatihan tehnik konseling tb 1. Penyuluhan masyarakat
penderita TB (suspek) tb belum maksimal yang tepat sasaran
masih rendah Pengambilan sputum SPS Sputum yang berwarna kuning kehijauan dengan 2. Pelatihan bagi petugas
belum maksimal volume 3 – 5 ml. bila susah/ tidak ada sputum 3. Peningkatan koordinasi
ajarkan tehnik/ cara mengeluarkan sputum yang dan kerjasama dengan
benar jejaring/lp/ls dengan
Terduga tb menganggap batuk Penyuluhan untuk menggugah kesadaran untuk peningkatan penyuluhan
lama seperti batuk biasa segera memeriksakan sputum 4. Pemeriksaan kontak
Pengetahuan petugas masih Pelatihan bagi petugas serumah
kurang
Koordinasi dan kerjasama, Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan
jejaring, lintas program dan jejaring/lp/ls dengan peningkatan penyuluhan
lintas sector belum optimal
Pengetahuan masyarakat Penyuluhan dtingkatkan, pemeriksaan sputum
tentang penyakit dan bahaya kontak serumah ( px bta + )
penyakit tb bagi pasien dan
keluarga nya masih rendah
Tempat terduga tb Tempat khusus dengan dinding disekeliling nya dan
mengeluarkan sputum belum atapnya terbuka, ruang terbuka dan jauh dari resiko
ada penularan
Ruang tb belum ada Tersedianya ruangan dengan ventilasi yang
memadai,kipas angin
91
Pencapaian program penyakit TBC untuk CDR adalah sebesar 54,16% sedangkan target pencapaian senilai 70%, dapat disimpulkan bahwa pencapaian program
penemuan kasus TBC masih di bawah target. Masalah yang dinilai dapat mempengaruhi pelaksanaan program yaitu tehnik konseling terduga (suspek) tb belum
maksimal, Pengambilan sputum SPS belum maksimal,Terduga tb menganggap batuk lama seperti batuk biasa, Pengetahuan petugas masih kurang, Koordinasi dan
kerjasama, jejaring, lintas program dan lintas sector belum optimal pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan bahaya penyakit tb bagi pasien dan keluarga nya
masih rendah, yempat terduga tb mengeluarkan sputum belum ada, ruang tb belum ada, pengadaan masker bagi terduga, pasien tb dan petugas belum optimal, wilayah
kerja yang luas dan daerah yang suliit di jangkau dengan roda dua dan dana kegiatan masih kurang.
Alternatif pemecahan masalah yang di dapatkan antara lain, pelatihan tehnik konseling tb dan pengambilan sputum yang benar, penyuluhan untuk menggugah
kesadaran untuk segera memeriksakan sputum, pelatihan bagi petugas, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dengan peningkatan penyuluhan,
penyuluhan dtingkatkan, pemeriksaan sputum kontak serumah ( px bta + ), tempat khusus dengan dinding disekeliling nya dan atapnya terbuka, ruang terbuka dan jauh
dari resiko penularan, tersedianya ruangan dengan ventilasi yang memadai, penyediaan masker dan peningkatan alokasi dana untuk kegiatan penemuan terduga tb dan
peningkatan penyuluhan. Berdasarkan masalah masalah tersebut ditetapkan pemecahan masalah terpilih yaitu Penyuluhan masyarakat yang tepat sasaran, pelatihan bagi
petugas, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan jejaring/lp/ls dan pemeriksaan kontak serumah.
92
c. Kusta
MANUSIA METODE
DANA LINGKUNGAN
SARANA
93
No. Prioritas Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
Masalah Masalah Terpilih
Penemuan Pemeriksaan bta-MH oleh Pelatihan pemeriksaan 1. Pelatihan bagi petugas
penderita petugas masih rendah kusta
Kusta masih Peningkatan pengetahuan Pelatihan bagi petugas kusta 2. Pemeriksaan kontak
rendah (50% bagi petugas serumah
pencapaian) Koordinasi dan kerjasama Peningkatan koordinasi dan kerjasama 3. Peningkatan koordinasi
lintas program dan lintas dengan lp/ls dengan peningkatan dan kerjasama dengan
sektor penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan lp/ls dengan peningkatan
dini penyakit kusta penyuluhan
Tidak ada poster, leflet Tersedia nya poster ,leflet kusta kemasyarakat untuk
tentang penyakit kusta penemuan dini penyakit
Ruangan petugas belum ada Tersedia nya ruangan petugas kusta
Penyakit kusta penularan nya Pemeriksaan kontak serumah dan orang
perlu waktu lama sekitar nya perlu ditingkatkan
Dana kegiatan program Pengadaan alokasi dana penemuan dini
kusta tidak ada (bok) 2017 penyakit kusta
Pencapaian P2PM untuk program kusta adalah senilai 50% (3 kasus), dimana target penemuan tersangka penderita kusta <1/10.000 orang atau 6 kasus di
wilayah kerja puskesmas pekauman. Penyebab masalah yang menyebabkan rendahnya pencapaian diantaranya yaitu pemeriksaan bta-MH oleh petugas masih
rendah, peningkatan pengetahuan bagi petugas, koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sector, tidak ada poster, leflet tentang penyakit kusta,
ruangan petugas belum ada, penyakit kusta penularan nya perlu waktu lama serta dana kegiatan program kusta tidak ada (bok) 2017. Berdasarkan masalah
tersebut dirumuskan alternative pemecahan yaitu, pelatihan pemeriksaan , pelatihan bagi petugas kusta, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lp/ls
dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta, penyediaan poster dan leflet kusta, pengadaan ruangan petugas kusta,
pemeriksaan kontak serumah dan orang sekitar nya perlu ditingkatkan serta pengadaan alokasi dana penemuan dini penyakit kusta. Pemecahan masalah yang
terpilih meliputi, pelatihan bagi petugas kusta baik petugas pemegang program maupun laboratorium, pemeriksaan kontak serumah, dan peningkatan koordinasi
dan kerjasama dengan lp/ls dengan peningkatan penyuluhan kemasyarakat untuk penemuan dini penyakit kusta.
94
d. Imunisasi
MANUSIA METODE
95
No Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
.
1. Cakupan Imunisasi 1. masih adanya ketakutan 1. Anak yang diimunisasi dasar sampai booster 1. akan dilakukan pendataan
DPT & Campak orang tua terhadap tindakan lengkap akan diberi penghargaan berupa Sertifikat secara mandiri untuk
Booster masih imunisasi yang diberikan Lengkap Imunisasi dari Puskesmas. mendapatkan angka sasaran
rendah 2. Selalu menyampaikan 4 pesan penting tentang yang real sudah masuk RKA
2. Dukungan data sasaran bayi imunisasi yaitu; akan dilaksanakan dibulan
masih belum benar-benar Imunisasi apa yang diberikan Juli 2017
valid. Kapan harus kembali lagi.
Efek samping dari imunisasi yang diberikan
3. Wilayah kerja yang sangat Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi efek
luas dan masih ada daerah samping apabila terjadi efek samping.
yang sulit di capai dengan Agar ibu atau orang tua bisa memahami tentang
roda 2 pentingnya imunisasi pada anak.
96
Cakupan Imunisasi DPT & Campak Booster masih rendah yaitu untuk booster venta 7,6% dan untuk vboostger campak 6,3% Penyebab masalah yang dinilai
berhubungan dengan pencapaian yaitu masih adanya ketakutan orang tua terhadap tindakan imunisasi yang diberikan, dukungan data sasaran bayi masih belum
benar-benar valid, Wilayah kerja yang sangat luas dan masih ada daerah yang sulit di capai dengan roda 2, Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan
alternative penyelesaian masalah diantaranya anak yang diimunisasi dasar sampai booster lengkap akan diberi penghargaan berupa Sertifikat Lengkap Imunisasi dari
Puskesmas, Selalu menyampaikan 4 pesan penting tentang imunisasi yaitu;
Imunisasi apa yang diberikan
Kapan harus kembali lagi.
Efek samping dari imunisasi yang diberikan
Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi efek samping apabila terjadi efek samping.
Agar ibu atau orang tua bisa memahami tentang pentingnya imunisasi pada anak, akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk mendapatkan angka sasaran yang
real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan Juli 2017, Perlu kerjasama antara Dinas Kesehatan dengan instansi lain agar program bisa berjalan lebih maksimal.
Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu akan dilakukan pendataan secara mandiri untuk
mendapatkan angka sasaran yang real sudah masuk RKA akan dilaksanakan dibulan Juli 2017
97
e. Program Rabies
METODE SARANA
MANUSIA DANA
LINGKUNGAN
98
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Tidak adanya 1. Promosi Kesehatan Masih 1.Penyuluhan penyakit RABIES 1. Penyuluhan tentang
Penemuan kurang tentang penyakit Rabies dimasukan dalam program promkes penyakit Rabies dilakukan
Kasus Rabies 2. Materi KIE/ Laflet masih kurang 2.Pembagian Leaflet tentang penyakit di sekolah, posyandu dan
sebagai metode penyampaian Rabies di masyarakat lain lain
Informasi 3.Memotivasi Masyarakat yang memiliki 2. Memperbanyak leaflet
3. Belum adanya tempat karantina hewan peliharaan agar rutin memvaksin untuk di bagikan
bagi pasien yang terkena Rabies hewan 3. Motivasi pemilik hewan
4. Belum adanya tempat karantina 4.Memotivasi pemilik hewan peliharaan peliharaan untuk
bagi hewan yang terkena Rabies agar menjaga kebersihan memvaksin hewannya,serta
kandang,makan hewan peliharaaan menjaga kebersihan
5.perlunya refresing dan pelatihan ktempat,makan hewan
program Rabies bagi petugas peliharaan
Dalam Program pencegahan dan pemberantasan penyakt menular khususnya rabies tidak ditemukan kasus rabies. Kendala dalam pelaksanaan program yaitu
promosi Kesehatan Masih kurang tentang penyakit Rabies, materi KIE/ Laflet masih kurang sebagai metode penyampaian Informasi, belum adanya tempat karantina
bagi pasien yang terkena Rabies dan belum adanya tempat karantina bagi hewan yang terkena Rabies Pemecahan masalah terpilih adalah, penyuluhan tentang penyakit
Rabies dilakukan di sekolah, posyandu dan lain lain, memperbanyak leaflet untuk di bagikan dan motivasi pemilik hewan peliharaan untuk memvaksin hewannya,serta
menjaga kebersihan ktempat,makan hewan peliharaan.
99
F. ISPA
100
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Jumlah Penduduk dengan pemukiman yang padat Peningkatan penyuluhan tentang PHBS Peningkatan penyuluhan
kasus ISPA dan ISPA tentang PHBS dan ISPA
masih tinggi Perilaku PHBS maasyarakat masih
rendah
Angka kunjungan pasien ISPA di puskesmas pekauman masih tinggi, dengan kasus ISPA masih termasuk dalam kunjungan 10 penyakit terbanyak. Tingginya
angka kejadian ISPA berhubungan dengan mudahnya proses penularan penyakit pada wilAayah kerja puskesmas pekauman, yaitu pemukiman penduduk yang padat
dan perilaku PHBS masyarakat yang rendah. Untuk mengataasi masalah tersebut maka diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ISPA dan
pola hidup bersih sehat dengan cara meningkatkan penyuluhan yang tepat sasaran.
101
G. Pencegahan dan penanggulangan IMS
IMS
Belum optimalnya
IMS pelaksanaan
program IMS
Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang
penyakit IMS
Tidak ada anggarran
Masih ada stigma negative IMS mobile
bagi pasien IMS
102
No Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Terpilih
Belum optimalnya Kurang kerjasama dengan tokoh Perlunya kerjasama dengan tokoh Pengajuan anggarran BOK
pelaksanaan program masyarakat masyarakat untuk pengadaan bahan habis
IMS Kurangnya sosialisasi tentang Perlu sosialisasi tentang penyakit IMS pakai untuk kegiatan IMS
penyakit IMS kepada siswa siswa SMA sederajat
Tidak ada anggaran untuk IMS Pengajuan anggaran untuk mengadakan
mobile IMS mobile
Kurangnya kesadaran Lebih sering mengaddakan IMS mobile
masyarakat tentang penyakit
IMS
Masih ada stigma negative bagi Penyuluhan melalui media tentang
pasien IMS penyakit IMS
Keterbatasan peralatan habis Pengajuan anggaran untuk penyediaan
pakai untuk kegiatan IMS bahan habis pakai untuk kegiatan IMS
mobile
Pelaksanaan program IMS sudah mencapai target pencapaian tetapi dinilai belum optimal, penyebab masalah yang mungkin yaitu, kurangnya
kerjasama dengan tokoh masyarakat, kurangnya sosialisasi tentang IMS, tidak ada anggaran untuk IMS mobile, kurangnya kesadaran masyarakat tentang
penyakit IMS, masih adanya stigma negative bagi pasien IMS dan keterbatasan peralatan habis pakai untuk jegiatan IMS mobile. Untuk mengataasi masalah
tersebut di ambil pemecahan masalah dengan pengajuan anggaran BOK untuk pengadaan bahan habis pakai IMS mobile sehingga dapat terlaksana dengan
optimal dan dapat memudahkan akses masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap penyakit IMS.
103
H. Filariasis
METODE SARANA
- Pemberian obat cacing untuk bayi / balita apras dilakukan di posyandu, sekolah,
puskesmas, pustu - Ketersediaan obat DEC masih kosong di dinas kota
- Teknik pengambilan darah pasien untuk pemeriksaan (pengambilan malam hari) - Ketersediaan obat albendazole ( di drop banyak saat
- Program pemberian obat cacing tidak selalu ada/ rutin direncanakan oleh dinas program pemberian obat cacing
kesehatan terkait
Masih kurangnya
penemuan dan
penanganan kasus
filariasis
- Pendanaan obat dari APBD kota banjarmasin
- Adanya penganggaran dana di th 2017 untuk
pemberian obat cacing
MANUSIA DANA
LINGKUNGAN
104
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Masih 5. Masih kurangnya promosi 5. Pembagian leaflet tentang penyakit 1.Memperbanyak leaflet untuk
kurangnya kesehatan untuk penyakit filariasis filariasis di bagikan ke masyarakat
penemuan dan 6. Kurangnya tingkat pengetahuan 6. Peyuluhan filariasis dimasukan dalam (sekolah.posyandu )
penanganan pasien tentang penyakit filariasis kegiatan promkes 2.Penyuluhan filariasis
kasus filariasis 7. Pasien tidak mnyadari dan 7. Adanya pengangaran dana di dimasukan dalam program
mengetahui lingkungan tinggal Th.2017 untuk pemberian obat cacing promkes
pasien endemis penularan filariasis 8. Meningkatkan kesadaran orang tua 3.Kegiatan pemberian obat
8. Program pemberian obat cacing untuk rutin setiap 6 bulan /minimal 1 cacing di tahun 2017 tinggal
tidak selalu ada atau rutin di tahun sekali untuk pemberian obat menunggu pelaksanaan
rencanakan oleh dinas kesehatan cacing anak 4.Menjamin ketersediaan obat
terkait 9. Amprah obat DEC ke dinas Provinsi DEC apabila ada kasus
9. Masih tidak tersedia nya obat DEC Filariasis
Di Dinas kesehatan Kota
Pencapaian untuk program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular untuk program filariasis adalah 50% untuk kasus filariasis yang ditangani, dengan target
sasaran pencapaian 100%. Masalah yang ditemukan adalah kurangnya penemuan dan penanganan kasus filariasis. Prioritas penyebab masalah yaitu masih kurangnya
promosi kesehatan untuk penyakit filariasis, kurangnya tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit filariasis, pasien tidak mnyadari dan mengetahui lingkungan tinggal
pasien endemis penularan filariasis, program pemberian obat cacing tidak selalu ada atau rutin di rencanakan oleh dinas kesehatan terkait dan masih tidak tersedia nya
obat DEC Di Dinas kesehatan Kota. Pemecahan masalah yang dipilih yaitu memperbanyak leaflet untuk di bagikan ke masyarakat (sekolah.posyandu ), penyuluhan
filariasis dimasukan dalam program promkes, kegiatan pemberian obat cacing di tahun 2017 tinggal menunggu pelaksanaan dan menjamin ketersediaan obat DEC
apabila ada kasus Filariasis.
105
5. Program Pengobatan
A. Loket
MANUSIA METODE
Belum adanya DIII rekam medik penerapan SOP yang belum maksimal
Petugas loket masih kurang
Alur pelayanan
yang belum
sepenuhya sesuai
sop
Tidak ada komputer dan printer masih banyak masyarakat atau pasien yang
106
N Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
o. Masalah
Alur pelayanan Petugas loket masih kurang Permintaan penambahan tenaga kerja - Penerapan dan
yang belum sosialisasi SOP ke
sepenuhya Belum ada DIII rekam medic semua petugas
sesuai sop
- Penyuluhan alur
pelayanan
Penerapan SOP yang belum Penerapan SOP / sosialisai SOP - Pengajuan permintaan
maksimal kepada petugas pelayanan sarana dan tenaga kerja
107
B. Poli KIA
MANUSIA METODE
Pengetahuan ibu yang masih Penyuluhan yang belum merata
rendah
108
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Masih banyaknya ibu hamil 1. Kurangnya pengetahuan dan 1. Edukasi dan penyuluhan tentang faktor Edukasi dan penyuluhan
dengan faktor resiko pemahaman ibu hamil terhadap resiko kehamilan tentang faktor resiko
faktor resiko dalam kehamilan 2. Kerjasama dengan lintas program kehamilan sekaligus
kesehatan (Gizi dan PKPR) dan lintas koordinasi dengan lintas
sector (Kelurahan dan KUA) program dan lintas sektor
2. Penyuluhan belum merata untuk 3. Edukasi dan penyuluhan terhadap terkait
semua ibu hamil di wilayah kerja remaja tentang kesehatan reproduksi
sebagai bekal mempersiapkan
3. Tingginya angka kehamilan diluar kehamilan yang sehat
nikah
109
Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko Masih Tinggi
Pengertian kehamilan resiko tinggi adalah sebuah kehamilan yang mempunyai resiko akan terjadinya sebuah komplikasi (seperti penyakit atau bahkan
kematian) pada ibu atau juga bayinya. Biasanya ini terjadi sebelum atau juga sesudah persalinan. Biasanya,untuk menentukan apakah kehamilan yang sedang dijalani
mengalami kehamilan risti atau tidak, ada beberapa faktor yang dapat menentukan.
Tidak semua kehamilan dapat digolongkan dengan kehamilan normal. Beberapa kehamilan memang memerlukan pengawasan dan konseling yang bersifat
khusus. Apabila sejak awal kehamilan ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan, maka dokter maupun bidan tidak mampu melakukan deteksi dini kelainan
ataupun komplikasi yang kemungkinan ditimbulkan dari kehamilan ini. Faktor resiko tinggi maupun kelainan yang terdapat baik pada ibu maupun janin akan
memberikan dampak bagi proses persalinan maupun berlangsungnya kehamilan. Untuk diperlukan tambahan wawasan bagi ibu hamil untuk mengetahui apakah ibu
tergolong resiko tinggi ataupun tidak. Ibu yang termasuk dalam kehamilan resiko tinggi:
110
C. Poli PKPR
MANUSIA METODE
Meningkatnya jumlah
remaja ddengan Meningkatnya
penyalahgunaan narkoba jumlah kasus
penyalahgunaan
narkoba
111
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Meningkatnya Belum optimal pemberantasan narkoba - Meningkatkan penyuluhan Membuat target kegiatan
jumlah kasus di masyarakat kesehatan pencegahan narkoba untuk setiap tenaga PKPR
penyalahgunaa - Meningkatkan kerjasama lintas
n narkoba program dan lintas sector
Kurangnya kesadaran remaja untuk - Memberikan informasi mengenai Memberikan informasi
berkonsultasi ke PKPR adanya pelayan PKPR di mengenai adanya pelayan
puskesmas terutama di sekolah PKPR di puskesmas terutama
sekolah di sekolah sekolah
- Koordinasi penyuluhan dengan
promkes
Pengetahuan masyarakat tentang - Penyuluhan mengenai kesehatan Penyuluhan mengenai
kesehatan remaja masih kurang remaja kesehatan remaja
- Koordinasi penyuluhan dengan
promkes
Kurangnya koordinasi lintas program - Koordinasi penyuluhan dengan Koordinasi dengan sekolah
dan lintas sektor promkes mengenai kesehatan remaja
- Koordinasi dengan sekolah
mengenai kesehatan remaja
Peningkatan angka penyalah gunaan narkoba di wilayah kerja puskesmas pekauman dapat disebabkan oleh karena belum optimalnya pemberantasan narkoba di
masyarakat, kurangnya kesadaran remaja untuk berkonsultasi ke PKPR, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan remaja masih kurang dan kerjasama LP/LS masih
kurang . Untuk mengatasinya di ambil pemecahan masalah yaitu Membuat target kegiatan untuk setiap tenaga PKPR, Memberikan informasi mengenai adanya pelayan
PKPR di puskesmas terutama di sekolah sekolah, Penyuluhan mengenai kesehatan remaja dan Koordinasi dengan sekolah mengenai kesehatan remaja.
112
D. Poliklinik Dewasa dan Anak
Poliklinik
METODE
SARANA
Ruangan sempit
Pengantaran rekam
medis masih secara Peralatan kurang lengkap (sehingga
manual (menunggu pemakaian alat bergiliran)
petugas loket)
Antrian pasien
menumpuk pada
hari / poli
tertentu
Petugas cukup tetapi jadwal
petugas sering berbenturan
(petugas memegang program
lain)
Masyarakat tidak mengerti tentang
Petugas merangkap peraturan dan alur pelayanan
dengan ruang tindakan puskesmas
113
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Antrian MAsyarakat tidak mengerti tentang Penyuluhan / pengarahan tentang alur Penyuluhan / pengarahan
pasien peraturan dan alur pelayanan pelayanan tentang alur pelayanan
menumpuk
Menempel poster alur pelayanan Menempel poster alur
pada hari /
pelayanan
poli tertentu
Membuat matrik kegiatan
Petugas cukup tetapi jadwal petugas Membuat matrik kegiatan
sering berbenturan (petugas
Pengajuan permintaan alat
memegang program lain)
dan sarana penunjang lainnya
Petugas merangkap dengan ruang
tindakan
Ruangan sempit
Pengajuan permintaan alat dan sarana
Peralatan kurang lengkap (sehingga penunjang lainnya
pemakaian alat bergiliran)
114
E. Poli Gigi
MANUSIA METODE
115
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah Ketererangan
Masalah Masalah Terpilih
Menambah dan
memperbaharui media
Penyuluhan
Permasalahan pada pelayanan poli gigi di puskesmas pekauman adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan perawatan gigi, hal tersebut
disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit gigi dan mulut. Untuk mengatasi masalah tersebut di dapatkan alternatif
penyelesaian masalah dengan menggiatkan kembali penyuluhan dan kerja sama lintas sektor serta menambah dan memperbaharui media penyuluhan.
Pemecahan masalah terpilih yaitu dengan menambah media penyuluhan tentang gigi dan mulut.
116
F. Apotik
METODE SARANA
Terjadi
kesalahan
Apote penyerahan
k obat (pasien
tertukar)
117
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Kesalahan tidak menanyakan ulang dengan jelas Pada saat penyerahan obat dipanggil dan Setiap penyerahan obat
penyerahan nama pasien tersebut ditanyakan kembali siapa nama pasien ditanyakan kembali nama
obat ke pasien tersebut pasien dengan jelas
dengan nama
yang hampir menanyakan alamat dan umur dengan
sama jelas agar pasien tidak tertukar
Permasalahan utama dari pelayanan apotik adalah adanya resiko kesalahan penyerahan obat ke pasien dengan nama yang hamper sama. Pemecahan
masalah yang mungkin adalah Pada saat penyerahan obat dipanggil dan ditanyakan kembali siapa nama pasien dan menanyakan alamat dan umur dengan
jelas agar pasien tidak tertukar
118
G. Laboratorium
METODE SARANA
Kendala dalam
Laboratorium pelayanan
laboratorium
Persiapan pasien sebelum
Jadwal kegiatan Kesalahan pengambilan
pemeriksaan belum tepat
petugas bersamaan sampel
dengan kegiatan luar
Pasien banyak sedangkan Sampel hemolisis /
petugas sedikit Petugas memegang beku
program lain
119
Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan masalah terpilih
Persiapan pasien sebelum Pasien tidak mengerti syarat syarat Pemberian informasi yang jelas untuk - Pemberian informasi yang jelas untuk
pemeriksaan belum tepat sebelum pemeriksaan agar pengambilan sampel pemeriksaan yang pengambilan sampel pemeriksaan yang
(puasa/tidak, sedang / setelah mendapatkan hasil yang paling akurat diperlukan diperlukan
pengobatan yang diberikan - Penyuluhan tentang alur dan syarat
mempengaruhi hasil lab Penyuluhan tentang alur dan syarat pemeriksaan pemeriksaan
Petugas sedikit Pengajuan penambahan tenaga kerja - Pengajuan penambahan tenaga kerja
Kesalahan pemeriksaan Fatique / penurunan konsentrasi Penjadwalan pemeriksaan pada hari hari tertentu - Pembuatan matrik kegiatan
( Salah antrian, Salah identitas petugas - Pembuatan SOP pemeriksaan
, Salah pelabelan , Salah Pasien banyak - Penjadwalan kalibrasi alat secara
perbandingan (dengan atau berkala (rutin)
tanpa antikoagulan), salah Petugas masih ada jadwal kegiatan Pembuatan matrik kegiatan
tabung ,Salah hemolisis) luar / memegang program lain
(jumlah specimen kurang, Penerapan SOP masih belum optimal Pembuatan SOP pemeriksaan
interpretasi hasil untuk hasil Peralatan belum lengkap / ada yang Pengajuan permintaan dan pemeliharaan alat
hasil / kesalahan yang tidak rusak / belum di kalibrasi
terduga) Penjadwalan kalibrasi alat secara berkala (rutin)
Pelayanan puskesmas salah satunya adalah laboratorium sebagai sarana penunjang pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari
- Pra analitik
- Analitik
- Pasca analitik
Kendala dalam pelaksanaan dapat dari unsur praanalitik yaitu dari segi persiapan pasien dimana pasien tidak mengetahui syarat dan persiapan sebelum
pemeriksaan seperti persiapan puasa, atau pengobatan sebelum dan setelah pemeriksaan yang dapat mempengaruhi hasil. Dari segi analitik, kesalahan yang
dapat timbul adalah kesalahan dalam pemeriksaan baik kesalahan label, identitas, sampel, reagen dan sebagainya yang dapat disebabkan karena human error.
Faktor lain yang mempengaruhi adalah kendala keterbatasan alat, kurangnya alat / rusak, atau alat yang belum dikalibrasi. Untuk pemecahan masalah dalam
meminimalkan kendala yaitu dengan pemberian informasi yang jelas untuk pengambilan sampel pemeriksaan yang diperlukan, penyuluhan tentang alur dan
syarat pemeriksaan, pengajuan penambahan tenaga kerja, pembuatan matrik kegiatan, pembuatan SOP pemeriksaan, penjadwalan kalibrasi alat secara berkala
(rutin).
120
Usaha Kesehatan Pengembangan
MANUSIA METODE
Cakupan pelayanan
kesehatan Lansia masih
cuaca
rendah
Peralatan Posyandu yang
kurang
SARANA LINGKUNGAN
121
No Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Terpilih
1 Jumlah lansia yang - Kurangnya peran serta keluarga - Penyuluhan untuk memberikan - Penyuluhan untuk
hadir di posyandu untuk lansia motivasi pada keluarga memberikan motivasi
tertentu sedikit pada keluarga
- Jarak rumah dengan lokasi posyandu - Kunjungan rumah
yang jauh atau sulit dijangkau - Kunjungan rumah
- Posyandu di tempat yang dekat
- Pengetahuan lansia yang rendah dengan lansia - Penyuluhan mengenai
tentang manfaat posyandu fungsi dan manfaat
- Penyuluhan mengenai fungsi dan posyandu lansia
- Lansia dengan hasil screening manfaat posyandu lansia
menderita penyakit tertentu tidak - Pusling Rutin
rutin berobat - Pusling Rutin
- Pemantauan lansia
2 Kurangnya pemantauan Lansia risti tidak terjangkau fasilitas Pemantauan lansia risti mulai dilaksanakan risti mulai
lansia risti kesehatan yaitu dengan kunjungan rumah dilaksanakan yaitu
dengan kunjungan
3 Screening lansia di Konseling lansia tidak efektif Pengadaan poli lansia rumah
puskesmas tidak
terlaksana dengan
optimal
Program upaya kesehatan pengembangan salah satunya adalah upaya kesehatan lanjut usia, Untuk pencapaian pembinaan kelompok usila sesuai
standar adalah 100% dan Pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usila yang dibina sesuai standar adalah 93,93%. Yang menjadi masalah dalam
pelaksanaan program adalah rendahnya jumlah lansia yang hadir di posyandu tertentu, kurangnya pemantauan lansia risti, dan screening lansia di
puskesmas tidak terlaksana dengan optimal. Kemungkinan penyebab masalah adalah kurangnya peran serta keluarga untuk lansia, jarak rumah dengan
lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau, pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu dan Lansia dengan hasil screening menderita
penyakit tertentu tidak rutin berobat.Dalam mengatasi masalah tersebut dirumuskan pemecahan masalah dengan penyuluhan untuk memberikan motivasi
pada keluarga, kunjungan rumah, penyuluhan mengenai fungsi dan manfaat posyandu lansia, pusling rutin dan pemantauan lansia risti mulai
dilaksanakan yaitu dengan kunjungan rumah.
122
2. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan kebutaan
MANUSIA METODE
123
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
1 1. Masih banyak penderita - Pengetahuan masyarakat tentang 1. Pelaksanaan penyuluhan dalam dan 1. Pelaksanaan
gangguan refraksi yang kelainan refraksi masih rendah luar gedung penyuluhan secara
tidak terdeteksi - Penyuluhan tentang kelainan 2. Kerjasama dengan Sekolah sekolah optimal pada
refraksi masih belum merata di wilayah Puskesmas Pekauman masyarakat dan
- Tidak semua anak sekolah yang 3. Pengadaan bantuan alat penglihatan pemeriksaan kelainan
menderita kelainan refraksi oleh pemerintah atau swasta refraksi baik di dalam
memeriksakan lebih lanjut di atau luar gedung
puskesmas
- Kurangnya daya beli masyarakat
untuk membeli alat bantu
penglihatan
Gangguan refraksi mata merupakan salah satu gangguan mata yang banyak terdapat pada masyarakat dari usia produktif sampai usia lanjut. Gangguan
refraksi dapat mempengaruhi terhadap produktifitas dan aktivitas sehari hari. Banyak gangguan refraksi yang masih belum terdeteksi, khususnya di wilayah puskesmas
pekauman. Salah satu penyebabnya adalah pengetahuan masyarakat tentang kelainan refraksi masih rendah, penyuluhan tentang kelainan refraksi masih belum merata,
tidak semua anak sekolah yang menderita kelainan refraksi memeriksakan lebih lanjut di puskesmas dan kurangnya daya beli masyarakat untuk membeli alat bantu
penglihatan. Untuk itu di rumuskan pemecahan masalah yaitu dengan pelaksanaan penyuluhan dalam dan luar gedung, kerjasama dengan Sekolah sekolah di wilayah
Puskesmas Pekauman dan pengadaan bantuan alat penglihatan oleh pemerintah atau swasta. Pemecahan masalah yang terpilih adalah dengan pelaksanaan penyuluhan
secara optimal pada masyarakat dan pemeriksaan kelainan refraksi baik di dalam atau luar gedung.
124
3. Kesehatan Jiwa
METODE SARANA
Ketidakpatuhan pasien
untuk melanjutkan
NAPZA konseling / terapi
(NAPZA)
DANA
MANUSIA LINGKUNGAN
125
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
1 Ketidakpatuha 1. Belum adanya Ruang khusus 1. Ruangan khusus untuk Ipwl Napza 1. Pelatihan Konseling untuk
n klien untuk untuk Poli Napza dan penjadwalan hari untuk konseling petugas
melanjutkan 2. Ruang Konseling masih IPWL 2. Ruangan khusus untuk Ipwl
konseling bergabung dengan Poli IMS/HIV 2. Perlunya pelatihan berkelanjutan Napza dan penjadwalan hari
terapi VCT,Sering terjadi pasien untuk petugas pemegang program untuk konseling IPWL
datang secara bersamaan,suasana napza 3. Dukungan keluarga dan
konseling kadang tidak kondusif 3. Perlu nya di tentukan hari ntuk Lingkungan sangat penting
) konseling Napza untuk kesembuhan
3. Tehnik konseling petugas masih 4. Perlunya dukungan keluarga atau (mengurangi ketegantungan
kurang orang terdekat untuk kesembuhan pasien terhadap Narkoba)
4. Lingkungan Tempat Tinggal pasien
pasien tidaK mendukung 5. Motivasi keluarga untuk
kesembuhan pasien (sangat Mengkodisikan lingkungan tempat
mendukung terjadi nya Relaps ) tinggal Pasien (meminimalkan
terjadinya relaps )
Deteksi dan penanganan kasus jiwa (gangguan perilaku jiwa, psikosomatik dan masalah Nafza) yang datang ke puskesmas pekauman dengan pencapaian 1163
pasien (non-target). Masalah yang didapatkan dalam pelayanan kasus jiwa, khususnya untuk program nafza adalah ketidakpatuhan pasien untuk mendapatkan
konseling terapi. Penyebab masalah diantaranya yaitu belum adanya Ruang khusus untuk Poli Napza, ruang Konseling masih bergabung dengan Poli IMS/HIV
VCT,Sering terjadi pasien datang secara bersamaan,suasana konseling kadang tidak kondusif, teknik konseling petugas masih kurang, dan lingkungan tempat tinggal
pasien tidak mendukung kesembuhan pasien (sangat mendukung terjadi nya Relaps ). Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dirumuskan pemecahan masalah yang
mungkin dilaksanakan yaitu ruangan khusus untuk Ipwl Napza dan penjadwalan hari untuk konseling IPWL, perlunya pelatihan berkelanjutan untuk petugas
pemegang program napza, perlu nya di tentukan hari untuk konseling Napza, perlunya dukungan keluarga atau orang terdekat untuk kesembuhan pasien dan
memotivasi keluarga untuk Mengkodisikan lingkungan tempat tinggal Pasien (meminimalkan terjadinya relaps ). Pemecahan masalah terpilih yaitu pelatihan
Konseling untuk petugas, ruangan khusus untuk Ipwl Napza dan penjadwalan hari untuk konseling IPWL dan memotifasi keluarga dan lingkungan untuk
memberikan dukungan untuk kesembuhan (mengurangi ketegantungan pasien terhadap Narkoba).
126
MANUSIA METODE
Meningkatnya kasus
gangguan jiwa di
masyarakat
127
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Meningkatnya Masih banyak pasien gangguan jiwa Meningkatkan penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan jiwa
kasus yang tidak berobat ke puskesmas tentang kesehatan jiwa
gangguan jiwa
di masyarakat Koordinasi penyuluhan dengan program
promkes
Kurangnya kesadaran masyarakat Memberikan informasi mengenai Memberikan informasi
untuk membawa keluarganya berobat adanya pelayanan poli kesehatan jiwa di menyenai adanya pelayanan
ke puskesmas masyarakat kesehatan jiwa di puskesmas
Kurangnya koordinasi lintas sector dan Koordinasi penyuluhan dengan program Koordinasi LS dan LP
program promkes
Kasus gangguan jiwa di wilayah puskesmas pekauman terus meningkat , dengan angka kunjungan yang meningkat tetapi tidak rutin dan ada yang
tidak memeriksakan diri untuk mendapat pengobatan, penyebab yang mungkin adalah Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa keluarganya
berobat ke puskesmas dan kurangnya kerjasama dan koordinasi lintas sector dan program. Sebagai pemecahan masalah yaitu dengan penyuluhan
kesehatan jiwa, Memberikan informasi menyenai adanya pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas dan koordinasi LP / LS.
128
4. Kesehatan Gigi dan Mulut
MANUSIA METODE
129
Usaha kesehatan Gigi Masyarakat
MANUSIA METODE
130
KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah Ketererangan
Masalah Masalah Terpilih
1. UKGS tidak dapat -Kurangnya tenaga perawat -Penambahan tenaga -Membuat permohonan
maksimal gigi Perawat Gigi tambahan tenaga
dilaksanakan
-Pembatasan Jumlah
-Jumlah sekolah yang Sekolah
banyak
131
KEGIATAN USAHA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Alternatif Pemecahan Pemecahan Masalah Ketererangan
Masalah Masalah Terpilih
1. Tidak semua -Kurangnya tenaga perawat -Penambahan tenaga -Membuat permohonan
Posyandu dan gigi Perawat Gigi tambahan tenaga
FAUD dapat
terlayani -Tempat dan jarak tempuh
yang jauh
Dalam pelaksanaan Usaha kesehatan gigi sekolah yang belum optimal dinilai dsebabkan beberapa penyebab masalah diantaranya kurangnya tenaga perawat
gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh, jumlah sekolah yang banyak dan target yang tinggi. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan penambahan
tenaga perawat gigi.
Dalam pelaksanaan Usaha kesehatan gigi sekolah yang belum optimal dinilai dsebabkan beberapa penyebab masalah diantaranya kurangnya tenaga perawat
gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh, jumlah sekolah yang banyak dan target yang tinggi. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan penambahan
tenaga perawat gigi.
Pelaksanaan Usaha kesehatan gigi masyarakat masih memiliki permasalahan yaitu tidak semua posyandu dan FAUD dapat terlayani, dengan permasalahan
kurangnya tenaga perawat gigi, tempat dan jarak tempuh yang jauh dan jumlah Posyandu yang banyak. Alternatif pemecahan yang di rencanakan adalah dengan
penambahan tenaga perawat gigi.
132
5. Bina Kesehatan Tradisional
TOGA
METODE SARANA
Jumlah toga
banyak tapi
TOGA
jenisnya masih
belum terlalu
banyak
Tenaga PSM tidak terlalu Pendanaan
mengerti mengenai hanya dari
pemantauan dan pembinaan APBD dinkes
TOGA Kota Jumlah TOGA banyak
133
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Jumlah - Keterbatasan lahan - TOGA di tanam di pot – pot - TOGA di tanam di pot –
TOGA sehingga tidak perlu lahan pot sehingga tidak perlu
banyak tapi yang luas lahan yang luas
jenisnya
- Tenaga PSM tidak terlalu - Memberikan pelatihan / - Memberikan pelatihan /
belum mengerti mengenai pemantauan pengetahuan bagi petugas pengetahuan bagi petugas
terlalu dan pembinaan TOGA PSM agar lebih mengerti PSM agar lebih mengerti
banyak mengenai TOGA mengenai TOGA
Berdasarkan jumlah BATRA yang di bina dan jumlah TOGA perkelurahan yang dibina telah mencapai target, namun yang menjadi masalah dalam pelaksanaan
program adalah jumlah TOGA yang banyak tetapi jenisnya yang masih sedikit, penyebab masalah yang mungkin adalah adanya keterbatasan lahan dan tenaga PSM
yang tidak terlalu mengerti mengenai pemantauan dan pembinaan TOGA. Untuk mengatasi keterbatasan lahan maka dapat disolusikan dengan penanaman TOGA pada
pot pot sehingga tidak memerlukan lahan yang luas sedangkan untuk meningkatkan pengetahuan petugas PSM di perlukan upaya pelatihan dan pembinaan mengenai
pemantauan dan pembinaan TOGA.
134
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Asi eksklusif
MANUSIA METODE
135
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
1 Cakupan Asi 1.Kurangnya rasa ingin tau ibu 1. Memberikan bimbingan dan penyuluhan 1. Memberikan bimbingan
Eksklusif rendah menyusui tentang pentingnya kepada ibu hamil baik saat berkunjung dan penyuluhan kepada
ASI Eksklusif untuk melakukan pemeriksaan ataupun di ibu hamil baik saat
2.Ibu menyusui merasa tidak kelas ibu hamil tentang ASI Eksklusif berkunjung untuk
perlu memeriksakan dirinya 2. Menyampaikan masing masing melakukan pemeriksaan
3.Tingkat pengetahuan kelurahan bahwa ASI Eksklusif di ataupun di kelas ibu hamil
masyarakat tentang pentingnya wilayah kerja Puskesmas Pekauman tentang ASI Eksklusif
ASI Eksklusif masih rendah masih rendah di lokakarya mini 2. Kerjasama dengan lintas
4.Tidak berjalannya program triwulanan program dan lintas sektor
khusus selain (seperti KP-ASI) 3. Kerjasama dengan lintas program dan untuk mendukung
yg sudah ada utk melaksanakan lintas sektor untuk mendukung pemberian pemberian ASI Eksklusif
kegiatan penyuluhan ASI ASI Eksklusif
Eksklusif 4. Memantau ASI Eksklusif dengan cara
5.Kegiatan hanya diberikan menempelkan stiker ASI Eksklusif
kepada ibu menyusui yang kepada rumah yang mempunyai bayi
datang ke Puskesmas saja dengan di bantu oleh kader
6.Anggaran ASI Eksklusif yang 5. Pengalokasian anggaran untuk kegiatan
kurang yang mendukung ASI Eksklusif
Pencapaian program asi eksklusif di wilayah kerja puskesmas pekauman dinilai masih dibawah target yaitu dengan pencapaian sebesar ----------%
dan target sebesar ----%. Adapun beberapa masalah yang dinilai berpengaruh terhadap rendahnya angka pencapaian antara lain kurangnya rasa ingin tau
ibu menyusui tentang pentingnya ASI Eksklusif, Ibu menyusui merasa tidak perlu memeriksakan dirinya, tingkat pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya ASI Eksklusif masih rendah, tidak berjalannya program khusus selain (seperti KP-ASI) yg sudah ada utk melaksanakan kegiatan penyuluhan
ASI Eksklusif, kegiatan hanya diberikan kepada ibu menyusui yang datang ke Puskesmas saja dan anggaran pendukung ASI Eksklusif yang kurang.
Berdasarkan masalah masalah tersebut di dapatkan alternative pemecahan masalah sebagaimana disebutkan dalam table di atas. Pemecahan masalah
yang di ambil untuk meningkatkan pencapaian yaitu dengan, memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil baik saat berkunjung untuk
melakukan pemeriksaan ataupun di kelas ibu hamil tentang ASI Eksklusif dan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor untuk mendukung
pemberian ASI Eksklusif.
136
Bumil KEK
MANUSIA METODE
3.
BUMIL KEK
1. Beragam media
penyuluhan
137
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
1.Kondisi status gizi bumil sebelum hamil 1. Kerja sama lintas program di Puskesmas Kerjasama lintas program dan lintas
Banyak ditemukan ibu dengan KIA khususnya dalam menjaring sektor dalam menjaring bumil KEK
kurus
hamil KEK bumil KEK dan memantau bumil di wilayah kerja
2.Ibu hamil sakit 2. Kerjasama dengan lintas sektor, kelurahan puskesmas Pekauman kemudian
dan kader kesehatan untuk memantau Mengusulkan atau melaporkan
3.Pendidikan bumil yang rendah bumil di wilayah kerja puskesmas Bumil KEK ke Dinas Kesehatan Kota
Pekuman Banjarmasin untuk ditindak lanjuti
4.Makanan yang dikonsumsi tidak bergizi 3. Memberikan konseling saat pemeriksaan mendapatkan PMT semuanya.
ataupun penyuluhan kelompok di kelas
5. Ketersediaan Bahan makanan PMT ibu hamil
untuk Bumil KEK 4. Mengusulkan atau melaporkan ibu hamil
dengan KEK, ke Dinas Kesehatan Kota
6.Dana/Anggaran yang terbatas dari APBD Banjarmasin untuk ditindak lanjuti
dan BOK Kesehatan Kota mendapatkan PMT semuanya.
138
Bumil KEK adalah ibu yang ukuran LILAnya < 23,5 cm dan dengan salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut :
a.Berat badan ibu sebelum hamil < 42 kg.
b.Tinggi badan ibu < 145 cm.
c. Berat badan ibu pada kehamilan trimester III < 45 kg.
d.Indeks masa tubuh (IMT) sebelum hamil < 17,00
e.Ibu menderita anemia (Hb < 11 gr %) (Weni, 2010).
Pencapaian program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Dan Anak tentang “Bumil Kurang Energi Kronik (KEK)” di wilayah kerja puskesmas pekauman telah
memenuhi target yaitu sebesar 100%. Dalam pencapaian target terdapat beberapa masalah yang ditemui, yaitu Kondisi status gizi bumil sebelum hamil kurus, Ibu hamil
sakit, Pendidikan bumil yang rendah, Makanan yang dikonsumsi tidak bergizi, Ketersediaan Bahan makanan PMT untuk Bumil KEK, Dana/Anggaran yang terbatas
dari APBD dan BOK Kesehatan Kota.
Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah, yaitu Kerja sama lintas program di Puskesmas dengan KIA khususnya dalam
menjaring bumil KEK, Kerjasama dengan lintas sektor, kelurahan dan kader kesehatan untuk memantau bumil di wilayah kerja puskesmas Pekuman, Memberikan
konseling saat pemeriksaan ataupun penyuluhan kelompok di kelas ibu hamil, Mengusulkan atau melaporkan ibu hamil dengan KEK ke Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin untuk ditindak lanjuti mendapatkan PMT semuanya. Pemecahan masalah yang di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Kerjasama lintas program
dan lintas sektor dalam menjaring bumil KEK dan memantau bumil di wilayah kerja puskesmas Pekauman kemudian Mengusulkan atau melaporkan Bumil KEK ke
Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin untuk ditindak lanjuti mendapatkan PMT semuanya.
139
IMD
MANUSIA METODE
IMD
MASIH RENDAH
1. Pendanaan IMD tidak secara
1. Diberikan
langsung diberikan akan tetapi
kesempatan Ruang IMD yang
untuk IMD melalui kelas ibu hamil diberikan
memungkinkan
setelah proses materi mengenai IMD 1. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor
kelahiran terkait
2.
3. materi
4.
140
Pemecahan Masalah Keterangan
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Terpilih
IMD 1. Kurangnya pengetahuan ibu 1. Diberikan kesempatan untuk IMD setelah 1. Jika di rumah sakit atau
menyusui tentang IMD proses kelahiran Klinik Persalinan
MASIH RENDAH 2. Keadaan yang tidak 2. Ruang IMD yang memungkinkan tersebut memiliki
memungkinankan untuk IMD 3. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor kebijakan untuk
baik karena kondisi ibu ataupun terkait menempatkan ibu dan
bayinya 4. Pelatihan kusus IMD bagi untuk bidan bayi dalam satu ruangan
dan dukun kampung serta tenaga atau rooming-in pasca
kesehatan lainnya persalinan, sebaiknya
5. Jika di rumah sakit , atau Klinik tidak menyarankan ibu,
Persalinan tersebut memiliki kebijakan terutama yang belum
untuk menempatkan ibu dan bayi dalam berhasil memproduksi
satu ruangan atau rooming-in pasca ASI, untuk memberikan
persalinan, sebaiknya tidak menyarankan susu formula kepada
ibu, terutama yang belum berhasil bayi dan menyediakan
memproduksi ASI, untuk memberikan tenaga kesehatan untuk
susu formula kepada bayi dan membantu.
menyediakan tenaga kesehatan untuk 2. Kepastian untuk
membantu. memberikan waktu
6. Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi
kepada ibu dan bayi untuk melakukan untuk melakukan inisiasi
inisiasi menyusui dini setelah persalinan menyusui dini setelah
dan membiarkan bayi menyusu selama persalinan dan
yang ia butuhkan. Keperluan lain seperti membiarkan bayi
memandikan dan menimbang bayi dapat menyusu selama yang ia
ditunda setelah proses IMD. butuhkan. Keperluan lain
seperti memandikan dan
menimbang bayi dapat
ditunda setelah proses
IMD.
141
Tanpa bantuan, bayi baru lahir yang ditempatkan pada dada atau perut sang ibu secara alami dapat mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu.
Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalankan proses IMD:
Memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama
dari ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya sebanyak kira-kira satu sendok teh.
Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya 4 bulan selanjutnya. ASI eksklusif mengandung arti bahwa makanan bayi hanyalah
ASI, tanpa cairan atau makanan padat lain termasuk air mineral. ASI eksklusif ini umumnya diterapkan di usia bayi 0 sampai 6 bulan.
Mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan.
Pencapaian program dalam Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tentang “Inisiasi Menyusui Dini” di wilayah kerja puskesmas pekauman belum memenuhi
target yaitu sebesar 70%. Dalam pencapaian target terdapat beberapa masalah yang ditemui, seperti kurangnya pengetahuan ibu menyusui tentang IMD dan keadaan
yang tidak memungkinankan untuk melakukan IMD baik karena kondisi ibu ataupun bayinya. Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah,
yaitu:
1. Diberikan kesempatan untuk IMD setelah proses kelahiran
2. Ruang IMD yang memungkinkan
3. Sosialisasi IMD kesemua Lintas sektor terkait
4. Pelatihan kusus IMD bagi untuk bidan dan dukun kampung serta tenaga kesehatan lainnya
5. Jika di rumah sakit atau Klinik Persalinan tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan,
sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi dan menyediakan tenaga
kesehatan untuk membantu.
6. Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia
butuhkan. Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD.
Pemecahan masalah yang di ambil untuk mengatasi masalah tersebut yaitu Jika di rumah sakit atau Klinik Persalinan tersebut memiliki kebijakan untuk
menempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan, sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI,
untuk memberikan susu formula kepada bayi dan menyediakan tenaga kesehatan untuk membantu dan Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk
melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan. Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi
dapat ditunda setelah proses IMD.
142
TTD Mandiri
MANUSIA METODE
TTD Mandiri
143
Pemecahan Masalah
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Keterangan
Terpilih
TTD Mandiri 1. Ketidak tahuan 1. Peningkatkan pengetahuan guru Kerjasama dengan pihak
2. Ketidak patuhan dalam dan siswa tentang tablet Fe melalui sekolah dan orang tua
(tidak patuh meminum obat tablet tambah penyuluhan murid untuk
memimum Fe) darah 2. Kerjasama dengan fihak sekolah menyediakan dan
3. Keterbatasan Petugas dalam dan orang tua murid untuk memantau meminum
pengawasan minum obat menyediakan dan memantau Tablet Tambah Darah
4. Dukungan dr keluarga untuk meminum Tablet Tambah Darah (Fe) secara mandiri.
mengkonsumsi sayuran dan secara mandiri
buah
Saat ini program pemberian tablet tambah darah mandiri bagi remaja kembali di galakkan, target pemberiannya secara nasional adalah 10 %
remaja putri mendapatkan tablet tambah darah dengan dosis pencegahan yaitu Remaja putrid (10-19 tahun) atau WUS (wanita usia subur) 15-45 tahun sehari
1 tablet selama 10 hari saat mentruasi dan 1 tablet tiap minggunya, jadi total tablet tambah darah (fe) yang akan diterima oleh remaja putri adalah 13 tablet
selama 4 bulan. Pencapaian program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat tentang Pemberian Tablet Tambah Darah Mandiri bagi remaja di wilayah kerja
puskesmas pekauman dinilai masih dibawah target yaitu sebesar 2,68%. Adapun beberapa masalah yang dinilai berpengaruh terhadap rendahnya angka
pencapaian antara lain Ketidaktahuan dan Ketidak patuhan dalam meminum obat tablet tambah darah, Keterbatasan Petugas dalam pengawasan minum obat,
Dukungan dari keluarga untuk mengkonsumsi sayuran dan buah. Berdasarkan masalah tersebut didapatkan alternative pemecahan masalah, yaitu
Peningkatkan pengetahuan guru dan siswa tentang tablet Fe melalui penyuluhan, Kerjasama dengan pihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan
dan memantau meminum Tablet Tambah Darah secara mandiri. Pemecahan masalah yang di ambil untuk meningkatkan pencapaian yaitu dengan Kerjasama
dengan pihak sekolah dan orang tua murid untuk menyediakan dan memantau meminum Tablet Tambah Darah secara mandiri.
144
Posyandu
1. Kunjungan posyandu
MANUSIA METODE
sesuai jadwal
2. Kunjungan rumah
1. Masih kurangnya pelatihan Kurangnya pengetahuan 3. Penyuluhan
kader ibu tentang pentingnya 4. Konseling
2. Kurangnya kesadaran mengetahui tumbuh 5. Pembinaan Kader
kader akan tugas dan kembang anak Posyandu
kewajibannyakewajibanny
6. Pengukuran TB/BB
a
145
No. Prioritas Masalah Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
POSYANDU BALITA 1.Masih kurangnya pelatihan kader 1. Diadakan kegaitan Pelatihan untuk Kerjasama lintas program dan
POSYANDU BALITA kader posyandu yang baru atau
D/S DAN N/D YANG lintas sektor dalam
2.Kurangnya kesadaran kader akan refresing kader posyandu untuk kader
MASIH RENDAH tugas dan kewajibannya yang lama mensukseskan kegiatan
3. Ibu balita merasa tidak perlu 2. Kerjasama lintas program dan lintas
posyandu balita di wilayah
mengunjungi posyandu sektor dalam mensukseskan kegiatan
4. Kurangnya pengetahuan ibu posyandu balita kerja puskesmas Pekauman
tentang pentingnya mengetahui 3. Meningkatkan pengetahunan
tumbuh kembang anak masyarakat khususnya ibu balita untuk
5. Partisipasi masyarakat rendah mengetahui pertumbuhan anak
terhadap kunjungan balita balitanya
6. Keterbatasan wilayah jangkauan 4. Dengan keterbatasan jumlah posyandu
posyandu perlu diberitahukan kepada masyarakat
7.Jumlah Posyandu tidak sebanding untuk menimbangkan balitanya ke
dengan balita yang harus puskesmas atau fasilitas kesehatan
mendapatkan pelayanan di posyandu lainnya
5. Dibentuk Posyandu Balita lagi di
wilayah kelurahan masing masing jika
memungkinkan
146
Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait. (Departemen
Kesehatan RI. 2006). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
Tujuan posyandu antara lain:
Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu hamil), melahirkan dan nifas.
Membudayakan NKBS
Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera. (Bagian Kependudukan
dan Biostatistik FKM USU. 2007)
Pencapaian program kemandirian posyandu untuk kegiatan posyandu yaitu sebesar 100% dimana telah memenuhi target sasaran. Ditemukan beberapa
masalah yang menyebabkan kunjungan di posyandu masih rendah yaitu Masih kurangnya pelatihan kader POSYANDU BALITA, Kurangnya kesadaran kader akan
tugas dan kewajibannya, Ibu balita merasa tidak perlu mengunjungi posyandu, Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya mengetahui tumbuh kembang anak,
Partisipasi masyarakat rendah terhadap kunjungan balita, Keterbatasan wilayah jangkauan posyandu, Jumlah Posyandu tidak sebanding dengan balita yang harus
mendapatkan pelayanan di posyandu.
Berdasarkan permasalahan tersebut di dapatkan alternative penyelesaian masalah diantaranya Diadakan kegiatan Pelatihan untuk kader posyandu yang
baru atau refresing kader posyandu untuk kader yang lama, Kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam mensukseskan kegiatan posyandu balita, Meningkatkan
pengetahunan masyarakat khususnya ibu balita untuk mengetahui pertumbuhan anak balitanya, Dengan keterbatasan jumlah posyandu perlu diberitahukan kepada
masyarakat untuk menimbangkan balitanya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya, Dibentuk Posyandu Balita lagi di wilayah kelurahan masing masing jika
memungkinkan. Berdasarkan alternatif penyelesaian masalah yang dirumuskan, di dapatkan pemecahan masalah yang terpilih yaitu Kerjasama lintas program dan lintas
sektor dalam mensukseskan kegiatan posyandu balita.
147
Penggunaan Garam Beryodium
MANUSIA METODE
MASIH DITEMUKAN
KELURAHAN YANG
TIDAK BERYODIUM
Ketersediaan garam di
pasar/di warung Tempat penyimpanan yang layak
baik di warung an rumah tangga 1. Masih dijual bebas/produsen langsung
Dana Anggaran Yang terbatas
APBD Kota dan BOK mengantar ke warung
148
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Keterangan
. Masalah Terpilih
Masih 1.pendidikan 1. Koordinasi lintas sektor dari hasil 1. Koordinasi lintas sektor
ditemukan 2.kurang informasi mengenai garam tes garam beryodium yang kita dari hasil tes garam
kelurahan yang beryodium laporkan ke dinas kesehatan kota beryodium yang kita
tidak 3.ketersediaan di pasar/di warung kemudian dinas kesehatan kota laporkan ke dinas
beryodium 4.distributor garam memasok garam menindak lanjuti untuk melaporkan kesehatan kota kemudian
yang tdak beryodium ke bali pom dinas kesehatan kota
1. Kel. Mantuil 5.ketersediaan garam di pasar/di 2. Memberikan penyuluhan mengenai menindak lanjuti untuk
warung garam beryodium dan cara melaporkan ke bali pom
2.kel.
6.tempat penyimpanan yang layak baik mengujinya secara tradisional, dan 2. Memberikan penyuluhan
Pekauman
di warung dan rumah tangga cara penyimpanannya mengenai garam
7.dana anggaran yang terbatas apbd beryodium dan cara
kota dan bok mengujinya secara
8.masih dijual bebas/produsen tradisional, dan cara
langsung mengantar ke warung penyimpanannya
149
Kekerasan Terhadap Anak
METODE SARANA
Pelaporan KTA
dari masyarakat
KTA masih rendah
150
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
Program KTA (Kekerasan terhadap anak) dan KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) pada wilayah kerja puskesmas pekauman masih rendah, dengan
factor penyebab yang mungkin yaitu masyarakat yang masih merasa malu melaporkan kejadian KTA dan KDRT, kurangnya bahan materi tentang penyuluhan
KTA dan KDRT, pengetahuan petugas masih kurang, petugas yang menangani masih kurang. Untuk mengatasi masalah tersebut, diambil pemecahan masalah
dengan, peningkatan penyuluhan tentang KTA dan KDRT, pengadaan brosur atau leaflet dan lembar balik untuk penyuluhan.
151
Program IVA / Kanker Payudara
METODE SARANA
Kesadaran masyarakat
IVA untuk memeriksakan
diri masih rendah
Sebagian masyarakat masih
merasa malu periksa IVA
Tingkat pndidikan /
pengetahuan masyarakat
masih kurang tentang
Kurangnya kesadaran
penyakit kanker Pengetahuan masyarakat tentang
masyarakat tentang penyakit
kanker serviks dan payudara penyakit kanker masih rendah
152
No Prioritas Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih Keterangan
. Masalah
153