Você está na página 1de 12

APLIKASI PEMBERIAN TINDAKAN BREAST CARE

TERHADAP PENCEGAHAN PEMBENGKAKAN


PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM
DI RSUD SAYANG CIANJUR
TAHUN 2017

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Riset Keperawatan

DISUSUN OLEH:

MILA JAMILATUS SHOLIHAH


NIM.34403515071

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


Jl. Pasir Gede Raya No.19 Tlp. (0263) 267206 Fax. 270953 Cianjur 43216

2017
i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Karya Tulis ini yang berjudul “APLIKASI PEMBERIAN TINDAKAN
BREAST CARE TERHADAP PENCEGAHAN PEMBENGKAKAN
PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RSUD SAYANG CIANJUR
TAHUN 2017”.
Proposal Penelitian ini diajukan untuk memenuhi salah satu sarat dalam

menyelesaikan Tugas Riset Keperawatan. Dengan segala keterbasan, Proposal

Penelitian ini dapat penulis selesaikan walaupun masih banyak kekurangannya,

maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan di masa yang akan dating demi mencapai sasaran

dan tujuan yang diharapkan.

Dalam penyusunan Proposal Penelitian ini, tidak kurang kesulitan dan

hambatan yang ditemui, namun berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah

membantu dalam pembuatan Proposal Penelitian ini sehingga dapat terselesaikan.

Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan Proposal Penelitian ini dengan

sebaik – baiknya. Namun demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu demi kesempurnaan , sekali lagi penulis mengharapkan adanya

kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan

Proposal Penelitian ini.Cianjur, .....

MILA JAMILATUS SHOLIHAH


NIM. 34403515071

i
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas atau puerperium merupakan masa pulih kembali mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.

Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi sertelah persalinan

dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dari antara 60%

tersebut disebabkan oleh kurangnya pearawatan masa nifas, termasuk

perawatan payudara. (¶ 2, https://akbidhipekalongan.ac.id/e-

journal/index.php/akbidhip/article/view/8/6 , diperoleh tanggal 25 November

2017)

Angka kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil survei demografi

dan kesehatan Indonesia (SDKI) SDKI 2012 memperlihatkan bahwa AKB

sebesar 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih rendah

dibanding AKB yang direncanakan pada target MDG’s yaitu 23 per 1.000

kelahiran hidup (Depkes RI, 2013).

Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam

kandungan, dilahirkan,setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan

belas) tahun. Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas

serta untuk menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang

berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka

1
2

Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Untuk

mencapai target penurunan AKB pada MDG’s 2015 yaitu sebesar 23 per 1.000

kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru

lahir / neonatal menjadi prioritas utama. Adapun indikator kesehatan anak salah

satunya ASI Eksklusif. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014 : 106).

Payudara telah dipersiapkan sejak mulai terlambat datang bulan sehingga

pada waktunya dapat memberikan ASI dengan sempurna. Untuk dapat

melancarkan pengeluaran ASI dipersiapkan sejak awal kehamilan dengan

melakukan perawatan payudara yaitu massage, menghilangkan kerak pada

puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat (Ida. 2010. hlm. 419).

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang

mengakibatkan perubahan psikisnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi proses

laktasi. Fakta menunjukan bahwa cara kerja hormon oksitosin dipengaruhi oleh

kondisi psikologis. Persiapan ibu secara psikologis sebelum menyusui

merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan menyusui. Stres,

rasa takut yang berlebihan, ketidakbahagiaan pada ibu sangat berperan dalam

menyukseskan pemberian ASI awal. Selain itu, perasaan ibu bahwa ASI nya

tidak cukup untuk bayinya juga berpengaruh terhadap pemberian ASI awal

sehingga penggunaan susu formula merupakan alternatif yang dianggap paling

tepat untuk mengganti ASI.

Salah satu upaya agar produksi ASI pada saat menyusui lancar, ibu hamil

dianjurkan untuk merawat payudara dengan tehnik yang benar. Tahap ini

sangat penting dilakukan karena proses laktasi sudah mulai sejak kehamilan.
3

Perawatan payudara selama kehamilan dapat merangsang kelenjar – kelenjar

air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar, menjaga kebersihan

payudara, melenturkan dan menguatkan putting susu, mendeteksi kelainan

payudara secara dini dan mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

Ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam memberikan ASI bila sejak

awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara (breast care) yang tepat

dan benar. (Ronald. 2010. hlm. 136, ¶ 7 ,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42092/Chapter

%20I.pdf?sequence=5 , diperoleh tanggal 25 November 2017).

Masalah menyusui pada masa pasca persalinan lanjut salah satunya

adalah sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah

menyusui, bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu, tinja bayi keras,

payudara tidak membesar mengakibatkan gagalnya pemberian ASI pada bayi

(Perinasia, 2011 , ¶ 4 ,

http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3685.pdf , diperoleh tanggal

25 November 2017).

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI kurang adalah

tidak dilakukannya persiapan puting terlebih dahulu dan kurangnya reflek

oksitosin (Maryunani, 2012).

Salah satu masalah menyusui pada masa nifas yaitu bendungan air susu

(engorgement of the breast). Bendungan air susu terjadi yaitu karena

penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak

dikosongkan dengan sempurna, atau karena kelainan pada putting susu.


4

Keluhan yang dirasakan antara lain payudara bengkak, keras, nyeri.

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk

mencegah terjadinya kelainan-kelainan dan tetap berlanjut sampai masa nifas.

(¶ 3,

https://akbidhipekalongan.ac.id/e- journal/index.php/akbidhip/article/view/8/6 ,

diperoleh tanggal 25 November 2017)

Salah satu masalah yang terjadi karena kurangnya perawatan payudara

adalah penurunan produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi

oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi

jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran

ASI. Perawatan payudara sangat penting salah satunya menjaga kebersihan

payudara, terutama kebersihan putting susu agar terhindar dari infeksi,

melunakkan serta memperbaiki bentuk putting susu sehingga bayi dapat

menyusu dengan baik, merangsang kelenjar-kelenjar dan hormone prolaktin

dan oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI lancar serta mengetahui secara

dini kelainan putting susu dan melakukan usaha-usaha untuk mengatasinya.

(¶ 5 ,

https://akbidhipekalongan.ac.id/e-journal/index.php/akbidhip/article/view/8/6 ,

diperoleh tanggal 25 November 2017)

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian tentang “aplikasi pemberian tindakan breast care terhadap

pencegahan pembengkakan payudara pada ibu post partum di RSUD

Sayang Cianjur Tahun 2017”.


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka dapat

dirumuskan permasalahan penelitian yaitu “ Bagaimana aplikasi pemberian

tindakan breast care terhadap pencegahan pembengkakan payudara pada

ibu post partum di RSUD Sayang Cianjur Tahun 2017”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mgentahui aplikasi pemberian tindakan breast care terhadap

pencegahan pembengkakan payudara pada ibu post partum di RSUD

Sayang Cianjur Tahun 2017

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tentang pengetahuan breast care (perawatan

payudara) pada ibu post partum

b. Mengidentifikasi kejadian pembengkakan ASI pada ibu post partum

c. Menganalisa hubungan pengetahuan breast care (perawatan

payudara) dengan kejadian pembengkakan ASI pada post partum.

d. Menganalisa hasil pemberian tindakan breast care terhadap

pecegahan pembengkakan payudara ibu post partum.


6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Pasien

Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam

melakukan perawatan payudara karena sangat banyak manfaatnya.

b. Bagi Penulis

Sebagai acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yang telah

diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data-data dan

informasi-informasi ilmiah untuk dikaji, diteliti, dan dianalisis, dan

disusun dalam sebuah proposal penelitian yang bermanfaat, serta

menambah kekayaan intelektual.

c. Bagi Institusi Kesehatan

Sebagai referensi bahwa tindakan breast care atau perawatan payudara

merupakan suatu alternatif untuk mencegah terjadinya pembengkakan

payudara pada ibu post partum.

d. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai sumbangan pemikiran, acuan, dan kajian yang lebih mendalam

tentang pemberian tindakan breast care terhadap pencegahan

pembengkakan payudara pada ibu post partum.


7

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Praktik Keperawatan

Untuk petugas kesehatan khususnya perawat, dapat dimanfaatkan dalam

meningkat pelayanan kesehatan untuk memberikan penyuluhan pada ibu

postpartum.

b. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan karya tulis ini dapat digunakan untuk memberikan

penyuluhan kepada pasien sehingga dapat menambah pengetahuan

kepada ibu menyusui tentang breast care.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Post Partum

1. Pengertian

2. Tahap Post Partum

3. Perubahan Fisiologis Masa Nifas / Post Partum

Breast Care

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan
latihan dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi
tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang
turut mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam
penggunaanya diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain
yang cukup penting diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini
merupakan factor penunjang yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.

8
9

B. Saran
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan
klien untuk mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan
bahasa yang mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang
teguh etika keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Maryunani. 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta
https://akbidhipekalongan.ac.id/e-journal/index.php/akbidhip/article/view/8/6
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42092/Chapter%20I.pdf?
sequence=5 , diperoleh tanggal 25 November 2017

http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3685.pdf

Você também pode gostar