Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
faktor seperti; tempat, peralatan, orang, dan makanan yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan keracunan makanan (Depkes RI, 2004). Makanan yang
dikonsumsi hendaknya harus layak dan tidak mengganggu kesehatan, biasanya makanan
tersebut sudah mengalami pengolahan terlebih dahulu (Indrajaya, 2016). Dalam proses
pengolahan makanan, peran dari pedagang makanan sangatlah besar. Pedagang makanan
Pedagang kaki lima yang semakin banyak di jalan berdampak pada kualitas
makanan yang dijual terutama dari aspek mikrobiologis. Makanan yang aman adalah
yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri dan bahan
kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga sifat dan zat
gizinya tidak rusak serta tidak bertentangan dengan kesehatan manusia. (Astawan,
1
Hasil penelitian ini akan diseminarkan di Akademi Farmasi Dwi Farma Bukittinggi pada :
Hari/tanggal : 04 Mei 2017
Jam : 14.00 s/d 15.00WIB
Pembimbing : 1. Budi Setiawan, M. Farm.Apt
2. Arfiandi S.Si,M.Farm. Apt
1
2
menghasilkan energi. Salah satu makanan olahan Indonesia yang kaya akan senyawa-
sayuran rebus dengan irisan telur, tahu, tempe,yang pada saat menghidangkannya
disiram dengan kuah kacang pecel. Kuah kacang pecel banyak diminati oleh seluruh
masyarakat Indonesia karena memiliki rasa yang enak (Indrajaya, 2016). Pembuatan
kuah kacang pecel sangatlah sederhana, yaitu kacang tanah disangrai lalu dihaluskan
bersama-sama gula merah, cabai merah, garam dan bumbu-bumbu lainnya. Setelah halus
dan merata, kuah kacang pecel dibungkus dalam kantong plastik dapat tahan selama ± 6
dalam berbagai keperluan rumah tangga, sehingga dapat digunakan dengan praktis dan
cepat. Pada saat ingin menghidangkannya maka dilakukan pengenceran dengan sedikit
Kuah kacang pecel sebaiknya dicairkan menggunakan air yang telah dididihkan
dan ditunggu 10 menit agar air matang dengan sempurna. Penggunaan air dengan suhu
>700C untuk melarutkan kuah kacang pecel telah disarankan oleh FAO/WHO sejak
tahun 2006, karena penggunaan air hangat bersuhu 400C sangat sesuai untuk
penelitian tentang cemaran bakteri pada bumbu olahan pecel yang dijual dikota
Bukittinggi.
1. Berapakah Angka Lempeng Total (ALT) pada kuah kacang pecel yang dijual
dikota Bukittinggi ?
2. Apakah kuah kacang pecel yang dijual dikota Bukittinggi layak dikonsumsi
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa Angka Lempeng Total bakteri
yang terdapat pada kuah kacang pecel yang dijual pedagang kaki lima (PKL) di kota
Bukittinggi.
karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sedang sanitasi merupakan
suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
Selain higenis, hal yang perlu diperhatikan adalah pengawetan makanan agar
dapat membuat makanan memiliki daya simpan yang lama dan mempertahankan sifat-
memperhatikan beberapa hal, yaitu jenis bahan makanan yang di awetkan, keadaan
bahan makanan, komposisi bahan makanan dan tujuan dari pengawetan (UNICEF,
2015).
Kuah kacang pecel merupakan bumbu makanan yang banyak digunakan untuk
melengkapi sayuran dan beberapa lauk tradisional. Kuah kacang pecel adalah salah satu
dari berbagai jenis variasi sambal di Indonesia, kuah kacang pecel merupakan
bumbu makanan yang bahan pembuatannya berupa kacang tanah, gula, cabai, buah
asam, bawang, garam dan daun jeruk. Kuah kacang pecel biasa digunakan untuk
bumbu makanan yang dilengkapi dengan sayuran kecambah, kacang panjang, daun
singkong dan beberapa lauk tradisional seperti tahu, tempe, peyek, dan lauk lainnya
( Indrajaya, 2016).
5
bertumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam peralatan
2.2.1 Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga
(CPPB-IRT)
oleh bahaya fisik, biologis, dan kimia selama proses produksi serta mudah
3. Peralatan Produksi
Tata letak peralatan produksi diatur agar tidak terjadi kontaminasi silang.
Sumber air bersih untuk proses produksi sebaiknya cukup dan memenuhi
Fasilitas dan kegiatan higienis dan sanitasi diperlukan untuk menjamin agar
bangunan dan peralatan selalu dalam keadaan bersih dan mencegah kontaminasi
karyawan yang kontak lansung maupun tidak langsung dengan pangan tidak
7. Penyimpanan
bahan penolong, BTP) dan produk akhir dilakukan dengan baik sehingga tidak
2.3 Batas Maksimum Cemaran Mikroba pada Kuah Kacang pada Pecel
Tabel 1. Persyaratan mutu batas maksimum cemaran mikroba pada bahan pangan
2.4 Bakteri
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan
organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas Hal inilah yang menjadi dasar
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam
simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam
tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu
yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk
sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak)
melalui kasat mata. Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka
1) Bentuk Bulat
sel kesatu atau dua arah dalam satu garis. Misalnya Streptococcus faecalis,
2) Bentuk Batang
Spirillium minor .
c) Bentuk spiroseta : berupa spiral yang halus dan lentur, lebih berkelok dengan
2.5 Media
disebut dengan media. Sedang media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam
keadaan steril, artinya tidak tumbuhi oleh mikroba lain yang diharapkan. Ada tiga
bentuk media,yakni:
1. Media padat
Kalau kedalam media ditambahkan antara 10-15 gram, maka tepung agar-agar
per 1.000 ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung pada jenis
10
atau kelompok mikroba yang dipelihara. Media padat pada umumnya digunakan untuk
2. Media cair
umtuk pembiakan microalgae tetapi juga mikroba lain, terutama bakteri dan ragi.
Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dan yang seharusnya. Ini
a) Kandungan air
b) Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino dan senyawa lain.
Dextrose 1g
Agar 15 g
Peptone 10 g
Sodium Chloride 5g
2.6 Sterilisasi
pathogen, non pathogen, vegetatif, maupun non vegetatif dari suatu objek atau material.
Cara-cara sterilisasi:
1. Sterilisasi Uap
sterilisasi yang paling banyak digunakan (suatu siklus autoklaf yang ditetapkan dalam
farmakope untuk media atau pereaksi adalah selama 15 menit pada suhu 1210C kecuali
dinyatakan lain). Prinsip dasar kerja alat adalah udara didalam bejana sterilisasi diganti
dengan uap jenuh, dan hal ini dicapai dengan menggunakan alat pembuka dan penutup
khusus.
panas kering biasanya dilakukan dengan suatu proses bets didalam suatu oven yang
3. Sterilisasi Gas
sterilisasi sering dilakukan jika suhu tinggi pada proses sterilisasi uap atau panas kering.
Bahan aktif yang umumnya digunakan pada sterilisasi gas atau etilen oksida dengan
penting adalah dosis radiasi yang diserap, dan dapat diukur secara cepat. Ada 2 jenis
radiasi ion yang digunakan, yaitu disintegrasi radioaktif dari radioisotope (radiasi
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering dilakukan dengan penyaringan
menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba, hingga mikroba yang dikandung
Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada
suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka
Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara
visual dan dihitung, interpretasi hasil berupa angka dalam koloniper ml/g atau
koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes dan cara
sebar. Cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni ialah yang mengandung antara 25
sampai 250 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui
mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut, maka harus
2.8 Hipotesa
Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah kuah kacang pecel yang dijual oleh
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan November 2016 sampai Mei 2017 di
3.2.1 Alat
Autoklaf, tabung reaksi, Erlenmeyer, becker glass, cawan petri, colony counter,
lampu spiritus, rak tabung reaksi, kapas, kaki tiga, kertas perkamen, timbangan digital,
corong, incubator, botol sampel, batang pengaduk, pipet tetes, spatel, plastik yang
3.2.2 Bahan
Sampel yang digunakan diperoleh dari 3 penjual pecel yang berbeda yang
terdapat di kota Bukittinggi .Teknik Pengambilan sampel dengan cara simple random
sampling
1
16
homogenkan seluruh sampel tersebut, semua pekerjaan ini dikerjakan dilemari aceptis.
dipanaskan diatas kaki tiga sampai mendidih, disterilkan dengan autoklaf pada
3.5 Sterilisasi
Tabung reaksi, Erlenmeyer, becker glass, cawan petri, botol sampel, pipet tetes,
yang sudah dibuka, sebelum digunakan dicuci bersih dan dikeringkan terlebih dahulu.
Botol sampel yang telah ditutup dengan kapas dibungkus dengan kertas perkamen secara
pada suhu 1210C. Meja dan lemari aseptis disterilkan dengan cara dibersihkan terlebih
3.6.1 Angka lempeng total (ALT) pada bakteri kuah kacang pecel
d. Setelah dibuat pengenceran 10-1 , 10-2 , 10-3 , 10-4 , dan 10-5 , maka selanjutnya
berisi suspensi. Kemudian lakukan pemutaran cawan petri perlahan agar media
f. Inkubasi pada suhu 300C selama 72 jam dengan meletakkan cawan petri dalam
g. Amati dan hitung jumlah koloni pada setiap pengenceran. Jumlah koloni per ml
pengenceran.
∑C
ALT =
[(1 xn1)+(0,1 xn2)xd]
Dengan
Setelah data Angka Lempeng Total (ALT) Bakteri diperoleh, maka data tersebut
4.1 Hasil
Dari penelitian analisis angka lempeng total bakteri pada kuah kacang pecel
1. Pada sampel A diperoleh hasil Angka Lempeng Total (ALT) bakteri 0,0356
Pada sampel B diperoleh hasil Angka Lempeng Total (ALT) bakteri 0,0303
X 104koloni/gram sampel
Pada sampel C diperoleh hasil Angka Lempeng Total (ALT) bakteri 0,0386
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kuah kacang pecel yang
diperoleh dari 3 pedagang kaki lima di kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat. Kuah
kacang pecel yang digunakan diduga tercemar oleh mikroorganisme, maka dari itu
yang ada pada sampel. Metoda ini menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa
koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung, yang kemudian hasilnya di
interpretasikan berupa angka dalam koloni ml/g atau koloni/100ml. Cara yang biasa
digunakan antara lain tuang,tetes dan sebar, sedangkan koloni bakteri pada cawan petri
2009). Larutan yang dipilih untuk pengenceran adalah BPW, karena komposisi BPW
yang terdiri dari pepton dapat menjaga sel bakteri pada sampel tidak rusak. Metoda
Angka Lempeng Total (ALT) menggunakan media Plate Count Agar (PCA) dimana
mengandung nutrisi yang disediakan oleh trypton, vitamin dari ekstrak ragi, dan glukosa
(Ruly, 2008).
Analisis Angka Lempeng Total Bakteri pada kuah kacang pecel yang dijual
berwarna putih kekuningan. Ini menandakan adanya pertumbuhan bakteri dari sampel
yang digunakan, dengan data sebagai berikut; sampel A 0,0356 x 104 koloni/gram,
sampel B 0,0303 x 104 koloni/ gram dan sampel C 0,0386 x 104 koloni/gram. Menurut
Badan Olahan Standarisasi Nasional batas maksimum cemaran mikroba pada bahan
Dari segi cemaran mikroba Angka Lempeng Total (ALT) diketahui bahwa
sampel A, sampel B dan sampel C layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Dari data
yang didapat, kuah kacang pecel yang layak dikonsumsi dari segi cemaran bakteri,
dapur mulai dari mencuci piring, membersihkan alat masak, yang sebelumnya
kedalam kantong plastik lalu diikat dan tidak dibiarkan lama terkena udara.
21
Kehigienisan dari penjual pun diperhatikan dengan baik dimana mereka mencuci tangan
dan mengeringkannya dengan sapu tangan sebelum mengambil kuah kacang pecel.
Bukan hanya itu, sampah sisa olahan dikelola dengan baik dan tidak dibiarkan
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian Angka Lempeng Total Bakteri pada Kuah Kacang Pecel yang di
1. Kuah Kacang Pecel yang di jual Pedagang Kaki Lima di kota Bukittinggi
2. Kuah kacang pecel yang di jual Pedagang Kaki Lima di kota Bukittinggi ada
5.2 Saran
Probable Numbe (MPN) pada Kuah Kacang Pecel yang dijual Pedagang Kaki Lima di
kota Bukittinggi.
23
DAFTAR PUSTAKA
…………… (2012).Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga .
Badan POM :Jakarta
Puspandari, N. (2015). Deskripsi Hasil Uji Angka Lempeng Total (ALT) Pada Beberapa
Susu Formula Bayi. Jurnal Kefarmasian Indonesia.Vol 5. No 2.
Susanna, D. (2010). Kontaminasi Bakteri E.coli pada Makanan Pedagang Kaki Lima di
Sepanjang Jalan Margonda Depok. Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol 5, No 3.
Yuwono, S.S. (2015).Sifat Fisiko Kimia dan Organoleptik Bumbu Pecel Instan.
Universitas Brawijaya, Malang
25
Dimasukkan kedalam
plastik yang telah di
sterilkan
Gambar 1. Skema Kerja Pengolahan kuah kacang pecel yang dijual pedagang
kaki lima di kota Bukittinggi
26
Lampiran 2. Skema Kerja Angka Lempeng Total Bakteri pada Kuah Kacang
Pecel yang di Jual Pedagang Kaki Lima (PKL) di kota Bukittinggi
10-1
Sampel + 1ml
BPW
1ml1ml
10-2 10-3 10-4 10-5
Ad Ad Ad Ad
15 ml PCA 15 ml PCA 10 ml 10ml 10 ml 10 ml
Homogenkan
Kacang Pecel
Tabel II. Jumlah koloni bakteri yang terdapat pada cawan petri pengenceran 10-1 sampai
dengan 10-5.
C2 >250 >250 55 42 28
∑𝑪
Rumus ALT =
[(𝟏 𝒙𝒏𝟏)+(𝟎,𝟏 𝒙𝒏𝟐)𝒙𝒅]
126+96+55+47+42+42+28
Sampel A =
[( 1 X 1)+ (0,1 X 2)+ (0,01 X 2)+ (0,001 X 2)X 0,01 ]
435
=
[1+0,2+0,02+0,002 x 0,01 ]
435
=
[1+0,2+0,02+0,00002 ]
435
=
1,22002
= 356,551
= 0,0356 X 104
28
202+155+104+98+58+51
Sampel B =
[( 1 X 2)+ (0,1 X 2)+ (0,01 X 2) X 0,001 ]
668
=
[2+0,2+0,02 x 0,001 ]
668
=
2,20002
= 303,636
= 0,0303X 104
136+124+121+119+98+102+76+80
Sampel C =
[( 1 X 2)+ (0,1 X 2)+ (0,01 X 2)+ (0,001 X 2)X 0,01 ]
856
=
[2+0,2+0,02+0,002+0,01 ]
856
=
[2+0,2+0,02+0,00002 ]
856
=
2,22002
= 385,5821119
= 0,0386 X 104