Você está na página 1de 11

Proposal Pendidikan Kesehatan Masyarakat (PKM)

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA


SEKOLAH DASAR NEGERI 4 BABAHAN SEBAGAI SALAH SATU
CARA UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI MUDA SEHAT

I. Latar Belakang

Kesehatan anak-anak merupakan cerminan masa depan bangsa. Anak-anak adalah


generasi penerus bangsa yang harus didukung pertumbuhan dan
perkembangannya agar di masa depan mampu membawa Indonesia ke arah yang
lebih baik. Untuk menunjang hal tersebut, sangatlah penting memastikan anak-
anak Indonesia selalu sehat sehingga perkembangannya optimal.

Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan menjaga kebersihan diri
serta menjaga kesehatan gigi dan mulut. Apalagi mengingat kebanyakan penyakit
anak-anak disebabkan karena masalah kebersihan. Contohnya diare, cacingan, flu,
penyakit kulit, dan sakit gigi. Apabila kesehatan terganggu, akan sulit bagi anak-
anak untuk menjalani proses belajarnya.

Karies gigi merupakan masalah utama gigi dan mulut yang terjadi karena
demineralisasi jaringan permukaan gigi oleh asam organis yang berasal dari
aktivitas bakteri dalam mulut terhadap sisa makanan yang mengandung gula.
Karies gigi merupakan penyakit yang berkembang lambat tanpa menyebabkan
keluhan yang kebanyakan tidak diperhatikan sebelum gigi akhirnya berlubang.

Tanda awal karies gigi berupa keretakan pada lapisan email gigi atau adanya
kavitas pada gigi dimana dentin di dalam kavitas yang lebih lunak daripada dentin
disekitarnya. Warna email berubah menjadi terang pada karies yang progresif dan
menjadi lebih gelap pada karies yang berkembang lambat. Karies gigi bisa
dicegah dengan menyikat gigi secara rutin dengan pasta gigi berflouride serta
membersihkan plak dan sisa makanan pada sela-sela gigi. Mengurangi makanan
manis dan lengket serta minuman manis dan soda juga dapat mencegah karies.

Sampai saat ini, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju
maupun di negara-negara bekembang. Data dari WHO (2000) menunjukkan
bahwa rata-rata pengalaman karies (DMFT- Decay Missing Filling-Teeth) pada
anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu
negara anggota WHO saat ini berkisar 2.2, untuk kelompok usia yang sama.
Kelompok 12 tahun ini merupakan indikator kritis, karena sekitar 76.97% karies
menyerang pada usia tersebut (Beltran-Aguilar, 2005). Di negara berkembang
lainnya indeks karies 1.2 sedangkan indeks target WHO untuk tahun 2010 adalah
1.0 (Bagramian, 2009) .

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan bahwa


prevalensi karies di Indonesia adalah 90.05 % dan tergolong lebih tinggi dari
negara berkembang lain. Hal ini adalah bukti masih rendahnya tingkat kesehatan
gigi dan mulut di Indonesia.

II. Identifikasi Masalah

Data RISKESDAS 2007 di Provinsi Bali menunjukkan proporsi penduduk


tertinggi yang berusia lebih dari 10 tahun yang menggosok gigi setiap hari di kota
adalah di Kota Denpasar sebesar 96.0%, sementara Kabupaten Tabanan sendiri
ada 80.7% dengan 71.2%-nya menggosok gigi dengan cara yang tidak benar.
Indeks kerusakan geligi perorang/indeks DMFT di Provinsi Bali 3.5% dan
tertinggi adalah di Kabupaten Tabanan dengan rerata per orang 5.3%.

Puskesmas Penebel I sebagai lini terdepan di wilayah kerjanya melaporkan bahwa


pada tahun 2011 gangguan kesehatan gigi dan mulut masuk dalam 10 besar
penyakit dalam wilayah kerjanya dimana mayoritas pasien adalah anak-anak.
Prevalensi murid sekolah dasar yang mengalami kejadian karies gigi di wilayah
kerja Puskesmas Penebel I pada tahun 2011 cukup besar, hal ini dibuktikan pada
survei yang dilakukan pada murid kelas 1 dan 6 di 29 sekolah dasar di wilayah
kerja Puskesmas Penebel I, angka kejadian karies mencapai lebih dari 80%.

Pada tahun yang sama telah diadakan pemeriksaan ke beberapa sekolah mengenai
status kebersihan perorangan murid. Dari pemeriksaan tersebut, kebersihan
perorangan siswa dinyatakan masih kurang termasuk masih banyak siswa yang
tidak menggosok gigi secara rutin. Hal ini sangat disayangkan mengingat banyak
penyakit yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, Program Promosi Kesehatan
Masyarakat Puskesmas Penebel I sebenarnya menargetkan kegiatan pendidikan
kesehatan gigi dan mulut ke sekolah-sekolah. Namun pada kenyataanya,
kerjasama ini belum dapat dilaksanakan secara merata karena terkendala sarana-
prasarana dan anggaran.

Berdasarkan hal tersebut, kami bermaksud mengadakan penyuluhan pada anak-


anak siswa Sekolah Dasar Negeri 4 Babahan yang terletak di Desa Babahan,
Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, dengan harapan meningkatkan
pengetahuan mengenai pentingnya dan upaya yang perlu dilakukan untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan
jumlah siswa yang mengalami karies gigi di sekolah tersebut paling banyak
diantara sekolah dasar yang ada di wilayah kerja Puskesmas Penebel 1 serta
pendapat pemegang program UKS mengenai kebersihan perorangan siswa di
sekolah tersebut yang dianggap paling kurang dibandingkan sekolah-sekolah lain.

Dari survey singkat kepada 10 orang siswa kelas IV yang dilaksanakan tanggal 22
Mei 2012 di SDN 3 senganan, didapatkan informasi bahwa 4 orang tidak terbiasa
menyikat gigi sebelum berangkat ke sekolah dan 1 orang tidak terbiasa menyikat
gigi sebelum tidur. Ketika ditanya bagaimana cara menyikat gigi yang benar, tidak
ada anak yang dapat menunjukkan cara yang benar. Apabila ditilik dari sarana dan
fasilitas, dari 10 anak tersebut memiliki uang jajan yang tidak kurang dari 1.500
rupiah per hari dan tidak ada rumah yang kesulitan air.

III. Analisa Masalah

Perilaku yang melatarbelakangi timbulnya karies gigi adalah kebiasaan


mengkonsumsi makanan yang manis, asam, dan dingin. Selain itu, kebiasaan tidak
menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur serta kurangnya pengetahuan
dan pengertian terhadap masalah kesehatan gigi juga berpengaruh.

Perilaku konsumsi makanan yang baik (tidak terlalu manis, asam atau dingin) dan
kebiasaan rutin menyikat gigi secara benar merupakan hal yang membantu
mencegah timbulnya karies gigi. Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara
rutin setiap 6 bulan sekali penting untuk mendeteksi karies dan segera
memberikan penanganan.

Masyarakat diharapkan menerapkan hal tersebut untuk mengurangi kemungkinan


terjadinya karies. Namun terdapat hal-hal yang menghambat pencapaian tersebut
seperti pengetahuan yang, kebiasaan pemilihan makanan serta kebiasaan menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang kurang. Perubahan perilaku dapat diwujudkan
dengan memberikan penyuluhan mengenai manfaat dan cara yang benar untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut.

IV. Tujuan Kegiatan

Setelah dilakukan pendidikan, para siswa SDN 4 Babahan diharapkan dapat:


1. Mengetahui dan mengerti beberapa problem klinik yang sering dijumpai
pada anak-anak yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.
2. Mengetahui dan mengerti manfaat menjaga kesehatan gigi dan mulut.
3. Mengetahui hal yang perlu dilakukan setiap hari guna menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
4. Meningkatkan motivasi siswa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

V. Kelompok Sasaran

Yang menjadi sasaran pendidikan kesehatan adalah siswa Sekolah Dasar Negeri 4
Babahan, dimana kelompok ini belum pernah mendapat pendidikan mendalam
mengenai kesehatan gigi dan mulut. Adapun pemilihan kelompok Sekolah Dasar
ini berdasarkan beberapa pertimbangan. Pada usia 6 tahun gigi susu mulai tanggal
dan digantikan dengan gigi permanen. Karena gigi permanen tidak dapat
digantikan, maka diperlukan pendidikan untuk mencegah kerusakan dari gigi
permanen ini, data RISKESDAS 2007 menunjukan bahwa kelompok umur 5-9
tahun dan 10-14 tahun memiliki proporsi permasalahan kesehatan gigi dan mulut
yang cukup tinggi yaitu sebesar 23.6 % dan 19 %.

Kelas IV dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa anak-anak dalam kelompok


tersebut berada pada range usia 8-9 tahun dimana sejumlah gigi susu sudah mulai
digantikan oleh gigi permanen yang notabene harus dirawat dengan baik sejak
dini. Selain itu, dipertimbangkan pula kemampuan dan antusias anak-anak dalam
rentang usia tersebut yang dianggap lebih memadai dalam menangkap informasi
yang diberikan. Siswa kelas I, II, III, V dan VI tidak diikutkan dalam kegiatan ini
dengan pertimbangan dana dan luas ruang aula sekolah yang tidak mencukupi.
Untuk menanggulangi hal tersebut, diharapkan perwakilan siswa yang mengikuti
penyuluhan dapat memberikan informasi kepada siswa yang tidak ikut dalam
penyuluhan.

VI. Strategi Kegiatan

Pada tahap pertama kegiatan ini dikoordinasikan dengan kepala Puskesmas secara
konseptual dan aspek teknis dikoordinasikan dengan koordinator dan pemegang
program PHBS serta UKS dan UKGS. Aspek teknis yang didiskusikan meliputi
jadwal dan pelaksanaan dari koordinasi dengan kepala SD Negeri 4 Babahan
sampai dengan pelaksanaan penyuluhan.

Koordinasi dengan kepala puskesmas diadakan pada tanggal 10 Oktober


2012 pada pukul 11.30 diikuti koordinasi dengan pemegang program. Koordinasi
dengan kepala SD Negeri 4 Babahan diadakan di sekolah pada tanggal 14 Oktober
2012.
Penyuluhan akan dilaksanakan oleh 3 orang dokter muda yang akan
memaparkan mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan kesehatan gigi
dan mulut pada hari Selasa tanggal 30 Oktober 2012 dari pukul 08.00-11.00.
Penyuluhan juga disertai dengan demonstrasi cara menggosok gigi yang benar.
Sebelumnya dokter muda akan memastikan penguasaan materi penyuluhan.
Dalam pelaksanaan, dokter muda akan didampingi oleh pemegang program,
kepala sekolah, serta wali kelas.
Pada awal dan akhir penyuluhan diberikan pre-test dan post-test guna
mengevaluasi tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.
Nilai pre-test dan post-test akan dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat
peningkatan dalam pengetahuan siswa setelah diberikan penyuluhan. Selain itu,
untuk mengetahui pemahaman siswa, setelah demontrasi mengenai cara
menggosok gigi yang benar akan diajak beberapa perwakilan siswa untuk
mengulang demontrasi di hadapan siswa lain.
Karena peserta pendidikan kesehatan anak-anak, untuk menarik minat
mereka mengenai materi yang akan disampaikan, akan diadakan games atau kuis
dengan reward sebelum, selama dan sesudah pendidikan kesehatan dilaksanakan.
Pada sesi tanya jawab dialokasikan waktu kurang lebih 30 menit untuk diskusi
guna memperjelas dan memperdalam pengetahuan mengenai materi yang
disampaikan.

VII. Isi Kegiatan

Secara garis besar isi kegiatan yang akan disampaikan:


 Gambaran umum tindakan untuk menjaga kesehatan gigi-mulut seperti
cara menggosok gigi yang benar, memilih sikat gigi dan pasta gigi yang
baik, serta pentingnya memeriksakan diri ke dokter gigi puskesmas secara
rutin.
 Gambaran umum penyakit-penyakit pada anak-anak yang bisa dicegah
dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
 Ulasan mengenai tindakan yang dapat dilakukan setiap saat di rumah.
 Demontrasi mengenai cara menggosok gigi, memilih sikat gigi yang benar,
serta pentingnya meemeriksakan diri ke dokter gigi secara rutin.
 Pembagian reward kepada siswa yang aktif dalam diskusi.

VIII. Metode Kegiatan

Masalah yang ada adalah kurangnya pengetahuan serta kebiasaan menyikat gigi
dengan cara yang salah. Karena itu penyuluhan ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang benar mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut
serta bagaimana cara menyikat gigi yang benar.

Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kepada siswa melalui


ceramah, bimbingan, dan diskusi umpan balik dari siswa. Ceramah ini sangat
mungkin dilaksanakan apabila dilakukan dengan teknik yang dapat memancing
rasa ingin tahu dan perhatian anak-anak.
IX. Media Kegiatan

Adapun media yang digunakan untuk mendukung kegiatan ini adalah sebagai
berikut:

 Slide power point dengan LCD yang sudah disiapkan


 Pre-test dan post-tes
 Peragaan teknik oleh dokter muda
 Brosur singkat yang bisa dibawa pulang
X. Rencana Pelaksanaan

Sasaran
Waktu Kegiatan Tujuan Isi Alat peraga Pelaksana
Jenis Jml
Hari/tt/bb/ Koordinasi dengan kepala Kepala 2 org 1. Konsultasi mengenai 1. Sasaran PKM Mahasiswa
tttt, puskesmas dan pemegang Puskesmas, sasaran kegiatan 2. Waktu pelaksanaan KKM
Puskesmas program pemegang 2. Konsultasi mengenai PKM
program waktu pelaksanaan PKM 3. Sarana dan
3. Mengetahui sarana dan prasarana
prasarana yang disediakan.
Hari, SD Koordinasi dengan kepala Kepala >2 org Koordinasi mengenai tujuan, 1. Tujuan PKM Mahasiswa
Negeri xxx sekolah SDN 3 manfaat, jadwal dan pelaksanaan 2. Manfaat PKM KKM
Senganan kegiatan 3. Jadwal PKM
dan guru 4. Pelaksanaan kegiatan
Hari, Pelaksanaan PKM Siswa kelas 60 org 1. Mengetahui dan mengerti  Gambaran umum problem  Slide power 1. Mahasis
08.00- III, IV, dan beberapa problem klinik yang klinik yang sering point dengan wa KKM
11.00 SDN V SDN 3 sering dijumpai pada anak-anak dijumpai pada anak-anak LCD yang 2. Ketua
xxx Senganan yang berhubungan dengan yang berhbungan dengan sudah Program
kesehatan gigi dan mulut kesehatan gigi dan mulut. disiapkan 3. Kepala SDN 3
2. Mengetahui dan mengerti  Gambaran manfaat  Pre dan Senganan
manfaat menjaga kesehatan menjaga kesehatan gigi Pos Tes
gigi dan mulut dan mulut.  Peragaan
3. Mengetahui jenis kegiatan  Gambaran umum jenis gerak oleh
lainnya yang perlu dilakukan kegiatan lainnya yang dokter
setiap hari di rumah guna perlu dilakukan setiap hari muda
menjaga kesehatan gigi dan guna menjaga kesehatan  Brosur
mulut
4. Meningkatkan motivasi siswa gigi dan mulut. singkat
dalam menjaga kesehatan gigi yang bisa
dan mulut dibawa
pulang
XI. Rencana Evaluasi

1. Indikator Yang Dipakai:


 Keseriusan peserta dalam mengikuti ceramah
 Peningkatan pengetahuan dari nilai pre dan pos test
 Teknik demontrasi ulang oleh perwakilan siswa
 Timbal balik dari siswa saat ceramah dan diskusi
2. Cara Penilaian: Observasi langsung, pre dan post test, serta evaluasi oleh
dokter muda. Penilaian yang dilakukan terdiri dari dua bagian yaitu
penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan dengan
mengevaluasi proses planning, organizing, actuating, dan controlling dalam
pelaksanaan PKM, dimana evaluasi dilakukan oleh dokter muda dan
pemegang program di puskesmas. Penilaian hasil terdiri dari peningkatan
pengetahuan dan perubahan perilaku siswa setelah PKM dilaksanakan.
Penilaian ini dilakukan oleh dokter muda sebelum dan setelah PKM
berlangsung dengan pretest dan post test untuk mengetahui peningkatan
nilai dari pengetahuan siswa setelah penyuluhan. Selain itu, untuk menilai
pemahaman serta perubahan perilaku cara menggosok gigi, beberapa
perwakilan siswa akan diajak untuk melakukan demontrasi ulang dengan
evaluasi oleh dokter muda dan pemegang program.
3. Waktu penilaian adalah sebelum, selama dan sesudah kegiatan PKM, serta
dalam jangka waktu yang berkesinambungan. Mempertimbangkan
pendeknya jangka waktu tugas dokter muda di puskesmas, maka penilaian
berkesinambungan setelah PKM berakhir akan diambil alih oleh pemegang
program di puskesmas.
4. Penilai: Dokter Muda, Kepala Program UKS dan UKGS, dan Kepala SD
Negeri 4 Babahan.
Contoh soal pretest dan posttest:

KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar (B) atau salah (S)!
1. (___) Menurut adik, menjaga kesehatan gigi dan mulut itu penting
2. (___) Kita perlu menggosok gigi minimal 2 kali sehari
3. (___) Menggosok gigi secara teratur dan dengan benar sangat penting untuk
mencegah sakit gigi
4. (___) Menggosok gigi yang baik adalah menggosokkan sikat dengan keras
dan cepat
5. (___) Sikat gigi yang baik adalah sikat yang memiliki kepala sikat besar serta
bulu yang panjang dan keras

Pilihlah jawaban yang menurut adik paling benar.


6. Bagaimana cara menjaga kesehatan gigi dan mulut ?
a. Menggosok gigi secara rutin 2 kali sehari
b. Berkumur saja cukup
c. Tidak memakan makanan manis
7. Penyakit apakah yang akan timbul bila kita tidak menjaga kesehatan gigi dan
mulut ?
a. Karies gigi
b. Gigi berlubang
c. Semua benar
8. Bagaimana memilih sikat gigi yang baik ?
a. Pilih sikat dengan kepala yang besar dan bulu yang panjang
b. Pilih sikat sesuai ukuran gigi dan mulut dengan bulu yang lembut
c. Pilih sikat dengan warna yang bagus dan harganya mahal
9. Bagaimana menggosok gigi yang benar ?
a. Menggosokkan sikat dengan cepat dan kuat
b. Menggosokkan sikat dengan arah melingkar dan tidak menggosok terlalu
kuat dan cepat
c. Menggosokkan sikat dengan acak
10. Kapan sebaiknya kita memeriksakan gigi ke dokter gigi ?
a. Hanya saat sakit gigi
b. Secara rutin setiap 6 bulan
c. Secara rutin setiap 2 tahun

Você também pode gostar