Você está na página 1de 6

ARTIKEL ILMIAH

KETERLIBATAN PASIEN TERMINAL DAN KELUARGA DALAM


MENENTUKAN KEPUTUSAN DNR PADA KONSEP PATIENT CENTERED CARE
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan II

Dosen Pembimbing : Agus Santoso,S.Kep.M.Kep

Disusun Oleh :

Ria Afnenda Naibaho

22020114120010

A.14.2

PROGRAM STUD I ILMU KEPERAWATAN


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
Keterlibatan Pasien Terminal dan Keluarga dalam Menentukan
Keputusan DNR pada Konsep Patient Centered Care

Patient Centered Care (PCC) merupakan pelayanan kesehatan yang meletakkan pasien
sebagai pusat dari perawatan1,2. Konsep PCC berfokus pada pasien terutama pada kebutuhan
perawatan kesehatan individu itu sendiri. Kebutuhan dan kepuasan pasien ialah prioritas utama
dalam PCC. PCC tidak hanya berfokus pada kondisi penyakit namun juga kepada kebutuhan
psikologi, spiritual dan emosional pasien3. Konsep PCC dikenal sejak era Florence Nightingale
dalam catatan keperawatan yang berjudul “Notes on Nursing” pada tahun 1860. PCC sudah
mulai dikenal luas bukan hanya di daerah nasional namun sudah mencapai Internasional.4
Fungsi dan tujuan dalam praktik PCC beragam menurut beberapa ahli. Tujuan dari PCC
adalah memandirikan pasien dan keluarga untuk mampu berpartisipasi aktif dalam perawatan
pasien3,4, sedangkan menurut ahli lain yaitu mensejahterakan kesehatan pasien4. PCC berusaha
untuk memandirikan pasien dan keluarga dengan memberitahukan informasi terkait keadaan
pasien dan memberikan dorongan agar ikut aktif berpartisipasi dalam perawatan pasien dan
proses pengambilan keputusan3. Fungsi PCC dibagi menjadi 4 bagian yaitu, keamanan,
kepulihan, kemajuan dalam pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien3. Ahli lain mengatakan
fungsi PCC yaitu memberikan informasi, menyediakan jaminan kesehatan, dukungan,
kenyamanan, penerimaan, pengakuan dan kepercayaan diri pasien4.
PCC memiliki 4 konsep inti dalam pelaksanaannya yaitu dignity and respect, information
sharing, participation, dan collaboration1,2,5. Dignity and respect yaitu sikap seorang tenaga
kesehatan mendengarkan, peduli dan menghormati pilihan pasien serta keluarga meliputi
pengetahuan, nilai, kepercayaan, dan latar belakang budaya sehingga rencana dan penyampaian
perawatan sesuai dengan keinginan pasien dan keluarga. Dalam konsep PCC perilaku seorang
perawat harus mencerminkan sikap caring saat melaksanakan pelayanan kesehatan5.
Information sharing atau berbagi informasi yaitu mengkomunikasikan dan menginformasikan
secara lengkap mengenai kondisi pasien yang berkaitan dengan perawatan pasien.5 Informasi
yang disampaikan pada waktu yang tepat, lengkap, dan akurat sehingga meningkatkan
keterlibatan pasien dan keluarga dalam menentukan keputusan5. Partisipasi yaitu dorongan dan
dukungan dalam keikutsertaan atau keterlibatan pasien dan keluarga dalam menentukan
keputusan pada perawatan kesehatan5,6. Kolaborasi yaitu perpaduan dan kerjasama antar
profesi, pasien dan keluarga dalam pembangunan kebijakan dan program kesehatan untuk

2
pasien, implementasi, evaluasi, fasilitas, edukasi kesehatan dan pemberian perawatan secara
komperhensif5,6. PCC memerlukan kolaborasi dari setiap ahli kesehatan termasuk dokter,
perawat, radiologi dan profesi lain untuk membangun kemampuan berkomunikasi dan
menempatkan kebutuhan pasien secara efektif. PCC juga terdiri dari profesi yang mampu
menjadi advokat atau pembela bagi pasien dan berusaha untuk membentuk profesi yang bukan
hanya efektif tetapi juga aman3.
Konsep lain menurut beberapa ahli yaitu PCC terbagi menjadi 6 prinsip yaitu Konsep
komunikasi, kolaborasi, ketepatan pasien, budaya, inisiatif, indikator kesuksesan pelayanan
dan praktik pelayanan PCC3. Ahli lain juga menyatakan prinsip pada prioritas PCC yaitu
kepedulian, rasa hormat, kompetensi, efisiensi, keterlibatan pasien dalam penentuan keputusan,
waktu perawatan, ketersediaan dan akses, informasi dan komunikasi4. Prinsip PCC diatas
menunjukkan bahwa pasien dapat menentukan dan memilih sendiri kebutuhannya.4,5.
Berdasarkan beberapa definisi dan konsep diatas menunjukkan bahwa elemen
komunikasi sangat penting dalam praktik PCC. Komunikasi terdiri dari komunikasi oral, teknik
kemampuan berkomunikasi dan komunikasi tertulis6. Komunikasi yang baik dan efektif antara
professional kesehatan dengan pasien dan keluarga ialah cara terbaik untuk memberikan dan
menyampaikan informasi terkait perawatan pada pasien3. Komunikasi dalam PCC juga
mampu untuk mendorong pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat bagi
pasien dan keluarga.,4,5. Tenaga medis harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
dengan pasien dan keluarga5,6. Strategi komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan verbal
dan non-verbal. Komunikasi non-verbal dapat dilakukan dengan aktif mendengar, sentuhan
dan empati7.

Komunikasi dalam konsep PCC secara luas dapat menggambarkan keempat unsur PCC
yaitu dignity and respect, information sharing, participation, dan collaboration7. Komunikasi
merupakan strategi dalam mencapai keberhasilan pelayanan PCC5,6. Komunikasi yang baik
dan efektif dapat membantu pasien dan keluarga dalam menentukan keputusan-keputusan
dalam perawatan kesehatan dari hal yang kecil sampai dengan keputusan untuk mengakhiri
hidup atau do not resuscitation (DNR) pada pasien terminal.6,7
Do not resuscitation (DNR) merupakan keputusan medis untuk tidak melakukan
resusitasi pada pasien yang mengalami keadaan kritis. Status DNR diberikan kepada pasien
dengan indikator tingkat keberhasilan resusitasi yang rendah, prolong pasien tidak mampu
dipertahankan, resusitasi yang diberikan lebih membahayakan nyawa pasien dan biaya
perawatan juga length of stay yang tinggi. Pasien yang mendapatkan perlakuan DNR adalah

3
pasien terminal diantaranya adalah lansia, pasien dengan penyakit jantung, pasien mati batang
otak dan pasien yang mengalami penyakit kanker8. Keputusan untuk mengakhiri hidup pasien
atau DNR merupakan suatu keputusan yang harus ditentukan oleh seluruh kompenen dalam
perawatan pasien6,7,9. Sulitnya mengambil keputusan tersebut masih menjadi pro kontra
dikalangan medis, sehingga komunikasi sangat penting yang berguna untuk meningkatkan
kesejahteraan pasien khususnya pada pasien terminal6,7.
Keputusan untuk mengakhiri perawatan atau DNR pada pasien dewasa, lansia, anak-anak
maupun neonates sama sulitnya bagi pasien, keluarga maupun tenaga medis. Tenaga medis
berusaha untuk mempertahankan kehidupan pasien, namun mempertahankan hidup pasien bisa
jadi keputusan yang salah9. Komunikasi yang tidak dilakukan antara pasien, keluarga dan
tenaga medis tentang tujuan dan harapan pasien merupakan hal yang dapat menjadikan
keputusan yang diambil tidak sesuai7,9. Informasi yang tidak diberikan atau kurang jelasnya
informasi yang diberikan oleh tenaga medis dapat membuat keputusan yang salah dalam
mengakhiri hidup pasien terminal. Komunikasi yang baik ialah komunikasi efektif yang
mampu menjelaskan informasi secara jelas dan lengkap. Komunikasi yang baik dan efektif
mampu melibatkan pasien, keluarga dan tenaga medis dalam menentukan keputusan pada
pasien terminal dalam PCC6,7,9. Tujuan dari perawatan pasien terminal dalam PCC ialah pasien
dan keluarga dapat menerima kondisi kesehatan pasien sehingga pasien dapat meninggal
dengan damai di akhir hayatnya9.
Penanganan pasien terminal dalam konsep PCC melibatkan pasien dan keluarga.
Keluarga disini juga memungkinkan untuk kerabat maupun rekan sejawat bukan hanya
keluarga kandung saja yang dapat ikut serta dan berpartisipasi dalam perawatan pasien. Inti
dari perawatan pasien terminal pada konsep PCC ialah pasien dan keluarga dapat berkontribusi
penuh dalam perawatan pasien. Pasien dan keluarga harus ikut serta dalam pengambilan
keputusan mengenai kebutuhan pasien seperti keamanan, fasilitas yang digunakan,
pengembangan kualitas, edukasi pasien dan keluarga, etik dan penelitian. Pasien dan keluarga
dapat terlibat dalam pemecahan masalah dan solusi pada perawatan pasien terminal9. PCC
menempatkan pasien, keluarga dan tenaga medis sebagai pemberi asuhan sebagai pusat dari
promosi kesehatan. PCC pada penyakit kronis memusatkan pasien dan keluarga dalam
manajemen diri atau self-management untuk meningkatkan perawatan. Self-management
berfungsi untuk membantu pasien bertanggung jawab atas kesehatan dirinya, menentukan
keputusan medis dan memaksimalkan kesejahteraan serta kualitas hidupnya7,9. Indikator
keberhasilan PCC dapat dilihat dari 2 unsur yaitu kepuasan pasien dan atau keluarga dan
keefektifan biaya yang dikelola.

4
Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan pasien
dan keluarga dalam pengambilan keputusan pada perawatan kesehatan pasien khususnya
pasien DNR sangatlah penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan menentukan kualitas
hidup pasien terminal. Keterlibatan pasien dan keluarga dalam PCC dapat dilakukan dengan
komunikasi yang baik dan efektif antara pasien, keluarga dan tenaga medis sebagai pemberi
asuhan. Komunikasi yang baik yaitu komunikasi secara verbal dan non-verbal dan memusatkan
segala kebutuhan sebaik-baiknya demi kesejahteraan dan kualitas hidup pasien terminal. Selain
itu komunikasi yang baik dan efektif juga dapat memberikan keputusan terbaik bagi pasien
terminal dan keluarga sehingga dapat meningkatkan tujuan,kesejahteraan dan kualitas hidup
pasien terminal.

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Stewart, M., Brown, J. B., Weston W. W., McWhinney Ian R., McWilliam Carol L., &
Freeman Thomas R. (2006). Patient-Centered Medicine: Transforming the Clinical
Method. United Kingdom: Radcliffle Medical Press Ltd. Edisi Kedua
2. Rusmawati, Aprin. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Perawat dalam
Menerapkan Patient Centered Care (PCC) di Rumah Sakit. Naskah Publikasi: Thesis
Keperawatan Universitas Diponegoro.
3. Reynolds, April. (2009). Patient Centered Care. The American Society of Radiologic
Technologists Vol. 81 (2). P. 133-147
4. Paparella, Giuseppe. (2016). Person-Centred Care in Europe: a Cross –Country
Comparison of Health System Performance, Strategies and Structures. England: Picker
Institute Europe
5. IPFCC. (2015). Advancing the Practice of Patient-and-Family Centered Care in
Hospitals: How to Get Started. Institute of Patient-and-Family Centered Care (IPFCC).
6. Hanna, Aura. (2010). Ontario Medical Association (OMA) Policy on Patient-Centred
Care. Ontario Medical Association. P. 34-49
7. Luxford, K., Piper, D., Dunbar, N., & Naomi, P. (2010). Patient-Centred Care:
Improving Quality and Safety by Focusing Care on Patients and Costumers. Sidney:
Australian Commission on Safety and Quality in Health Care (ACSQHC).
8. Pratondo. Oktavianus. (2015). Persepsi Perawat Tentang Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Resusitasi Jantung Paru (RJP) Di UPJ RSUP DR Kariadi
Semarang. Diakses Jumat, 12 November 2017 melalui www.garuda.dikti.go.id.
9. Shaller, Dare. (2007). Patient-Centered Care: What Does it Takes?. Picker Institute:
The Commonwealth Fund

Você também pode gostar