Você está na página 1de 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan informasi khususnya ilmu komputer sangat cepat dewasa


ini perlu diimbangi dengan pengetahuan tentang teorinya. Salah satu teori yang
mendukung ilmu komputer adalah Matematika diskrit. Selain itu matematika
diskrit banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang, antara lain: bisnis, kimia,
geografi, dan botani.

Matematika diskrit merupakan ilmu dasar dalam pendidikan informatika


atau ilmu komputer. Dalam kenyataannya komputer digital bekerja secara diskrit.
Informasi yang disimpan dan dimanipulasi oleh komputer adalah dalam bentuk
diskrit. Selain itu mata kuliah matematika diskrit ini juga sebagai dasar/penunjang
bagi mata kuliah Basis data, struktur data, algoritma dan pemrograman, jaringan
komputer, sistem operasi, dan lainnya. Sebagian besar mata kuliah dibidang
informatika dilandasi secara matematis oleh matematika diskrit, sehingga
matematika diskrit dianggap sebagai matematika-nya orang informatika.

Untuk kemajuan teknologi dan ilmu komputer peranan Aljabar Boolean


sebagai salah satu subbab dalam Matematika diskrit sangat penting untuk
diterapkan. Terutama dalam teknologi digital. Dengan demikian penulis akan
memaparkan materi terkait Aljabar dan Fungsi Boolean.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi Aljabar Boolean?
2. Bagaimana bentuk dan pengertian fungsi Boolean?
3. Apa saja aplikasi dalam aljabar Boolean?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui definisi Aljabar Boolean
2. Untuk mendeskripsikan tentang bentuk dan pengertian fungsi Boolean.
3. Untuk mengetahui aplikasi dari Aljabar Boolean dalam cabang ilmu lain,
seperti dalam ilmu Fisika dan Teknologi Komputer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Aljabar Boolean

Aljabar Boolean merupakan dasar teknologi digital seperti pada rangkaian


pensaklaran, rangkaian digital, dan integrated circuit computer, karena rangkaian
elektronik di dalam komputer bekerja dengan mode bit.

Definisi dasar Baik himpunan-himpunan maupun pernyataan-pernyataan,


keduanya mempunyai sifatsifat yang mirip, yang disebut hukum-hukum identikal.
Hukum-hukum ini digunakan untuk mendefinisikan struktur matematika yang
abstrak yang disebut aljabar Boolean.Nama tersebut diambil dari matematikawan
Inggris Geoge Boole (1815-1864).

Definisi 2.1. Aljabar Boolean

Misalkan B himpunan yang didefinisikan pada operasi “∨”, “∧”, dan “~” .
Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B maka 𝐵,∨,∧,~,0,1
disebut aljabar boolean jika memenuhi aksioma (Postulat Huntington) berikut:
dengan 𝑥,𝑦,𝑧 ∈ 𝐵

1. Hukum komutatif 4. Hukum identitas

a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥 a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥

b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥

2. Hukum asosiatif 5. Hukum negasi (komplemen)

a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1

b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0

3. Hukum distributif

a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧)

b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧)

3
Dalam buku tertentu agar menyerupai dengan aritmatika, operasi ∨ diganti
+, operasi ∧ diganti * atau . , dan operasi ~ diganti (’). Aljabar proposisi dan
aljabar himpunan merupakan aljabar boole, sehingga sifat-sifatnya mirip.

Menurut (Rinaldi Munir, 2010:282) elemen 0 dan 1 adalah elemen unik


yang di dalam B. 0 disebut elemen terkecil dan 1 disebut elemen terbesar. Kedua
elemen unik dalam aljabar Boolean (misalnya ∅ 𝑑𝑎𝑛 𝑈 pada himpunan, nilai
kebenaran B dan S pada proposisi), namun secara umum kita menggunakan )
0 dan 1 dalam aljabar Boolean.

2.2. Hukum-Hukum Aljabar Boolean

Dalam subbab 7.1 sudah disampaikan bahwa hukum-hukum pada aljabar boole

mirip dengan hukum pada himpunan atau proposisi. Hukum pada aljabar boole

dapat dilihat pada tabel 2.1.

1. Hukum identitas: 5. Hukum komutatif:

a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥 a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥

b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥 b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥

6. Hukum involusi:
2. Hukum negasi (komplemen)
~ ~𝑥 = 𝑥
a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1
7. Hukum dominansi/ikatan:
b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0
a. 𝑥 ∧ 0 = 0

b. 𝑥 ∨ 1 = 1

4
3. Hukum distributif: 8. Hukum absorbsi (penyerapan):

a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧) a. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑥 = 𝑥

b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑥 = 𝑥

4. Hukum asosiatif:

a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧

b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧)

9. Hukum idempotent:

a. 𝑥 ∧ 𝑥 = 𝑥

b. 𝑥 ∨ 𝑥 = 𝑥

10. Hukum De Morgan:

a. ~( 𝑥 ∨ 𝑦 )= ~𝑥 ∧ ~𝑦

b. ~ (𝑥 ∧ 𝑦) = ~𝑥 ∨ ~𝑦

11. Hukum 0/1:

a. ~0 = 1

b. ~1 = 0

Tabel 2.1. Hukum-hukum pada Aljabar Boolean

2.3. Fungsi Boolean dan Ekspresi Boolean

Definisi 2.2 Fungsi Boolean

Misalnya 𝐵 = 〈B, ∨,∧, ~,0,1〉 adalah aljabar boolean.

Fungsi boolean adalah pemetaan dari 𝐵 𝑛 ke B melalui ekspresi boole, yang ditulis

𝑓: 𝐵 𝑛 → 𝐵

yang dalam hal ini 𝐵 𝑛 adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n di dalam daerah asal B.

5
Definisi 2.2 Ekspresi Boolean

Ekspresi boole dalam n buah peubah 𝑥1,𝑥2,…,𝑥𝑛 adalah

1. 0 dan 1 adalah ekspresi Boolean.

2. 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … 𝑥𝑛 masing-masing adalah ekspresi Boolean.

3. Jika 𝐸1 dan 𝐸2 adalah ekspresi Boolean, maka 𝐸1 ∧ 𝐸2 , 𝐸1 ∨ 𝐸2 ,~ 𝐸1 adalah


ekspresi boole.

Secara aljabar, fungsi boole dapat dinyatakan dalam tabel kebenaran dan
rangkaian logika. Jika fungsi boole dinyatakan dalam tabel kebenaran, maka
untuk fungsi boolean dengan n peubah, kombinasi dari nilai peubahnya sebanyak
2𝑛 . Kedua fungsi boole dikatakan sama jika kedua ekspresi boole-nya ekivalen.
Maksudnya ekivalen adalah kedua ekspresi boole tersebut tidak sama tetapi
mempunyai nilai yang sama (menyatakan fungsi yang sama). Hal ini bisa
dibuktikan dengan menggunakan tabel kebenaran atau dengan menurunkan
ekspresi boole sampai mendapatkan ekspresi yang lain dengan menggunakan
hukum-hukum yang terdapat pada aljabar boole.

Contoh 2.1:

Nyatakan fungsi boole 𝑓 𝑥,𝑦,𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ ~𝑧 dalam tabel kebenaran.

Penyelesaian:

Nilai-nilai dari fungsi boole dapat dilihat pada tabel 2.2.

x Y z 𝒙∧𝒚 𝒙 ∧ 𝒚 ∨ ~𝒛
1 1 1 1 1
1 1 0 1 1
1 0 1 0 0
1 0 0 0 1
0 1 1 0 0
0 1 0 0 1
0 0 1 0 0
0 0 0 0 1
Tabel 2.2: Tabel kebenaran 𝑓 𝑥,𝑦,𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ ~𝑧

6
Contoh 2.2:

Jelaskan apakah kedua ekspresi boole ini ekivalen.

𝐸1 : (𝑥 ∧ 𝑦 )∨ (𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 )∨ 𝑧 ; 𝐸2 : (𝑥 ∧ 𝑦) ∨ 𝑧

Penyelesaian:

Untuk menunjukka ekivalen atau tidak ada dua cara, yaitu:

a. Merurunkan salah satu ekspresi boole sampai memndapatkan ekspresi


boole lainnya dengan menggunakan hukum aljabar.
(𝑥 ∧ 𝑦 )∨ (𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 ) = (𝑥 ∧ 𝑦) ∧ (1 ∨ 𝑧 )∨ 𝑧 Hukum distributif
= (𝑥 ∧ 𝑦 )∧ (1 ∨ 𝑧) Hukum ikatan
= (𝑥 ∧ 𝑦) ∨ 𝑧 Hukum identitas
Karena 𝐸1 = 𝐸2 maka kedua ekspresi boole ini ekivalen.
b. Tabel kebenaran
x y z 𝑥 ∧ 𝑦 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 𝐸1 𝐸2

x y z 𝒙∧𝒚 𝒙∧𝒚∧z 𝐸1 𝐸2
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0
0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1
0 0 0 0 0 0 0
Tabel 2.3: Tabel kebenaran 𝑬𝟏 : (𝑥 ∧ 𝑦 )∨ (𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 )∨ 𝑧 dan 𝑬𝟐 : (𝑥 ∧ 𝑦) ∨ 𝑧

Dari Tabel 2.3 juga menunjukkan bahwa nilai𝑬𝟏 ≡ 𝑬𝟐 . Jadi 𝑬𝟏 ekivalen dengan
𝑬𝟐 .

7
2.4. Bentuk Kanonik

MenurutRinaldi Munir (2010:298), Ekspresi Boolean yang


menspesifikasikan suatu fungsi dapat disajikan dalam dua bentuk berbeda.
Pertama, sebagai penjumlahan dari hasil kali dan kedua sebagai perkalian dari
hasil jumlah. Misalnya,

𝑓(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (~𝑥 ∧ ~𝑦) ∧ z ∨ (x∧~𝑦) ~𝑧 + (𝒙 ∧ 𝒚 ∧ z)

Dan

𝑔(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥 ∨ y ∨ z) ∧ (𝑥 ∨ ~y ∨ z) ∧ (~𝑥 ∨ y ∨ ~z) ∧ (~𝑥 ∨ ~y ∨ z)

adalah dua buah fungsi yang sama (dapat ditunjukkan dari tabel kebenarannya).
Fungsi yang pertama, 𝑓 muncul dalam bentuk penjumlahan dari hasil
kali,sedangkan fungsi yang kedua, g, muncul dalam bentuk penjumlahan dari
hasil kali. Perhatikan juga bahwa setiap suku (term) di dalam ekspresi
mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y , dan z, baik peubahnya tanpa
komplemen maupun dengan komplemen. Ada dua macam bentuk term, yaitu
minterm (hasil kali) dan maxterm (hasil jumlah).

Suku-suku di dalam ekspresi Boolean dengan n peubah 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , … 𝑥𝑛


dikatakan mintern jika ia muncul dalam bentuk ̃
𝑥1 ∧ 𝑥
̃2 ∧ 𝑥
̃3 ∧ … 𝑥̃.
𝑛 Dan

dikatakan maxterm jika berbentuk ̃


𝑥1 ∨ 𝑥
̃2 ∨ 𝑥
̃3 ∨ … 𝑥̃.
𝑛 Literal adalah ekspresi

Boolean yang mengandung satu peubah atau komplemennya.

8
Jadi bentuk kanonik ada 2, yaitu:

1. Bentuk normal disjungtif (Penjumlahan dari hasil kali/Disjunctive Normal


Form=DNF) Suatu ekspresi boole di dalam 〈0,1 ,∨,∧, ~ 〉 disebut DNF
jika merupakan suatu join beberapa minterm.
Misalnya: 𝑥1 ∧ 𝑥2 ∧ 𝑥3 ∧ … 𝑥𝑛 , dan 𝑥1 ∧ 𝑥2 ∧ 𝑥3 .
2. Bentuk normal konjungtif (Perkalian dari hasil jumlah / Conjunctive
Normal Form=CNF) Suatu ekspresi boole di dalam 〈0,1 ,∨,∧, ~ 〉 disebut
CNF jika merupakan suatu meet beberapa maxterm. Misalnya 𝑥1 ∨ 𝑥2 ∨
𝑥 3 ∧ 𝑥1 ∨ 𝑥 2 ∨ 𝑥 3 adalah suatu ekspresi boole dalam bentuk CNF
dengan 2 maxterm.

9
2.4.

10
2.5. Aplikasi Aljabar Boole pada Rangkaian Logika

Rangkaian listrik dibedakan menjadi dua yaitu rangkaian seri dan


rangkaian paralel. Analogi antara struktur aljabar dan rangkaian listrik dapat
dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5

11
Kombinasi sinyal berbentuk bit-bit dapat diteruskan ke komponen lain dalam
berbagai rangkaian. Rangkaian yang rumit dapat disusun dari gerbang (gates)
yang bersesuaian dengan suatu fungsi boole sederhana. Beberapa gerbang dasar
dapat dilihat pada tabel 2.6.

Rangkaian logika dari hasil penyederhanaan tersebut


Adalah sebagai berikut:
X

~Y 𝑓
~X
Y

12
Soal Latihan

13
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Definisi 2.1. Aljabar Boolean

Misalkan B himpunan yang didefinisikan pada operasi “∨”, “∧”, dan “~” .
Misalkan 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B maka 𝐵,∨,∧,~,0,1
disebut aljabar boolean jika memenuhi aksioma (Postulat Huntington) berikut:
dengan 𝑥,𝑦,𝑧 ∈ 𝐵

1. Hukum komutatif 3. Hukum distributif

a. 𝑥 ∨ 𝑦 = 𝑦 ∨ 𝑥 a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∧ (𝑥 ∨ 𝑧)

b. 𝑥 ∧ 𝑦 = 𝑦 ∧ 𝑥 b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∧ 𝑦 ∨ (𝑥 ∧ 𝑧)

2. Hukum asosiatif 4. Hukum identitas

a. 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 = 𝑥 ∨ 𝑦 ∨ 𝑧 a. 𝑥 ∨ 0 = 𝑥

b. 𝑥 ∧ 𝑦 ∧ 𝑧 = 𝑥 ∧ (𝑦 ∧ 𝑧) b. 𝑥 ∧ 1 = 𝑥

5. Hukum negasi (komplemen)

a. 𝑥 ∨ ~𝑥 = 1

b. 𝑥 ∧ ~𝑥 = 0

Definisi 2.2 Fungsi Boolean

Misalnya 𝐵 = 〈B, ∨,∧, ~,0,1〉 adalah aljabar boolean.

Fungsi boolean adalah pemetaan dari 𝐵 𝑛 ke B melalui ekspresi boole, yang ditulis

𝑓: 𝐵 𝑛 → 𝐵

yang dalam hal ini 𝐵 𝑛 adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut
ganda-n di dalam daerah asal B.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati, T Anita. 2010. Diktat Matematika Diskrit. Surabaya: Fakultas Teknik


Informasi INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA.

Munir, Rinaldi.2010. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika Bandung.

Sirait, Hasanuddin Ir. 2010. Diktat Pendukung Matematika Diskrit. Manado :Displin
Ilmu Teknik STMIK PARNA RAYA MANADO MANADO

15

Você também pode gostar