Você está na página 1de 6

Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan terhadap kasus?

Tidak ada hubungan antara ras dan jenis kelamin pada kasus ini, tapi pada beberapa
sumber menyatakan lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita. Penderita
limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko keganasan sekitar 4% dibandingkan
dengan penderita limfadenopati usia <40 tahun yang memiliki risiko keganasan hanya
sekitar 0,4%. Adapun faktor risiko terjadinya keluhan yang dialami Tn. M salah
satunya adalah paparan lingkungan dan pekerjaan, dimana beberapa pekerjaan yang
sering dihubungkan dengan resiko tinggi adalah peternak serta pekerja hutan dan
pertanian. Hal ini disebabkan adanya paparan serbuk gergaji, herbisida dan pelarut
organik.

Apa penyebab dan mekanisme timbul benjolan baru di region leher?


i.Infeksi →nodus limfatikus akan memproduksi jumlah limfosit yang besar→nodus
inflamasi dan tumor→limfadenopati.
ii.Keganasan→berproliferasi ↑ di dalam nodus limfatikus→mencetuskan inflamasi dan
tumor→nodus membesar→limfadenopati.
iii.Organisme, virus/bakteri dsb→masuk ke aliran limfe nodus→sel dendritic dan
makrofag menangkap→fagosit mendegradasikan dan mempresentasikan organism
sebagai suatu antigen→antigen di presentasikan oleh sel T yang memacu proliferasi
sel dan membebaskan sitokin untuk sebagai kemotaksis dan sel inflamasi
lainnya→sel b teraktivasi dan melepaskan imunoglobin→mengaktifkan respon
imun→hiperplasia seluler di nodus limph, infiltrasi leukosit,edema
jaringan,vasodilatasi,kebocoran kapiler.
Perubahan sel limfosit normal menjadi sel limfoma merupakan akibat terjadinya
mutasi gen pada saah satu sel dari sekelompok sel limfosit tua yang tengah berada
dalam proses transformasi menjadi imunoblas (terjadi akibat adanya rangsangan
imunogen). hal yang perlu diketahui adalah proses ini terjadi di dalam kelenjar getah
bening dimana sel limfosit tua berada di luar center germinativum. Beberapa
perubahan yang terjadi pada limfosit tua antara lain : 1) ukurannya makin besar; 2)
Kromatin inti menjadi lebih halus; 3) Nukleoli terlihat; 4) Protein permukaan sel
mengalami perubahan (reseptor?).
Hal mendasar lain yang perlu diingat adalah bahwa sel yang berubah menjadi sel
kanker seringkali tetap mempertahankan sifat dasarnya. Misalnya sel kanker
dari limfosit tua tetap mempertahankan sifat mudah masuk aliran darah namun
dengan tingkat mitosis yang rendah, sedangkan sel kanker dari imunoblas amat
jarang masuk ke dalam alira darah, namun dengan tingkat mitosis yang tinggi.

Apa makna klinis riwayat keluhan terdahulu terkait kasus?

Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?


Pemeriksaan Nilai normal Interpretasi dan mekanisme
abnormal
Kesadaran : Tampak Compos Mentis Abnormal
sakit sedang
HR: 80x/ menit 60-100 x/menit Normal
RR: 20x/menit 16-24x/menit Normal
TD: 120/80 mmHg 120/80 Normal
Temp: 36,8 oC 36,5 oC-37,5 oC Normal
BB/TB : 42/165 Abnormal. IMT 41/(1.65)2 = 15,56
BMI :  underweight  pembesaran
KGB jaud di dalam perut 
penurunan nafsu makan 
penurunan berat badan.

Semua hasil pemeriksaan fisik kepala dan thoraks normal serta JVP dalam batas
normal (tidak ditemukan kelainan). Dalam pemeriksaan spesifik ditemukan kelainan
berupa benjolan pada leher kanan : ukuran 5x4x4 cm, nyeri (-), mobile dan benjolan
pada leher kiri : Ukuran 3x4x3 cm, nyeri (-), mobile.
Mekanisme:
Pada penyakit ini terjadi perkembangan dan pembelahan sel yang abnormal pada
limfosit khuusnya limfosit B. Rangsangan antigen yang sesuai akan membuat sel
limfosit B menjadi bentuk aktif dan berproliferasi. Limfosit B aktif menjadi
imunoblas yang kemudian berubahn menjadi sel plasma, kemudian membentuk
immunoglobulin. Pada kasus limfoma terjadi perubahan morfologi dari sitoplasma
yang awalnya sedikit atau kecil menjadi bersitoplasma banyak atau luas pada sel
plasma. Pembelahan berlngsung cepat dan terus menerus tanpa disertai kematian sel
yang seharusnya sudah terprogram membuat jumlah sel lebih banyak dari seharusnya
sehingga memberikan manifestasi adanya nodul atau tonjolan pada permukaan kulit.

Bagaimana tatacara pemeriksaan kelenjar limfe pada leher?

Grup kelenjar limfe nodus mayor terletak sepanjang sisi anterior dan posterior leher
dan pada sisi bawah dari maxilla. Jika kelenjar limfe membesar, kita dapat melihat
bullneck dibawah kulit, terutama jika pembesarannya asimetris.

Lakukan inspeksi pada leher untuk mencari adanya asimetris, denyutan yang tidak
lazim, tumor, atau keterbatasan gerak. Dengan cara melakukan ekstensi dan deviasi
kesamping secara sederhana pada leher, regangan musculus Sternokleidomastoideus
akan memperlihatkan batas antara trigonum anterior dan posterior. Pembesaran
kelenjar tiroid atau getah bening atau kelainan struktur pembuluh darah dapat segera
terlihat dengan nyata. (13)

Ketika anda melakukan palpasi, carilah tulang hioid, tulang rawan tiroid, kelenjar
tiroid, musculus Sternokleidomastoideus, processus mastoideus, tulang rawan krikoid
dan arteri Karotis. Palpasi kelenjar getah bening dengan mempergunakan ujung jari
untuk melakukan tekanan ringan. Fiksasi kepala penderita dapat dicapai dengan
penempatan satu tangan anda di belakang oksiput, sementara tangan anda yang lain
melakukan palpasi. Dengan jari-jari anda yang melakukan palpasi, lakukan gerakan -
gerakan lambat, hati-hati dan halus, mengeser atau berputar. Mula-mula lakukan
pemeriksaan di trigonum anterior, kemudian di trigonum posterior dan akhirnya di
submental.

Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan posisi pemeriksa berdiri dibelakang pasien
dan meraba dengan kedua belah tangan seluruh daerah leher dari atas ke bawah. Bila
terdapat pembesaran kelenjar limfe, tentukan ukuran, bentuk konsistensi, perlekatan
dengan jaringan sekitarnya.

Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular yaitu pemeriksa berada


dibelakang penderita kemudian palpasi dilakukan dengan kepala penderita condong
ke depan sehingga ujung-ujung jari-jari meraba di bawah tepi mandibula. Kepala
dapat dimiringkan dari satu sisi ke sisi yang lain sehingga palpasi dapat dilakukan
pada kelenjar yang superficial maupun yang profunda. Juga dapat dilakukan dengan
palpasi bimanual.

Gambar 6 Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular

Palpasi kelenjar jugularis dapat dimulai di superficial dengan melakukan penekanan


ringan dengan menggerakkan jari-jari sepanjang musculus sternokleidomastoideus.
Pada palpasi yang lebih dalam, ibu jari ditekan di bawah musculus
Sternokleidomastoideus pada kedua sisi sehingga dapat di palpasi kelenjar yang
terdapat di sub atau retro dari muskulus ini. Bila pemeriksaan ini negatif atau
meragukan, maka pemeriksa harus berdiri di belakang penderita kemudian ibu jari
digunakan untuk menggeser musculus Sternokleidomastoideus ke depan sementara
jari yang lain meraba pada tepi anterior muskular tersebut. Perabaan secara bilateral
dan simultan selalu dianjurkan untuk menilai perabaan antara kedua sisi. Palpasi
kelenjar leher ini agak sulit pada orang gemuk, leher pendek dan leher yang berotot.
Terutama bila kelenjarnya masih kecil.
Gambar 7 Palpasi kelenjar limfe rantai kelenjar jugularis

Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening :


KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. KGB harus diukur untuk
perbandingan. Dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan,
dapat bebas digerakkan (mobile) atau tidak dapat digerakkan (non-mobile), apakah
ada fluktuasi, dan konsistensi dari KGB.
1) Ukuran : Normal bila diameter <1 cm (pada epitroclear >0,5 cm dan lipat paha
>1,5 cm dikatakan abnormal)
2) Nyeri tekan : Umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.
3) Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet
mengarah pada limfoma, lunak mengarahkan pada proses infeksi. Fluktuatif
mengarah pada abses.
4) Penempelan/bergerombol (grouping) : beberapa KGB yang menempel dan
digerakkan bersamaan bila digerakkan dapat disebabkan oleh TB, sarkoidosis atau
keganasan.
5) Pembesaran KGB colli posterior terjadi akibat infeksi rubella dan mononukleosis.
KGB supraklavikula posterior memiliki risiko keganasan lebih besar dibandingkan
dengan anterior.
6) Pembesaran KGB akibat infeksi virus umumnya bilateral, lunak dan dapat
digerakkan. Didapatkan nyeri pada penekanan, fluktuatif, suhu lebih panas dari
daerah sekitarnya dan berwarna kemerahan.
7) Limfadenopati akibat keganasan tidak ditemukan tanda-tanda peradangan.
8) Pembesaran KGB akibat infeksi mycobacterium tuberculosis membutuhkan waktu
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, KGB menjadi fluktuatif dan kulit
diatasnya menjadi tipis dan dapat pecah membentuk jembatan-jembatan kulit
(scrofuloderma)
9) Tanda penyerta seperti tenggorokan merah, bercak putih pada tonsil, bintik merah
pada langit-langit mengarahkan pada infeksi streptococcus.

Você também pode gostar