Você está na página 1de 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita
benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban.
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali
tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan
tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan
adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter
terdekat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud P3K dan pertolongan pertamaa pada cedera akibat trauma?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K dan pertolongan pada cedera akibat trauma?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?

1.3. Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan atau
cedera akibat trauma ditempat kejadian dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat memberi pertolongan jika terjadi kecelakaan atau
cedera akibat trauma dan mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan perawatan
sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari
dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut bukan sebagai pengobatan atau
penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa pertolongan sementara yang dilakukan oleh
petugas P3K (petugas medik atau orang awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian
pertolongan harus secara cepat dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di
tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau
penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K
dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap
membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan
memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

2.2. Pelaksanaan P3K


Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal sebelum P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan P3K
3

2.2.1. Teknik Dalam P3K


A. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan
2. Amankan korban dari tempat berbahaya
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan
untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil
disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu
kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong pada saat itu
juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.

2.2.2. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah
ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
Kegunaan pembalutan adalah:
1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis, lemas
dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut suatu kain
bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah
pembalut segitiga.
4

2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/ lutut
meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk
merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).

3. Pembalut Pita Gulung.


4. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.

2.2.3. Indikasi Pembalutan:


Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.

2.2.4. Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:


1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada lengan bawah
dan betis
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan, lengan atas, jari
tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian

2.2.5. Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi) tulang yang
patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang yang patah. Syarat
pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan kelonggaran.

2.2.6. Alat-alat bidai:


1. Papan, bamboo, dahan
5

2. Anggota badan sendiri


3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut

2.2.7. Pernafasan Buatan


Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP) intinya
adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1. Tersedak,
2. Tenggelam
3. Sengatan Listrik,
4. Penderita tak sadar,
5. Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.

 2.4.1. Fase RJP:


A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.

2.2.8. Evakuasi dan Transportasi


Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain
yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang sulit
dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan
darurat selama perjalanan.
6

2.2.9. Cara pengangkutan korban:


1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan,
dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2. Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
1. Persiapan,
2. Pengangkatan korban ke atas tandu,
3. Pemberian selimut pada korban
4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.

 Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:


1. pengangkatan korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha,
bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
2. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
 Menaik, bila tungkai tidak cedera,
 Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
 Mengangkut ke samping,
 Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
 Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
7

2.3. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K

Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K - Pengertian P3K adalah bantuan
yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan, sedangkan
Pertolongan Pertama (PP) adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau
cedera/ kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar, yaitu suatu tindakan perawatan
yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam khusus yang
dilatih memberikan pertolongan pertama. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
Menurut Christopher P. Holstege, M.D. yang sering kita lakukan adalah :

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.


Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan resiko terkena infeksi.
Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai bidai atau ranting lalu segera bawa ke
rumah sakit.

2. Mengoles mentega pada luka bakar.


Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan menngkatkan resiko
terkena infeksi pada luka bakar.
Cukup dinginkan luka dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain
bersih. Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar dengan
kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.

3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan


dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan sekitar luka. Tindakan
yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah menutup luka langsung dengan kain kasa atau
kain yang bersih kemudian dibalut dengan rapi dan cukup kencang. Bawa segera ke rumah sakit
apabila pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau luka disebabkan oleh
gigitan hewan berbisa.
8

4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan membuat proses
penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es pada
bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es
selama 10 menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.

5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.


Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda
motor, membuka helm korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian.
Apabla kondisi mobil/ motor yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi
berbahaya lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.

6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.


Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan
mencuci mata melalui air yang mengalir.

7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya
mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh. Tidakan yang benar adalah
cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat atau menggunakan uap yang kering.

8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.


Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak.
Tindakan yang benar adalah gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter
atau rumah sakit untuk demam yang sangat tinggi .
9

2.3.0. Penanganan atau pertolongan terhadap cedera

Kecelakaan atau cedera dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Menurut

Andun Sudijandoko (2000: 29) dalam melakukan pertolongan dan penangan cedera olahraga

terlebih dahulu mengetahui bagian badan yang terkena cedera dan beratnya cedera tersebut.

Secara umum, pasien tidak diperkenankan melakukan kegiatan olahraga seperti biasa samapai

kelainan tersebut betul-betul membaik, dan dapat menggerakkan tubuh dengan nyeri yang

minimal. Perlu sekali diingat bahwa bagian besar penyebab cedera tulang adalah akibat

melakukan aktivitas sebelum waktunya. Olahraga adalah merupakan kegiatan yang rutin

dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh, baik berupa jalan kaki, lari, senam dan berbagai

bentuk olahraga yang lain. Dari kegiatan olahraga tersebut bisa terjadi cedera, baik karena

jatuh, benturan ataupun salah gerak. Cedera tersebut bisa terjadi berupa strain maupun sprain.

Sprain adalah robekan atau peregangan dari suatu otot, ligamen dan sendi, sedang strain adalah

suatu kondisi nyeri pada otot yang disebabkan karena adanya tarikan yang berlebihan dari otot

tersebut.

Menurut Andun Sudijandoko (2000: 31) cedera tersebut ditandai dengan adanya sara

sakit, pembengkakan, kram, memar, kekakuan dan adanya pembatasan gerak sendi serta

berkurangnya kekuatan pada daerah yang mengalami cedera tersebut. Sebelum ke rumah sakit,

pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah evaluasi awal tentang keadaan umum

penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam


10

kelangsungan hidupnya. Setelah diketahui tidak ada hal membahayakan jiwanya maka

dilanjutkan upaya RICE, yaitu:

1. REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera agar tidak menambah

luas cedera tersebut

2. ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena cedera dengan

tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan membantu menghentikan

pendarahan.

3. COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota tubuh yang cedera

dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.

4. ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk mengurangi

pembengkakan.

Ketika mengalami cedera baru dihindari HARM, yaitu

H : HEAT, pemberian panas pada bagian cedera justru akan meningkatkan pendarahan.

A : ALCOHOL, akan meningkatkan pembengkakan.

R : RUNNING, terlalu dini akan memperburukcedera.

M : MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak jaringan.

Pertolongan pertama adalah sebuah pemberian perawatan yang di perlukan untuk

sementara waktu. Seperti pertolongan pada:

a) Pendarahan
11

Ganbar: 1. Pertolongan pada pendarahan

Pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan,

tendangan atau terjatuh ( Hardianto Wibowo, 1995:39)

Cara menghentikan pendarahan, yaitu dengan mempergunakan bahan lembut apa saja

yang dimiliki saat itu seperti sapu tangan atau kain yang bersih. Lalu tekankan pada bagian

tubuh yang mengalami pendarahan dengan kuat. Kemudian ikatlah sapu tangan baju atau apa

pun agar sapu tangan yang digunakan tetap menekan luka sumber pendarahan.

Letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya kecuali kalau

keadaannya tidak memungkinkan

b) Keseleo atau terkilir

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo merupakan kecelakaan yang paling sering

terjadi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berolahraga. Keseleo disebabkan

adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi tetapi dengan arah yang salah atau

berlawanan dengan alur otot. Akibatnya, jaringan pengikat antar tulang (ligament) robek.

Robekan ini diikuti oleh pendarahan dibawah kulit, menggumpal di bawah kulit dan

menyebabkan terjadinya pembekakan, rasa nyeri, serta sendi sulit digerakan. Bagian tubuh

yang sering mengalami keseleo pada saat berolahraga antara lain:

1. Pergelangan kaki
12

Gambar: 2. Keseleo pada pergelangan kaki

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo atau terkilir paling banyak terjadi pada

pergelangan kaki biasanya terkilir kearah mendalam. Akibat yang sering terjadi adalah ligament

antara tulang betis dan tulang kering. Tindakan pertolongan sebagai berikut.

1.1. Apabila tidak ada patah tulang, tindakan pertama ditempat kecelakaan dilakukan dengan

mengendorkan tali sepatu korban dan balutlah pergelangan kaki dengan pembalut

1.2. Untuk 24 jam pertama merendam atau mengompres kaki yang cedera didalam air dingin

atau es selam 30 menit beberapa kali sehari. Setelah itu untuk jam ke-25 atau hari

berikutnya, merendam kaki dengan air panas beberapa kali sehari.

1.3. Tekanlah bagian kaki dengan lembut atau dibalut dengan menggunakan spon untuk

mencegah kebengkakan dan menahan pendarahan

1.4. Setalah direndam air es, pergelangan kaki tersebut dibalut dengan pembalut yang menekan.

Pembalut tekan ini dikenakan mengelilingi pergelangan kaki.


13

Untuk menambah tekanan, diantara pembalut dan tempat pembengkakan diselipkan bantalan

spon. Dalam 24 jam pertama penderita tidak boleh menggunakan kakinya yang cedera untuk

menahan berat badan. Korban harus isrirahat dangan kaki yang cedera diletakkan lebih tinggi

dari bagian tubuh setelah 36-48 jam. Untuk mengurangi rasa sakit atau pembengkakan dapat

diberikan obat gosok, balsam atau sinar infra merah

1.5. Akan tetapi obat tersebut tidak boleh digunakan langsung ditempat yang cedera malainkan

ditempat yang lebih atas lagi

1.6. Pemijatan tidak boleh dilakukan ditempat yang cedera karena dapat menambah pendarahan

2. Pergelangan tangan

Gambar: 3. Keseleo pergelangan tangan

Menurur Iskandar Junaidi (2011: 111) pergelangan tangan dapat terkilir karena

mengangkat beban berat secara mendadak atau melakukan suatu yang belum biasa. Tindakan

pertolongan bila terjadi cedera yaitu:

2.1. Jika tidak ada patah tulang maka tindakan pertama ialah sama dengan tindakan tindakan

dalam mengatasi keseleo pergelangan kaki.


14

2.2. Merendam tangan ke dalam air dingin atau es selam 30 menit kemudian berikan balutan
yang menekan

2.3. Istirahatkan tangan yang sakit dengan jalan menggantungkan ke pundak

3. Jari tangan

Gambar: 4. Keseleo pada jari tangan

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 112) tindakan pertolongan bila jari tangan mengalami

cedera, yaitu tindakan pertolongan seperti tindakan pada keselo pada pergelangan kaki.

4. Sendi siku

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) apabila sebuah pukulan keras mengenai siku

ketika lengan rentang lurus, ada kemungkinan siku akan terkilir. Untuk mengetahui yaitu

dengan cara bagian siku ditekuk 90 derajat dan korban diminta mengerak-gerakan jari-jari serta

pergelangan tangannya. Apabila ia merasa nyeri di tepi luar dan dalam sendi siku, maka siku

mengalami terkilir. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan yaitu:


15

Gambar: 5 . cedera persendihan siku

4.1. Kompres dengan air dingin atau es selam 30 menit kemudian dibalut dengan siku tertekuk

90 derajat dan digantungkan keleher

4.2. Pemijitan boleh dilakukan setelah pembekakan mereda. Sesudah sembuh, untuk sementara

waktu tidak diperkenankan melakukan olahraga berat

5. Sendi lutut

Gambar: 6. cedera sendi lutut

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) Karena susnanya uang kompleks, cedera pada

sendi lutut dapat menimbulkan berbagi masalah komplikasi, seperti terkilir, tulang rawan

terpeleset atau pecah tempurung lututnya. Apabila sudah terjadi pembengkakan, diagnose yang

pasti hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan rongen (sinar X). Untuk tindakan pertolongan

bila tidak ada tanda-tanda retak, diperlukan seperti terkilir pada umumnya. Tindakan

pertolongan yaitu:
16

Kompres es selama 30 menit, lalu berikan balutan yang menekan (kalau perlu di lapisi

dengan spons diatas dan di kiri dan kanan tempurung lutut) kemudian diistirahatkan.

6. Kejang otot (Kram)

Gambar: 7 .kejang otot

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 127) kram atau kejang otot dapat terjadi karena

keletihan, dapat pula karena dingin atau karena panas. Tindakan pertolongan yaitu

6.1. Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut. Bila kram terjadi

di betis berdirilah dengan bertumpukan dengan jari-jari kaki (berjinjit) dan kemudian

sentakan tumit kebawah.

6.2. Dapat juga menolong dengan melemaskan tungkai yang mengalami kejang dan memijat

otot yang kejang itu kearah jantung

6.3. Kejang otot pada saat berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut ke dada sambil

dada berusaha mengapung dan memijit otot yang kejang.


17

BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan :
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
3. nyaman.
4. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
5. Usahakan Menghubungi Tim Medis
6. Tindakan P3K

3.2. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
ada beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan
dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya
mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

Você também pode gostar