Você está na página 1de 2

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DENGAN KELUHAN

NYERI
PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI ANGKUTAN KOTA
TRAYEK
MALALAYANG – KAROMBASAN KOTA MANADO

Sistem transportasi umum merupakan salah satu sistem transportasi yang


banyak digunakan oleh masyarakat dalam beraktifitas. Ada bebrapa jenis alat
transportasi yang dikenal dalam sistem transportasi umum, salah satunya
angkutan kota. rawan akan terjadinya kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dalam pelaksanaannya, sehingga penerapan K3 dan penggunaan APD yang
baik sangat berpengaruh terhadap keselamatan pengemudi.

Penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang


menyebabkan kecelakaan dan PAK, menentukan kekerapan dan keparahan
kecelakaan, dan menentukan efisiensi kerja pengemudi.

Berdasarkan penelitian ini, jenis kecelakaan yang terjadi yaitu resiko


kecelakaan lalu lintas, resiko paparan polusi udara, resiko gangguan atau keluhan
kesehatan
dan resiko paparan faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja.

Yang dirasakan pengemudi saat bekerja yaitu nyeri punggung bawah atau
Low back pain (LBP) adalah gangguan musculoskeletal yang terjadi pada daerah
punggung bawah yang kebanyakan disebabkan oleh berbagai
penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik atau kurang ergonomis. Adapun
rasa nyeri yang muncul berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau
struktur lain pada daerah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara posisi duduk


dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan. Dimana hasil yang didapatkan
antara posisi duduk dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pengemudi
angkutan kota trayek terdapat hubungan yang positif. Dapat
dilihat dari hasil yang didapatkan bahwa posisi duduk yang baik atau yang
ergonomis sebanyak 43%, sedangkan posisi duduk yang tidak baik atau yang
tidak ergonomis sebanyak 57%. Dan hasil dari keluhan nyeri punggung bawah
didapatkan yang mengalami keluhan sebanyak 53% dan yang tidak mengalami
keluhan sebanyak 47%. Hal ini disebabkan karena posisi dan desain tempat duduk
dari pengemudi angkutan kota yang diteliti tidak ergonomis misalnya pada saat
duduk pengemudi tersebut membungkuk dan pada saat mengemudi posisi
punggung tersebut tegak tapi tanpa menggunakan penyangga punggung ada juga
pengemudi yang pada saat mengemudi jarak steer dari pengemudi jauh dari dada.
Adapula yang ditemui bahwa pengemudi yang paling banyak bekerja dalam
sehari yaitu selama 10 jam dan pengemudi yang paling banyak dalam sehari
melakukan istirahat yaitu selama 1 jam. Hal tersebut bisa mengganggu kesehatan
dari pengemudi karena melakukan
pekerjaan yang lebih dari jam kerja dan waktu istirahatnya hanya 1 jam saja
sehingga hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan
khususnya keluhan nyeri
punggung bawah pada pengemudi angkutan kota.

Kesimpulan :

Terdapat hubungan yang positif antara posisi duduk dengan keluhan nyeri
punggung bawah pada pengemudi angkutan kota trayek Malalayang-
Karombasan. Karena semakin rendah posisi duduk maka semakin tinggi keluhan
nyeri punggung bawah.

Saran :

o harus lebih memperhatikan posisi duduk


o Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk memberikan penyuluhan kepada
pengemudi
o Serta anjuran untuk memeriksakan kesehatan secara berkala sehingga
bisa terhindar dari berbagai macam gangguan kesehatan seperti
musluloskeletal.

Você também pode gostar