Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal apa saja yang melatar belakangi timbulnya aliran-aliran
dalam Islam
2. Untuk mengetahui apa saja aliran-aliran dalam teologi islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2 Al-Azariqah
Yakni golongan sesudah golongan al-Muhakkimah hancur dan golongan
Azariqah. Nama ini diambil dari Nafi’ bin Al-Azraq. Khalifah pertama
yang mereka pilih ialah Nafi’ sendiri dan kepadanya mereka beri gelar
Amir al-mu’minin. Subsekte ini sikapnya lebih radikal dari al-
Muhakkimah. Mereka memakai term musyrik. Selanjutnya yang
dipandang musyrik ialah semua orang islam yang tak sepaham dengan
mereka. Menurut paham subsekte ini hanya merekalah yang sebenarnya
orang Islam. Orang Islam yang di luar lingkungan mereka adalah kaum
musyrik yang harus diperangi. Oleh karena itu kaum al-Zariqah, sebagai
disebut ibn Al-Hazm, selalu mengadakan isti’rad yaitu bertanya tentang
pendapat atau keyakinan seseorang.
2.1.3 Al-Najdat
Najdah Ibn Amir al-hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya
pada mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah.
Tetapi dalam golongan yang tersebut akhir ini timbul perpecahan. Sebagian
dari pengikut-pengikut Nafi’ ibn al-Azraq, diantaranya Abu Fuadik, Rasyid
al-Tawil dan atilah al-Hanafi, tidak dapat menyetujui paham bahwa orang
Azraqi yang tak mau berjihat ke dalam lingkungan Al-Azariqah adalah
musyrik. Abu Fudaik dengan teman-teman serta pengikutnya memisahkan
diri dari Nafi’ dan pergi ke Yammah. Nafi’ ibn al-Azraq tidak lagi diakui
sebagai imam. Nafi’ telah mereka pandang kafir dan demikian pula para
pengikutnya. Perpecahan golongan ini muncul ditimbulkan oleh
pembagian ghanimah (barang rampasan perang) dan sikap lunak yang
diambil Najdah terhadap khalifah Abd al-Malik ibn Marwan dari dinasti
Umayyah.
2.1.4 Al-‘Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd al-karim ibn Ajrad yang menurut al-
Syahrastani merupakan salah satu teman dari Atiah al-Hanafi. Kaum al-
Ajaridah bersifat lebih lunak karena menurut paham mereka berhijrah
bukanlah merupakan kewajiban sebagai yang diajarkan oleh Nafi’ ibn al-
Azraq dan Najdah. Kaum Ajaridah ini mempunyai paham pluritanisme
2.1.5 Al-Surfiah
Pemimpin golongan ini adalah Ziad ibn al-asfar. Dalam paham ini mereka
dekat dengan golongan al-Azariqah dan oleh karena itu juga merupakan
golongan yang ekstrim. Hal-hal yang membuat mereka ekstrim antara
lainnya:
a) Orang Sufriah yang tidak berhijrah tidak dipandang kafir
b) Mereka tidak berpendapat bahwa anak-anak kaum musyrik boleh
dibunuh.
c) Tidak semua berpendapat bahwa orang yang dosa besar mejadi
musyrik.
Disamping pendapat diatas terdapat banyak pendapat yang secara spesifik
antara lain?
a) Tarqiah hanya boleh dalam bentuk perkataan dan tidak dalam bentuk
perbuatan.
b) Untuk keamanan, perempuan Islam boleh kawin dengan lelaki kafir,
dan di daerah bukan islam.
2.1.6 Al-Ibadiah
Golongan ini merupakan golongan yang paling modern dari seluruh
golongan Khawarijj. Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad, yang pada
tahun 686 M memisahkan diri dari golongan al-Azariqah. Ajaran-ajaran
dalam paham moderat antara lain:
a) Orang Islam yang tak sepaham dengan mereka bukanlah mukmin dan
musyrik
b) Membuat dosa besar tidak membuat orang keluar dari Islam
c) Yang boleh dirampas dalam perang hanyalah kuda dan senjata
Meskipun golongan Khawarijj telah hilang dan hanya tinggal dalam
sejarah, golongan al-ibadiah ini masih ada sampai sekarang dan terdapat di
Zanzibar, Afrika Utara, Umman dan Arabia Selatan.
Tokoh jabariyah
1) Ja'd Bin Dirham
Ia adalah seorang hamba dari bani Hakam dan tinggal di Damsyik. Ia dibunuh
pancung oleh Gubernur Kufah yaitu khalid bin Abdullah El-Qasri
2) Jahm bin Shafwan
Ia bersal dari Persia dan meninggal tahun 128 H dalam suatu peperangan di
Marwan dengan Bani Ummayah
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’, 4: 48)
Setelah Maturidiyah terpecah menjadi dua bagian, yakni aliran
Samarkand dan Bukhara, ajaran aliran maturidiyah mengalami perbedaan dan ada
juga yang sama di antara ke dua aliran ini, yakni sebagai-berikut:
1) Mengenai pelaku dosa besar
Aliran Maturidiyah, baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat menyatakan
bahwa pelaku dosa besar masih tetap sebagai mukmin karena adanya
keimana dalam dirinya. Adapun balasan yang diperolehnya kelak diakherat
bergantung apa yang dilakukannya di dunia. Jika ia meninggal tanpa taubat
terlebih dahulu, keputusannya diserahkan sepenuhnya kepada kehendak
Allah SWT. Jika menghendaki pelaku dosa besar itu diampuni, ia akan
memasukkannya keneraka, tetapi tidak kekal didalamnya.
Hal ini karena Tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada
manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal di dalam neraka adalah balasan
untuk orang musyrik.Ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Al-Qur’an
Surrah An-Nissa’:48
Tokoh Maturidiyah
1) Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Almaturidi
(pendiri)
2) Abu al-Yusr Muhammad al-Bazdawi.
Perkembangannya kemudian
Ahlus-Sunnah pada masa kekuasaan Bani Umayyah masih dalam keadaan mencari
bentuk, hal ini dapat dilihat dengan perkembangan empat mazhab yang ada di
tubuh Sunni. Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi, hidup pada masa
perkembangan awal kekuasaan Bani Abbasiyah
Terdapat empat mazhab yang paling banyak diikuti oleh Muslim Sunni. Di
dalam keyakinan sunni empat mazhab yang mereka miliki valid untuk diikuti.
Perbedaan yang ada pada setiap mazhab tidak bersifat fundamental. Perbedaan
mazhab bukan pada hal Aqidah (pokok keimanan) tapi lebih pada tata cara ibadah.
Para Imam mengatakan bahwa mereka hanya ber-ijtihad dalam hal yang memang
tidak ada keterangan tegas dan jelas dalam Alquran atau untuk menentukan kapan
suatu hadis bisa diamalkan dan bagaimana hubungannya dengan hadis-hadis lain
dalam tema yang sama. Mengikuti hasil ijtihad tanpa mengetahui dasarnya adalah
terlarang dalam hal akidah, tetapi dalam tata cara ibadah masih dibolehkan, karena
rujukan kita adalah Rasulullah saw. dan beliau memang tidak pernah
memerintahkan untuk beribadah dengan terlebih dahulu mencari dalil-dalilnya
secara langsung, karena jika hal itu wajib bagi setiap muslim maka tidak cukup
waktu sekaligus berarti agama itu tidak lagi bersifat mudah.
a) Hanafi
Didirikan oleh Imam Abu Hanifah, Mazhab Hanafi adalah yang paling
dominan di dunia Islam (sekitar 32%), penganutnya banyak terdapat di Asia
Selatan Turki, Pakistan, India, Bangladesh, Sri Lanka, dan Maladewa), Mesir
bagian Utara, separuh Irak, Syria, Libanon dan Palestina (campuran Syafi'i dan
Hanafi), Kaukasia (Chechnya, Dagestan).
b) Maliki
Didirikan oleh Imam Malik, diikuti oleh sekitar 20% muslim di seluruh dunia.
Mazhab ini dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab ini
memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk Madinah
sebagai sumber hukum karena Nabi Muhammad hijrah, hidup dan meninggal
di sana dan kadang-kadang kedudukannya dianggap lebih tinggi dari hadits.
c) Syafi'i
Dinisbatkan kepada Imam Syafi'i memiliki penganut sekitar 28% muslim di
dunia. Pengikutnya tersebar di Turki, Irak, Syria, Iran, Mesir, Somalia,
Yaman, Indonesia, Thailand, Singapura, Filipina, Sri Lanka dan menjadi
mazhab resmi negara Malaysia dan Brunei.
d) Hambali
Dimulai oleh para murid Imam Ahmad bin Hambal. Mazhab ini diikuti oleh
sekitar 5% muslim di dunia dan dominan di daerah semenanjung Arab.
Mazhab ini merupakan mazhab yang saat ini dianut di Arab Saudi
Tokoh-tokoh Ahlu Sunnah dan Jamaah
1) Abu Hasan Al-Asy’ari
Nama lengkap beliau adalah Abu Hasan Ali bin Ismail bin Abi Basyar, Ishak
bin Salim bin Abdillah, bin Bilal, bin Abi Burdah, bin Abi Musa Al-Asy’ari.
Lahir di Basyrah (Irak) tahun 260 dan wafat di Basyrah pada tahun 324 hijriah
dalam usia 64 tahun.
2) Abu Mansyur Al-Maturidi
Imam Abu Mansyur Al-Maturidi adalah seorang Ulama Usuluddin
pembangun mazhab ahlus sunnah yang nama lengkapnya ialah muhammad
bin muhammad Abu mansyur Al-Maturidi. Beliau lahir di suatu desa
Samarqan bernama Maturidi di Asia Tengah dan meninggal pada tahun 333
Hijriah kurang lebih abat ke-III Hijrah.
BAB III
KESIMPULAN
1. Aliran Khawarijj
Kaum Khawarijj terdiri atas pengikut-pengikut Ali bin Abi Thalib yang
meninggalkan barisannya, karena tidak setuju dengan sikap Ali bin Abi Thalib
dalam menerima arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan suatu
persengketaan. Aliran Khawarijj ini berpecah menjadi beberapa aliran yaitu:
Kaum Al-Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-Najdat, Al-Ajaridah, Al-Surfiah,
Al-Ibadiah.
2. Aliran Murji’ah
Dinamai Murji’ah karena sesuai dengan makna istilah tersebut yaitu menunda
atau mengembalikan. Mereka berpendapat, bahwa orang-orang mukmin yang
berbuat dosa besar hingga matinya tidak juga tobat, orang itu belum bisa
dihukumi sekarang, terserah atau ditunda serta dikembalikan saja urusannya
kepada Allah kelak pada hari kiamat.
3. Aliran Mu’tazilah
Mu’tazilah adalah aliran yang lebih cenderung menggunakan akal, mereka
banyak memakai akal di dalam persoalan-persoalan teologi. Aliran ini
mempunyai 5 ajaran dasar yang tertuang dalam Al Ushul Al Khamsah yaitu:
At Tauhit, Al Adl, Al Wa’d wal Wa’id, Al Manzilah Baina Manzilatain, Amar
Ma’ruf Nahi Munkar.
4. Aliran Syi’ah
Syi’ah yaitu pengikut dan pecinta Ali bin Abi Thalib. Menurut mereka,
mentaati dan mempercayai Ali termasuk rukun iman juga. Aliran ini pecah
menjadi 20 kaum, antara lain: Az-Zaidiyah, Al-Imamiyah, Al-Isma’illiyah.
6. Aliran Maturidiyah
Nama aliran Maturidiyah diambil dari nama pendirinya, yaitu Abu Mansyur
Muhammad bin Muhammad Al-Maturidi, karena lahir di Maturid. Aliran ini
memiliki faham antara lain: kewajiban mengetahui Allah, kebaikan dan
keburukan menurut akal, hikmah dan tujuan perbuatan Allah.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunni
http://dc149.4shared.com/doc/G51_948n/preview.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Syi’ah
http://syehbiologi.blogspot.com/2012/03/aliran-khawarij-latar-belakang-
sejarah.html
http://dinulislami.blogspot.com/2009/08/murjiah.html