Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MAKALAH
OLEH :
Nama NIM
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2016
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Analisis Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Kabupaten Kubu Raya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami sangat berharap makalah analisis ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan sekaligus salah satu acuan dalam kegiatan perekonomian
skala wilayah selanjutnya. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, tentunya penyajian makalah analisis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………...3
BAB I. PENDAHULUAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………………28
B. Rekomendasi ……………………………………………………………..29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan Ekonomi adalah ukuran kuantitatif perkembangan
perekonomian dalam tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Secara umum peran pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional adalah
untuk melakukan pembangunan ekonomi dari negara tersebut agar mewujudkan
kesejahteraan masyarakat selain itu pembangunan ekonomi adalah upaya
terencana untuk meningkatkan kualitas pemerintahan sehingga tercipta suatu
kemampuan maupun potensi yang handal dan profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya
ekonomi lokal daerah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihati dari kenaikan GNP (Gross National
Product) ataupun GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang apakah
kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk yang
biasa digunakan untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB)
suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan
dalam nilai rupiah maupun persentase. Berdasarkan data beberapa tahun terakhir
baik data yang dihimpun secara langsung (data primer), data yang dikutip dari
adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder)
maupun data yang melengkapi data yang berasal dari data-data lain (data tersier).
PDRB adalah sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam periode tertentu. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perkembangan
harga di daerah tertentu.
Dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dalam lima tahun
terakhir mengalami peningkatan terutama pada sektor pertanian yang menjadi
tumpuan bagi perekonomian daerah di Kalimantan Barat terutama dalam
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis dalam laporan ini
dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya secara time
series?
2. Bagaimana struktur perekonomian Kabupaten Kubu Raya?
3. Apa sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya
C. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan mengenai laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya
secara time seris.
2. Menunjukkan struktur perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya.
3. Menjelaskan sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya.
D. Sasaran
Sasaran dari analisis ini dibagi atas aspek yang menjadi tujuan secara umum
dan ditujukan kepada beberapa orang yang bersangkutan. Sasaran dalam analisis
ini adalah sebagai berikut.
6
Bagi pemerintah
Analisis data ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam
membuat kebijakan yang berpengaruh besar pada pertumbuhan dan
perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
Bagi masyarakat
Menambah wawasan kepada pembaca mengenai laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kubu Raya secara time series. Jika terdapat potensi, dapat menjadi
acuan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam.
Bagi pelajar/mahasiswa
Analisis ini dapat dijadikan tolok ukur untuk penelitian atau analisis
berikutnya yang masih ada kaitannya dalam pertumbuhan dan perekonomian
khususnya Kabupaten Kubu Raya dan meneliti faktor-faktor yang yang
mempengaruhi beberapa peristiwa sebagai analisis dari makalah ini.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
(Sumber: http://perencanaankota.blogspot.com/2013/02/pembangunan-ekonomi-
berbasis-wilayah/)
penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan
meningkatkan spesialisasi dalam perkonomian tersebut.
Sementara itu David Ricardo, mengemukakan pandangannya yang berbeda
dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat
pada akhirnya kan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf
rendah. Pola pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah
penduduk rendah dan sumber daya alam relatif melimpah.
Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno, sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarka suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahu
dengan membandingkan PDRB tahun sebelumnya.
(Sumber: http://www.slideshare.net)
C. Pengertian PDRB
Sumber: http://id.scrib.com
bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan
dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa
(termasuk jasa pemerintah).
Sumber: www.ekonomi-holic.com
2. Pendekatan Pengeluaran; Produk Domestik Regional Bruto adalah semua
komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3)
pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5)
ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).
Sumber: http://id.m.wikipedia.org
3. Pendekatan Pendapatan; Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah
balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam
proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan
pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan
dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
(Sumber: http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju-
pertumbuhan.html)
PDRB memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi wilayah kota yan
memiliki arti pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yan terjadi
di wilayah tersebut yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang
terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku. Namun, aar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu, harus
dinyatakan dalam riel, artinya dinyatakan dalam hara konstan. Pendapatan
wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di
wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, teknologi. PDRB menunjukkan
kemakmuran suatu wilayah. (Boediono, 1985:1)
10
BAB III
A. Profil Wilayah
Dari sisi pembagian wilayah administrasi, Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9
kecamatan, 101 desa dan 370 dusun yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Pembagian Wilayah Kabupaten Kubu Raya
No Kecamatan Desa Dusun Luas Wilayah
B. Demografi Kependudukan
Kabupaten Kubu Raya berbatasan langsung dengan Ibukota Propinsi
Kalimantan Barat Penduduk Kabupaten Kubu Raya tahun 2015 menurut data dari
BPS Kabupaten Pontianak, berjumlah 554,463 jiwa, sehingga rata-rata kepadatan
penduduk adalah 79/Km².
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan aktivitas
atau profesi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sosial dan
ekonominya. Masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani,
peternak, jasa, buruh, pedagang dan pegawai negeri sipil. Sebagian besar
pemukiman penduduk berjajar mengikuti aliran sungai dan berada dipesisir laut.
Mata pencaharian penduduk selain sebagai nelayan, petani lahan basah juga
mengusahakan lahan kering, peternak, pedagang, dan jasa. Sebagian warga di
desa mengkombinasikan kegiatan sebagai nelayan dan petani karena di desa juga
terdapat areal persawahan yang cukup potensial dan produktif.
C. Kegiatan Perekonomian
lele, ikan nila, ikan paten, ikan bawal dan ikan jelawat. Sementara untuk budidaya
air payau dan laut komoditas yang prosfektif yang dapat dikembangkan berupa
ikan kerapu, udang windu, udang vanamaae, kepiting bakau, ikan bandeng dan
ikan kakap putih. Selain ikan-ikan konsumsi, prosfektif pengembangan usaha
perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten
Kubu Raya adalah pada komoditas ikan arwana. Komoditas ini cukup banyak
dikembangkan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, baik dari investor lokal maupun
investor dari luar Propinsi Kalimantan Barat.
15
BAB IV
A. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian Kabupaten Kubu Raya telah menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Berbagai program yang telah dilaksanakan mampu memberikan
hasil yang cukup baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan PDRB (ekonomi)
Kabupaten Kubu Raya. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit).
Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan
PDRB menurut harga konstan.
Ada dua macam PDRB yang digunakan untuk menghitung tingkat
pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya, yaitu PDRB atas dasar
harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.
Perhitungan PDRB berdasarkan harga berlaku dapat dijadikan sebagai
indikator untuk melihat sumber daya ekonomi serta pergeseran struktur ekonomi
suatu wilayah. Untuk melihat perkembangan serta pergeseran struktur ekonomi di
Kabupaten Kubu Raya, dapat dilihat dari data PDRB berdasarkan harga berlaku
tahun 2010-2014
16
Tabel 4.1
PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Berlaku (2010-2014)
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 1,661,105.83 1,862,353.78 2,016,346.74 2,189,491.12 2,307,642.67
Pertambangan
dan
Penggalian 45,528.55 51,888.00 62,806.30 71,244.00 81,372.72
Industri
Pengolahan 4,160,676.97 4,548,793.81 4,958,894.72 5,566,234.14 6,161,008.89
Listrik, Gas
dan Air
Bersih 39,400.86 57,228.00 65,639,04 75,458.28 95,765.75
Bangunan 137,148 04 284,830.24 359,860.00 456,713.31 537,854.97
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran 1,539,344.30 1,697,227.52 1,921,944.68 2,305,398.59 2,315,205.98
Pengangkutan
dan
Komunikasi 686,827.69 849,153.36 1,039,745.69 1,338,092.12 1,537,272.17
KEU,
Persewaan
dan Jasa
Pemerintahan 187,366.35 234,380.12 281,158.28 332,254.51 390,437.84
Jasa-jasa 343,132.94 392,746.34 498,466.43 610,963.80 658,233.01
Total 8,663,383.49 9,978,601.17 11,139,222.84 12,945,849.87 14,084,794.00
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat setiap sektor memiliki angka PDRB
yang cukup tinggi. Sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi adalah
sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB terendah
adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas
dasar harga berlaku, dapat dilihat dari diagram di bawah ini.
17
6,000,000.00
Pertambangan dan Penggalian
5,000,000.00
Industri Pengolahan
4,000,000.00
Listrik, Gas dan Air Bersih
3,000,000.00
Bangunan
2,000,000.00
Tabel 4.2
PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Konstan (2010-2014)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dengan harga konstan dengan tahun
dasar 2000, PDRB Kabupaten Kubu Raya termasuk tinggi. Sama halnya PDRB
atas dasar harga berlaku, sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi
adalah sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB
terendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas
dasar harga konstan, dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
19
Industri Pengolahan
2,000,000.00
Jika dilihat dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Kubu Raya selain dapat
diketahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi, juga dapat diketahui peranan
masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB Kabupaten Kubu Raya.
Peranan dari masing-masing lapangan usaha ini menggambarkan struktur
ekonomi Kabupaten Kubu Raya. Semakin besar peranan suatu lapangan usaha
maka semakin besar pula pengaruhnya dalam perkembangan perekonomian di
daerah ini.
Tabel 4.3
Nilai Kontribusi Sektor Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014 (Dalam Persen)
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 19.81 19.78 19.41 19.24 18.96
Pertambangan dan Penggalian 0.42 0.42 0.43 0.44 0.44
Industri pengolahan 45.9 45.01 43.85 43 42.29
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.51 0.55 0.57 0.57 0.6
Bangunan 1.1 1.24 1.31 1.38 1.34
Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.52 16.24 16.21 15.88 15.62
Pengangkutan dan Komunikasi 8.89 9.78 11.06 12.16 13.37
KEU, Pesewaan dan Jasa
Perusahaan 2.19 2.23 2.31 2.4 2.39
Jasa-jasa 4.66 4.75 4.85 4.93 4.99
Total 100 100 100 100 100
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
21
Adapun untuk melihat peningkatan secara grafis kontribusi dan peranan secara
sektoral, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
pengolahan karena sektor ini mempunyai peranan lebih besar dari sektor lapangan
usaha lainnya termasuk penyerapan tenaga kerja.
Tabel 4.3
Banyaknya Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Besar
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014
Jenis Industri Tenaga
Jumlah Nilai Investasi
Pengolahan Kerja
Kayu Lapis 7 5,760 177,832,599,000.56
Sawmill 17 3,419 52,379,525,000.23
Dowel, Moulding 18 4,356 54,985,614,000.47
Furniture 6 652 192,000,000.00
Particle Board 5 1,516 175,448,200,000.00
Pengetaman 3 32 540,378,000.00
Kusen/Daun Pintu 3 315 23,700,000,000.00
Baja Lapis Seng 2 92 12,196,851,000.09
Galangan Kapal 4 144 212,728,224,000.53
Kimia 7 352 55,203,774,000.70
Crum Rubber 3 528 226,120,000,000.00
Remiling Karet 1 22 315,000,000,000.00
Percetakan 2 147 1,975,000,000.00
Garam Beryodium 1 26 162,000,000.00
Industri Kelapa Sawit 1 377 565,000,000,000.00
Industri Penyosohan 1 16 14,075,000,000.00
Industri Barang dan Semen 1 125 17,300,000,000.00
Total 82 17,879 1,904,839,165,002.58
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Pada tabel di atas terlihat Jumlah Unit Usaha Terbesar adalah Dowel,
Moulding yakni sebanyak 18 dari 82 Industri besar di Kabupaten Kubu Raya atau
setara dengan 21,95 persen. Sedangkan unit usaha terkecil pada unit usaha
23
remiling karet, garam beryodium, Industri kelapa sawit, Industri penyosohan dan
Industri Barang dari semen masing-masing 1 unit usaha.
Pada industri besar ada fenomena yang cukup menarik untuk dianalisa yakni
tidak ada kecenderungan hubungan yang linier antara jumlah unit usaha dengan
tenaga kerja dan nilai investasi. Seperti industri kelapa sawit. Walau satu-satunya
di Kubu Raya, tapi industri ini memiliki nilai investasi tertinggi yaitu 565 milyar.
Namun sebaliknya jenis usaha dowel moulding yang memiliki jumlah unit usaha
terbanyak hanya memiliki nilai investasi sebesar Rp. 54,98 milyar. Jenis industri
garam beryodium yang memiliki unit usaha kecil hanya mampu menyerap tenaga
kerja 26 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 162,00 juta.
Selain industri besar, Kabupaten Kubu Raya juga memiliki kontribusi terbesar
di industri kecil. Jenis dan jumlah unit industri tersebut dapat dilihat dari grafik di
bawah ini.
Tabel 4.5
Jumlah Industri Pengolahan Kecil di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014
Nilai investasi dan jumlah tenaga kerja terlihat berbanding lurus dengan
.industri yang ada. Jenis industri makanan yang mendominasi jumlah industri di
Kabupaten Kubu Raya memiliki tenaga kerja tertinggi yakni 835 dengan nilai
investasi sebesar Rp. 4,55 milyar. Demikian juga untuk urutan ke dua da ketiga
yakni jenis industri barang dari kayu, gabus, rotan dan bamboo serta jenis industri
furniture memiliki jumlah tenaga kerja dan nilai investasi cukup besar. Nilai
investasi untuk jenis industri di atas masing-masing sebesar Rp. 0,89 milyar dan
Rp. 0,47 milyar.
daya alam yang memanfaatkan potensi lahan Kubu Raya untuk ditanami
tumbuhan keras.
Indeks implisit dapat dicari secara manual dengan membagi PDRB atas dasar
harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan dalam bentuk presentase.
Mengenai perubahan harga terhadap tingkat produsen di Kabupaten Kubu Raya,
dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.6
Indeks Harga Implisit Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 169.87 179.11 181.15 189.94 190.14
Pertambangan dan Penggalian 221.24 233.1 257.82 271.51 287.46
Industri Pengolahan 183.62 192.19 201.69 216.06 227.66
Listrik, Gas dan Air Bersih 156.97 198.75 203.55 222.89 247.47
Bangunan 252.31 438.1 489 554.05 630.7
Perdagangan, Hotel & Restoran 188.64 198.75 211.32 221.14 231.6
Pengangkutan & Komunikasi 156.48 165.06 167.6 183.68 179.72
Keuangan, Persew. & Jasa
Perus. 173.52 199.88 216.73 231.19 254.81
Jasa-Jasa 149.25 157.25 183.06 207.01 206.29
Rata-rata 183.544 218.021 234.658 255.274 272.872
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
3. Industri
Pengolahan
44%
5. Bangunan
4%
4. Listrik, Gas
dan Air Bersih
1%
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis data untuk melihat pertumbuhan dan struktur
perekonomian Kabupaten Kubu Raya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Kubu Raya mengalami peningkatan
yang dilihat dari PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto).
Berdasarkan PRDB ADHB dan ADHK, industri pengolahan merupakan
sektor unggulan di Kubu Raya.
Sektor industri pengolahan terdiri atas industri besar dan kecil. Industri besar
yang dominan adalah dowel dan moulding berjumlah 18 industri. Pemilik nilai
investasi terbesar adalah industri pengolahan kelapa sawit. sedangkan industri
kecil yang paling utama adalah industri pengolahan makanan dengan jumlah
277 dari 400 industri.
Terdapat perubahan harga yang dihitung berdasarkan indeks implicit. Sektor
bangunan mengalami perubahan yang sangat signifikan yaitu kenaikan 530,7
persen dari harga konstan tahun 2000.
Distribusi atau penyebaran sektor terbesar dan membuka lapangan usaha
terbesar adalah sektor industri pengolahan.
Sejak tahun 2010-2014, sektor industri pengolahan dan pertanian memberikan
kontribusi terbesar untuk perekonomian Kubu Raya. Namun, mengalami
penurunan di tahun 2014 akibat kenaikan presentase sektor lain seperti
pengangkutan dan komunikasi dengan kenaikan kontribusi yang cukup pesat.
29
B. Saran
PDRB Kabupaten Kubu Raya adalah urutan kedua tertinggi di Provinsi
Kalimantan Barat. Sumber daya alamnya melimpah, akan lebih baik lagi jika
menaikkan mutu sumber daya manusia. Selain itu, sektor dominan di Kabupaten
Kubu Raya bukanlah pertanian, melainkan industri pengolahan. Luas wilayah
Kabupaten Kubu Raya adalah 6.985,24 km2, namun lahan pertaniannya hanya
543,66 km2. Sektor unggulan adalah industri pengolahan yang didominasi oleh
pengolahan hasil hutan. Hutan yang dimiliki Kubu Raya setiap tahun semakin
menurun dan akan berdampak pada kontribusi industri ini. Diharapkan dengan hal
ini, pemerintah dapat mengoptimalkan sektor yang lain, terutama pertanian
dengan program swasembada pangan maupun pengembangan tanaman palawija
yang berpotensi di lahan basah Kubu Raya.Dilihat dari kontribusi per sektor,
setiap sektor unggulan mengalami penurunan tiap tahunnya.
Tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan adalah terendah dibanding
empat tahun sebelumnya. hal yang sama juga terjadi pada perlambatan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya yang mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Jika terdapat faktor-faktor yang menyebabkan hal itu terjadi,
maka diharapkan pemerintah dapat menangani hal ini sehingga Kabupaten Kubu
Raya tetap dapat mempertahankan angka PDRB yang cukup membanggakan dan
berkontribusi besar untuk Kalimantan Barat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2013. 2013.
Kalimantan Barat: BPS, 2013
―. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2015. 2015. Kalimantan Barat: BPS,
2015
―. Statistik Daerah Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2015. 2015. Kalimantan
Barat: BPS, 2015