Você está na página 1de 30

1

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI


KABUPATEN KUBU RAYA

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Besar Kelompok


Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota
Dosen: Firsta Rekayasa H., S.T, M.T

OLEH :

Nama NIM

1. BAGUS HIDAYAT D1091151006


2. FEBY SAVITRI D1091151008
3. DYTA NUR AKBARI D1091151023
4. ELVIRA NADILA D1091151029
5. AZIYATI INDRASWARI D1091151030
6. M.RICKY SYAHBANI D1091151038

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2016
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang Analisis Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Kabupaten Kubu Raya
sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Terimakasih kepada ibu Firsta Rekayasa H, S.T.,M.T. selaku dosen mata


kuliah Ekonomi Wilayah & Kota. Terima kasih juga kepada keluarga, teman-
teman dan pihak terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami sangat berharap makalah analisis ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan sekaligus salah satu acuan dalam kegiatan perekonomian
skala wilayah selanjutnya. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, tentunya penyajian makalah analisis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Pontianak, April 2016

Tim Penyusun
3

DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………….2

Daftar Isi…………………………………………………………………………...3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………….4


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………5
C. Tujuan ……………………………………………………………………..5
D. Sasaran …………………………………………………………………….5

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah ………………………………..7


B. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kota ……………………………7
C. Pengertian PDRB ………………………………………………………….8

BAB III. GAMBARAN UMUR WILAYAH

A. Profil Wilayah ……………………………………………………………10


B. Demografi Kependudukan ……………………………………………….12
C. Kegiatan Perekonomian ………………………………………………….12

BAB IV. ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI

A. Pertumbuhan PDRB ……………………………………………………...15


B. Kontribusi Sektor Ekonomi ……………………………………………...20
C. Sektor Unggulan di Kabupaten Kubu Raya ……………………………...22
D. Perubahan Harga Barang Terhadap Tingkat Produsen …………………..25
E. Laju Pertumbuhan Ekonomi ……………………………………………..26
F. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku …………………………….26

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………28
B. Rekomendasi ……………………………………………………………..29

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………30


4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertumbuhan Ekonomi adalah ukuran kuantitatif perkembangan
perekonomian dalam tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Secara umum peran pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional adalah
untuk melakukan pembangunan ekonomi dari negara tersebut agar mewujudkan
kesejahteraan masyarakat selain itu pembangunan ekonomi adalah upaya
terencana untuk meningkatkan kualitas pemerintahan sehingga tercipta suatu
kemampuan maupun potensi yang handal dan profesional dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya
ekonomi lokal daerah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihati dari kenaikan GNP (Gross National
Product) ataupun GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang apakah
kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk yang
biasa digunakan untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB)
suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan
dalam nilai rupiah maupun persentase. Berdasarkan data beberapa tahun terakhir
baik data yang dihimpun secara langsung (data primer), data yang dikutip dari
adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder)
maupun data yang melengkapi data yang berasal dari data-data lain (data tersier).
PDRB adalah sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah
dalam periode tertentu. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perkembangan
harga di daerah tertentu.
Dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dalam lima tahun
terakhir mengalami peningkatan terutama pada sektor pertanian yang menjadi
tumpuan bagi perekonomian daerah di Kalimantan Barat terutama dalam
5

penyediaan lapangan kerja Kabupaten yang paling mendukung dalam


pertumbuhan perekonomian Kalimantan Barat adalah Kabupaten Kubu Raya.
Kabupaten ini berbatasan lanngsung dengan Kota Pontianak sebagai ibukota
provinsi Kalimantan Barat sehingga pertumbuhan perekonomian dapat
mempengaruhi perekonomian provinsi, salah satunya produk atau balas jasa yang
dihasilkan Kubu Raya dan berkontribusi untuk perekonomian Kalimantan Barat.
Melihat kemampuan dan kontribusi Kubu Raya serta lapangan usaha yang
tersedia kaitannya dengan perekonomian, maka diperlukan analisis data mengenai
struktur dan perekonomian Kabupaten Kubu Raya.

B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis dalam laporan ini
dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. Bagaimana laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya secara time
series?
2. Bagaimana struktur perekonomian Kabupaten Kubu Raya?
3. Apa sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya

C. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan mengenai laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya
secara time seris.
2. Menunjukkan struktur perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya.
3. Menjelaskan sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya.

D. Sasaran
Sasaran dari analisis ini dibagi atas aspek yang menjadi tujuan secara umum
dan ditujukan kepada beberapa orang yang bersangkutan. Sasaran dalam analisis
ini adalah sebagai berikut.
6

 Bagi pemerintah
Analisis data ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam
membuat kebijakan yang berpengaruh besar pada pertumbuhan dan
perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
 Bagi masyarakat
Menambah wawasan kepada pembaca mengenai laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Kubu Raya secara time series. Jika terdapat potensi, dapat menjadi
acuan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam.
 Bagi pelajar/mahasiswa
Analisis ini dapat dijadikan tolok ukur untuk penelitian atau analisis
berikutnya yang masih ada kaitannya dalam pertumbuhan dan perekonomian
khususnya Kabupaten Kubu Raya dan meneliti faktor-faktor yang yang
mempengaruhi beberapa peristiwa sebagai analisis dari makalah ini.
7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah


Konsep-konsep pengembangan wilayah adalah sebagai berikut.
1. Pusat-Pusat Pertumbuhan
2. Penembanan Ekonomi Lokal
3. Strategi Penembangan Ekonomi (Location Quotient Analysis/LQ), Shift
Share Analysis
4. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah
5. Pengembanan Wilayah Berbasis Kompetisi
Strategi pembangunan ekonomi berbasis wilayah ini mendasarkan
kegiatannya pada sumber daya andalan yan ada pada wilayah tersebut.
tentunya sumber daya tidak sama setiap wilayah. Sebetulnya ada beberapa
sumber daya yan diberi penekanan dalam pendakatan ini, yaitu.
1) Sumber daya pertanian, termasuk kehutanan dan perikanan
2) Sektor pariwisata, termasauk sumber daya alam, kultur, lansekap dan
pemandanan kota (townscape)
3) Kebudayaan termasuk status wilayah yang telah ditetapkan
4) Sumber daya manusia termasuk lembaga pendidikan dan penelitian

(Sumber: http://perencanaankota.blogspot.com/2013/02/pembangunan-ekonomi-
berbasis-wilayah/)

B. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kota


Teori pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dalam melakukan
analisa perkembangan ekonomi disuatu wilayah. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam suatu
pembangunan.
Dalam teori klasik Adam Smith menyatakan bahwa salah satu faktor yang
menetukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Jumlah
8

penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan
meningkatkan spesialisasi dalam perkonomian tersebut.
Sementara itu David Ricardo, mengemukakan pandangannya yang berbeda
dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat
pada akhirnya kan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf
rendah. Pola pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah
penduduk rendah dan sumber daya alam relatif melimpah.
Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno, sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
menggambarka suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahu
dengan membandingkan PDRB tahun sebelumnya.

(Sumber: http://www.slideshare.net)

C. Pengertian PDRB

PDRB adalah hasil pembangunan ekonomi yang telah dicapai dapat


dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan. Salah
satu indicator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah adalah melalui penyajian
angka-angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dapat
didefinisikan sebagai estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh
masyarakat seuatu daerah sebagai balas jasa dari penggunaan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya.

Sumber: http://id.scrib.com

Ada 3 pendekatan yang digunakan untuk menghitung data PDRB.

1. Pendekatan Produksi; Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai


tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di
wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-
unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha
(sektor), yaitu: (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, (2)
pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air
9

bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan
dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa
(termasuk jasa pemerintah).
Sumber: www.ekonomi-holic.com
2. Pendekatan Pengeluaran; Produk Domestik Regional Bruto adalah semua
komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3)
pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5)
ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor).
Sumber: http://id.m.wikipedia.org
3. Pendekatan Pendapatan; Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah
balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam
proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga
modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan
pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan
dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
(Sumber: http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju-
pertumbuhan.html)
PDRB memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi wilayah kota yan
memiliki arti pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yan terjadi
di wilayah tersebut yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang
terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga
berlaku. Namun, aar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu, harus
dinyatakan dalam riel, artinya dinyatakan dalam hara konstan. Pendapatan
wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di
wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, teknologi. PDRB menunjukkan
kemakmuran suatu wilayah. (Boediono, 1985:1)
10

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Profil Wilayah

Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi


Kalimantan Barat dengan luas daerah mencapai 6.985,20 kilometer persegi.
Kabupaten Kubu Raya terbentuk pada 17 Juli 2007 dan resmi berdiri pada tanggal
10 Agustus 2007 dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007
mengenai Pembentukan Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat.
Secara historis Kabupaten Kubu Raya merupakan Daerah Pemerintahan
Administratif Swapraja Kubu berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun
1959. Kabupaten Kubu Raya
merupakan bagian dari Kabupaten Pontianak, yang terletak dibagian Selatan pada
108°35'-109°58'BT dan O°44'LU 1°01'LS, dan merupakan Wilayah Pantai.

Gambar 3.1. Peta Kabupaten Kubu Raya


Sumber: Google, 2016
11

Batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai berikut.

 Bagian Utara : Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, dan Kota


Pontianak
 Bagian Selatan : Kecamatan Pulau Maya Karimata dan Kabupaten
Ketapang
 Bagian Barat : Laut Natuna
 Bagian Timur : Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kecamatan
Tayan Hilir, dan Kabupaten Sanggau

Dari sisi pembagian wilayah administrasi, Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9
kecamatan, 101 desa dan 370 dusun yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3.1
Pembagian Wilayah Kabupaten Kubu Raya
No Kecamatan Desa Dusun Luas Wilayah

1 BatuAmpar 14 50 2.002,00 km²

2 Terentang 9 24 786,40 km²

3 Kubu 18 65 1.211,60 km²

4 Telok Pa’kedai 14 46 291,90 km²

5 Sungai Kakap 12 48 453,13 km²

6 Rasau Jaya 5 21 11,07 km²

7 Sungai Raya 12 47 929,30 km²

8 Sungai Ambawang 12 48 726,10 km²

9 Kuala Mandor-B 5 21 473,00 km²

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015


12

B. Demografi Kependudukan
Kabupaten Kubu Raya berbatasan langsung dengan Ibukota Propinsi
Kalimantan Barat Penduduk Kabupaten Kubu Raya tahun 2015 menurut data dari
BPS Kabupaten Pontianak, berjumlah 554,463 jiwa, sehingga rata-rata kepadatan
penduduk adalah 79/Km².
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan aktivitas
atau profesi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sosial dan
ekonominya. Masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani,
peternak, jasa, buruh, pedagang dan pegawai negeri sipil. Sebagian besar
pemukiman penduduk berjajar mengikuti aliran sungai dan berada dipesisir laut.
Mata pencaharian penduduk selain sebagai nelayan, petani lahan basah juga
mengusahakan lahan kering, peternak, pedagang, dan jasa. Sebagian warga di
desa mengkombinasikan kegiatan sebagai nelayan dan petani karena di desa juga
terdapat areal persawahan yang cukup potensial dan produktif.

C. Kegiatan Perekonomian

Kubu Raya mempunyai berbagai potensi sumber daya alam untuk


pengembangan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan serta
dalam bentuk potensi bahan tambang dan sumber daya energi. Selain sektor
pertanian yang menjadi primadona, sektor perikanan memiliki potensi yang dapat
diandalkan yang didominasi oleh perikanan laut mengingat Kabupaten Kubu Raya
memiliki luas laut yang memadai yaitu luas sekitar 1.630,68 Km2 dan luas
perairan umum sekitar 760 Km2.
Pertanian lahan kering maupun lahan basah sangat potensial, terdapat
beberapa komoditas yang dibudidayakan yaitu : padi, jagung, ubi, kedelai, kacang
tanah serta sayur dan buah-buahan. Padi sawah luas tanam 54.366 Ha, luas panen
58.609 Ha dan produksi 202.011 ton. Jagung dengan luas tanam 7,380 Ha, luas
panen 7.345 Ha dengan produksi 18.294 ton, dan kedelai luas tanam 135 Ha, luas
panen 98 Ha dengan produksi 151 ton. Lahan terluas untuk budidaya tanaman
padi terdapat di Kecamatan Sungai Kakap dengan produksi rata-rata 59 ton
13

pertahun. Sedangkan untuk tanaman hortikultura, komoditi potensial dan terkenal


di Kubu Raya yang dikembangkan dari durian, langsat, pisang nipah (pisang
kapok), nenas, papaya dan lidah buaya (aloevera). Daerah-daerah sentra penghasil
komoditas tersebut antara lain adalah Kecamatan Sungai Kakap,Terentang, Batu
Ampar, Rasau Jaya dan Teluk Pakedai. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang
terkenal di Kalimantan Barat sebagai sentra pertanian dengan produksi pertanian
yang cukup besar. Bahkan untuk Kecamatan Sungai Kakap telah diusulkan
menjadi kawasan Usaha Agropolitan Terpadu (KUAT) dan juga Kecamatan
Rasau Jaya sebagai Kota Mandiri Terpadu (KTM), dengan basis industri
pertanian, peternakan dan perikanan dengan daya dukung lahan yang memadai.
Kegiatan perkebunan untuk komoditas dalam skala industri yaitu komoditas
karet, kelapa dan kelapa sawit yang tersebar beberapa kecamatan yaitu Kecamatan
Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, Batu Ampar, Kubu dan Sungai Kakap
dengan produksi yang cukup baik, bahkan untuk komoditas kelapa sawit
diperkirakan produsinya akan terus meningkat seiring makin banyaknya pelaku
usaha yang melakukan pembukaan areal baru untuk perkebunan kelapa sawit.
Potensi sektor kehutanan masih di dominasi pada industri pengolahan kayu
yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu Industri Primer Izin Usaha Industri
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUI-PHHK) dan Izin Pengolahan Kayu Lamjutan
(IPKL). Potensi hutan alam dan hutan produksi cenderung menurun dan hanya
jenis tertentu yang dapat dimanfaatkan yaitu potensi kayu bakau (mangroove)
dengan pangsa pasar ekspor dalam bentuk arang briket dan juga Hutan Tanaman
Industri. Peternakan hewan dan unggas dengan jumlah yang potensial terdapat
disetiap kecamatan Kabupaten Kubu Raya dengan jenis sapi, kambing, kerbau dan
babi. Kelompok unggas didominasi oleh jenis ayam dan bebek.
Sektor perikanan produksinya didominasi oleh perikanan laut, disamping juga
terdapat dari budidaya tambak, kolam dan keramba dalam jumlah yang cukup
berarti. Dilihat dari potensi yang ada, peluang pengembangan usaha perikanan
budidaya di wilayah Kabupaten Kubu Raya masih sangat potensial untuk
dikembangkan khususnya pada komoditas-komoditas yang prosfektif seperti
komoditas ikan-ikan air tawar berupa ikan mas, ikan betutu, udang galah, ikan
14

lele, ikan nila, ikan paten, ikan bawal dan ikan jelawat. Sementara untuk budidaya
air payau dan laut komoditas yang prosfektif yang dapat dikembangkan berupa
ikan kerapu, udang windu, udang vanamaae, kepiting bakau, ikan bandeng dan
ikan kakap putih. Selain ikan-ikan konsumsi, prosfektif pengembangan usaha
perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten
Kubu Raya adalah pada komoditas ikan arwana. Komoditas ini cukup banyak
dikembangkan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, baik dari investor lokal maupun
investor dari luar Propinsi Kalimantan Barat.
15

BAB IV

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI

Menganalisis pertumbuhan dan struktur ekonomi di Kabupaten Kubu Raya,


dibutuhkan beberapa data secara time series dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Data yang diperlukan adalah Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga
berlaku (PDRB ADHB), Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga
konstan (PDRB ADHK), Laju Pertumbuhan Ekonomi, Kontribusi Sektor, Indeks
Implisit, Distribusi Per Sektoral, dan lain sebagainya.

A. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian Kabupaten Kubu Raya telah menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Berbagai program yang telah dilaksanakan mampu memberikan
hasil yang cukup baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan PDRB (ekonomi)
Kabupaten Kubu Raya. PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit).
Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan
PDRB menurut harga konstan.
Ada dua macam PDRB yang digunakan untuk menghitung tingkat
pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya, yaitu PDRB atas dasar
harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan.
Perhitungan PDRB berdasarkan harga berlaku dapat dijadikan sebagai
indikator untuk melihat sumber daya ekonomi serta pergeseran struktur ekonomi
suatu wilayah. Untuk melihat perkembangan serta pergeseran struktur ekonomi di
Kabupaten Kubu Raya, dapat dilihat dari data PDRB berdasarkan harga berlaku
tahun 2010-2014
16

Tabel 4.1
PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Berlaku (2010-2014)
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 1,661,105.83 1,862,353.78 2,016,346.74 2,189,491.12 2,307,642.67
Pertambangan
dan
Penggalian 45,528.55 51,888.00 62,806.30 71,244.00 81,372.72
Industri
Pengolahan 4,160,676.97 4,548,793.81 4,958,894.72 5,566,234.14 6,161,008.89
Listrik, Gas
dan Air
Bersih 39,400.86 57,228.00 65,639,04 75,458.28 95,765.75
Bangunan 137,148 04 284,830.24 359,860.00 456,713.31 537,854.97
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran 1,539,344.30 1,697,227.52 1,921,944.68 2,305,398.59 2,315,205.98
Pengangkutan
dan
Komunikasi 686,827.69 849,153.36 1,039,745.69 1,338,092.12 1,537,272.17
KEU,
Persewaan
dan Jasa
Pemerintahan 187,366.35 234,380.12 281,158.28 332,254.51 390,437.84
Jasa-jasa 343,132.94 392,746.34 498,466.43 610,963.80 658,233.01
Total 8,663,383.49 9,978,601.17 11,139,222.84 12,945,849.87 14,084,794.00
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat setiap sektor memiliki angka PDRB
yang cukup tinggi. Sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi adalah
sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB terendah
adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas
dasar harga berlaku, dapat dilihat dari diagram di bawah ini.
17

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA
BERLAKU TAHUN 2010-2014 (JUTA RUPIAH)
7,000,000.00
Pertanian

6,000,000.00
Pertambangan dan Penggalian
5,000,000.00
Industri Pengolahan
4,000,000.00
Listrik, Gas dan Air Bersih
3,000,000.00
Bangunan
2,000,000.00

1,000,000.00 Perdagangan, Hotel dan


Restoran
0.00 Pengangkutan dan Komunikasi
2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 4.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan diagram di atas, terlihat sektor industri pengolahan memiliki nilai


PDRB terbesar dibanding sektor lainnya. Besarnya nilai tambah tersebut hampir
dua kali lipat dari besarnya sektor pertanian yang menjadi urutan kedua. Hal ini
menunjukkan sumber daya ekonomi unggulan di Kabupaten Kubu Raya berada di
sektor industri pengolahan yang terkait dengan pertanian dan perkebunan.
Selain data PDRB harga berlaku, pertumbuhan ekonomi secara riil dapat
dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dalam hal ini,
tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. Data PDRB atas dasar harga
konstan 2010-2014 dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
18

Tabel 4.2
PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Konstan (2010-2014)

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014


Pertanian 977,880.61 1,039,780.45 1,089,036.39 1,152,712.19 1,213,626.50
Pertambangan
dan
Penggalian 20,578.83 22,260.12 24,360.32 26,239.99 28,307.94
Industri
Pengolahan 2,265,932.13 2,366,766.11 2,458,679.69 2,576,187.25 2,706,289.60
Listrik, Gas
dan Air
Bersih 25,101.02 28,793.80 32,247.91 33,854.28 38,698.09
Bangunan 54,356.77 65,014.39 73,590.64 82,931.88 85,278.91
Perdagangan,
Hotel dan
Restoran 816,002.11 853,946.21 909,492.24 952,072.79 999,676.98
Pengangkutan
dan
Komunikasi 336,289.77 382,307.24 438,909.64 728,471.87 855,365.12
KEU,
Persewaan
dan Jasa
Pemerintahan 98,171.69 103,459.97 107,979.89 143,717.94 153,225.16
Jasa-jasa 191,196 02 212,982.30 229,911.99 295,130.85 319,080.80
Total 4,594,312.93 5,075,310.59 5,364,208.71 5,991,319.04 6,399,549.10
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dengan harga konstan dengan tahun
dasar 2000, PDRB Kabupaten Kubu Raya termasuk tinggi. Sama halnya PDRB
atas dasar harga berlaku, sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi
adalah sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB
terendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.
Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas
dasar harga konstan, dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
19

PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN


KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN
TAHUN 2010-2014 (JUTA RUPIAH)
3,000,000.00 Pertanian

2,500,000.00 Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan
2,000,000.00

Listrik, Gas, dan Air Bersih


1,500,000.00
Bangunan
1,000,000.00
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
500,000.00
Pengangkutan dan omunikasi

0.00 KEU, Persewaan dan Js Persh


2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 4.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan


Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan diagram di atas, terlihat sektor industri pengolahan memiliki nilai


PDRB terbesar dibanding sektor lainnya. Besarnya nilai tambah tersebut hampir
dua kali lipat dari besarnya sektor pertanian yang menjadi urutan kedua. Hal ini
menunjukkan pertumbuhan ekonomi secara sektoral terletak pada sektor industri
pengolahan.
PDRB atas dasar harga konstan menggunakan berdasarkan harga dasar tahun
2000 sehingga pengaruh perubahan harga dihilangkan. Hal ini membantu untuk
melihat perkembangan struktur perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
Berdasarkan Gambar 4.2, perkembangan dan pertumbuhan setiap sektoral per
tahun semakin meningkat, sehingga mendukung peningkatan struktur
perekonomian di Kabupaten Kubu Raya.
20

Jika dilihat dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Kubu Raya selain dapat
diketahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi, juga dapat diketahui peranan
masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB Kabupaten Kubu Raya.
Peranan dari masing-masing lapangan usaha ini menggambarkan struktur
ekonomi Kabupaten Kubu Raya. Semakin besar peranan suatu lapangan usaha
maka semakin besar pula pengaruhnya dalam perkembangan perekonomian di
daerah ini.

B. Kontribusi Sektor Ekonomi

Untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi di Kabupaten


Kubu Raya maka perlu diketahui sektor-sektor yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Disamping itu perlu pula memperhatikan
pertumbuhan dan kontribusi dari 9 (sembilan) sektor ekonomi terhadap total
PDRB di Kabupaten Kubu Raya. Dengan membandingkan kontribusi sektoral
selama tahun pengamatan dapat dilihat perubahan secara struktural komponen
(sektor) penyusun PDRB daerah sehingga dapat melihat kondisi ekonomi wilayah
tersebut. Kontribusi sektor ekonomi di Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

Tabel 4.3
Nilai Kontribusi Sektor Lapangan Usaha
Tahun 2010-2014 (Dalam Persen)
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 19.81 19.78 19.41 19.24 18.96
Pertambangan dan Penggalian 0.42 0.42 0.43 0.44 0.44
Industri pengolahan 45.9 45.01 43.85 43 42.29
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.51 0.55 0.57 0.57 0.6
Bangunan 1.1 1.24 1.31 1.38 1.34
Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.52 16.24 16.21 15.88 15.62
Pengangkutan dan Komunikasi 8.89 9.78 11.06 12.16 13.37
KEU, Pesewaan dan Jasa
Perusahaan 2.19 2.23 2.31 2.4 2.39
Jasa-jasa 4.66 4.75 4.85 4.93 4.99
Total 100 100 100 100 100
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
21

Adapun untuk melihat peningkatan secara grafis kontribusi dan peranan secara
sektoral, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

KONTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL


BRUTO (PDRB) KABUPATEN KUBU RAYA ATAS
DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010-2014
(PERSEN)
50 pertanian
45
40 pertambangan dan penggalian
35
30 industri pengolahan
25
20 listrik, gas dan air bersih
15
10 bangunan
5
0 perdagangan, hotel dan
2010 2011 2012 2013 2014 restoran

Gambar 4.3. Kontribusi PDRB Kabupaten Kubu Raya


Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan Gambar 4.3, struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya pada


tahun 2010-2014, didominasi oleh sektor ekonomi yaitu sektor industri
pengolahan, pertanian dan perdagangan hotel restoran. Kontribusi PDRB tertinggi
tahun 2010-2014 terletak pada sektor industri pengolahan sebesar 45,9 persen.
Namun, hingga tahun 2014 mengalami penurunan hingga 42,29 persen. Sektor
unggulan lainnya adalah pertanian sebesar 19,89 persen, namun juga mengalami
penurunan menjadi 18,96 persen. Setiap sektor unggulan mengalami penurunan
karena dampak dari kenaikan kontribusi sektor lain seperti Transportasi dan
Komunikasi. Perhitungan menggunakan presentase sehingga sektor yang
mengalami kenaikan kontribusi akan mempengaruhi nilai presentase sektor lain
yang keseluruhannya memiliki nilai maksimal 100 persen. Walaupun begitu,
perekonomian kabupaten Kubu Raya masih di dominasi oleh sektor industri
22

pengolahan karena sektor ini mempunyai peranan lebih besar dari sektor lapangan
usaha lainnya termasuk penyerapan tenaga kerja.

C. Sektor Unggulan di Kabupaten Kubu Raya


Sektor yang paling dominan dari data PDRB adalah industri pengolahan.
Sektor ini menjadi unggulan dan penyumbang kontribusi terbesar dalam
perekonomian. Industri pengolahan di Kabupaten Kubu Raya dibagi atas dua
jenis, yaitu industri besar dan kecil. Adapun jenis industri pengolahan besar di
Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Tabel 4.3
Banyaknya Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Besar
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014
Jenis Industri Tenaga
Jumlah Nilai Investasi
Pengolahan Kerja
Kayu Lapis 7 5,760 177,832,599,000.56
Sawmill 17 3,419 52,379,525,000.23
Dowel, Moulding 18 4,356 54,985,614,000.47
Furniture 6 652 192,000,000.00
Particle Board 5 1,516 175,448,200,000.00
Pengetaman 3 32 540,378,000.00
Kusen/Daun Pintu 3 315 23,700,000,000.00
Baja Lapis Seng 2 92 12,196,851,000.09
Galangan Kapal 4 144 212,728,224,000.53
Kimia 7 352 55,203,774,000.70
Crum Rubber 3 528 226,120,000,000.00
Remiling Karet 1 22 315,000,000,000.00
Percetakan 2 147 1,975,000,000.00
Garam Beryodium 1 26 162,000,000.00
Industri Kelapa Sawit 1 377 565,000,000,000.00
Industri Penyosohan 1 16 14,075,000,000.00
Industri Barang dan Semen 1 125 17,300,000,000.00
Total 82 17,879 1,904,839,165,002.58
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Pada tabel di atas terlihat Jumlah Unit Usaha Terbesar adalah Dowel,
Moulding yakni sebanyak 18 dari 82 Industri besar di Kabupaten Kubu Raya atau
setara dengan 21,95 persen. Sedangkan unit usaha terkecil pada unit usaha
23

remiling karet, garam beryodium, Industri kelapa sawit, Industri penyosohan dan
Industri Barang dari semen masing-masing 1 unit usaha.

Pada industri besar ada fenomena yang cukup menarik untuk dianalisa yakni
tidak ada kecenderungan hubungan yang linier antara jumlah unit usaha dengan
tenaga kerja dan nilai investasi. Seperti industri kelapa sawit. Walau satu-satunya
di Kubu Raya, tapi industri ini memiliki nilai investasi tertinggi yaitu 565 milyar.
Namun sebaliknya jenis usaha dowel moulding yang memiliki jumlah unit usaha
terbanyak hanya memiliki nilai investasi sebesar Rp. 54,98 milyar. Jenis industri
garam beryodium yang memiliki unit usaha kecil hanya mampu menyerap tenaga
kerja 26 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 162,00 juta.

Selain industri besar, Kabupaten Kubu Raya juga memiliki kontribusi terbesar
di industri kecil. Jenis dan jumlah unit industri tersebut dapat dilihat dari grafik di
bawah ini.

Tabel 4.5
Jumlah Industri Pengolahan Kecil di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014

Jenis Industri Pengolahan Jumlah


Makanan 277
Minuman 18
Pengolahan Tembakau 2
Pakaian Jadi 11
Kulit, Barang Dari Kulit dan Alas Kaki 1
Barang Dari Kayu, Gabus, Rotan dan Bambu 40
Percetakan dan Reproduksi Rekaman 9
Bahan Kimia dan Barang Dari Kimia 2
Karet dan Bahan Dari Karet dan Plastik 3
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya 10
Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi
2
Trailer
Furniture 19
Total 394
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
24

Berdasarkan laporan yang didapatkan dari Dinas Perindustrian dan


Perdagangan Kabupaten Kubu Raya, tercatat Jumlah Unit Usaha Industri Kecil
sebanyak 400. Jumlah terbanyak jenis industri makanan berjumlah 277 dengan
jumlah tenaga kerja sebanyak 863 orang, disusul kemudian jenis industri barang
dari kayu, gabus dan rotan yakni sebanyak 40 dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 248. Posisi ketiga pada kelompok industri kecil adalah jenis furniture
dengan jumlah 19 dan tenaga kerja sebanyak 67 orang.

Nilai investasi dan jumlah tenaga kerja terlihat berbanding lurus dengan
.industri yang ada. Jenis industri makanan yang mendominasi jumlah industri di
Kabupaten Kubu Raya memiliki tenaga kerja tertinggi yakni 835 dengan nilai
investasi sebesar Rp. 4,55 milyar. Demikian juga untuk urutan ke dua da ketiga
yakni jenis industri barang dari kayu, gabus, rotan dan bamboo serta jenis industri
furniture memiliki jumlah tenaga kerja dan nilai investasi cukup besar. Nilai
investasi untuk jenis industri di atas masing-masing sebesar Rp. 0,89 milyar dan
Rp. 0,47 milyar.

Kubu Raya merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki sektor


unggulan industri pengolahan. Hal ini menjadi peluang bagi untuk emndukung
kegiatan ekspor. Industri pengolahan sebagai penyumbang angka PDRB terbesar
memiliki peranan sebagai penunjang ekonomi di Kubu Raya. Contohnya industri
besar seperti pengolahan kelapa sawit. Hasil industri tersebut bisa berupa CPO
(crude palm oil) yang menjadi komoditi ekspor, baik domestic maupun luar
negeri. CPO ini selanjutnya akan diolah menjadi sabun, minyak, atau produk lain
lalu didistribusikan ke daerah lain. Kegiatan ekspor ini menjadi penyumbang
pendapatan daerah, baik dari hasil industri maupun pajak yang dikeluarkan untuk
daerah.

Selain industri besar, industri kecil juga berperan untuk emnumbuhkan


perekonomian Kubu Raya. Industri makanan yang terkenal adalah pengolahan
minuman lidah buaya, pengulitan nanas, pengemasan jagung dan lain-lain.
Industri ini besar di Kubu Raya karena dekat dengan raw material atau sumber
25

daya alam yang memanfaatkan potensi lahan Kubu Raya untuk ditanami
tumbuhan keras.

D. Perubahan Harga Barang terhadap Tingkat Produsen

Suatu indeks yang menunjukkan tingkat perkembangan harga di tingkat


produsen (producer price index) digunakan untuk mengetahui adanya perubahan
harga barang dan jasa secara keseluruhan yang lebih dikenal dengan tingkat
inflasi. Indeks implisit juga merupakan indikator turunan dari PDB/PDRB,
variabel diperoleh dari survei yang juga tergantung dari pendekatan penghitungan
yang digunakan. Bukan hanya tertutup di satu sisi.

Indeks implisit dapat dicari secara manual dengan membagi PDRB atas dasar
harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan dalam bentuk presentase.
Mengenai perubahan harga terhadap tingkat produsen di Kabupaten Kubu Raya,
dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 4.6
Indeks Harga Implisit Menurut Lapangan Usaha
Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
Pertanian 169.87 179.11 181.15 189.94 190.14
Pertambangan dan Penggalian 221.24 233.1 257.82 271.51 287.46
Industri Pengolahan 183.62 192.19 201.69 216.06 227.66
Listrik, Gas dan Air Bersih 156.97 198.75 203.55 222.89 247.47
Bangunan 252.31 438.1 489 554.05 630.7
Perdagangan, Hotel & Restoran 188.64 198.75 211.32 221.14 231.6
Pengangkutan & Komunikasi 156.48 165.06 167.6 183.68 179.72
Keuangan, Persew. & Jasa
Perus. 173.52 199.88 216.73 231.19 254.81
Jasa-Jasa 149.25 157.25 183.06 207.01 206.29
Rata-rata 183.544 218.021 234.658 255.274 272.872
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-


rata indeks implisit persektoral setiap tahunnya. Hal ini menggambarkan terdapat
perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen di Kabupaten Kubu Raya
yang cukup signifikan.
26

E. Laju Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan
apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada
tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Mengenai laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat dari grafik berikut.

LAJU PERTUMBUHAN RILL PDRB


KABUPATEN KUBU RAYA
BERDASARKAN LAPANGAN USAHA TAHUN
2010-2014
(Dalam Persen)
6.7
6.66
6.6 6.61
6.5 6.54
6.4 6.44
6.3
6.2 6.23
6.1
6
2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 4.5. Laju Perutumbuhan Rill PDRB


Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perekonomian Kabupaten


Kubu Raya pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan
tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kubu Raya tahun 2014
mencapai 6,44 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 6,66 persen. pertumbuhan
ekonomi mengalami perlambatan sebesar 0,22 persen dari tahun sebelumnya.
Perlambatan ini juga menunjukkan jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan
faktor-faktor produksi pada tahun 2014 lebih kecil daripada 2013 sehingga tidak
mengalami pertumbuhan.
F. Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku
27

Distribusi PDRB harga berlaku menuurut sektor menunjukkan struktur


perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-
sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian
suatu wilayah.

Adapun mengenai distribusi PDRB di Kabupaten Kubu Raya berdasarkan 9


sektor utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

DISTRIBUSI PRESENTASE PDRB KABUPATEN KUBU


RAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2013
8. KEU, Persewaan
dan Jasa 9. Jasa-Jasa
Perusahaan 5%
7. Pengangkutan
3%
dan omunikasi
11% 1. Pertanian 2. Pertambangan
17% dan Penggalian
6. 0.56%
Perdagangan, Hotel
dan Restoran
16%

3. Industri
Pengolahan
44%

5. Bangunan
4%
4. Listrik, Gas
dan Air Bersih
1%

Gambar 4.6. Distribusi presentase PDRB Kabupaten Kubu Raya


Sumber: Badan Pusat Statisti, 2014

Tiga sektor ekonomi penyumbang terbesar masing-masing adalah sektor industri


pengolahan meyumbang 43,67 persen di ikuti sektor pertanian sebesar 17,18 persen
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,52 persen terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Kubu Raya.
28

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis data untuk melihat pertumbuhan dan struktur
perekonomian Kabupaten Kubu Raya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
 Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Kubu Raya mengalami peningkatan
yang dilihat dari PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto).
 Berdasarkan PRDB ADHB dan ADHK, industri pengolahan merupakan
sektor unggulan di Kubu Raya.
 Sektor industri pengolahan terdiri atas industri besar dan kecil. Industri besar
yang dominan adalah dowel dan moulding berjumlah 18 industri. Pemilik nilai
investasi terbesar adalah industri pengolahan kelapa sawit. sedangkan industri
kecil yang paling utama adalah industri pengolahan makanan dengan jumlah
277 dari 400 industri.
 Terdapat perubahan harga yang dihitung berdasarkan indeks implicit. Sektor
bangunan mengalami perubahan yang sangat signifikan yaitu kenaikan 530,7
persen dari harga konstan tahun 2000.
 Distribusi atau penyebaran sektor terbesar dan membuka lapangan usaha
terbesar adalah sektor industri pengolahan.
 Sejak tahun 2010-2014, sektor industri pengolahan dan pertanian memberikan
kontribusi terbesar untuk perekonomian Kubu Raya. Namun, mengalami
penurunan di tahun 2014 akibat kenaikan presentase sektor lain seperti
pengangkutan dan komunikasi dengan kenaikan kontribusi yang cukup pesat.
29

B. Saran
PDRB Kabupaten Kubu Raya adalah urutan kedua tertinggi di Provinsi
Kalimantan Barat. Sumber daya alamnya melimpah, akan lebih baik lagi jika
menaikkan mutu sumber daya manusia. Selain itu, sektor dominan di Kabupaten
Kubu Raya bukanlah pertanian, melainkan industri pengolahan. Luas wilayah
Kabupaten Kubu Raya adalah 6.985,24 km2, namun lahan pertaniannya hanya
543,66 km2. Sektor unggulan adalah industri pengolahan yang didominasi oleh
pengolahan hasil hutan. Hutan yang dimiliki Kubu Raya setiap tahun semakin
menurun dan akan berdampak pada kontribusi industri ini. Diharapkan dengan hal
ini, pemerintah dapat mengoptimalkan sektor yang lain, terutama pertanian
dengan program swasembada pangan maupun pengembangan tanaman palawija
yang berpotensi di lahan basah Kubu Raya.Dilihat dari kontribusi per sektor,
setiap sektor unggulan mengalami penurunan tiap tahunnya.
Tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan adalah terendah dibanding
empat tahun sebelumnya. hal yang sama juga terjadi pada perlambatan laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya yang mengalami penurunan dari
tahun sebelumnya. Jika terdapat faktor-faktor yang menyebabkan hal itu terjadi,
maka diharapkan pemerintah dapat menangani hal ini sehingga Kabupaten Kubu
Raya tetap dapat mempertahankan angka PDRB yang cukup membanggakan dan
berkontribusi besar untuk Kalimantan Barat.
30

DAFTAR PUSTAKA

“Kondisi Sosial Masyarakat Kubu Raya” dalam


(http://www.kliamangrove.com/kondisi-sosial-2/) diakses pada 2 April 2016
pukul 12.30

“Cara Menghitung Laju Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Data PDRB”


dalam (http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju-
pertumbuhan.html) diakses pada 5 April 2016 pukul 22.32

“Analisis Kontribusi Sektoral Terhadap PDRB Kota Malang” dalam


(http://asp.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2014/03/21.-ANALISIS-
KONTRIBUSI-SEKTORAL-TERHADAP-.pdf) diunduh pada 5 April 2016
pukul 23.33

“Indeks Implisit” dalam


(https://sirusa.bps.go.id/sirusa2012/index.php?r=indikator/view&id=5) diakses
pada 6 April 2016 pukul 00.09

“Laju Pertumbuhan Ekonomi” dalam (http://www.anneahira.com/laju-


pertumbuhan-ekonomi.htm) diakses pada 6 April 2016 pukul 00.14

“Analisis Struktur Perekonomian dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Banten


menggunakan Pendekatan LQ dan Shift Share” dalam (http://lib.unnes.ac.id)
diunduh pada 18 April 2016 pukul 22.25

Badan Pusat Statistik. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2013. 2013.
Kalimantan Barat: BPS, 2013

―. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2015. 2015. Kalimantan Barat: BPS,
2015

―. Statistik Daerah Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2015. 2015. Kalimantan
Barat: BPS, 2015

―. Produk Domestik Regional Bruto Berdasarkan Lapangan Usaha Kabupaten


Kubu Raya 2014. 2014. Kalimantan Barat: BPS, 2014

Você também pode gostar