Você está na página 1de 10

Artikel Transformasi Affine1

Oleh
Muthi’ah Munadiya2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geometri Affine menarik banyak perhatian para ilmuan dalam sepuluh


tahun belakangan ini. Latar belakang yang mendasari lahirnya Geometri Affine
adalah geometri terurut. Bidang Affine dipandang sebagai keadaan khusus dari
bidang terurut.

Awalnya Euler mengidentifikasi bahwa banyak sifat-sifat Affine yang sudah


dikenal dari geometri Euclid, tetapi juga berlaku di ruang Minkowski. Sifat-sifat
geometri Euclid ini dikembangkan dengan proyeksi paralel dari satu bidang ke
bidang lainnya yang disebut dengan Affine. Akibatnya, geometri Affine
merupakan perluasan dari geometri Euclidean yang bercirikan kemiringan dan
skala distorsi. Dalam bahasa program Erlangen Klein, yang mendasari simetri
dalam geometri Affine adalah grup afinitas, yaitu grup transformasi yang
dihasilkan oleh transformasi linear dari ruang vektor dan translasi vektor.

1. Maksud dan Tujuan


Pengkajian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi
mengenai Transformasi Affine. Tujuannya adalah untuk memperoleh
informasi secara lebih luas mengenai sistem yang berkaitan dengan
Transformasi Affine.

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

1
METODOLOGI

Metodologi pengkajian yang digunakan adalah melakukan peninjauan dan


pengembangan secara teori terhadap materi yang ada didalam buku Teknik
Survey Pemetaan Jilid 3, khususnya mengenai Transformasi affine. Hasil
peninjauan dan pengembangan secara teori tersebut digunakan untuk menambah
ilmu pengetahuan kita.

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Transformasi Affine

Pada dasarnya transformasi Affine terdiri dari unsur-unsur transformasi


scaling,“skewing”,rotating,dan translating, Masing-masing unsur transformasi
tersebut dapat diilustrasikan dengan skema perubahan dimensi, bentuk, dan
posisi seperti berikut

Gambar 1. Skema perubahan dimensi,bentuk,dan posisi

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

3
 General Affine Transformation
Transformsi Affine (umum) ini beroperasi dengan enam parameter
transformsi (mx, my, ε, α, Δx’, Δy’) dengan geometri dan model sebagai
berikut:

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

4
 Transformasi Affine Ortogonal
Apabila dalam transformasi Affine umum dikondisikan dengan ε = 0 atau
αx=αy = α (dpl. ketegak-lurusan dipertahankan), maka tinggal lima
parameter transformasimx , my, , Δx’, dan Δy’ dengan model sebagai
berikut:
a1 = mx cos α; b1 = my sin α
a2 = −mx sin α; b2 = my cos α
c1 = Δx’; c2 = Δy’

 Transformasi Affine Isogonal


Transformsi Affine isogonal merupakan transformsi Affine umum yang
dikondisikan dengan faktor skala m=mx=my dan ε = 0 atau αx = αy = α,
sehingga yang tinggal hanya empat parameter transformasi, yaitu faktor
skala m, translasi (Δx’, Δy’), dan rotasi α. Transformasi Affine isogonal
ini juga sering disebut transformasi Helmert, transformasi similaritas,
transformasi euclidean, dan transformasi conformal.
Transformasi Affine 2D adalah transformasi yang sering digunakan untuk
mentransformasikan nilai-nilai koordinat dari suatu sistem koordinat dua
dimensi ke sistem koordinat dua dimensi lainya. Penentuan nilai parameter
suatu transformasi ditentukan berdasarkan ketersediaan data koordinat
titik-titik sekutu dari masing-masing sistem dua dimensi dan teknik
hitungan penentuan parameter transformasi. Parameter- parameter
transformasi yang dihasilkan dari kedua metode tersebut relatif sama, akan
tetapi ketelitian ( standar kesalahan ) pada 1 sigma untuk metode implisit
relatif lebih baik.
Proses transformasi affine meliputi translasi, rotasi, perbesaran skala, dan
pemotongan yang dioperasikan secara bersamaan. Transformasi affine
tidak mengawetkan kesebangunan. Hal ini dikarenakan factor pengali pada

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

5
x tidak sama dengan pengali pada y. Perhatikan gambar dari beberapa
bangun oleh transformasi affine berikut.

Gambar 2. .Beberapa bangun transformasi affine

Rumus transformasi Affine 2D antar bidang datar adalah :

x’ = a1x + b1y + c1

y’ = a2x + b2y + c2

dimana a1, b1 c1, a2, b2, dan c2 (6 buah) merupakaan parameter trasformasi,
a1 ≠ b2, a2 ≠ b1. Dengan rumus transformasi tersebut, tidak menghasilkan
bentuk conform. Jadi, akan terjadi perubahan sudut dan jarak. Untuk dapat
memecahkan parameter transformasi yang banyaknya 6 buah, diperlukan
minimal 3 buah titik sekutu dari setiap titik sekutu memberikan 2 buah
persamaan. Pemecahan 6 parameter dari 6 persamaan mudah dilakukan yaitu
dengan cara eliminasi CRAMMER.

Apabila dikehendaki nilai-nilai parameter yang lebih teliti, gunakan titik


sekutu lebih dari tiga buah, dan pemecahannya dengan perataan kuadrat
terkecil. Sebaliknya apabila dikehendaki hasil yang tidak perlu teliti maka
cara grafis dapat ditempuh. Misalnya cara grafis dari VAN GLEUNS atau
VAN DER TASS. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh yaitu denga
mencari dahuliu koreksi sudut dan jaraknya.

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

6
Rumus Transformasi Koordinat Metode Affine :

Dalam pemodelan objek 2D, berbagai objek dimodifikasi dengan


melakukan berbagai operasi fungsi atau operasi transformasi geometri.
Transformasi ini dapat berupa transformasi dasar ataupun gabungan dari
berbagai transformasi geometri. Transformasi ini dikenal dengan
Transformasi affine. Pada dasarnya, transformasi merupakan suatu operasi
modifikasi bentuk objek tanpa merusak bentuk dasar dari objek.
Transformasi Affine berpengaruh pada 4 transformasi dasar, yaitu:
a) translasi
b) skala
c) rotasi
d) shear

2.2 TRANSFORMASI KONFORM DUA DIMENSI (2D)


Salah satu contoh dari transformasi konform 2D adalah
transformasi titik foto pada sistem koordinat foto serta pada triangulasi
udara. Berikut ini adalah persamaan dari transformasi konform 2D.
X = ax – by + c
Y = bx + ay + d
Langkah awal dalam transformasi ini adalah penentuan azimuth:

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

7
Ɵ=β+α (1)
α = tan -1 +C
β = tan -1 +C ; dimana C merupakan nilai dari aturan kuadran.
Skala factor dapat dihitung berdasarkan rasio panjang garis antara dua titik
control dari plane coordinate (E-N) dan titik coordinate kartesian ( X,Y).
Menentukan koordinat rotasinya dengan rumus, ( misalnya,titik A ):
X’= sXACosƟ - sYASinƟ (3)
Y’= sXASinƟ - sYACosƟ
Menentukan faktor translasi dengan memasukkan unsur plane coordinate
X’ dan Y’:
Tx = EA – X’A (4)
Ty = NA – Y’A
Dengan manggabungkan persamaan (3) dan (4) maka akan didapat
persamaan untuk menentukan koordinat E dan N dari titik-titik bukan titik
control (misalnya titik C dan D)
E = SXCosƟ - SYSinƟ + TX (5)
N = SXSinƟ - SYCosƟ + TY

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan,diantaranya :
a). Transformasi Affine 2D adalah transformasi yang sering digunakan
untuk mentransformasikan nilai-nilai koordinat dari suatu sistem koordinat
dua dimensi ke sistem koordinat dua dimensi lainya
b). Salah satu contoh dari transformasi konform 2D adalah transformasi
titik foto pada sistem koordinat foto serta pada triangulasi udara. Berikut
ini adalah persamaan dari transformasi konform 2D.

3.2 Saran
Mahasiswa hendaknya memahami betul teknologi apa saja yang telah
berkembang dalam bidang ukur tanah ini, agar dapat memanfatkannya dengan
baik.

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

9
DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya,I.M.2008.Teknik Survei dan Pemetaan Jilid III. Direktorat


Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen
Pendidikan Nasional.
Reynata.(2014).Transformasi Affine .[online]. Diakses dari
http://solusitama.com/transformasi-affine.html[Dikutip 23 April
2017, 22.00 WIB]
Anonim. (2016) Affine Space [online]. Diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Affine_space [Dikutip 23 April
2017, pukul 20.20 WIB].

1
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata Ilmu Ukur Tanah yang
diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P., M.T.
2
Penulis merupakan salah satu mahasiswa program studi teknik sipil S1 Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2016

10

Você também pode gostar