Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun 2009 sampai sekarang
dari tahun 2009 lalu akibat banyaknya jumlah wisatawan baik dalam
yang menjadi salah satu faktor banyaknya penderita gagal ginjal akut di
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
yang progresif dan pada umumnya pada suatu derajat memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis dan transplantasi ginjal (Aru
A. Sudoyo, 2006).
polikistik, infeksi dan agen toksik. fungsi renal menurun, produk akhir
tubuh, semakin banyak yang timbunan produk sampah, maka gejala akan
yang muncul pada ginjal sebagai akibat dari penurunan glomeruli yang
serum dan kadar urea dalam darah (BUN) normal, pasien asimtomatik.
yang berat pda ginjal tersebut, seperti tes pemekatan urine yang lama
teliti.
b. Stadium II (Insufisiensi ginjal)
yang terus menerus). Poliuria pada gagal ginjal lebih besar pada
dari massa nefron telah hancur, taua hanya sekitar 200.000 nefron yang
cukup parah anatara lain mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak
nafas, pusing atau sakit kepala, air kemih berkurang, kurang tidur,
tungkai bawah, rasa semutan dan seperti terbakar terutama pada telapak
4. Penatalaksanaan
dengan IWL 500ml, maka air yang masuk harus sesuai dengan
penjumlahan tersebut.
b. Pemberian vitamin untuk klien penting karena diet rendah protein tidak
e. Asidosis metabolik pada gagal ginjal kronik biasanya tampa gejala dan
sesuai kebutuhan.
g. Anemia pada gagal ginjal kronis ditangani dengan epogen (eritropoetin
h. Dialisis.
i. Transplantasi ginjal.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Hitung intake dan output yaitu cairan : 500 cc ditambah urine dan
hilangnya cairan dengan cara lain (kasat mata) dalam waktu 24 jam
sebelumnya.
3. Penatalaksanaan Diet
protein
asam folat.
e. Diet rendah protein karena urea, asam urat dan asam organik, hasil
dalam darah jika terdapat gagguan pada klirens ginjal. Protein yang
5. Pengkajian
1. Sistem Kardiovakuler
2. Sistem Integument
Tanda dan gejala : Warna kulit abu – abu mengkilat, kulit kering
bersisik, pruritus, echimosis, kulit tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar,
3. Sistem Pulmoner
4. Sistem Gastrointestinal
pada mulut,
anoreksia, mual, muntah, konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran
5. Sistem Neurologi
6. Sistem Muskuloskletal
Tanda dan gejala : Kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang,
7. Sisem Urinaria
asidosis metabolik.
8. Sistem Reproduktif
infertilitas.
berat jenis kurang dari 1.015, osmolalitas kurang dari 350 m.osn/kg,
40 mEq/L, proteinuria.
kurang dari 7 – 8 gr/dl, SDM waktu hidup menurun, AGD (pH menurun
dan terjadi asidosis metabolic (kurang dari 7.2), natrium serum rendah,
3. Osmolalitas serum : Lebih besar dari 285 nOsm/kg, sering sama dengan
urine.
memperburuk fungsi ginjal, menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah
8. Pielografi Intravena (PIV) : Pada PIV, untuk CKD tak bermanfaat lagi
olah karena ginjal tidak dapat mengeluarkan kontras, saat ini sudah
jarang dilakukan.
yang reversibel.
10. Pemeriksaan Foto Dada : Dapat terlihat tanda – tanda bendungan paru
akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi
perikardial.
E. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang telah didapat atau terkaji, kemudian data
keperawatan yang ada pada klien dengan CKD. Menurut Doenges (1999), Lynda
Juall (1999), dan Suzanne C. Smeltzer (2001) diagnosa keperawatan pada klien
eritropoetin.
ginjal.
sebagai berikut :
Kriteria Evaluasi :
b) BB stabil.
Intervensi :
d) Timbang BB tiap hari dengan alat ukur dan pakaian yang sama.
natrium serum.
pembatasan nutrisi.
Kriteria Evaluasi :
situasi individu.
b) Bebas edema.
Intervensi :
kalium.
h) Berikan obat sesuai indikasi, seperti zat besi, kalsium, Vit D, Vit B
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
a) Auskultasi bunyi jantung dan paru, evaluasi adanya edema perifer/kongesti
c) Selidiki keluhan nyeri dada, beratnya (skala 1- 10) dan apakah tidak mantap
d) Evaluasi bunyi jantung, TD, nadi perifer, pengisian kapiler, kongesti kapiler,
kognitif/deficit memori.
Intervensi :
kunjungan.
glukosa, AGD.
cedera
kulit.
Intervensi :
e) Ubah posisi sering, gerakan pasiaen dengan berlahan, beri bantalan pada
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
b) Observasi takikardia, kulit atau membrane mukosa pucat, dispneu dan nyeri
dada.
membran mukosa.
g) Hematemesis sekresi Gastrointestinal atau darah feses.
h) Berikan sikat gigi halus, pencukur elektrik, gunakan jarum kecil bila
penusukan vaskuler.
pembekuan darah.
j) Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi contoh sediaan besi, asam fosfat