Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Farmasiarea.com-Alergi telur adalah salah satu jenis reaksi yang tidak biasa dari sistem
kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu, dalam hal ini adalah telur. Reaksi alergi yang
dihasilkan bisa beragam, mulai dari yang ringan hingga yang bisa mematikan (anafilaksis).
Alergi telur dapat muncul semenjak anak masih bayi dan umumnya menghilang sebelum mereka
mencapai usia remaja.
Alergi telur adalah salah satu jenis alergi yang banyak ditemui pada anak-anak, setelah alergi
susu sapi. Gejala dapat muncul sesaat hingga beberapa jam setelah anak mengonsumsi telur atau
makanan yang mengandung telur. Alergi terhadap putih telur adalah yang paling banyak ditemui
jika dibandingkan terhadap kuning telur.
Melalui gejala-gejala yang disampaikan, dokter kemudian akan memastikan apakah anak benar
mengidap alergi dan bukan ketidaktoleranan pada makanan yang tidak berhubungan dengan
sistem kekebalan tubuh.
Setelah pemeriksaan gejala, dokter juga akan memeriksa rekam medis pasien dan melakukan tes
penunjang. Beberapa tes dalam hal ini, antara lain:
Tes darah untuk mengukur respons sistem kekebalan tubuh terhadap telur melalui
jumlah antibodi yang terdapat di dalam aliran darah.
Meletakkan sejumlah kecil protein yang terkandung dalam telur ke kulit pasien. Sebuah
benjolan gatal akan muncul pada permukaan kulit yang dijadikan area tes jika pasien terbukti
memiliki alergi telur.
Memberikan sejumlah kecil telur pada pasien untuk dimakan dan melihat apakah reaksi
alergi muncul. Jumlah telur dapat ditambahkan secara bertahap untuk mengamati reaksi alergi
yang muncul.
Menyarankan pasien untuk memiliki buku harian diet makanan lengkap, lalu secara
bertahap menghilangkan telur atau makanan lainnya dari daftar sambil mengamati gejala yang
muncul. Anak yang menderita alergi tidak disarankan untuk menjalani diet ketat tanpa
pengawasan ahli diet.
Tes alergi adalah tes yang hanya boleh dilakukan oleh dokter atau ahli alergi. Jangan mencoba
untuk melakukan tes alergi di rumah terutama jika penderita pernah mengalami reaksi alergi yang
parah sebelumnya.
Beberapa jenis suntikan vaksin juga memiliki kandungan protein dari telur sehingga berisiko
memicu reaksi alergi pada penderita alergi, seperti vaksin untuk flu/influenza, campak, gondong,
dan rubella, serta demam kuning. Beberapa jenis vaksin ini memiliki sedikit kandungan protein
telur sehingga jika memang diperlukan harus diberikan di bawah pengawasan medis dan setelah
melalui tes alergi.
Walau vaksin lain aman bagi penderita alergi telur, sebaiknya Anda tetap mendiskusikan bersama
dokter jenis-jenis vaksin yang aman maupun berbahaya untuk digunakan. Dokter mungkin
melakukan tes alergi terlebih dulu sebelum memberikan vaksin untuk mencegah terjadinya reaksi
alergi.