Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Mengingat bagaimana para guru berjuang membebaskan rakyat Indonesia dari kebodohan di tengah
segala keterbatasan media, fasilitas, dan penjajahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah: “Orang yang menonjol karena
keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran”. Secara sederhana, pahlawan tanpa
tanda jasa adalah orang yang berani dan rela berkorban dalam membela kebenaran tanpa
mengharapkan keuntungan pribadi.
Lirik lagu Himne Guru menggambarkan guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Demikian liriknya:
“Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…terima kasihku tuk pengabdianmu. Engkau sebagai pelita
dalam kegelapan. Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan. Engkau patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa”.
Semua kata dalam Himne Guru ini mengandung makna begitu dalam untuk menggambarkan guru
sebagai pahlawan yang tidak mengenal tanda jasa. Memang menggeluti profesi sebagai guru tidaklah
mudah. Guru mempunyai tanggung jawab besar dalam membentuk Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk itu, diperlukan pengorbanan yang begitu besar walau dengan jasa yang tidak begitu besar.
Tidaklah menjadi hal yang berlebihan jika guru yang mengerjakan tugasnya dengan penuh tanggung
jawab disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Nah, berikut 10 Fakta mengapa guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa:
1. Guru tidak hanya bekerja pukul 7 pagi hingga pukul 3 siang saja, tapi mereka pun bekerja di
rumah apakah itu untuk mempersiapkan materi berikutnya, menyiapkan soal PR, remedial dan
ulangan, atau memeriksa dan menilai tugas yang diserahkan oleh para siswa.
2. Guru menjadi guru bukan karena mereka tidak cukup pintar untuk bekerja di bidang lain yang
lebih dipandang di masyarakat, tapi mereka menjadi guru karena mereka ingin membuat hidup para
anak muda lebih baik lagi.
3. Guru sangat menyukai siswa yang datang ke sekolah setiap hari dengan sikap baik dan benar-
benar ingin belajar.
4. Guru itu kreatif dan asli. Meskipun mereka mencontoh cara mengajar orang lain, tapi tetap saja
tidak ada guru yang sama dalam mengajar.
5. Guru mengerti bahwa siswa sebagai individu dan siswa dalam kelas adalah berbeda, mereka terus
belajar untuk mengerti kebutuhan masing-masing siswa.
6. Guru sejatinya ingin yang terbaik bagi para siswanya, mereka tidak ingin melihat kegagalan
siswanya.
7. Guru seringkali menggunakan uangnya sendiri untuk hal-hal yang mereka butuhkan dalam proses
belajar mengajar di kelas.
8. Guru ingin melihat siswa-siswanya yang telah lulus menjadi orang yang produktif dan warga
negara yang sukses di kehidupan selanjutnya.
9. Guru bekerja pada siklus yang tidak pernah berhenti kecuali apabila mereka berhenti mengajar,
mereka bekerja keras untuk setiap siswanya dari titik A ke titik B dan memulai lagi yang baru di
tahun ajaran mendatang.
10. Guru sangat senang menerima dan menggunakan teknologi baru jika saja mereka benar-benar
dilatih untuk dapat menggunakannya. (ded/ded)
Guru Zaman Now
Guru,
bukanlah singkatan gugling dan meniru
ada yang bilang digugu lan ditiru,
padahal guru bukan singkatan apa-apa
karena kerja seorang guru itu tak bisa disingkat-singkat
Karena mendidik tak bisa mendadak
Apalagi murid zaman now, gurunya pun harus guru zaman now
Tidak keras, tapi tegas. Tidak kaku, tapi seru.
Ayo Kabeh sedulur, beri hormat kagem Bapak lan Ibu Guru
Seorang guru akan selamanya menjadi guru, meskipun Anda telah melupakan ilmu yang
Anda pelajari dari mereka. Bahkan meskipun Anda telah melupakan wajah mereka.
Orang hebat bisa melahirkan beberapa karya bermutu, tapi guru yang bermutu dapat
melahirkan ribuan orang-orang hebat
Jika Anda bisa membaca ini, maka berterima kasihlah kepada guru
Setiap keberhasilan yang Anda raih, bermula dari jutaan tetes keringat dari guru-guru Anda
dalam memberikan Anda pelajaran terbaik. Dan mengupayakan agar Anda memahami
pelajaran tadi
Jika didunia ini tidak ada seorang guru. Maka kita tetap akan menjadi pribadi yang cerdas,
tapi hanya secerdas manusia priminitif.
Jadikanlah guru-guru Anda sebagai orang terhormat. Sehingga guru-guru terbaik datang
kepada Anda, dan ilmu-ilmu terbaik datang kepada Anda.
Bukan harta yang harus kita berikan untuk menghormati guru, bukan benda yang harus
kita berikan untuk membuat senang hati guru. Tapi sikap kita dan penghormatan kita
kepadanya yang bisa membuatnya senang
Guru yang mendidik anak dengan baik lebih dihormati daripada oran tua, karena ini akan
memberi kita arti hidup.
Guru seperti lilin, yang menghabiskan dirinya sendiri untuk mencerahkan kehidupan orang
lain
Seorang guru mempengaruhi keabadian, ia tidak pernah tahu kapan pengaruhnya akan
berhenti
Guru sejati membela murid melawan pengaruh pribadi diri sendiri. Dia menginspirasi
kepercayaan diri. Ia menuntun mata mereka dari dirinya sendiri dengan semangat.
Saya sangat senang menjadi murid Anda, satu juta terima kasih untuk Anda, Anda memberi
saya kekuatan untuk membuat impian saya menjadi kenyataan!
Saya bersyukur atas semua yang telah Anda berikan kepada saya. Anda tidak hanya
mengajar, tapi telah membimbing saya selama ini.
Anda telah menjadi orang yang paling berpengaruh dalam hidup saya. Anda membantu
saya menyadari siapa diri saya sebenarnya. Terima kasih telah menjadi guru saya selama
ini.
Guru, maafkan sikap dan perbuatan yang selama ini, mungkin aku bukanlah murid yang
terbaik dalam pandanganmu, tapi dalam hidupku engkaulah guru terbaik yang pernah ada
selama ini.
Apalah artinya saya saat ini, kesuksesan dan apa yang saya miliki saat ini. Ini semua berkat
jasa dan pengorbanan yang telah engkau berikan padaku. Terima kasih telah
membimbingku selama ini dan mengajarkanku tanpa kenal lelah.
Kaulah pembimbingku……
Kaulah pengajarku……
Kaulah pendidikku……
Guru……
Itulah julukanmu……
Yang tak pernah bosan dalam……
Mengajar dan membimbingku
Guru……
Tanpa dirimu aku akan hancur……
Tanpa dirimu aku akan sengsara……
Tanpa dirimu aku akan sesat……
Guru……
Terima kasih……
Atas segala jasa-jasamu……
Wahai guruku
Bagaimana bisa aku balas apa yang telah kau lakukan
Aku hanyalah seorang anak kecil
Anak yang ingin menggapai cita-cita
Membahagiakan orang tua yang telah merawatku
Hingga sekarang ini
Ya Tuhan
Mungkinkah aku harus menjadi anak yang baik,sholih,dan pintar
Untuk membahagiakannya?
Kau selalu menjawab pertanyaanku
Walau terkadang kau tak bisa menjawab pertanyaanku
Kau selalu ada di dalam hatiku
Doakan aku dapat menggaaai cita-cita yang aku impikan
Guru
Guru
Guruku…
Terimakasih
Kau telah mendidik kami
Tulisan ini terinspirasi oleh postingan yang beredar di grup WA yang bertema tentang
pendidikan. Dalam WA tersebut, orang tua dibaratkan kopi, guru diibaratkan gula, dan siswa
diibaratkan rasa. Pada tulisan digambar tiga ilustrasi. Pertama, jika rasa kopi terlalu pahit, maka
yang disalahkan adalah gula karena gulanya terlalu sedikit. Kedua, jika rasa kopi terlalu manis,
gula juga yang disalahkan karena gulanya terlalu banyak. Dan ketiga, takaran kopi dan gulanya
pas, maka yang dipuji adalah kopi dan rasanya yang mantap. Muantap (rasa) kopinya, kata sang
peminum kopi. Bahkan dalam kasus lain, kalau ada orang terkena diabetes, maka yang
disalahkan adalah kadar gula yang terlalu tinggi dalam tubuhnya.
Analogi di atas menunjukkan posisi guru dalam sistem pendidikan kita. Guru dibutuhkan dan
memiliki posisi yang sangat strategis, tetapi keberadaannya dianggap sebagai pelengkap saja,
dan jika ada yang kurang, maka sang pelengkap inilah yang disalahkan. Jika siswa nakal atau
prestasinya jeblok, maka gurulah yang disalahkan, tetapi kalau anaknya berprestasi, maka orang
tuanyalah yang membusungkan dada dan membangga-banggakannya.
Menurut Saya, analogi tersebut di atas ada benarnya juga. Apalagi, kondisi saat ini guru rawan
dikriminalisasi atau mendapatkan tindakan kekerasan dari orang tua seperti kasus-kasus yang
beberapa kali muncul di beberapa daerah. Walau demikian, posisi guru yang dianalogikan
sebagai gula bukan berarti menjadikan posisinya rendah diri. Guru harus memiliki kepercayaan
diri karena mengajar dan mendidik siswa merupakan tugas pokonya dengan segala
konsekuensinya.
Walau dianggap sebelah mata, kopi akan terasa pahit tanpa gula. Sewangi apapun wangi kopi,
rasanya akan pahit dan tidak enak diminum. Gula banyak manfaatnya. Bukan hanya dijadikan
sebagai pemanis kopi, tetapi juga digunakan sebagai pemanis makanan atau minuman yang
lainnya. Artinya, guru memiliki banyak peran dan fungsi, bukan hanya di sekolah, tetapi juga di
lingkungan masyarakat. Guru banyak yang dipercaya menjadi imam mesjid, ketua RT/RW, ketua
KPPS, dan organisasi masyarakat lainnya.
Orang tua sebagai kopi jangan merasa tinggi hati, tetapi wajib berterima kasih kepada gula yang
telah memaniskan kopi sehingga enak untuk diminum, apalagi dalam kondisi masih panas. Siswa
yang dianalogikan sebagai rasa juga penting karena kalau lidah sudah kehilangan rasa, seenak
apapun makanan atau minuman yang disajikan tidak akan bisa dinikmati.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka antara gula, kopi, dan rasa pada dasarnya saling
melengkapi. Tidak ada yang merasa dirinya paling penting. Orang tua menitipkan anaknya
kepada guru. Guru mendidik siswa yang dititipkan oleh orang tua dengan sebaik-baiknya, dan
siswa harus belajar dengan sungguh-sungguh, harus hormat baik kepada orang tua maupun
kepada guru.
Hubungan baik antara pihak orang tua, guru, dan sisws harus tetap dijaga. Oleh karena itu,
komunikasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Berbagai kasus kekerasan dan
kriminalisasi terhadap guru di sekolah banyak disebabkan oleh miskomunikasi. Siswa
miskomunikasi ketika mendapatkan hukuman disiplin dari guru, orang tua miskomunikasi ketika
mendengarkan laporan sepihak dari anaknya yang telah dihukum oleh guru.
Guru pun kadang miskomunikasi terhadap sikap dan perilaku siswa. Misalnya ada anak senang
mukul-mukul meja di dalam kelas. Guru menegurnya karena dianggap memuat keributan,
padahal mungkin dia memang berbakat jadi penabuh drum. Ada anak kesiangan, guru langsung
menghukumnya, padahal mungkin dia membantu dulu orang tuanya di rumah. Oleh karena itu,
komunikasi efektif antara orang tua, guru, dan siswa perlu terus dibina dengan baik.
Ada beragam jenis kopi, tapi rasanya sama-sama pahit, kecuali kalau sudah dicampur gula
dengan takaran yang pas, rasanya akan enak. Wangi kopi sangat menggoda bagi para
penikmatnya. Tidak ada istilah warung gula, tapi yang ada adalah warung kopi (warkop). Walau
berlabel warkop, tapi yang ada di dalamnya bukan hanya kopi saja, tetapi juga ada makanan dan
minuman yang lainnya. Penggemar kopi bisa menghabiskan bergelas-gelas kopi dalam sehari,
dan duduk berlama-lama di warung kopi.
Kopi adalah ikon utama. Artinya, orang tua yang dianalogikan sebagai kopi adalah ikon utama
dalam mendidik anak, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga.
Sebelum kopi dicampur gula kopinya harus berkualitas untuk menghasilkan rasa kopi yang
mantap. Artinya, orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anaknya sebelum menyerahkan
anaknya untuk dididik oleh guru.
Kasus 1
Jika kopi terlalu pahit
Siapa yang salah?
Gula lah yg di salahkan karena terlalu sedikit hingga "rasa" kopi pahit
Kasus 2
Jika kopi terlalu manis
Siapa yg di salahkan?
Kasus 3
Jika takaran kopi & gula balance
Siapa yg di puji...?
Itulah guru yg ketika "rasa" (siswa) terlalu manis (menyebabkan diabet) atw terlalu pahit
(bermasalah) akan dipersalahkan
Tetapi ketika "rasa" mantap atau berprestasi mka orang tualah yang akan menepuk dadanya
"Anak siapa dulu"
Mari Ikhlas seperti Gula yg larut tak terlihat tapi sangat bermakna.
Gula PASIR memberi RASA MANIS pada KOPI, tapi orang MENYEBUTnya KOPI MANIS... bukan
KOPI GULA...
Gula PASIR memberi RASA MANIS pada TEH, tapi orang MENYEBUTnya TEH MANIS... bukan
TEH GULA...
akan tetapi apabila berhubungan dgn Penyakit, barulah GULA disebut..PENYAKIT GULA
BEGITUlah HIDUP.... Kadang KEBAIKAN yang Kita TANAM tak pernah diSEBUT Orang....
Tapi kesalahan akan dibesar-besarkan...