Você está na página 1de 3

Farhan Hadi

0411181419205
PSPD Alpha 2014
ANALISIS MASALAH
1.b. Bagaimana langkah promotif dan preventif pada pasien kencing manis? 2, 9,5
1. Upaya Promotif
 Memberikan penyuluhan mengenai penyakit DM, seperti penyebabnya, tanda dan
gejala, serta pengobatan.
 Pola makan sehat
 Mengikuti kegiatan jasmani
2. Upaya preventif
a. Pencegahan Primer:
 Ditujukan pada kelompok faktor risiko agar tidak menjadi DM
 Menurunkan berat badan, usahakan capai berat badan ideal .
 Olahraga
 Hindari sedentary lifestyle
 Pola dan jenis makanan yang sehat
b. Pencegahan sekunder :
 Pada penderita DM, usahakan diagnosis dini, terapi intensif dan efektif agar tidak
muncul komplikasi.
 Diagnosis dini (skrining)
 Skrining dengan melakukan tes urin, kadar gula darah puasa. Skrining
direkomendasikan untuk :
- Orang-orang yang mempunyai keluarga diabetes
- Orang-orang dengan kadar glukosa abnormal pada saat hamil
- Orang-orang yang mempunyai gangguan vaskuler
- Orang-orang yang gemuk
 Pengobatan yang adekuat
 Perencanaan makanan (diet) dan aktivitas fisik.
c. Pencegahan Tersier :
 Mencegah kecacatan
 Memerlukan penanganan multi disiplin
 Pemberian aspirin pada DM dengan makro angiopati
 Penanganan holistik dan melibatkan disiplin ilmu lain yang terkait seperti bagian
bedah, bagian gizi medik, rehabilitasi medik, kardiologi, nefrologi, dan sebagainya.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
2.a. Bagaimana cara melakukan specific problem solving terhadap Tn.Ambu? 6,2,9
Spesific problem solving merupakan kemampuan untuk
1. Menghubungkan pembuatan keputusan yang spesifik sesuai dengan prevalensi
dan insidensi kasus dalam komunitas
2. Membuat efektif dan efisien penggunaan intervensi diagnostik dan terapeutik
3. Dapat mengumpulkan, menginterpretasi dan menyimpulkan informasi dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan tambahan dan kemudian mengaplikasikan
dalam rencana medis kepada pasien
4. Menyadari ketidaksesuaian data, investigasi, toleransi dan waktu
5. Dapat memebrikan intervensi yang urgen bila dibutuhkan
6. Memanajemen kondisi yang tidak menentu.

3.e. Bagaimana upaya promotif dan preventif terhadap scabies sesuai dengan prinsip
kedokteran keluarga? 2, 9
Adapun program yang telah dilakukan poskestren yaitu penyuluhan mengenai penyakit
skabies (promotif), menjaga personal hygiene dan kebersihan lingkungan rumah
(preventif), melakukan pengobatan (kuratif) dan memeriksa kesehatan warga
(rehabilitatif).
Cara pencegahan penyakit skabies adalah dengan :
 Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun.
 Mencuci pakaian, sprei, sarung bantal, selimut dan lainnya secara teratur minimal
2 kali dalam seminggu.
 Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali.
 Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain.
 Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi tungau skabies.
 Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup.
Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari infeksi
ulang, langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
 Cuci sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di cairan
antiseptik.
 Cuci semua handuk, pakaian, sprei dalam air sabun hangat dan gunakan seterika
panas untuk membunuh semua telurnya, atau dicuci kering.
Farhan Hadi
0411181419205
PSPD Alpha 2014
 Keringkan peci yang bersih, kerudung dan jaket.
 Hindari pemakaian bersama sisir, mukena atau jilbab (Depkes, 2007).
Departemen Kesehatan RI (2007) memberikan beberapa cara pencegahan yaitu dengan
dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara
penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita skabies dan orang-orang yang
kontak dengan penderita skabies, meliputi :
 Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya. Laporan kepada Dinas
Kesehatan setempat namun laporan resmi jarang dilakukan.
 Penderita yang dirawat di Rumah Sakit diisolasi sampai dengan 24 jam setelah
dilakukan pengobatan yang efektif. Disinfeksi serentak yaitu pakaian dalam dan
sprei yang digunakan oleh penderita dalam 48 jam pertama sebelum pengobatan
dicuci dengan menggunakan sistem pemanasan pada proses pencucian dan
pengeringan, hal ini dapat membunuh kutu dan telur.

4.d. Bagaimana hubungan gaji dengan kondisi kesehatan pada kasus? 6, 2


Pendapatan Tn. Ambu yang kecil menunjukkan rendahnya kualitas ekonomi. Tingkat sosial
ekonomi yang rendah merupakan penyebab terjadinya kualitas hidup yang rendah pada
masyarakat, sehingga pengetahuan dan manajemen perawatan dini pada masyarakat dalam
mengatasi penyakit DM sangat buruk, misalnya tidak tau bagaimana pola makan yang
sehat, kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga. Pendapatan yang rendah ini juga
menyebabkan keluarga Tn. Ambu tidak memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan
rumahnya, misalnya karena tidak punya uang yang cukup, keluarganya tidak mandi
menggunakan sabun, tidak mampu membeli handuk sehingga sering dipakai bersama, tidak
mampu membeli pakaian yang banyak sehingga dipakai berulang tanpa dicuci. Hal ini
menyebabkan penularan skabies.

Você também pode gostar