Você está na página 1de 33

ANALISIS SWOT RSUD PINRANG

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien, baik bersifat dasar, spesialistik maupun subspesialistik.

selain itu, rumah sakit juga dapat di gunakan sebagai lembaga profesi kesehatan (Adisasmito,

2007:1).

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

ksehatan dan tempat yang di gunakan untuk menyelenggarakan di sebut sarana kesehatan.

Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau melakukan upaya

kesehatan rujukan. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga di pergunakan untuk kepentingan

pendidikan dan pelatihan serta penelitian,pengembangan ilmu pengetahuan dam tehnologi di

bidang kesehatan. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit, apotek, praktek dokter, took obat,

laboratorium kesehatan, dan lain-lain. Dalam penyelenggaran upaya kesehatan di perlukan

perbekalan kesehatan yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

lainya (Prof. Dr. Charles I.P. Siregar,M.SC,2003:1). Dalam suatu pelayanan di rumah

sakit salah satu faktor yang tidak dapat terlepas untuk perkembangan suatu rumah sakit

adalah pelayanan di instalansi farmasi. Instalansi farmasi merupakan fasilitas

penyelenggaraan pelayanan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pelayanan yang

memenuhi standar pelayanan di rumah sakit.di dalam instalansi farmasi tidak dapat terlepas
dari faktor penyimpanan perbekalan farmasi, seperti penyimpanan obnat dan alat kesehatan

lainya, guna tercapainya tujuan tersebut maka di dalam penyimpanan harus mempunyai suatu

manajemen yang memiliki standar pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan yang baik dan

benar.

Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) atau di-Indonesiakan

menjadi analisis KEKEPAN (Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Ancaman) sudah sangat

umum dikenal dan mudah untuk dilakukan. Proses manajemen strategis adalah sebuah proses

delapan langkah yang mencakup perencanaan strategis, pelaksanaan atau penerapan dan

evaluasi. Analisis adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat

pada suatu kasus, mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa

yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi sebuah perusahaan dan organisasi internal maupun eksternal. Analisa ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan(Strengths) dan

peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana SWOT di RSU Lasinrang?

2. Bagaimana analisis SWOT RSU Lasinrang?

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan tujuan sebagai

berikut:

1. Mengetahui SWOT di RSU Lasinrang.

2. Mengetahui analisis SWOT RSU Lasinrang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERENCANAAN

Planning atau perencanaan ialah suatu rangkaian persiapan tindakan untuk mencapai

tujuan. Perencanaan merupakan pedoman, garis-garis besar atau petunjuk-petunjuk yang

harus dituruti jika menginginkan hasil yang baik sebagaimana direncanakan.

Pertama-tama harus memusatkan apa yang ingin dikerjakan, tujuan jangka pendek

dan tujuan jangka panjang untuk organisasi serta memutuskan alat apa yang akan digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam rangka melakukan hal tersebut, ia harus meramalkan

sejauh mana kemungkinan tersebut dapat dicapai, baik dilihat dari asep ekonomi, sosial

maupun lingkungan politik tempat organisasi berorganisasi serta dihubungkan dengan

sumber-sumber yang ada untuk mewujudkan rencana tersebut. Perencanaan juga mencakup

fungsi budgeting, sebab budget merupakan rencana pengeluaran sejumlah uang untuk

melakukan suatu tujuan.

1. Pengertian Perencanaan

Untuk mengetahui dan memahami hakekat perencanaan, maka kita perlu mengetahui

pengertian atau definisinya, di antaranya :

a. George R. Terry: Perencanaan adalah pemulihan fakta-fakta dan usaha menghubung-

hubungkan antara fakta yang satu dengan yang lain, kemudian membuat perkiraan dan

peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang

sekiranya diperlukan untuk menghendaki hasil yang dikehendaki.

b. Harold Koontz dan O’Donnell: Perencanaan adalah tugas seorang manajer untuk

menentukan pilihan dari berbagai alternatif, kebijaksanaan, prosedur dan program.


c. W. H. Newman: Perencanaan adalah suatu penngambilan keputusan pendahuluan

mengenai apa yang harus dikerjakan dan merupakan langkah-langkah sebelum kegiatan

dilaksanakan.

d. Dr. SP. Siagian MPA.: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan

datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan

kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan mengatur pendaya-gunaan manusia, material,

metode dan waktu secara efektif dalam rangkan pencapaian tujuan.

Widjojo dalam Lembaga Administrasi Negara (1985: 31), menjelaskan sebagai berikut :

Perencanaan pada asasnya berkisar pada dua hal :

1) Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai

dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang

bersangkutan.

2) Pilihan di antara cara-cara alternatif yang efesien serta rasional guna mencapai tujuan-

tujuan tersebut, baik untuk penentuan tujuan yang meliputi jangka waktu tertentu maupun

bagi pemilihan cara-cara tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu

yang terlebih dahulu harus dipilih pula.

2. Tujuan Perencanaan

Setiap kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan perlu perencanaan yang matang sesuai

dengan tujuannya. Hal tersebut disesuaikan menurut bidang-bidang yang akan dicapai.

Albert Silalahi (1987: 167), menjelaskan bahwa tujuan perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan adalah jalan atau cara untuk mengantifikasi dan merekam perubahan (a way

to anticipate and offset change).


b. Perencanaan memberikan pengarahan (direction) kepada administrator-administrator

maupun non-administrator.

c. Perencanaan juga dapat menhindari atau setidak-tidaknya memperkecil tumpang-tindih

dan pemborosan (wasteful) pelaksanaan aktivitas-aktivitas.

d. Perencanaan menetapkan tujuan-tujuan dan standar-standar yang akan digunakan untuk

memudahkan pengawasan.

3. Fungsi-Fungsi Perencanaan (Planning)

Sejalan dengan apa yang dikemukakan di atas, maka perlu diketahui fungsi-fungsi

dari planning itu sendiri, yaitu:

a. Menentukan titik tolak dan tujuan usaha.

Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga merupakan sasaran, sedangkan

perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap usaha yang baik harus

memiliki titik tolak, landasan dan tujuannya. Misalnya seseorang ingin pergi dari Bandung ke

Surabaya naik kereta api. Di sini Surabaya merupakan tujuan, sedangkan kereta api

merupakan perencanaan atau alat mencapai sasaran tersebut.

b. Memberikan pedoman, pegangan dan arah.

Suatu perusahaan harus mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan.

Tanpa perencanaan, suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan

dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya. Misalnya seorang pilot terbang melintasi

Samudera tanpa mengetahui apakah ia ingin menuju ke Inggris, Belanda atau Australia, maka

ia akan berada di dalam ketidak-pastian.

c. Mencegah pemborosan waktu, tenaga dan material.

Dalam menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif

yang dikemukakan realistis atau tidak atau dengan kata lain, apakah masih dalam batas
kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan. Misalnya suatu perusahaan

menetapkan tujuan bahwa omzet penjualan untuk tahun yang akan datang dinaikkan

sebanyak 10%. Untuk itu ditetapkan alternatif media promosi antara lain radio, majalah dan

surat kabar. Karena keterbatasan dana yang dimiliki, pilihan jatuh pada surat kabar karena

dianggap realitas dan paling ekonomis. Tetapi selain itu, perencanaan yang baik memerlukan

pemikiran lebih lanjut tentang surat kabar apa, hari pertemuannya dan judul iklan.

d. Memudahkan pengawasan.

Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadi

karena planning merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan suatu usaha. Agar dapat

membuat perencanaan yang baik, maka manajer memerlukan data-data yang lengkap, dapat

dipercaya serta aktual.

e. Kemampuan evaluasi yang teratur.

Dengan adanya planning, kita dapat mengetahui apakah usaha yang kita lakukakn sudah

sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai. Sehingga tidak terjadi under planning dan over

planning.

f. Sebagai alat koordinasi.

Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang begitu kompleks, karena untuk

perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang di mana tanpa koordinasi yang baik dapat

menimbulkan benturan-benturan yang akibatnya dapat cukup parah. Dapat kita misalkan,

perjalanan suatu kereta api yang dengan tanpa adanya koordinasi yang baik, kemungkinan

akan terjadi tabrakan atau harus menunggu terlalu lama pada simpangan-simpangan.

4. Latar Belakang Lahirnya Perencanaan

Suatu perencanaan lahir bukanlah secara kebetulan melainkan ada sebab berupa inisiatif atau

prakarsa dari dalam dan luar organisasi. Sebagaimana asal lahirnya suatu perencanaan

meliputi berbagai sumber, antara lain:


a. Policy top management: puncak pimpinanlah yang mengeluarkan kebijakan diadakannya

perencanaan karena memang merekalah sebagai pemegangpolicy.

b. Hasil pengawasan: berdasarkan hasil pengawasan terkumpullah sejumlah data dan fakta

yang dibuat dalam satu perencanaan baru yang memperbaiki atau merombak yang pernah

dilaksanakan.

c. Inisiatif dari dalam: planning juga dapat lahir akibat adanya saran-saran dari pihak luar

yang mungkin secara langsung atau tidak langsung, yang mempunyai kepentingan dengan

organisasi.

d. Kebutuhan masa depan: suatu perencanaan dibuat sebagai persiapan masa depan ataupun

menghadapi rintangan dan hambatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

B. TINJAUAN UMUM TENTANG ANALISIS SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat

deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai

faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu

hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT

adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang

sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat

analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah

yang dihadapi oleh organisasi.

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini

melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam

mencapai tujuan tersebut. Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan

memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya

dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)

mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,

bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)

dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu

menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi

kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau

menciptakan sebuah ancaman baru.

Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :

1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau

program pada saat ini.

2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau

program pada saat ini.

3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan

memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.

4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar

organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.

Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya akan

berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada kondisi

organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah pengejawantahan dari masing-


masing komponen, seperti Komponen Strength mungkin memiliki 12 subkomponen,

Komponen Weakness mungkin memiliki 8 subkomponen dan seterusnya.

Jenis-Jenis Analisis SWOT

1. Model Kuantitatif

Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang berpasangan antara S dan W,

serta O dan T. Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam setiap

kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari setiap kesempatan yang terbuka

selalu ada ancaman yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan Strength (S), harus

selalu memiliki satu pasangan Weakness (W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus

memiliki satu pasangan satu Threath (T).

Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah

selanjutnya adalah melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan

skor pada masing -masing subkomponen, dimana satu subkomponen dibandingkan dengan

subkomponen yang lain dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal.

Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi, diberikan skor yang lebih

besar. Standar penilaian dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar

subyektifitas penilaian.

2. Model Kualitatif

Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda jauh dengan

urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar diantara keduanya adalah pada saat pembuatan

subkomponen dari masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap

subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu subkomponen O memiliki

pasangan satu subkomponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu,

SubKomponen pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan tidak
memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif tidak dapat dibuatkan Diagram

Cartesian, karena mungkin saja misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara

subkomponen W hanya 6 buah.

Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan pembuatan peta.

Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak boleh berhenti karena peta tidak

menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat

ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan berguna jika tujuan telah

ditetapkan. Bagaimana menetapkan tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-

misi organisasi atau program.

1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang

yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan

teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang

membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaanya dan

kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan

perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan.

Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang

mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi

kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan.

3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba

mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman

tersebut. Misalnya ancaman perang harga.


4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)

Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya

dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah

“mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan

mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan

kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat

akan hilang. Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat

mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-

kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi

yang tepat

Manfaat Analisa SWOT

1. Untuk melakukan perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan

pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan kemampuan

yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan.

2. Untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat rencana jangka

panjang.

3. Untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang mempunyai kecendrungan menghasilkan

rencana jangka pendek, yaitu rencana untuk perbaikan.

4. Untuk mengidentifikasi Faktor eksternal (O dan S) dan Faktor Internal (S da W)

C. TINJAUAN UMUM MENGENAI RUMAH SAKIT


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari

suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada

masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

penelitian medik.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya

disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Berdasarkan undang-

undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat.

Rumah sakit yang lain yaitu suatu lembaga dalam mata rantai system kesehatan

nasional yang mengembang tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh masyarakat . Selain

pengertian rumah sakit yang telah di uraikan diatas, dapat juga di jelaskan pengertian rumah

sakit swasta dan rumah sakit pemerintah. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang di

dirikan oleh pihak swasta (non pemerintah) yaitu beberapa orang yang sepakat untuk

mendirikan suatu badan hukum atau perusahaan hokum (rechts persoon atau belanda, person

moralis atau latin, legal persons atau inggris). Dan badan hokum ini melakukan kegiatan

dalam bidang pendirian dan menjalankan rumah sakit.

Sedangkan rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang di kelola oleh

pemerintah, biayanya untuk pengelolaan rumah sakit sepenuhnya di danai oleh pemerintah

dengan cara mennganggarkannya dalam APBD, APBN dan lainya

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan

secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan

serta pelaksanaan upaya rujukan.

Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum

menyelenggarakan kegiatan :

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis

d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan

e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan

f. Administrasi umum dan keuangan

Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah

sakit adalah :

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar

pelayanan rumah sakit.


b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang

paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.


c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan

kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.


d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu

pengetahan bidang kesehatan.

D. TINJAUAN UMUM RSU LASINRANG

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang merupakan pelayanan kesehatan yang di

bangun pada awal tahun 1960 yang terletak di jalan lasinrang No. 26 Pinrang. Perubahan

status kelas C berdasarkan SK menteri Kesehatan RI Nomor: 543/Menkes/SK/VI/1996

sejalan dengan meningkatnya permintaan pelayanan kesehatan sedangkan sarana dan

prasarana sudah tidak memungkinkan untuk di kembangkan maka pada tanggal 1 Agustus
1996 mulai dilaksanakan pembangunan dilokasi baru dengan peletakan baru pertama oleh

bupati pinrang H.A. Firdaus Amirullah.

Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang yang baru menempati luas tanah ± 3 Ha. Yang

terletak di jalan macan No. 22 di Kelurahan Macorawalie Kecamatan Watang Sawitto.

Pembangunan rumah sakit dilaksanakan secara bertahap tahun 2001-2004 pembangunan

rumah sakit sangat pesat berkat dukungan pemerintah daerah dalam hal ini Drs. H. A. Nawir

MP, selaku bupati Pinrang yang mempunyai perhatian besar terhadap pelayanan kesehatan

khususnya di RSU Lasinrang Pinrang. Peresmian secara simbolis bersama kantor Bupati

Pinrang oleh bapak Gubernur H. Z. B. Palaguna yang mana operasionalnya mulai tanggal 1

Agustus 2002.
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang menempati bangunan ± 7.463.125 m 2 dengan

fasilitas peralatan sudah lebih dari cukup. Rumah Sakit Umum L:asinrang Pinrang telah

mendapat pengakuan (terakreditasi) dari pusat dengan 5 Pokja yaitu pelayanan, administrasi,

perawatan, Unit Gawat Darurat dan Rekam Medis. Dengan nilai yang di peroleh adalah

sangat memuaskan.
Dalam hal pelayanan rujukan kesehatan, rumah sakit umum Lasinrang Pinrang

melayani rujukan dari 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pinrang, 2 rumah sakit swasta

dalam wilayah Kabupaten Pinrang, serta RSU Lasinrang juga menerima rujukan dari luar

kabupaten Pinrang.
Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten Pinrang yang secara teknis fungsional bertanggung jawab kepada kepala dinas

kesehatan dan teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala daerah yang mempunai

tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna

dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi

terpadu dalam rangka pelaksaan peningkatan pelayanan kesehatan serta pencegahan penyakit

dan melakukan upaya rujukan di wilayah kabupaten Pinrang.


Kepemimpinan direktur RSU Lasinrang sejak tahun 1961 dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Periode tahun 1961-1965 : P.S. TARUK ALLO
2. Periode tahun 1965-1971 : Dr. SUTANTYO
3. Periode tahun 1971-1975 : Dr. HABAR GARU
4. Periode tahun 1975-1979 : Dr. NASARUDDIN RITONGA
5. Periode tahun 1979-1984 : Dr. MURSAD ABDI
6. Periode tahun 1984-1989 : Dr. F. C. S. SOPACUA
7. Periode tahun 1989-1993 : Dr. DWI DJOKO PURNOMO, MPH
8. Periode tahun 1993-1999 : Dr. ABDUL RAUF BAJA
9. Periode tahun 1999-2001 : Dr. DALLE MAKKARAKA
10. Periode tahun 2001-2008: Dr.H. MAKBUL TAPA, MARS
11. Periode tahun 2008-sekarang: Drg. Hj. SITTI HASNAH SYAM, MARS

B. Struktur Rumah Sakit


Struktur organisasi rumah sakit umum Lasinrang Pinrang di bentuk berdasarkan PERDA

No. 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Umah Sakit Umum Lasinrang

Kabupaten Pinrang.

C. Uraian Struktur RSU Lasinrang Pinrang


Uraian struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor. 41 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:


1. Direktur RSU Lasinrang : Drg. Hj. Siti Hasnah Syam, MARS
2. Sekretaris : H. Salman, SKM
a) Ka. Sub. Bag. Kepegawaian : Hairul, S.Sos
b) Ka. Sub. Bag. Perlengkapan : Andarias Tasarane, S.Sos
c) Ka. Sub. Bag. Keuangan : Haruna, S.kep, M.Kes
d) Ka. Bid. Perencanaan & Pengembangan : Dr. Syamsir Usman, MARS
e) Sub. Bidang Program & Informasi : Mahyuddin, SKM
f) Sub. Bid. Pengembangan SDM & : Muh. Assidiq, SKM, M.Kes
Remunerasi
4. Ka. Bid. Pelayanan Medis : Dr. H. Rifai Umar, MARS
a) Sub. Bid. Pelayanan Medis : Hj. Zam zam, SKM
b) Sub. Bid. Penunjang Medik & : Sukarta, SKM, M.Kes
Non Medik
5. Ka. Bid. Keperawatan : Sunarsih, S.Kep. NS
a) Sub. Bid. Bimbingan Asuhan : Andi, Saridah, Amd Keperawatan
b) Sub. Bid. Logistik & SDM : Sahidah, SKM Keperawatan

D. Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit


Upaya Rumah sakit umum lasinrang untuk meningkatkan mutu pelayanan ialah

dengan melakukan peningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit. Sejak pindah ke lokasi

yang baru pada bulan Agustus Tahun 2002 memiliki kemajuan dalam peningkatkan sarana
dan prasarana, baik dalam hal desain bangunan, jumlah bangunan dan pengadaan alat-alat

kedokteran yang canggih, serta penunjang lainnya baik bersifat medis maupun non medis.

SARANA FISIK RSU LASINRANG PER DESEMBER 2011

URAIAN KETERANGAN
Luas tanah 30.006 M2
Sarana air bersih PDAM dan sumur bor
Listrik PLN & genzet
Pengelolaan limbah padat Incenerator
Pengelolaan limbah cair 1 Unit
Kendaraan Roda 4 10 Unit
 1 untuk jenazah
 3 untuk pasien
 6 operasional

2 saluran
Telepon Unit
7.463.125 M2
Komputer
640 M2
Bangunan dengan luas 70 M2
330 M2
Yang terdiri dari: 324 M2
250 M2
1. Kantor dan apotik 300 M2
2. Mushollah 577,5 M2
3. Instalasi gawat darurat 420 M2
4. Poliklinik spesialis 172,5 M2
5. Laboratorium 172,5 M2
6. Radiologi 378 M2
7. Perawatan bedah/mata (melati) 325 M2
8. Perawatan anak (mawar) 271,875 M2
9. Perawatan obgyn (Asoka) 231 M2
10. Kamar bersalin 168 M2
11. Perawatan interna I (cempaka I) 245 M2
12. Perawatan interna II (cempaka II) 192 M2
13. Perawatan VIP (anggrek) 124 M2
14. Perawatan VIP Room 75 M2
15. Intensif care Unit 70 M2
16. Rekam medis/ fisioterapi 70 M2
17. Asrama petugas putri 195 M2
18. Asrama petugas putra 155 M2
19. Gedung garasi 40 M2
20. Rumah dinas 45 M2
21. Rumah dokter 1371.75 M2
22. Dapur 40 M2
23. Loundry 120 M2
24. Gudang 90 M2
25. MCK
26. Selasar
27. Kamar Mayat
28. Kantin
29. Ruang Tunggu Pasien

E. Sumber daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat vital bagi organisasi rumah sakit.

Sumber daya di katakan baik bila memiliki kualitas, kuantitas dan komitmen sejalan dengan

tujuan dan fungsirumah sakit. Rumah sakit umum lasinrang memiliki sumber daya manusia

yang dapat dibagia atas tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan

tenaga non medis. Kondisi sumber daya rumas sakit umum lasinrang, dapat kita lihat sesuai

dengan tabel dibawah ini.

F. Pernyataan Visi Dan Misi


Mekanisme penyusunan visi dan misi dimulai dengan penyerapan nilai, harapan dan cita-

cita Stakeholder. Pengumpulan dan penjaringan aspirasi dilakukan dengan metode fokus grup

diskusion baik secara internal rumah sakit maupun dengan pihak eksternal RS. Sehingga hasil

rumusan menjadi suatu perumusan yang berlandaskan ilmiah dan terukur.


1. Visi RSU Lasinrang
Visi merupakan pandangan jauh kedepan, kemana dan bagaimana instansi pemerintah

harus di bawa dan berkarya agar konsiten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif.

Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan

berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. Dengan mengacu

pada batasan tersebut, Visi Rumah Sakit Umum Lasinrang Pinrang sebagai berikut:

“Terkemuka Dalam Kwalitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah

Di Sulawesi Selatan”

Proses penetapan visi ini dilandasi oleh berbagai alasan yang sesuai dengan kebutuhan

kondisi dari lingkungan eksternal dan internal, diantaranya mengandung makna, bahwa untuk
menjadikan rumah sakit umum lasinrang terkemuka dan pelayanan yang berkualitas di

sulawesi Selatan.

2. Misi RSU Lasinrang


Rumusan misi rumah sakit umum lasinrang berpedoman dengan alat ukur yaitu dengan

berlandaskan 4 aspek pokok dari penelitian Balance Scord Card, yakni dengan melihat faktor:
a. Pertumbuhan dan pembelajaran
b. Proses bisnis internal
c. Kepuasan pelanggan
d. Pertumbuhan pendapatan

Berdasarkan ke 4 hal ini di atas maka misi RSU Lasinrang dapat di rumuskan sebagai

berikut:

a. Melaksanakan pelayanan prima dan standar pelayanan kesehatan


b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan

berkelanjutan
c. melaksanakan proses kegiatan secara efektif dan efisien.

3. Motto RSU Lasinrang

“Kepuasaan Anda Adalah Kebahagiaan Kami”

4. Nilai RSU Lasinrang

“ Bekerja Keras, Jujur, Profesional, Team Work”


BAB III

ANALISIS SWOT

A. SWOT TENTANG RSU LASINRANG


1. Kekuatan (Strengths)
a) Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan

kesehatan
b) meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan latihan berkelanjutan
c) melaksanakan proses kegiatan secara efektif dan efisien yang di dukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai.


d) Adanya fasilitas yang memadai
e) Adanya dokter umum dan spesialis
f) Lingkungan yang bersih
g) Rumah sakit umum lasinrang melayani 14 rujukan dari berbagai kecamatan yang ada di

pinrang, dan dua rumah sakit swasta yang ada di pinrang


h) Memiliki ruang rawat inap dengan berbagai macam kelas.

2. Kelemahan (Weaknesses)
a) Pelayanan Kedokteran spesialis masih terbatas.
b) Lamanya waktu tunggu pelayanan di RSU Lasinrang rawat inap dan jalan.
c) Masih terjadi complain keluhan penanganan pasien rawat inap di ruangan.
d) Sarana sanitasi di ruangan khususnya kamar mandi/wc masih kurang nyaman.
e) Pelayanan yang ada masih terkendala dengan kurangnya sarana alat dan petugas kesehatan.
f) Birokrasi atau prosedur yang berbelit-belit.
g) Jumlah Dokter yang tersedia sedikit, RS ini tersedia lebih sedikit dibanding rata-rata RS di

sulsel.
h) Obat yang dibutuhakan kadang-kadang tidak tersedia di Apotek.
i) Fasilitasnya tidak lengkap
j) Keamanan yang ada di area parkir Rumah Sakit Lasinrang kurang aman
k) Tenaga kesehatanya selalu murung menangani paseiennya

3. Peluang (Opportunities)
a) Semakin terbuka kesempatan memiliki SDM yang baik, adanya kepercayaan pihak ketiga/

perhatian pemerintah terhadap warga miskin dan jumlah warga miskin peserta Jamkesmas

yang makin banyak.


b) Jumlah Penduduk yang makin berkembang merupakan potensi rumah sakit yang masih dapat

dikembangkan.
c) Terdapat institusi pendidikan yang memerlukan tempat praktek dan belajar bagi

mahasiswa/terbukanya kesempatan magang bagi para pelajar dan mahasiswa.


d) RSU ini berpeluang menjadi rujukan bagi puskesmas-puskesmas di derah pinrang dan luar

pinrang.
e) Karena jumlah dokter spesialis tersedia sedikit, maka rumah sakit ini berpeluang

mendatangkan tenaga dokter termasuk dokter spesialis yang dibutuhkan.


f) Bertambahnya minat pasien untuk mendapatkan perawatan di kelas utama dan ruang vip.
g) Dapat bekerjasama dengan kementrian RI untuk lebih meningkatkan fasilitas di rumah sakit

ini di tunjang dengan dokter ahli yang masih sedikit berpeluang untuk mendatangkan dokter

ahli untuk melayani pasien yang bertambah banyak.

4. Ancaman (Threats)
a) Bertambahnya angka kematian pasien akibat kurangnya alat medis atau alat kedokterana

yang lengkap dan kurang penanganan secara profesional oleh pihak rumah sakit lasinrang
b) Tingkat maturitas budaya keselamatan pasien di RSUD Lasinrang Pinrang tergolong reaktif

dikarenakan dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien yang masih sangat rendah.

dukungan manajemen terhadap keselamatan pasien masih sangat rendah maka dapat

menghambat peningkatan budaya keselamatan pasien yang ada di RSUD Lasinrang Pinrang.
c) Pemberian layanan kesehatan yang lambat mengakibatkan warga tidak terdorong untuk ke

RSUD Lasinrang
d) Daya tariknya bagi pelanggan rendah dikarenakan Penolakan memberi layanan kesehatan

bagi warga miskin yang tidak melewati proses administrasi.


e) Ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan
f) Adanya rumah sakit swasta yang didirikan di daerah pinrang.

B. STRATEGI PENGEMBANGAN RSU LASINRANG


1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi)

Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standarpelayanan


kesehatandi tunjang lingkungan yang bersih,Rumah sakitumum lasinrang
melayani rujukan dariberbagai kecamatan yang ada dipinrang, dan dua rumah
sakit swasta yang ada di pinrang
2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi)

3. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)


4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini)
5.

6. Melaksanakan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standarpelayanan


kesehatandi tunjan dengan ruangan yang banyak untuk pasienrawat inap berbagai
kelas.

trategi

Kekuatan-Ancaman (S atau T atau Maxi-min)

Adanyarumah sakit swasta yang didirikan di derah pinrang menjadi ancaman


terbesarrsu ini, namun dari sisi ruangan yang banyak dan berbagai kelas maka ini
dijadikan kekuatan atau daya tarik untuk tetap berobat.

Secara

ringkat,

matriks analisis SWOT RSU LASINRANG sebagai berikut :


Strength Weakness
Fasilitas yang memadai. Kurang dokter spesialis,
SW
Tempat rujukan dari pelayanan kurang baik.
OT Prosedur yang terlalu
puskesmas setempat.
lama
Opportunity STRATEGI S-O STRATEGI W-O
Terdapat institusi Dapat menjadi rujukan Mendatangkan dokter

pendidikan tempat untuk pasien serta spesialis, di mulai dari

praktek dan belajar bagi mahasiswa magang mahasiswa magang

mahasiswa. Tempat

yang luas.
Treat STRATEGI S-T STRATEGI W-T
Adanya rumah sakit Memanfaatkan fasilitas Meningkatkan

swasta yang didirikan di ruang rawat inap yang pelayanan dan lebih

pinrang banyak untuk menjadi mengedepankan

daya tarik pasien. kepentingan pasien

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keunggulan rumah sakit lasinrang adalah dalam melaksanakan tugas sangat

mengedepankan pelayanan prima sesuai kebutuhan pelanggan dan standar pelayanan

kesehatan di tunjang lingkungan yang bersih, Rumah sakit umum lasinrang melayani

rujukan dari berbagai kecamatan yang ada di Pinrang, dan diluar rumah sakit swasta yang

ada di pinrang. Meskipun demikian tak banyak orang yang menyukai berobat di rumah sakit

ini karena alasan dokter serta pelayanan yang menurut mereka kurang puas dengan hasilnya,

banyak keluhan-keluhan masyarakat rawat jalan maupun rawat inap mengenai pelayanan di
rumah sakit ini. Ditambah adanya rumah sakit swasta yang di bangun di daerah pinrang

membuat rumah sakit ini mendapat tantangan besar.


Maka dari itu rumah sakit ini berupaya memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang

ada untuk lebih melayani pasien serta tetap menjadi pilihan utama tempat berobat bagi warga

setempat, mulai dari kerjasama antar pihak luar maupun menjadikan rumahs akit ini menjadi

tempat mahasiswa magang agar memperoleh sumber daya manusia yang lebih kompeten,

terampil.
B. SARAN
Diharapkan rumah sakit ini memperbaiki pelayanan pasien, harus tetap mengedepankan

kepentingan pasien, meskipun ada prosedur yang harus di patuhi tapi setidaknya harus

melakukan kesiapsiagaan dalam menangani pasien agar pasien tak ada yang terlantar dan

tetap menjadi rumah sakit rujukan yang selalu mengedepankan kepentingan pasien diatas

segalanya.

Analisis SWOT Pada Rumah Sakit

LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization, Pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian dari
organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif pelayanan keluarnya menjangkau
keluarga dan lingkungan rumah. Rumah sakit juga merupakan pusat untuk latihan tenag
Rumah sakit merupakan industri pada modal dan padat karya (padat sumber daya) serta
padat teknologi. Sumber daya manusia merupakan komponen utama proses pelayanan dalam
rumah sakit. Jenis produk atau jasa rumah sakit dapat berupa private goods (pelayanan
dokter, keperawatan farmasi, gizi), public goods (layanan parkir, front office, cleaning
service, house keeping, laundry) dan externality (imunisasi).
Rumah Sakit pada umumnya mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit perlu memiliki persiapan perencanaan, agar dapat
memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan
proyek-proyek yang efektif dan efisien. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan
pelaku organisasi adalah Analisis SWOT

PEMBAHASAN
1. Definisi SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang
membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).

2. Tujuan Analisis SWOT


a. Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman
perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan
objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning
b. Untuk mencocokkan “fit” antara sumber daya internal dan situasi eksternal perusahaan.
Pencocokkan yang baik akan memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan dan
meminimumkan kelemahan dan ancamannya. Asumsi sederhana ini mempunyai implikasi
yang kuat untuk design strategi yang sukses.

3. Unsur dalam Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari 4 unsur, yaitu :
a. Strenghts (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang
ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
b. Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis
yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
c. Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi
merupakan peluang dari luar organisasi bisnis itu sendiri. Misalnya kompetitor, kebijakan
pemerintah, kondisi lingkungan sekitar
d. Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar, ancaman ini dapat menggangu organisasi,
proyek, atau konsep bisnis itu sendiri.

4. Pendekatan dalam Analisis SWOT


a. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan
delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah faktor eksternal (Peluang dan Tantangan)
sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan). Empat
kotak lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara
faktor-faktor internal dan eksternal.

Keterangan :
1) Sel A : Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat
2) Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini harus dilakukan upaya
mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman
dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
3) Sel C : Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti
ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan namun tidak dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk
dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi)
4) Sel D : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan
antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah
akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah
Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang
diperkirakan.
a. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan
analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara
pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu :
1) Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor
dan bobot (c = a×b) pada setiap faktor S-W-O-T
2) Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T
(e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara
perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran.

Keterangan :
 Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi
yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
 Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
 Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah
strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
 Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal
organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk
meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
5. Teknik dalam Analisis SWOT
Teknik analisis SWOT dapat dibedakan atas tiga tahap. Teknik yang dimaksud
adalah:
1) Melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Menetapkan unsur-unsur organisasi yang akan dinilai
Unsur-unsur yang akan dinilai tersebut biasanya dibedakan atas dua macam. Pertama, unsur
perangkat organisasi (tool of administration), yang terdiri dari tenaga (men), dana (money),
sarana (material) serta metoda (method). Kedua, unsur fungsi organisasi (function of
administration) yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating) serta pengawasan (controlling).
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan untuk setiap unsur yang dinilai secara umum dapat dibedakan atas dua
macam :
 Nilai penampilan (performance) yang dinyatakan dengan baik atau buruk
 Nilai kepentingan (importance) yang dinyatakan dengan penting atau tidak penting
a. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
b. Menarik kesimpulan hasil penilaian

2) Melakukan analisis kesempatan organisasi


Untuk dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi, perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur-unsur yang akan dinilai tersebut merupakan hal-hal yang baru bagi
organisasi. Misalnya perubahan kebijakan peerintah, perubahan tingkat sosial-ekonomi
penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebagainya.
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
Nilai yang diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut :
 Nilai daya tarik (attractiveness) yang dinyatakan dengan tinggi dan rendah
 Nilai kemungkinan keberhasilan (succces probability) yang dinyatakan dengan tinggi dan
rendah.
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesimpulan hasil penilaian

3) Melakukan analisis hambatan organisasi


Untuk dapat melakukan analisis hambatan yang dihadapi oleh organisasi, perlu
dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan unsur-unsur yang akan dinilai
Sama halnya dengan kesempatan, biasanya unsur-unsur yang akan dinilai merupakan hal-hal
yang baru bagi organisasi. Misalnya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan keadaan
sosial ekonomi penduduk, perubahan keadaan sosial budaya penduduk dan lain sebgaainya.
b. Memberikan nilai untuk setiap unsur yag akan dinilai
Nilai yanng diberikan secara umum dapat dibedakan atas dua macam sebagai berikut:
 Nilai kemungkinan munculnya hambatan (probability of occurance) yang dinyatakan dengan
sering dan jarang
 Nilai seriusnya hambatan (seriousness) yang dinyatakan dengan serius dan tidak
c. Membuat matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik kesipulan haisl penilaian

STUDI KASUS
“ Rumah Sakit Sehat di Jember ( Fiktif ) “

1. Berikut ini merupakan data yang didapat dari rumah sakit tersebut

Faktor Internal Faktor Eksternal


Kelebihan Kekurangan Peluang Ancaman
Mempunyai dokter Keterampilan kerja Dapat bekerjasama Adanya persepsi
spesialis dari seluruh pegawai dengan perusahaan masyarakat tentang
rumah sakit masih di sekitar Rumah lokasi RS yang
relatif kurang Sakit kurang aman

Tenaga paramedis, Disiplin waktu para Mendapat Berdirinya rumah


perawat maupun dokter masi perlu dukungan penuh sakit khusus di
bidan ditingkatkan dari pemerintah sekitar
berpendidikan
minimal D-III

Usia pegawai dan Kondisi keamanan Kinerja dari para Daya beli
perawat relatif masih kurang pegawai baik masyarakat
muda (tenaga perawat, bidan, dan menurun
produktif) spesialis masih
dapat ditingkatkan

Tarif pelayanan Lokasi rumah sakit Peran serta Tingkat pendidikan


sesuai perda kurang strategis masyarakat cukup penduduk sekitar
baik. rendah

Menerima pasien Tarif rumah sakit


dari akses dan bisa disesuaikan
astek, juga
melayani pasien-
pasien dari
perusahaan tertentu

Mempunyai .
lokasi/suasana
yang aman

2. Analisis IE Metriks ( Internal-Eksternal Matriks)


Internal Factor Analysis Summary

Faktor Strategi Nilai Nilai ×


No Bobot
Internal (IFAS) -3 -2 -1 +1 +2 +3 Bobot
1 Mempunyai dokter
spesialis +2 0,16 +0,32

2 Keterampilan kerja dari -1 0,10 -0,10


seluruh pegawai rumah
sakit masih relatif
kurang
3 Tenaga paramedis,
perawat maupun bidan
+1 0,13 +0,13
berpendidikan minimal
D-III
4 Usia pegawai dan
perawat relatif muda +3 0,07 +0,21
(tenaga produktif)

5 Disiplin waktu para


dokter masi perlu -2 0,15 -0,30
ditingkatkan

6 Kondisi keamanan
masih kurang -3 0,11 -0,33

7 Tarif pelayanan sesuai


perda +2 0,10 +0,20

8 Menerima pasien dari


akses dan astek, juga
melayani pasien-pasien +2 0,08 +0,16
dari perusahaan tertentu

9 Mempunyai suasana
yang nyaman +1 0,05 +0,05

10 Lokasi rumah sakit


kurang strategis -1 0,05 -0,05

Total 1 +0,29

Eksternal Factor Analysis Summary

Faktor Strategi Nilai Nilai ×


No Bobot
Internal (IFAS) -3 -2 -1 +1 +2 +3 Bobot
1 Adanya persepsi
masyarakat tentang
lokasi RS yang kurang -1 0,15 -0,15
aman

2 Mendapat dukungan
+1 0,08 +0,08
penuh dari pemerintah
3 Kinerja dari para +2 0,10 +0,2
pegawai baik perawat,
bidan, dan spesialis
masih dapat
ditingkatkan
4 Pemanfaatan sarana dan
prasarana dapat +2 0,09 +0,18
ditingkatkan

5 Berdirinya rumah sakit


khusus di sekitar -3 0,13 -0,39

6 Pemanfaatan sarana dan


prasarana dapat +2 0,05 +0,1
ditingkatkan

7 Tarif rumah sakit bisa


disesuaikan +1 0,12 +0,12

8 Tingkat pendidikan
penduduk sekitar -2 0,10 -0,2
rendah.

9 Daya beli masyarakat


menurun -2 0,07 -0,14

10 Peran serta masyarakat


cukup baik. +3 0,11 +0,33

Total 1 +0,13

3. Hasil Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa Rumah Sakit Sehat Jember terletak di
kuadran I artinya strategi pertumbuhan cepat / agresif. Kuadran I merupakan situasi yang
menguntungkan karena rumah sakit memiliki peluang dan kekuatan yang baik dan bisa
dioptimalkan dengan cara meminimalisir segala kelemahan dan ancaman.
Strategi yang digunakan adalah mendukung strategi agresif yang bertujuan untuk
memajukan program serta meminimalisir kelemahan yang berasal dari sumber daya manusia
(pekerja). Cara yang digunakan antara lain :
1. Meningkatkan mutu pelayanan dengan memperbaiki dan mengembangkan sarana dan
prasarana yang ada.

2. Mengadakan pelatihan yang dikhususkan untuk para dokter, perawat, bidan dan tenaga kerja
yang lainnya untuk memperbaiki kualitas SDM
3. Meningkatkan keamanan
4. Menetapkan kebijakan baru yang mendukung perkembangan Rumah Sakit
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, azrul.2010. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Tangerang: Binarupa
Aksara
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3661/1/09E01472.pdf diakses pada 12 September
2015
daps.bps.go.id/file_artikel/66/Analisis%20SWOT.pdf diakses pada 12 September 2015

Você também pode gostar