Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. IDENTITAS
Nama Pasien : Ibu Sukinah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 75 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Rakyat
Alamat : Dsn. Kenteng, Desa Wiladeg, Kec. Karangmojo,
Kab.Gunung Kidul
Nomor Telepon :-
Pekerjaan : Petani
Kegiatan Sekarang : Petani
Orang yang Tinggal Serumah : -
Jumlah Anak :1
Jumlah Cucu : Laki-laki : 2 Perempuan : 2
Jumlah Cicit : Laki-laki : 1 Perempuan : -
Asesmen dibuat Tanggal : 9 Juli 2017
g. Penapisan Depresi
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat
dengan perasaan yang anda rasakan bulan lalu?
Berapa seringkah bulan lalu anda:
Mengalami gangguan kesehatan yang menghalangi kegiatan anda
(Kadang)
Merasa gugup (Jarang sekali)
Merasa tenang dan damai (Sering sekali)
Merasa sedih sekali (Jarang sekali)
Bahagia (Tiap Waktu)
Sangat sedih dan tidak ada satupun yang dapat menghibur (Jarang
Sekali)
Merasa tidak ada lagi yang diharapkan (Jarang Sekali)
Hasil: tidak ada kecurigaan pada depresi
h. Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah (> 3 bulan, < 3 bulan, atau tidak ada keterbatasan)
kesehatan anda membatasi kegiatan anda dalam melakukan:
Pekerjaan berat (angkat barang, lari, dll)
Ya, ada keterbatasan > 3 bulan. Pasien mengeluhkan adanya
keterbatasan pada pekerjaan berat saat nyeri sendinya kambuh. Namun
apabila tidak kambuh, pasien dapat melakukan hal-hal ini.
Pekerjaan sedang (angkat belanjaan, menggeser meja, dll)
Tidak ada keterbatasan. Pasien dapat melakukan aktivitas apabila
nyeri pada sendinya tidak kambuh. Namun saat nyeri persendian
kambuh, pasien mengalami keterbatasan dalam melakukannya.
Pekerjaan rumah ringan
Tidak ada keterbatasan. Pasien dapat melakukan aktivitas apabila
nyeri pada sendinya tidak kambuh. Namun saat nyeri persendian
kambuh, pasien mengalami keterbatasan dalam melakukannya.
Pekerjaan di kantor (membaca, menulis, dan mengetik)
Tidak ada keterbataan
Membungkuk, berlutut, bersujud
Ya, ada keterbatasan > 3 bulan. Pasien melakukan sholat
(membungkuk, berlutut dan bersujud) dalam posisi duduk.
i. Apa yang anda harapkan dari asesmen ini? (harapan pasien terhadap
kesehatannya kini)
Pasien berharap agar ia tetap diberikan kesehatan supaya tidak
merepotkan orang lain untuk melakukan kegiatan sehari-hari, dan dapat tetap
beraktivitas untuk mengurangi rasa bosan
B. PEMERIKSAAN FISIK
C. DATA PENUNJANG
D. DAFTAR MASALAH
1. Nyeri persendian
2. Nyeri pinggang
KUESIONER KESEHATAN USIA LANJUT
(Instruksi: Lingkari Jawaban Anda)
1. Kesehatan Umum
a. Secara umum anda menggambarkan kesehatan anda saat ini:
Sempurna/sangat baik/(baik)/kurang baik
b. Seberapa parah nyeri pada tubuh yang anda rasakan selama 4 minggu
terakhir:
Tidak pernah/sangat ringan/ringan/(sedang)/parah/sangat parah
2. Kemampuan melakukan kegiatan
a. Kemampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari/activity daily living
(AHS/ADL)
Lingkari tanda (I) jika anda dapat melakukan sendiri, (A) jika anda
membutuhkan bantuan orang lain, (D) jika anda tidak dapat melakukan
sama sekali.
Berjalan (I) A D
Memakai baju (I) A D
Mandi (I) A D
Makan (I) A D
BAB/BAK (I) A D
Berdandan (I) A D
b. Kemampuan melakukan kegiatan harian instrumental (AHS instrumental /
IADL)
Menggunakan telepon (I) A D
Berbelanja (I) A D
Menyiapkan makanan (I) A D
Mengerjakan pekerjaan rumah (I) A D
Meminum obat (I) A D
Mengatur keuangan (I) A D
Mencuci (I) A D
Berpergian I (A) D
3. Review sistem organ pada usia lanjut
a. Apakah anda kesulitan dalam menyetir kendaraan, menonton TV, atau
membaca karena kurang jelasnya penglihatan anda? Tidak
b. Dapatkah anda mendengar suara percakapan biasa? Ya
Apakah anda menggunakan alat bantu dengar? Tidak
c. Apakah anda merasa mudah lupa? Tidak
d. Apakah anda mengalami penurunan berat badan selama 6 bulan terakhir?
Ya
e. Apakah anda dapat mengontrol BAK? Ya
Apakah anda dapat mengontrol BAB? Ya
f. Berapa kali anda jatuh dalam setahun terakhir? Selama bulan puasa jatuh 2
kali
g. Apakah anda meminum alkohol? Tidak
4. Apakah anda tinggal dengan seseorang? Tidak
Siapa yang akan membantu anda dalam kondisi darurat? Tentangga
Siapa yang akan membantu anda memutuskan perawatan kesehatan jika anda
dalam keadaan tidak mampu berkomunikasi? Anak
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
No. Pasien :- Nama Pasien : Ibu Sukinah
No. CM :- Umur : 75 tahun
No Nilai
1. Tanggal 1
2. Hari 1
3. Bulan 1
4. Tahun 1
5. Musim 1
I Orientasi
6. Ruangan 1
7. Rumah sakit 1
8. Kota 1
9. Propinsi 1
10. Negara 1
11. Bola 1
II REGRISTASI (mengingat 3 kata) 12. Melati 1
13. Kursi 1
14. 93 1
ATENSI/KALKULASI (Hitung 15. 86 1
III 100-7 atau sebut urutan huruf dari 16. 79 1
belakang) 17. 72 1
18. 65 1
19. Bola 1
REKOL MEMORI (mengingat
IV 20. Melati 1
kembali 3 benda di awal)
21. kursi 1
BAHASA (menyebutkan benda 22. kursi 1
yang ditunjuk pemeriksa) 23. kertas 1
24. namun, tanpa, 1
Pengulangan
V dan, bila
PENGERTIAN VERBAL 25. ambil kertas 1
Mengetahui pengertian terhadap dengan tangan
suatu permintaan pada pasien kanan
26. lipatlah 1
menjadi 2
27. letakkan di 1
meja
Membaca dan mengerti bahasa 28. tutup mata 1
tulisan anda
29. tulis kalimat 1
Menulis
lengkap
KONSTRUKSI Tiru gambar ini 0
Diperlihatkan gambar 2 segilima
VI bersinggungan, kemudian gambar
ditutup dan diminta menggambar
seperti yang dicontohkan
NILAI MMSE = 29, Interpretasi= Normal
SKALA DEPRESI USIA LANJUT
Nama Pasien : Ibu Sukinah
Tanggal : 9 Juli 2017
Instruksi : Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan
perasaan anda
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Apakah anda meras puas dengan hidup ini? Ya 0
2 Pernahkan anda meningalkan aktivitas dan Tidak 0
hobby anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda kosong? Tidak 0
4 Apakah anda sering merasa bosan? Ya 1
5 Apakah anda dalam keadaan semangat hampir Tidak 1
setiap waktu?
6 Apakah anda takut ada hal buruk yang akan Ya 1
menimpa anda?
7 Apakah anda merasa gembira hampir setiap Tidak 0
waktu?
8 Apakah anda sering merasa tidak terbantu? Tidak 0
9 Apakah anda lebih senang berada di rumah Tidak 0
daripada pergi keluar dan melakukan hal baru?
10 Apakah anda merasa memiliki gangguan daya Tidak 0
ingat/konsentrasi?
11 Menurut anda apakah hidup itu indah? Ya 0
12 Apakah anda merasa tidak berharga dengan Tidak 0
kondisi sekarang?
13 Apakah anda penuh dgn energi? Ya 0
14 Apakah anda merasa tidak ada harapan dengan Tidak 0
kondisi sekarang?
15 Apakah anda pikir sebagian besar orang lebih Ya 1
baik daripada anda?
TOTAL 4
Interpretasi: Normal
Pedoman Diagnosis Depresi merujuk pada ICD-10
Gejala Utana:
1. Dirinya merasa sedih Tidak
2. Berkurangnya energi Tidak
3. Penurunan minat Tidak
Gejala lainnya:
4. Rasa harga diri dan kepercayaan diri turun Tidak
5. Rasa bersalah dan tidak berguna Tidak
6. Tidak mau makan/nafsu makan menurun Tidak
7. Konsentrasi dan perhatian berkurang Tidak
8. Selalu was was pada masa depan Ya
9. Seksual/libido berkurang Ya
10. Sulit tidur Tidak
11. Ingin merusak diri Tidak
Interpretasi: Normal
MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT
b. Masalah Pasif
- Risiko Jatuh
Menurut keterangan yang didapatkan dari pasien, pasien sering terjatuh.
Dalam kurun waktu sebulan selama Ramadhan, pasien terjatuh 2 kali. Jatuh pada
lansia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kecelakaan, hipotensi ortostatik,
obat-obatan, dan berbagai penyakit yang menyebabkan gangguan keseimbangan
(Setiati dan Laksmi, 2015). Pada pasien beberapa penyebab dapat disingkirkan
karena pasien tidak mengeluhkan penyakit yang mengganggu keseimbangan seperti
vertigo, pasien tidak mengonsumsi obat-obatan, dan tidak mengalami hipotensi
ortostatik. Namun, dilihat dari keamanan tempat tinggal, pasien berisiko untuk jatuh.
Bentuk rumah yang banyak undukan serta lantai menuju kamar mandi terbuat dari
tanah sehingga menjadi licin apabila hujan dan memudahkan pasien untuk terjatuh.
- BAK menjadi lebih sering
Keluhan BAK menjadi lebih sering dirasakan pasien dalam 3 hari sebelum
pemeriksaan. Pada malam hari pasien BAK sampai 3 kali, begitu juga pada siang
hari. Pasien juga menceritakan bahwa apabila sudah terasa ingin BAK, maka harus
segera ke kamar mandi karena pasien membutuhkan waktu lebih lama. Pasien
mengaku tidak pernah mengompol. Meningkatnya frekuensi BAK dapat disebabkan
oleh obat-obatan, konsumsi minum yang banyak, atau penyakit-penyakit yang
bermanifes sebagai meningkatnya frekuensi BAK. Pada pasien penyebab obat-
obatan dan konsumsi minum yang banyak dapat disingkirkan. Selanjutnya, perlu
dilakukan pemeriksaan lain untuk mengetahui apakah terdapat penyakit yang
menyebabkan pasien lebih sering BAK, seperti diabetes melitus atau inkontinensia
urin.
- Hipertensi
Dilihat dari hasil pemeriksaan, pasien memiliki risiko hipertensi. Walaupun
pasien tidak mengeluhkan apa-apa terkait dengan hipertensi, namun perlu
dilakukan kontrol rutin untuk mencegah komplikasi.
2. Diagnosis Banding
a. Nyeri sendi
Dari beberapa keluhan pasien, makan didapatkan diagnosis banding sebagai
berikut:
o Osteoartritis
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif pada sendi yang paling
sering terjadi pada lansia. Faktor risiko terjadinya osteoartritis adalah usia >60
tahun, jenis kelamin perempuan dan faktor genetik (Soeroso et al., 2015).
Faktor risiko ini terdapat pada pasien. Selain itu, Sonjaya, et al (2014)
menjelaskan bahwa obsitas dan pekerjaan juga berperan dalam kejadian
osteoartritis. Osteoartritis lutut lebih sering terjadi pada petani, penambang batu
bara, dan pekerja yang lebih sering berada di posisi jongkok atau sering
menggunakan kekuatan lutut. Hal ini juga terjadi pada pasien, dimana pasien
berprofesi sebagai petani yang sering berada pada posisi membungkuk dan
jongkok.
Sendi yang sering terkena pada penyakit osteoartritis adalah sendi lutut
karena fungsinya sebagai penopang tubuh. sendi-sendi kecil pada jari juga
sering terjadi pada perempuan usia 70 tahun-an. Sendi lain yang sering terkena
adalah sendi pinggul, siku, dan tulang belakang (Sonjaya et al., 2014). Hal ini
terdapat pada pasien dimana pasien mengeluhkan nyeri pada sendi lutut, pinggu,
jari-jari kaki, dan pinggang.
o Artritis Gout
Pada artritis gout, pasien merasakan nyeri pada sendi. Sendi yang sering
terkena adalah sendi MTP-1 dan dapat juga terjadi pada sendi lutut, siku, dan
pergelangan kaki/tangan (Tehupeiory, 2015).
o Artritis Reumatoid
Menurut Soenarto (2009), artritis lebih sering terjadi pada perempuan
daripada laki-laki. Sendi yang sering terkena adalah MCP, pergelangan tangan,
PIP, lutut, dan MTP. Pasien akan merasakan nyeri pada persendian tersebut.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi, sehingga biasanya pasien juga
mengalami gejala sistemik (Suarjana, 2015).
b. Nyeri Pinggang
Dari hasil anamnesis dengan pasien, didapatkan beberapa kemungkinan diagnosis
yang memiliki kesamaan dengan pasien:
o OA Vertebra
Kejadian osteoartritis juga dapat terjadi pada tulang belakang. Hal ini
menyebabkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak pada penderita (Perhimpunan
Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)).
o Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
menurunnya massa tulang. Risiko osteoporosis meningkat pada usia >65 tahun,
jenis kelamin wanita karena efek menopause, merokok, alkohol, aktifitas fisik
yang kurang, serta kurang mengonsumsi makanan yangmengandung kalsium
(Wardhana, 2012). Osteoporosis menyebabkan nyeri, dan tinggi badan yang
semakin berkurang. Diagnosis pasti osteoporosis ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan penunjang seperti biokimia tulang, densitas masa tulang, dan
sebagainya (Setyohadi, 2015).
o HNP
Kejadian HNP meningkat pada usia tua karena kelenturan anulus
fibrosus semakin berkurang sehingga menjadi mudah ruptur. Gejala yang biasa
muncul berupa nyeri yng bersifat tajam dan berdenyut sampai bawah lutut.
Dapat disertai keluhan kesemutan atau baal apabila mengenai saraf sensoris
(Reijo, 2006).
3. Diagnosis
Dari beberapa diagnosis banding di atas, beberapa diantaranya dapat
disingkirkan. Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan yang sudah dilakukan, maka
pemeriksa lebih mengarahkan diagnosis osteoartritis. Hal ini karena pasien memenuhi
kriteria diagnosis untuk osteoartritis menurut PAPDI:
Kriteria Diagnosis OA Lutut:
a). Nyeri sendi lutut (+)
b). Krepitus saat gerakan (-)
c). Kaku sendi <30 menit (+)
d). Umur >50 tahun (+)
e). Pembesaran tulang sendi lutut (-)
f). Nyeri tekan tepi tulang (-)
g).Tidak teraba hangat pada sendi (+)
Selain itu, pada diagnosis banding yang lain banyak yang tidak sesuai dengan
pasien sehingga dapat disingkirkan.
- Artritis Gout
Pada artritis gout, usia bukan menjadi faktor risiko. Penyakit ini dapat
menyerang usia berapa saja. Berbeda dengan pasien yang mengeluhkan nyeri sendi
sekitar 2 tahun yang lalu (saat sudah usia lanjut). Pada pemeriksaan, artritis gout akan
ditemukan tanda-tanda inflamasi (kalor, dolor, rubor, tumor), sedangkan pada pasien
tidak ditemukan tanda-tanda ini. Nyeri sering dirasakan unilateral, berbeda dengan
pasien yang mengeluhkan nyeri pada kedua sendinya (Soenarto, 2009).
- Artritis Reumatoid
Pada artritis reumoatoid, biasanya terjadi gejala ekstraartikuler. Gejala
ekstraartikuler yang paling sering berupa nodul pada kulit. Selain itu, pada artritis
reumatoid, dapat ditemukan deformitas pada sendi-sendi kecil. Nyeri yang dirasakan
juga lebih lama daripada osteoartritis, yaitu > 1jam. Sedangkan pada pasien, semua
gejala ini tidak didapatkan (Suarjana, 2015).
- Osteoporosis
Diagnosis pasti osteoporosis dapat ditegakkan apabila sudah melakukan
pemeriksaan penunjang dan dipatkan hasil yang sesuai. Gejala yang sering terjadi
adalah apabila penderita jatuh, maka akan mudah terjadi fraktur. Pasien juga pernah
jatuh beberapa kali, namun tidak ditemukan adanya fraktur.
- HNP
Gejala yang biasa muncul berupa nyeri yng bersifat tajam dan berdenyut sampai
bawah lutut. Dapat disertai keluhan kesemutan atau baal apabila mengenai saraf
sensoris. Pada pasien tidak ditemukan keluan ini (Reijo,2006).
4. Terapi
Pasien menceritakan bahwa pasien hanya berobat apabila ada posyandu lansia
setiap tanggal 17. Di sana, pasien akan mendapatkan obat dan keluhan dirasa berkurang.
Namun, pasien lupa jenis obat tersebut. Menurut PAPDI, pengobatan osteoartritis
dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama merupakan edukasi kepada pasien
tentang penyakitnya dan mengubah pola hidup (BMI diturunkan, latihan anaerobik, dan
sebagainya). Tahap kedua berupa pengobatan. Obat pertama yang diberikan yaitu
paracetamol dengan dosis maksimal 4 gram per hari atau OAINS. Apabila pasien
memiliki masalah dengan sistem pencernaan, dapat diberikan obat pelindung gaster.
Terdapat obat-obatan alternatif lainnya, seperti kortikosteroid dan viskosuplemen
hyaluronan yang disuntikkan intraartikuler. Tahap ketiga dilakukan apabila
membutuhkan tindakan lebih lanjut.
5. Rencana Penatalaksanaan
a. Melakukan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah rontgen pada persendian yang sering
dirasa nyeri untuk mengetahui diagnosis pasti pasien dan perjalanan penyakit
pasien.
b. Melakukan Kontrol Rutin
Karena pasien tergolong lansia, yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya
beberapa penyaktit kronik, maka perlu dilakukan kontrol rutin seperti tekanan
darah, gula darah, asam urat, kolestrol, dan sebagainya. Selain itu, dengan diketahui
kadar asam urat, dapat menjadi penyebab salahsatu DD artritis gout. Kadar asam
urat yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya gout (Putra, 2014).
c. Mendapatkan terapi yang sesuai dengan diagnosis pasien
DAFTAR PUSTAKA
Setiati, S., Laksmi, P.W. (2015). Gangguan Keseimbangan, Jatuh, dan Fraktur. Dalam:
Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (eds VI) Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.
Setyohadi, B. (2015). Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Dalam: Sudoyo, A.,
Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (eds VI) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.
Soenarto. (2009). Reumatik pada Usia Lanjut. Dalam: Darmojo, R.B., Martono, H.H. (eds
V) Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:
Badan Penerbit FKUI.
Soeroso, J., Isbagio, H., Kalim, H., Broto, R., Pramudiyo, R. (2015). Osteoartritis. Dalam:
Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (eds VI) Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.
Sonjaya, M. R., Rukanta, D. Widayanto. (2014). Karakteristik Pasien Osteoartritis Lutut
Primer di Poliklinik Ortopedi Rumah Sakit Al-Islam Bandung Tahun 2014.
Suarjana, I.N. (2015). Artritis Reumatoid. Dalam: Sudoyo, A., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
Simadibrata, M., Setiati, S. (eds VI) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.
Tehupeiory, E.S. (2015). Artritis Pirai (Artritis Gout). Dalam: Sudoyo, A., Setiyohadi, B.,
Alwi, I., Simadibrata, M., Setiati, S. (eds VI) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Jakarta.
Wardhana, W. (2012). Faktor-Faktor Risiko Osteoporosis pada Pasien dengan Usia di
atas 50 Tahun. Skripsi. Jurusan Pendidikan Dokter Fakulltas Kedokteran.
Universitas Diponegoro.
ASESMEN GERIATRI
Blok 3.6 Masalah pada Usia Lanjut
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017