Você está na página 1de 17

BAB I

PENDAHULUAN
Perilaku merupakan suatu perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang
selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Perilaku lebih
merupakan determinan perilaku sebab, perilaku berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan
motivasi. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
pengertian perilaku sebagai organisasi keyakinan-keyakinan yang mengandung aspek
kognitif, konatif dan afektif yang merupakan kesiapan mental psikologis untuk mereaksi dan
bertindak secara positif atau negatif terhadap objek tertentu. Perilaku dapat berubah dan dapat
dipengaruhi, dapat dibina dalam berbagai bidang kehidupan. Perilaku negatif dapat
dipengaruhi sehingga menjadi positif, yang tadinya tidak senang menjadi senang, yang
semula antipati menjadi bersimpati, dan sebagainya.
Perilaku juga merupakan suatu tindakan yang dimiliki oleh setiap manusia mulai
sejak anak – anak hingga dewasa. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang
menyelidiki hubungan perilaku-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa perilaku tidak
berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian
terbaru menunjukkan bahwa perilaku memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan
memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan
dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.

BAB II
23
PEMBAHASAN
1. Afek-Emosi
1) Pengantar
“Afek adalah “nada” perasaan, menyenangkan atau tidak (seperti kehancuran,
kecemasan, kasih sayang), yang menyertai suatu pikiran dan biasanya
berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik. Emosi adalah
manifestasi afek ke luar dan disertai oleh komponen fisiologik dan biasanya
berlangsung, relatif tidak lama (misalnya ketakutan, kecemasan, depresi, dan
kegembiraan). Kadang-kadang istilah afek dan emosi dipakai secara bergantian”
(Widayatun, 1999:25)

Dalam pembahasan ini, akan dibahas mengenai dua hal yaitu afek dan emosi. Afek
adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ada dipikiran manusia
dan terjadi dalam waktu yang lama. Emosi adalah suatu hal yang dikemukakan secara
eksternal dan berlangsung relatif tidak lama.
2) Definisi
Afek-emosi adalah reaksi seseorang yang diwujudkan dengan perilaku atau perubahan
fisik.
3) Teori-Teori Emosi
(1) Pandangan Nativistik
Emosi adalah bawaan sejak lahir dan manusia mempunyai 6 emosi dasar yaitu
cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan kagum.
(2) Pandangan Empiristik
Emosi adalah suatu hal yang dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Emosi
timbul karena adanya rangsangan dari luar sehingga terjadi perubahan pada tubuh.
4) Perubahan-Perubahan Pada Tubuh Pada Saat Terjadi Emosi
(1) Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila telena
(2) Peredaran darah : bertambah cepat bila marah
(3) Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut
(4) Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa
(5) Pupil mata : membesar bila marah atau sakit
(6) Liur : mengering kalau takut atau tegang
(7) Bulu roma : berdiri kalau takut
(8) Pencernaan : diare kalau tegang

24
Otot ketegangan atau ketakutan menyebabkan otot menengang atau bergetar
(tremor).
5) Sinyal Awal Emosi
Sinyal awal adalah hal yang penting untuk perkembangan emosi manusia. Tertawa
dan menangis adalah dua hal yang berkaitan. Seseorang akal tertawa jika merasa
senang dan sebaliknya, seseorang akan menangis jika dirinya merasa suatu hal yang
tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
6) Bentuk-Bentuk Emosi
(1) Takut
Takut adalah perasaan individu terhadap suatu hal dan mendorong individu
tersebut untuk menjauhi hal yang membuatnya takut.
(2) Kuatir
Kuatir adalah perasaan yang tidak jelas, tidak jelas objek apa yang membuat
kuatir tersebut timbul. Dari kekuatiran tersebut akan timbul rasa tidak senang,
gelisah, tegang, tidak tenang, dan disertai rasa tidak aman.
(3) Cemburu
Cemburu adalah ungkapan perasaan dari kurangnya keyakinan terhadap diri
sendiri atau orang lain. Cemburu timbul akibat adanya ketakutan kehilangan kasih
sayang dan kehilangan seseorang yang disayangi.
(4) Gembira
Gembira adalah ungkapan perasaan dari kelegaan yaitu terbebas dari rasa takut
atau perasaan tegang. Gembira timbul oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba dan
melibatkan orang lain.
(5) Marah
Marah adalah suatu perasaan tidak senang terhadap suatu hal yang mengganggu
diri sendiri atau orang lain. Marah timbul akibat adanya ketegangan yang semakin
memuncak.
7) Gangguan Afek Dan Emosi
(1) Depresi
(2) Kecemasan (anxiety)
(3) Eforia
(4) Angedonia
(5) Afek dan emosi yang tak wajar

25
(6) Afek dan emosi yang labil
(7) Ambivalensi
(8) Kesepian
(9) Kedangkalan afek
(10)Apati
(11) Amarah, kemurkaan dan permusuhan.
2. Anggapan
“Anggapan adalah bentuk lanjutan dari perhatian dan pengamatan, mekanismenya
seseorang memperhatikan suatu hal, kemudian naik ketahap mengamati dan kemudian
efeknya adalah tanggapan terhadap apa yang diamati. Tanggapan adalah kesan kesan
yang dialami subjek setelah perangsang dalam sebuah pengamatan sudah tidak ada”
(Widayatun, 1999:31)

Setelah timbul perasaan perhatian dan proses mengamati. Akan timbul suatu anggapan.
Hal itu terjadi saat seseorang melihat suatu hal, kemudian orang tersebut mengamatinya
dan setelah itu akan ada reaksi terhadap hal yang diamati tersebut yang disebut
anggapan. Anggapan adalah kesan yang diungkapkan setelah mengamati suatu hal.
1) Jenis Tanggapan
(1) Tanggapan Reproduksi
Ditimbulkan dari ingatan masa lalu yang muncul kembali, dapat melibatkan
seluruh panca indra. Anggapan yang timbul sesuai seberapa banyak ingatan yang
muncul.
(2) Tanggapan Imaginer
Ditimbulkan dari ingatan masa lalu yang muncul kembali, tetapi telah terjadi
perubahan yang dilakukan oleh individu itu sendiri.
(3) Tanggapan Halusinasi
Ditimbulkan dari khayalan yang tidak ada hubungannya dengan dunia nyata tapi
ditampilkan ke dunia nyata dalam bentuk gangguan emosional.
(4) Tanggapan Editis
Seorang individu ingat pengalaman masa lalunya secara detail dan tidak ada yang
berubah.

3. Persepsi
26
1) Pengantar
Persepsi terjadi setelah melalui proses sensasi atau penginderaan. Maksudnya
perasaan persepsi akan timbul setelah individu merasakan sebuah sensasi atau
perasaan yang dirasakan oleh panca indranya.
2) Definisi Persepsi
“Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan pemahaman
hasil olahan daya pikir. Artinya persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal
yang direspons melalui pancaindra, daya ingat, dan daya jiwa” (Notoatmodjo,
2010:18)

Persepsi adalah cara individu mengutarakan suatu hal yang dilihatnya atau
diamatinya. Persepsi timbul karena sebelumnya terjadi proses berpikir yang terjadi
melalui pancaindra, daya ingat, dan daya jiwa.
3) Bentuk Persepsi
(1) Persepsi Visual Ruang
Timbul saat seorang individu melakukan pengamatan pada suatu objek, dapat
berupa daya seni, gerak, mode gelap dan terang, dan posisi suatu benda.
(2) Persepsi Auditif
Timbul saat ada suatu rangsangan yang timbul karena mendengar suara dan
dipengaruhi jarak sumber suara tersebut.
(3) Persepsi Sosial
Bersumber dari berbagai panca indra dan rangsangan sosial.
4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
(1) Pengorganisasian
Cenderung membuat kelompok yang sama dan berdekatan. Contoh: mata, hidung,
mulut dan wajah.
(2) Stereotip
Membuat suatu persepsi tersebut sederhana dengan memlihat dari sudut diri
sendiri. Contoh: (umur) orang tua kurang produktif, (etnik) orang Cina pandai
berbisnis.
(3) Selektif
Memilih rangsangan yang memberi keuntungan untuk diri sendiri. Dengan cara
memilih pandangan yang sesuai dan mengabaikan hal yang merugikan. Contoh
mahasiswa yang rajin tertarik pada dosen yang dapat memberikan perluasan
wawasan.
27
(4) Karakteristik pribadi
Diri sendiri digunakan sebagai pembanding untuk memandang orang lain. Contoh:
orang yang menerima diri positif, cenderung melihat orang positif.
(5) Situasional
Hal yang paling berpengaruh adalah kondisi lingkungan. Contoh: memutuskan
secara tergesa-gesa karena desakan waktu akan mengabaikan rangsang yang
penting.
(6) Perasaan atau emosi
Persepsi dipengaruhi oleh adanya emosi positif dan negatif. Contoh: emosi tidak
senang pada kebijakan, akan memandang negatif pada setiap kebijakan.
(7) Kebutuhan tertentu
Jika kebutuhan dan keinginan terpenuhi akan timbul persepsi yang positif.
Contoh: kebijakan pemberian penghargaan bagi guru berprestasi dapat dilihat
sebagai uang atau promosi karir.
5) Kesalahan Persepsi (Dispersepsi)
(1) Ilusi
Ilusi adalah khayalan yang salah dari keadaan yang digambarkan dengan keadaan
yang sebenarnya terjadi.
(2) Halusinasi
Halusinasi timbul tanpa adanya rangsangan, terjadi dalam keadaan sadar.
(3) Depersonalisasi
Perasaan aneh yang timbul terhadap diri sendiri tetapi hal tersebut tdak benar-
benar terjadi. Misalnya ada orang yang merasa bahwa ruhnya kelur dari jasadnya
atau salah satu bagian tubuhnya bukan lagi kepunyaannya.
(4) Derealisasi
Perasaan aneh yang timbul terhadap lingkungannya. Misalnya merasa semua yang
dialaminya seperti dalam mimpi.
(5) Gangguan somato sensorik pada reaksi konversi
Menggambarkan suatu konflik emosional.

(6) Gangguan psikofisiologik

28
Gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh adanya gangguan emosi. Gangguan
tersebut antara lain terjadi pada kulit, otot atau tulang, alat pernafasan, jantung dan
pembuluh darah, alat pencernaan,alat kemih, dan mata.
(7) Agnosia
Individu tidak mampu mengenal hasil yang diproses oleh panca indranya.
6) Ciri-Ciri Persepsi :
(1) Proses pengorganisasian berbagai pengalaman
(2) Proses menghubung-hubungkan antara pengalaman masa lalu dengan yang baru
(3) Proses pemilihan informasi
(4) Proses teorisasi dan rasionalisasi
(5) Proses penafsiran atau pemaknaan pesan verbal dan nonverbal
(6) Proses interaksi dan komunikasi berbagai pengalaman internal dan ekternal
(7) Melakukan penyimpulan atau keputusan-keputusan, pengertian-pengertian dan
yang membentuk wujud persepsi individu.
4. Proses Berfikir
1) Pengantar
Berpikir merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Manusia
dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, hewan tidak. Bahasa manusia
adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa manusia
dapat memberi nama kepada segala sesuatu, baik yang kelihatan maupun yang tidak
kelihatan, nama sifat, pekerjaan, dan hal lain yang abstrak.
2) Hakikat Berpikir
“Berpikir adalah kegiatan mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari
pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun merupakan kebulatan-kebulatan
yang dapat dikuasai atau dipahami” (Hidayat, 2009:39)

Berpikir adalah proses mengolah suatu data yang diperoleh dari membaca, melihat,
dan lain sebagainya. Data tersebut di organisasikan dari yang tidak teratur menjadi
tersusun dengan baik sehingga individu tersebut paham.

3) Pandangan Psikologi Mengenai Berpikir

29
Psikologi gestalt berpendapat bahwa proses berpikir merupakan suatu kebulatan.
Penganut psikologi gestalt memandang berpikir itu merupakan keaktifan psikis yang
abstrak, yang prosesnya tidak dapat kita amati dengan alami indra kita.
4) Macam-Macam Cara Berpikir
(1) Berpikir Induktif
Proses berpikir individu dari khusus menuju ke umum. Cara berpikir ini dilakukan
dengan mencari ciri-ciri dari suatu peristiwa kemudian membuat kesimpulan.
(2) Berpikir Deduktif
Proses berpikir dari umum menuju khusus. Dilakukan dengan cara memilih suatu
teori yang dianggap benar kemudian dibuat suatu kesimpulan.
(3) Berpikir Analogis
Proses berpikir yang dilakukan dengan cara menyamakan peristiwa yang pernah
dialami. Orang beranggapan bahwa kebenaran dari peristiwa yang pernah
dialaminya dan hal yang dihadapi sekarang.
5) Gangguan Berpikir
(1) Gangguan Bentuk Pikiran
1. Dereisme atau Pikiran Dereistik
Berhubungan dengan pengalaman yang sedang berjalan.
2. Gangguan Autistik
Seorang individu hanya memikirkan kepuasan diri sendiri, tanpa memikirkan
pikiran orang lain.
3. Bentuk Pikiran Yang Non Realistis
Pikiran yang tidak sama dengan kenyataan. Misalnya ingin meneliti sesuatu
yang sangat hebat, mengambil keputusan yang aneh serta tidak masuk akal.
(2) Gangguan Arus Pikiran
1. Perseverasi
Menceritakan suatu ide pikiran atau secara berulang-ulang dengan cara yang
berlebihan.
2. Asosiasi longgar
Mengatakan hal-hal yang tidak ada.
3. Inkoherensi
Gangguan dalam bentuk bicara sehingga sulit diketahui maksudnya.
4. Kecepatan pikiran

30
Mengungkapkan pikiran secara lambat sekali atau sangat cepat.
5. Blocking (benturan)
Jalan pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti disebuah kalimat dan tidak dapat
menerangkan penyebab blocking tersebut.
6. Logorea
Banyak bicara, kata-kata yang dikeluarkan bertubi-tubi tanpa terkontrol.
7. Pikiran melayang (flight of ideas)
Perubahan yang mendadak dan cepat dalam bicara sehingga suatu ide yang
belum selesai diceritakan disusul oleh ide yang baru.
8. Asosiasi buny (clang association)
Mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi.
9. Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dapt dipahami oleh umum
10. Irelevansi
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau
hal yang sedang dibicarakan.
11. Pikiran berputar-putar
Menuju secara tidak langsung kepada ide pokok dengan menambahkan
berbagai hal yang remeh dan menjemukan secara tidak relevan.
12. Afasia
Merupakan merupakan sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain) atau
motorik (tidak dapat atau sukar bicara) sering keduanya terjadi bersamaan dan
biasanya karena kerusakan otak.
(3) Gangguan Isi Pikiran
1. Ekstasi (kegembiraan yang luar biasa)
Timbul secara mengambang pada orang normal.
2. Fantasi
Isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau
diinginkan tetapi dikenal sebagai suatu hal yang tidak nyata.
3. Fobia
Rasa takut yang tidak wajar terdapat suatu benda atau keadaan yang tidak
dapat dihilangkan.
4. Obsesi

31
Isi pikiran yang kukuh biarpun tidak dikehendakinya dan diketahui hak
tersebut tidak wajar.
5. Preokupasi
Pikiran yang terpaku pada satu ide saja, biasanya berhubungan dengan
keadaan yang bernada emosional yang kuat.
6. Pikiran yang tidak memadai ( in adequate)
Pikiran yang eksentrik tidak cocok dengan banyak hal terutama dalam
pergaulan atau pekerjaan.
7. Pikiran bunuh diri (usicidal tought/ideation)
Pikiran untuk bunuh diri, mulai dari kadang-kadang berpikir tentang hal
tersebut sampai dengan terus menerus berpikir bagaimana cara bunuh diri.
8. Rasa terasing (alienasi)
Perasaan bahwa dirinya sendiri menjadi lain, berbeda, asing.
9. Pikiran isolasi sosial
Rasa terisolasi, tersekat, terpencil dari masyarakat, rasa ditolak oleh orang lain,
rasa tidak enak bila berkumpul dengan orang lain lebih suka menyendiri.
10. Pikiran rendah diri
Merenahkan, menghinakan dirinya sendiri, menyalahkan diri sendiri tentang
suatu hal yang pernah ataupun tidak pernah dilakukannya.
11. Pesimisme
Mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal didalam hidupnya.
12. Sering curiga
Menyampaikan ketidakpercayaannya pada orang lain tapi bukan waham
curiga.
13. Waham
Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau
tidak cocok dengan inteligensi dan latar belakang kebudayaan, beberapa
bentuk waham:
1) Waham kejar
2) Waham somatik atau hipokhondrik
3) Waham kebesaran
4) Waham keagamaan
5) Waham dosa

32
6) Waham pengaruh
7) Waham nihillitik
6) Tahapan Berpikir
(1) Mengakumulasi pengalaman
(2) Membentuk ide-ide
(3) Menyampaikan gagasan
(4) Mendiskusikan
(5) Menerima tanggapan
(6) Merefleksikan dalam bentuk konkret
7) Alasan Adanya Perbedaan Hasil Pemikiran
(1) Setiap individu memiliki potensi yang berbeda sebagai pembawaan hereditasnya
(2) Setiap individu memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda
(3) Setiap individu memiliki kekuatan akal yang berbeda
(4) Setiap individu memiliki pengetahuan yang berbeda
(5) Setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda
(6) Setiap individu memiliki citra diri yang berbeda
(7) Setiap individu memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda
(8) Setiap individu memiliki kebutuhan dan tujuan hidup yang berbeda
(9) Setiap individu menghadapi masalah dengan pencarian solusi yang berbeda
5. Fantasi
“Fantasi adalah cermin tentang keluarbiasaan manusia mencari ide-ide tanpa
berpijak dari segala yang sudah ada” (Abdul Rahmat, 2015)

Fantasi adalah suatu hal yang timbul karena kemampuan manusia yang luar biasa dalam
mencari ide-ide dari hal yang sebelumnya belum ada.
6. Psikomotor
1) Definisi
“Psikomotor adalah kawasan yang berhubungan dengan seluk-beluk yang terjadi
karena adanya koordinasi otot-otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat
keterampilan fisik tertentu” (Damanik, E)

Psikomotor adalah suatu hal yang timbul karena adanya kegiatan otot dan proses
berpikir sehingga timbul keterampilan fisiologis tertentu.
2) Bentuk Hasil Belajar Psikomotorik

33
Keterampilan dalam bidang ibadah dan keterampilan lainnya. Meliputi bidang
kesenian dan kebudayaan. Mengolah dan memanfaatkan alam dalam rangka
memajukan dan mengembangkan kebudayaan.
3) Tingkatan-Tingkatan Hasil Belajar Psikomotor
(1) Persepsi
Persepsi berhubungan dengan penggunaan untuk memperoleh petunjuk yang
membimbing kegiatan motorik. Menunjukkan kepada proses kesadaran setelah
adanya rangsangan melalui penglihatan, pendengaran atau yang lainnya.
(2) Kesiapan
Berkenaan dengan suatu kesiap sediaan yang meliputi kesiapan mental, fisik, dan
emosi untuk melakukan suatu kegiatan keterampilan, sebagai langkah lanjut
setelah adanya persepsi.
(3) Respons Terpimpin
Merupakan langkah permulaan dalam mempelajari keterampilan yang kompleks.
Ketetapan dari pelaksanaan keterampilan tersebut ditentukan oleh instruktur atau
kriteria yang sesuai.
(4) Mekanisme
Suatu penampilan keterampilan yang sudah terbiasa atau bersifat mekanis dan
gerakan-gerakannya dilakukan dengan penuh keyakinan, mantap, tertib, santun,
khidmat dan sempurna.
(5) Respons yang kompleks
Berkenaan dengan penampilan keterampilan yang sangat mahir, dengan
kemampuan tinggi. Diperlukan semua tingkatan hasil belajar sebelumnya.

Kesimpulan

34
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling berkesinambungan, individu
yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku
yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.

Lima Abstrak Penelitian Yang Berhubungan Dengan Perilaku

35
1. Hubungan Antara Persepsi Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan
Pasien Kemoterapi Pada Kanker Payudara Di Rsud Dr. Moewardi Surakarta
Persepsi merupakan faktor yang sangat menentukan terbentuknya sikap atau perilaku
individu, sehingga merupakan sesuatu yang berarti. Dalam keperawatan, caring
merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan dan diyakini
berperilaku caring untuk klien dan bekerja bersama dengan klien dari berbagai
lingkungan merupakan esensi keperawatan. Kanker payudara adalah tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu,
saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan
hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat dengan kecemasan
pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode
penelitian ini berupa penelitian kuantitatif non experimental dengan rancangan deskriptif
korelatif dan menggunakan pendekatan ”Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan
teknik ” Sequensial sampling”. Sampel sebanyak 66 responden. Pengujian penelitian
menggunakan uji statistik Rank Spearman. Hasil uji statistik adalah persepsi tentang
perilaku caring perawat kategori cukup. Kecemasan pada pasien kanker payudara
kategori sedang. Ada hubungan antara persepsi pasien tentang perilaku caring perawat
dengan kecemasan pasien kemoterapi pada kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta dengan nilai p= 0,010.
Kata Kunci : Persepsi, Caring Perawat, Kecemasan, Kanker Payudara.
2. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Frekuensi Sakit Anggota
Keluarga
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang telah
memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. Pada studi pendahuluan yang dilakukan,
didapatkan hasil sehat pratama ada 9 Rumah Tangga, sehat madya ada 11 Rumah
Tangga, sehat purnama ada 3 Rumah Tangga, dan sehat mandiri ada 2 Rumah Tangga,
keluarga yang termasuk sehat pratama ternyata hanya melakukan 3 indikator dari 10
indikator PHBS yang ada pada rumah tangga, 3 indikator tersebut adalah menggunakan
air bersih, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,dan melakukan aktivitas fisik setiap
hari. Tujuan untuk mengetahui hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
dengan frekuensi sakit anggota keluarga. Penelitian ini menggunakan metode korelasi
dengan desain penelitian cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian

36
adalah sebanyak 50 Rumah Tangga. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan
Analisa data menggunakan uji Kendall’s Tau. Hasil analisis diperoleh nilai p=0,00
(p<0,05) yang berarti ada hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
frekuensi sakit anggota keluarga. Besarnya nilai hubungan tersebut adalah negatif 0,739.
Simpulannya adalah terdapat hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
frekuensi sakit anggota keluarga. Semakin tinggi tingkat PHBS maka semakin rendah
frekuensi sakit diantara anggota keluarga.
Kata Kunci : Perilaku, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Sakit
3. Perilaku Hidup Sehat Dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
Perilaku hidup sehat di kalangan sekolah dasar siswa perlu ditinjau mengenai perilaku
sehat pada usia sekolah dasar sebagai landasan dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat. Pertumbuhan dan perkembangan yang sehat akan
memungkinkan kondisi untuk berbagai kegiatan anak-anak, termasuk belajar. Penelitian
ini bertujuan untuk memahami gambaran korelasi antara perilaku kesehatan dan prestasi
akademik siswa. Desain penelitian ini adalah korelasional dengan ukuran sampel dari 30
siswa. Berdasarkan analisis data, ada korelasi yang signifikan antara perilaku kesehatan
dan prestasi akademik siswa. Dalam hal ini baik perilaku kesehatan siswa, semakin baik
prestasi akademik.
Kata Kunci : Perilaku hidup sehat, Prestasi akademik, Kebiasaan
4. Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap
Perilaku Caring perawat sangat penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ini
menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan di sebuah rumah sakit.Tujuan penelitian
ini adalah untuk menguji korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien
rawat inap, untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat, dan untuk
mendapatkan gambaran tentang kepuasan pasien rawat inap. Sampel penelitian adalah
136 orang pasien rawat inap yang diambil dengan cara purposive sampling. Instrumen
yang digunakan kuisioner data demografi, perilaku caring perawat menggunakan caring
behaviour inventory(CBI), dan kepuasan pasien rawat inap menggunakan patient
satisfaction questionnaire (PSQ) . Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi
Spearman. Berdasarkan analisa data, diperoleh nilai r=0.615 (p<0,05), hal ini
menunjukkan bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien
rawat inap. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring perawat
dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (52,9%), cukup (36,1%),

37
kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Untuk kepuasan pasien kategori puas (65,5%), sangat
puas (13,2%), tidak puas (20,6%), dan tidak puas (0,7%). Semakin baik perilaku caring
perawat maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien.
Kata Kunci : Perilaku Caring, Kepuasan Pasien, dan Perawat
5. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan berapa banyak perilaku merokok
pada remaja. Subyek penelitian ini adalah 75 laki-laki, berusia 15-18 tahun, dan perokok.
Penelitian ini dilakukan terhadap skala perilaku merokok, Skala pengaruh teman sebaya,
Skala Kepuasan psikologis, dan skala Perilaku Merokok. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa nilai F = 22.468 (p <0,05) dan R = (R = 0.620 makan R2= 0.384).
Sikap terhadap perilaku merokok dan pengaruh teman sebaya adalah prediktor terhadap
perilaku merokok pada remaja. Bisa disimpulkan bahwa orang tua adalah pemegang
peran utama bagi berkembangnya perilaku anak. Sikap permisif terhadap perilaku
merokok dan pengaruh teman sebaya yang efektif kontribusi 38,4%.
Kata Kunci : Perilaku dan Remaja

DAFTAR PUSTAKA

38
Widayatun, T. R. (1999). Ilmu Prilaku. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hidayat, D. R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Cv. Trans Info Media.
Nasution, I. K. (2008). Perilaku Merokok Pada Remaja. USU Institutional Repository , 1.
Mursidin, D. (2010). Psikologi Umum. Bandung: Cv Pustaka Setia
Gurusinga, R. (2015). Perilaku Caring Perawat dan Kepuasan Pasien Rawat Inap. USU
Institutional Repository , 1-2.
Gatiningsih. (2010, Februari 22). Diambil kembali dari Hubungan Antara Persepsi
Pasien Tentang Perilaku Caring Perawat Dengan Kecemasan Pasien Kemoterapi Pada
Kanker Payudara Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta - UMS ETD-db.htm: Google
Scholar
Prabowo, A. (t.thn.). Diambil kembali dari Hubungan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat (PHBS) Dengan Frekuensi Sakit Anggota Keluarga _ Prabowo _ Media
Publikasi Penelitian.htm: Google Scholar
Abdul Rahmat, M. B. (2015). Diambil kembali dari Perilaku Hidup Sehat Dan
Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar _ Rahmat _ psympathic.htm: Google Scholar
Thomas, E. (t.thn.). Dipetik April 23, 2013, dari ekwadothomas676.blogspot.co.id/2013/04/v
behaviour: defaultvmlo.html/m=1
Damanik, E. (t.thn.). Dipetik Februari 16, 2016, dari pengertian-pengertian
info.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-psikomotor-menurut-ahli.html/m=1.

39

Você também pode gostar

  • Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Documento2 páginas
    Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Sap Kenakalan Pada Remaja
    Sap Kenakalan Pada Remaja
    Documento1 página
    Sap Kenakalan Pada Remaja
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Sap Kenakalan Pada Remaja
    Sap Kenakalan Pada Remaja
    Documento8 páginas
    Sap Kenakalan Pada Remaja
    melody nada
    Ainda não há avaliações
  • Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Documento1 página
    Absen SMPN 1 Mojoanyar
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • SAP Gizi Anak Usia Sekolah
    SAP Gizi Anak Usia Sekolah
    Documento13 páginas
    SAP Gizi Anak Usia Sekolah
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Instrumen Sebar
    Instrumen Sebar
    Documento5 páginas
    Instrumen Sebar
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Agama
    Agama
    Documento12 páginas
    Agama
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Fungsi Agama
    Fungsi Agama
    Documento7 páginas
    Fungsi Agama
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Psikologi Study
    Psikologi Study
    Documento1 página
    Psikologi Study
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Cover
    Cover
    Documento2 páginas
    Cover
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • ISI No Re-Write
    ISI No Re-Write
    Documento22 páginas
    ISI No Re-Write
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Agama, Konflik, Masyarakat
    Agama, Konflik, Masyarakat
    Documento8 páginas
    Agama, Konflik, Masyarakat
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Documento23 páginas
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Documento23 páginas
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações
  • Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Documento23 páginas
    Asuhan Keperawatan Anak Dengan Bronkhitis PDFF
    Armila Yustika Hariyoko
    Ainda não há avaliações