Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SISTEM KELISTRIKAN
OTOMOTIF
Penyusun :
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada pelatihan otomotif
guru – guru Sekolah Menengah Kejuruan di PPPGT/VEDC Malang sesuai
dengan tuntutan keahlian bidang otomotif di dunia kerja
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pelatihan Keahlian Otomotif diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
Kepala Pusat
PPPGT/VEDC Malang
DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
Pendahuluan .................................................................................................1
I. Teori
Prinsip kerja motor starter..................................................................2
Sifat Starter,.......................................................................................6
Pentingnya Torsi Untuk Menggerakkan Motor...................................9
Pengaruh Temperatur Terhadap Penentuan Jenis Starter,...............11
Konstruksi Motor Starter,...................................................................13
Cara kerja,..........................................................................................17
Motor Starter Reduksi,…………………………………………………..20
Cara kerja motor starter reduksi,……………………………………….25
II. Praktik
Pemeriksaan Sistem Starter Pada Mobil...........................................30
Pembongkaran dan Perakitan Motor Starter.....................................36
Mengetes Anker dan Kumparan Anker..............................................43
Membongkar dan Mengetes Kumparan Solenoid.............................47
Memperbaiki Gangguan-gangguan pada system Starter,.................50
Umpan Balik...................................................................................................53
Daftar Pustaka................................................................................................54
PENDAHULUAN
Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama
kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai
penggerak mula dapat digolongkan antara lain :
Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik
sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat
menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil,
ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri
ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar
sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat
gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi
dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat start
dingin.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang
cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal
start (tidak dapat dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran
dalam motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung
60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm
I. TEORI
PRINSIP MOTOR STARTER
Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar
penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan
tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan
Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet
permanen maka medan magnet pada magnet permanen dan medan magnet
pada kumpoaran akan saling berinteraksi sebagi berikut:
N S
N S N S
Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal
dijelaskan sebagai berikut :
Arus listrik mengalir dari baterai sikat positif komutator sikat negatif
negatif baterai
Sisi kumparan (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan
garis gaya magnet searah putaran jarum jam.
Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan
medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang
mengarah kebawah (arah panah), gambar 1.10.
Akibat dari kedua gaya magnet tersebut maka anker akan berputar setengah
putaran searah jarum jam. Gambar 1.10 s/d 1.13
Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya
satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor
yang teratur secara terus menerus atau kontinyu..
Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang
kumparan yang berada dalam medan magnet.
Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan
untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur.
Gambar 1.14
1. Sifat starter.
Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar
berbanding proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin rendah
putaran makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan tenaga putar
yang besar. Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri)
pada kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi
kecil dan mengakibatkan tenaga putar yang dihasilkan rendah.
Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan
tegangan yang diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada
waktu menstart motor, dimana diperlukan tenaga yang besar sekali.
Gambar 1.15, menunjukkan tegangan yang diberikan pada starter ketika
dilakukan pengujian kapasitas. Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila
tegangan pada motor starter bertambah besar, maka kapasitasnya akan
menurun. Dengan demikian kapasitas motor starter sangat erat hubungannya
dengan tegangan baterai.
V 5,5
R= 0,016
I 330
Pada waktu motor stater berputar mencapai putaran 5000 rpm, arus pada
starter pada tegangan 11 V akan menjadi:
V 11
I= 687,5 A
R 0,016
Tetapi keadaan i sebenarnya seperti dilihat pada grafik 1.15 arus yang mengalir
hanya 70 A. Hal tersebut disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri)
pada kumparan anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya
arus dari baterai. Besarnya arus dihitung sebagai berikut :
V e
I=
R
Menjadi: e = V – IR
e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V
Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70
Ampere, hal ini disebabkan karna adanya tegangan balik dari Kumparan angker
kira-kira sebesar 9,88 Volt.
V e 11 9,88
I= 70 A
R 0,016
Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi
dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya
arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya
arus ke kumparan medan, kumparan angker akan berkurang sehingga motor
starter akan menstabilkan putarannya. Pada saat hambatan putaran membesar
putaran motor starter lambat, arus lawan pada kumparan angker dan kumparan
medan kecil, torsi yang dihasilkan akan menjadi besar
Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal,,
tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik
untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d
2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar
engkol adalah sebagai berikut :
4 silinder 90 rpm
Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun
motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada
sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai
tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros
engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari
ketentuan diatas maka arus besar mengalir pada motor starter dan
mengakibatkan tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil
pengapian berada dibawah normal ( 8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak
berfungsi. Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila
tegangan baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.
Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam
menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4
silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah 0,8 ~ 1,0 kg-m.
Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan
menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan
perbandingannya adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi 12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang
diperlukan untuk starter adalah:
6
0,47 rpm
12,78
Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter
adalah 0,47 kg-m.gambar 1.12 dibawah menunjukkan data output starter yang
diperlukan oleh motor 12R.
Pada gambar 1.11 sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran
adalah 1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:
1.700
133rpm .
12,78
Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih
besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang
cukup pada permulaan starter.
115
Jadi perbandingan 12,78
9
11,5
0,9 Kgm
12,78
Dalam gambar, starter out put (gambar 1.17) pada saat torsi 0,90 kg-m, putaran
starternya adalah 1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran (NE)
sebagai berikut :
1.000
NE = 12,78 86 rpm
Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini
arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar
dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada
starter dapat dijaga lebih dari 8,0 V, ,maka yang diperlukan untuk start
pertama sudah terpenuhi.
Tetapi hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur
rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu
temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup
maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas
baterai merupakan faktor yang terpenting.
KONTRUKSI
Disamping rem anker model pegas, ada juga rem anker model listrik dimana
bekerjanya dengan sistem kerja listrik. Konstruksi motor starter model ini
berbeda denagn model yang biasa, pada model pengereman anker model
listrik, gulungan Kumparan medan ditambah lagi dengan 2 gulungan lagi yaitu
shunt Kumparan medan lihat gambar, satu gulungan dihubungkan seri dengan
sikat + dan yang satu lagi dihubungkan dengan massa body.
Gambar 5 – 9a memperlihatkan jaringan kelistrikan shunt Kumparan medan
dengan cara kerjanya sebagai berikut. Saat kunci kontak ON arus yang masuk
ke dalam kumparan shunt Kumparan medan akan memperkuat kemagnetan
Kumparan medan karena arah arus masuk ke dalam shunt Kumparan medan
sama maka kemagnetan juga sama, akan tetapi pada saat kontak starter OFF,
terjadi hal sebagai berikut. Proses pelepasan contact plate sama seperti yang
model biasa dan anker masih berputar oleh putaran enersia, pada saat ini brake
surface dan pegas pengereman tidak dapat langsung mengerem anker.
Sedangkan anker masih terdapat sisa-sisa kemagnetan listrik pada inti besinya
dan ini mengakibatkan timbulnya arus listrik pada shunt Kumparan medan yang
menyerupai sebuah generator penghasil arus listrik.
Saklar magnet
Fungsi utama sakelar magnet (magnetic switch) seperti telah diketahui, adalah
untuk menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda penerus,
dan sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui
terminal utama.
Saklar magnet terdiri dari kontak plate yang dihubungkan dengan plunger dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar plunger digulung oleh dua buah
golongan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut pull-in-coil.
Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan hold-in coil.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini beraksi dalam arah yang sama,
plunger akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang dihasilkan
berlawanan arah dan masing-masing saling menghapuskan maka plunger akan
kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (return spring).
Pull in coil dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan anker, sedangkan
hold in coil, dihubungkan langsung dengan massa. Adapun cara kerja saklar
magnetnya adalah sebagai berikut :
c. Pada saat starter Switch OFF Apabila starter switch di OFF kan, arus
yang mengalir ke terminal 50 tidak ada.
Pada saat ini kontak plate masih
menutup, sehingga arus diterminal C
selain mengalir ke motor, juga mengalir
ke pull in coil, hold in coil langsung ke
massa. Karena arus yang mengalir
berlawanan, maka gaya magnet yang
dihasilkan oleh pull in coil dan hold in coil
akan saling menghapuskan satu sam
lainnya, sehingga kemagnetan tersebut
tidak mampu lagi menahan plunger.
Dengan demikan plunger akan kembali
ke posisi semula dengan bantuan pegas
pembalik (return spring)
Gambar 5 – 24
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, Kumparan medan dan ke
massa melalui anker. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya
magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada
kedua kumparan tersebut sama, seperti pada gambar 5 – 24.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai terminal 50 hold in coil massa
Baterai terminal 50 pull in coil Kumparan medan anker massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring
gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main
switch.
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan
mulai menutup main switch, lihat gambar 5 – 25. Pada saat ini arus akan
mengalir sebagai berikut:
Baterai terminal 50 hold in coil massa
Baterai main switch terminal C Kumparan medan anker
massa
Seperti pada gambar 5 – 25 di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in
coil saja. Bersamaan dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke
Kumparan medan anker massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat
menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutar ring gear.
Bilamana motor sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan anker melalui
pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang
berlebihan.
Gambar 5 - 26
Sesudah starter switch diputar ke off, dan main switch dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Kumparan medan anker massa
Oleh karena starter switch diputar ke posisi off maka pull in coil dan hold in coil
tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran
arusnya akan menjadi:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Pull in coil hold in coil massa
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gaya magnet
yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling
menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan return spring dapat
mnegembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan demikian drive lever
menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.
Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan
idle gear tersebut, gaya rotasi dari anker diperlambat sampai sepertiga agar
dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear, walaupun
bentuk motor starternya lebih kecil. Gambar 5 – 27 menunjukkan bentuk motor
starter reduksi secara keseluruhan.
Gambar 5 - 28
Starter clutch terdiri dari pinion shaft yang perpindahannya jadi satu dengan
pinion, spline tube yang disesuaikan terhadap clutch bagian dalam, clutch outer,
clutch roller dan clutch gear.
Clutch roller adalah jenis outer roller, dan cara kerja pergerakan dari magnetic
switch menyebabkan plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft,
yang mana putarannya menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah
tanda panah).
Oleh karena screw spline memotong terhadap pinion shaft, pinion akan maju,
sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Untuk mencegah gigi-gigi dari
roda gigi rusak (chippling) pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi karena
kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar antara
pinion dan ring gear. Drive spring diperlengkapi dengan pinion. Fungsi drive
spring adalah sebagai berikut:
Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft
supaya hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah
gigi-gigi dari kerusakan.
Dengan pengajuan dari pinion shaft , pinion berputar torsi dari screw spline dan
menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya tidak
berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak
utama magnetic switch. Anker akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan
berkaitan dengan ring gear. Untuk jelasnya dapat dilihat cara kerjanya starter
gambar 5 – 31 clutch.
Cara kerja starter clutch
Seperti ditunjukkan pada gambar bahwa
mekanisme clutch roller adalah jenis outer
roller. Bila starter bekerja, roller-roller akan
meluncur ke dalam outer alat mengunci
bagian outer dan inner bersama-sama dan
memindahkan momen puntir (torsi) dari
outer (clutch gear) ke inner (spline tube).
3. Saklar magnet
Gambar 5 - 34
Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, pull in coil untuk menarik
plunger dan hold in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk
mendorong pinion keluar dari main kontak untuk mensuplai daya dari baterai ke
motor.
Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunger seperti terlihat
pada gambar 5 – 34, tapi pada waktu yang bersamaan plunger menekan pegas
(spring 1). Kontak plate dan plunger merupakan satu kesatuan. Jadi apabila
starter switch pada posisi ON, plunger tertarik ke dalam dan plunger shaft
mendorong clutch pinion shaft keluar.
Gambar 5 - 35
Dengan memutar starter/switch ke posisi ON, arus akan mengalir melalui hold in
cold dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke pull in coil dan Kumparan
medan. Pada saat ini, pull in coil dan Kumparan medan menghasilkan gaya
magnet dengan arah yang sama.
Dengan terbentuknya gaya magnet ini plunger magnet switch (saklar magnet)
tertarik ke dalam, menyebabkan plunger tertarik ke arah kiri sehingga pinion
berkaitan dengan ring gear. Dengan perkaitan ini, plunger kontak plate menutup
main kontak (terminal utama) sehingga Kumparan medan dan anker menerima
arus listrik yang besar langsung dari baterai. Akibatnya anker berputar pada
kecepatan tinggi dan drive pinion, idle gear kecepatannya turun sepertiga
sampai seperempat. Sewaktu pull in coil terputus (shorted out), plunger
dipertahankan hanya oleh hold in coil.
Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh ring gear, sehingga
clutch berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi
yang berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat starter switch OFF
Dengan memutar starter switch ke posisi OFF, arus yang mengalir ke hold in
coil akan terputus sehingga plunger akan kembali ke posisi semula, akibat dari
dorongan pegas 2 (plunger spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn
terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu
dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara brush (sikat) dan
commutator.
SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan tilt
cabin, switch sub starter ditempatkan di ruang motor yang berfungsi untuk
memperkerjakan sirkuit starter dan mempermudah menghidupkan motor
bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan sub starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Kerjakan sub starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1.Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Neutral safety switch “ON”
Sub starter switch “OFF”
Dengan kunci kontak di set di “ON”, pindahkan transmisi pada posisi
netral menyebabkan arus mengalir dari terminal B ke terminal starter,
kunci kontak melalui neutral relay switch dan terminal sub starter.
2. Menghidupkan motor
Neutral safety “ON”
Sub starter posisi “ON”
Dengan menekan sub starter switch saat kunci kontak pada “ON” dan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari baterai
kunci kontak switch neutral safety Switch sub starter relay
starter massa. Relay akan bekerja dan memungkinkan arus dari
baterai secara langsung mengalir ke terminal S switch dan starter
memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan switch starter
dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor tetap hidup
karena kunci kontak berada di “ON”.
3.Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.
II. PRAKTIK
Pemeriksaan Sistem Starter pada Mobil
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta diklat dapat :
Mengetes sistem starter pada mobil
Melepas dan memasang starter pada mobil
Mengetes starter pada test bench
KESELAMATAN KERJA :
Jangan start mesin selama masih ada orang yang bekerja pada mobil
kopling selalu harus ditekan.
Langkah kerja :
Tes pada mobil
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Membongkar motor starter pada meja kerja
Membersihkan komponen – komponen motor starter
Merakit kembali komponen – komponen motor starter
Langkah kerja
1. Pembongkaran
Jepit starter pada ragum
3. Perakitan
PETUNJUK
Skema Vet
Penjelas
1 = Diberi gemuk tipis berarti dioles gemuk sedikit sekali asal merata
dan terbentuk lapisan film
2 = Diberi gemuk ringan berarti diberi gemuk cukup dan tidak
berlebihan
Tebal lapisan vet 0,1 mm
3 = Diberi gemuk tebal berarti diberi gemuk banyak. Tebal lapisan
0,5 – 1 mm
4 = Diberi oli ringan berarti diberi gemuk oli sedikit asal merata
dan terbentuk lapisan film
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta diklat dapat :
Mengetes anker dengan alat tes 110 volt AC – Ohmeter – Pipser
Mengetes anker dengan growler
Menentukan kondisi komutator, sikat – sikat beserta pemegangnya dan
kopling jalan bebas
Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmeter – Pipser
KESELAMATAN KERJA :
2. Dengan Growler
C. Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmmeter – Pipser
TUJUAN PEMBELAJARAN :
PETUNJUK :
Tutup rumah kotak ada yang dapat dibuka, ada yang tidak dapat dibuka
LANGKAH KERJA :
A. Melepas
Lepas klem negatif baterai
Lepas klem 30, 50 dan klem utama bawah ( c ) pada solenoid
Lepas baut/mur pengikat solenoid dan keluarkan solenoid dari
motor stand
B. Mengetes
C. Membongkar
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Menentukan letak gangguan sesuai dengan flow chart
Memperbaiki gangguan yang ditemukan menurut petunjuk jobsheet
LANGKAH KERJA :
Lakukan pemeriksaan pada sistem stater sesuai dengan petunjuk
flowchart (diagram aliran pemeriksaan / mencari gangguan)
Jika menemukan letak gangguan, lakukan perbaikan dengan
petunjuk jobsheet yang sesuai
Catat gangguan yang ditemukan
Setelah dilakukan perbaikan, lakukan pengontrolan sekali lagi hingga sistem
starter dapat berfungsi dengan baik
Pengukuran tegangan pada solenoid
1. Terminal 30 --- dari baterai
2. Terminal 50 --- dari kunci kontak
3. Terminal C --- ke kumparan medan
Ukur tegangan pada terminal untuk kumparan medan (terminal C) solenoid, jika
kontak solenoid baik, tegangan terukur minimal 8 V
Tegangan terukur tidak ada atau Tegangan terukur sesuai
kurang dari 8 V
Ukur tegangan pada terminal 50 kunci kontak (tegangan terukur minimal 8 Volt)
Tegangan tidak ada Tegangan ada
Selesai
Selesai
Selesai
Perbaikan :
a. Ganti sikat dan bersihkan rumah sikat
b. Bubut kolektor dan frais alur – alur kolektor. Bila diameter
kolektor sudah terlalu kecil ganti anker
UMPAN BALIK
DAFTAR PUSTAKA