Você está na página 1de 57

MODUL PELATIHAN

SISTEM KELISTRIKAN
OTOMOTIF

BUKU INFORMASI TEORI DAN PRAKTIK


PELATIHAN OTOMOTIF GURU-GURU SMK
SISTEM STARTER

Penyusun :

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI
VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
JL. Teluk Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (0341) 491239, Fax. (0341) 491342
S ist e m K e list rikan O to mo t if

KATA PENGANTAR

Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada pelatihan otomotif
guru – guru Sekolah Menengah Kejuruan di PPPGT/VEDC Malang sesuai
dengan tuntutan keahlian bidang otomotif di dunia kerja

Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaiannya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pelatihan Keahlian Otomotif diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.

Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas


keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan tuntutan
keahlian di bidang otomotif .

Segenap Manajemen PPPGT/VEDC Malang menyampaikan terima kasih


dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan
bahan ajar ini.

Kepala Pusat
PPPGT/VEDC Malang

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter i


S ist e m K e list rikan O to mo t if

DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
Pendahuluan .................................................................................................1
I. Teori
Prinsip kerja motor starter..................................................................2
Sifat Starter,.......................................................................................6
Pentingnya Torsi Untuk Menggerakkan Motor...................................9
Pengaruh Temperatur Terhadap Penentuan Jenis Starter,...............11
Konstruksi Motor Starter,...................................................................13
Cara kerja,..........................................................................................17
Motor Starter Reduksi,…………………………………………………..20
Cara kerja motor starter reduksi,……………………………………….25
II. Praktik
Pemeriksaan Sistem Starter Pada Mobil...........................................30
Pembongkaran dan Perakitan Motor Starter.....................................36
Mengetes Anker dan Kumparan Anker..............................................43
Membongkar dan Mengetes Kumparan Solenoid.............................47
Memperbaiki Gangguan-gangguan pada system Starter,.................50
Umpan Balik...................................................................................................53
Daftar Pustaka................................................................................................54

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter ii


S ist e m K e list rikan O to mo t if

PENDAHULUAN

Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor
tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama
kali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai
penggerak mula dapat digolongkan antara lain :
 Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
 Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
 Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
 Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik
sebagai penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat
menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil,
ringkas ,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri
ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar
sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat
gesekan bagian-bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi
dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan pada saat start
dingin.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang
cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal
start (tidak dapat dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran
dalam motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung
60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 1


S ist e m K e list rikan O to mo t if

I. TEORI
PRINSIP MOTOR STARTER

Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar
penghantar akan timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan
tergantung dari arah arus listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan

Gambar 1.1 Gambar 1.2


 Arus listrik mengalir sesuai arah  Ibu jari menunjukkan arah arus
panah. listrik.
 Medan magnet searah dengan  Keempat jari lainnya menunjukkan
putaran jarum jam. arah medan magnet.
Dalam simbol listrik dapat digambarkan sebagai berikut.

Arah garis gaya


magnet

Gambar 1.3 Gambar 1.4

 Arus menjauhi kita.  Arus mendekati kita.

 Arah garis gaya magnet searah  Arah garis gaya magnet


putaran jarum jam berlawanan putaran jarum jam.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 2


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet
permanen maka medan magnet pada magnet permanen dan medan magnet
pada kumpoaran akan saling berinteraksi sebagi berikut:

N S

Gambar 1.5 Gambar 1.6


 Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya
magnet yang berlawanan saling memperlemah.
 Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan
terdorong kebawah (sesuai arah panah) gambar 1.5, 1.6.

N S N S

Gambar 1.7 Gambar 1.8 Gambar 1.9

Sebuah penghantar berbentuk U ditempatkan diantara dua kutup magnet


permanen, kemudian pada penghantar tersebut dialiri arus listrik maka
kumparan akan berputar.
Sisi kumparan terdorong keatas dan sisi kumparan terdorong kebawah,
sehingga pada sumbu kumparan terdapat gaya saling berlawanan (kopel) dan
kumparan berputar searah putaran jarum jam, gambar 1.5.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 3


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal
dijelaskan sebagai berikut :
Arus listrik mengalir dari  baterai  sikat positif  komutator  sikat negatif
negatif baterai
 Sisi kumparan  (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan
garis gaya magnet searah putaran jarum jam.
 Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan
medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang
mengarah kebawah (arah panah), gambar 1.10.

Gambar 1.10 Gambar 1.11

Gambar 1.12 Gambar 1.13


 Sisi kumparan (arus mendekati kita) membentuk medan magnet, garis
gaya magnet berlawanan arah putaran jarum jam.
 Medan magnet pada magnet permanen berinteraksi dengan medan magnet
pada kumparan dan menghasilkan gaya magnet mengarah keatas.Gambar
1.10

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 4


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Akibat dari kedua gaya magnet tersebut maka anker akan berputar setengah
putaran searah jarum jam. Gambar 1.10 s/d 1.13
Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya
satu arah melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor
yang teratur secara terus menerus atau kontinyu..
Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang
kumparan yang berada dalam medan magnet.
Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan
untuk menjamin putaran motor yang lebih teratur.

Prinsip dasar motor seri arus searah.


Pada umumnya motor stater yang digunakan untuk motor mobil adalah motor
seri arus searah seperti yang ditunjukkan pada gambar prinsip berikut ini.

Gambar 1.14

Motor seri DC : Kumparan medan terhubung seri dengan kumparan anker.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 5


S ist e m K e list rikan O to mo t if

1. Sifat starter.

Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar
berbanding proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin rendah
putaran makin besar arus yang mengalir sehingga menghasilkan tenaga putar
yang besar. Semakin tinggi putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri)
pada kumparan anker, sehingga arus yang mengalir pada motor starter menjadi
kecil dan mengakibatkan tenaga putar yang dihasilkan rendah.
Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan
tegangan yang diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada
waktu menstart motor, dimana diperlukan tenaga yang besar sekali.
Gambar 1.15, menunjukkan tegangan yang diberikan pada starter ketika
dilakukan pengujian kapasitas. Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila
tegangan pada motor starter bertambah besar, maka kapasitasnya akan
menurun. Dengan demikian kapasitas motor starter sangat erat hubungannya
dengan tegangan baterai.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 6


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus.


Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada Gambar 1.15..
Pada saat distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran nol, adalah
330 A (lihat titik perpotongan antara putaran / rpm, arus dan tegangan).
Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis
tegangan dan dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong V). Atas dasar
ini dihitung jumlah tahanan (R) dari Kumparan medan dan Kumparan angker
menjadi:

V 5,5
R=   0,016
I 330

Pada waktu motor stater berputar mencapai putaran 5000 rpm, arus pada
starter pada tegangan 11 V akan menjadi:

V 11
I=   687,5 A
R 0,016

Tetapi keadaan i sebenarnya seperti dilihat pada grafik 1.15 arus yang mengalir
hanya 70 A. Hal tersebut disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri)
pada kumparan anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya
arus dari baterai. Besarnya arus dihitung sebagai berikut :

V e
I=
R

Menjadi: e = V – IR

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut :

e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V

Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70
Ampere, hal ini disebabkan karna adanya tegangan balik dari Kumparan angker
kira-kira sebesar 9,88 Volt.
V  e 11  9,88
I=   70 A
R 0,016

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 7


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi
dari starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya
arus lawan, maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya
arus ke kumparan medan, kumparan angker akan berkurang sehingga motor
starter akan menstabilkan putarannya. Pada saat hambatan putaran membesar
putaran motor starter lambat, arus lawan pada kumparan angker dan kumparan
medan kecil, torsi yang dihasilkan akan menjadi besar

Kecepatan putar poros engkol.


Seperti yang telah diterangkan terdahulu bawah fungsi motor starter yang dii
kehendaki adalah memutarkan motor secukupnya untuk memperoleh putaran
minimum sehingga proses pembakaran dalam silinder motor bisa berlangsung..
Kecepatan minimum yang dibutuhkan untuk menstarter motor, disesuaikan
dengan kecepatan putaran poros engkol adalah sebagai berikut:
a Model motor
Yang di maksudkan model motor di sini adalah meliputi banyaknya silinder,
volume silinder, bentuk ruang bakar dan sifat-sifat karburatornya.
b Kondisi motor
Pengertian disini adalah meliputi temperatur tekanan udara, campuran
udara bensin dan loncatan api
c Faktor lain
Adalah putaran minimum yang di butuhkan untuk menghidupkan motor ,
terutama pada saat temperatur rendah.

Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal,,
tekanan kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik
untuk motor bensin yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d
2000 adalah 60~ 90 rpm. Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar
engkol adalah sebagai berikut :

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 8


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Motor bensin 1 ~ 2 silinder (500 cc) 120 rpm

4 ~ 6 silinder (1000  2000 cc) 60 ~ 90 rpm

4 silinder 90 rpm

6 silinder 100 rpm


Motor diesel

Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun
motor masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada
sistem yang lain. Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai
tidak menurun, maka poros engkol dapat distart kembali dengan putaran poros
engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada saat distart, putaran yang lebih rendah dari
ketentuan diatas maka arus besar mengalir pada motor starter dan
mengakibatkan tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan coil
pengapian berada dibawah normal (  8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak
berfungsi. Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila
tegangan baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.

2. Pentingnya “ Torsi” Untuk Menggerakkan Motor.

Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam
menentukan apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Setiap motor mempunyai maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4
silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc maksimum torsinya adalah  0,8 ~ 1,0 kg-m.

Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi


yang melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai
torsi  0,8 ~ 1,0 kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros
engkol. Untuk memperbesar torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan
bantuan roda gigi (gear).

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 9


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan
menjadi 10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan
perbandingannya adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi  12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang
diperlukan untuk starter adalah:
6
 0,47 rpm
12,78

Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter
adalah 0,47 kg-m.gambar 1.12 dibawah menunjukkan data output starter yang
diperlukan oleh motor 12R.
Pada gambar 1.11 sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran
adalah  1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:

1.700
 133rpm .
12,78

Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih
besar dari itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang
cukup pada permulaan starter.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 10


S ist e m K e list rikan O to mo t if

3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter.


Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang
bagaimana cocok dipergunakan untuk suatu motor. Makin rendah temperatur
berarti tahanan putaran motor makin bertambah, sehingga membutuhkan torsi
yang lebih besar pula untuk dapat memutarkan engkol. Untuk memenuhi
kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang mempunyai daya tahan panas yang
tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan fall gear dapat
membangkitkan torsi yang lebih besar lagi. Jenis starter yang dapat memenuhi
kondisi seperti diatas, dikenal dengan starter reduksi. Penggunaan sifat starter
reduksi yang dapat menimbulkan torsi yang besar pada waktu start, dan dengan
menyesuaikan tenaga baterai, maka mampu distart pada waktu temperatur
rendah.

Sifat “ Start” pada Temperatur Rendah.

Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan


bantuan gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor
12R.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 11


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu


temperatur rendah adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah

(-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan 


11,5 kg-m dengan putaran poros engkol  80 rpm.

Jumlah gigi pinion starter 9

Jumlah gigi ring gear 115

115
Jadi perbandingan  12,78
9

Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai


berikut :

11,5
0,9 Kgm
12,78

Dalam gambar, starter out put (gambar 1.17) pada saat torsi 0,90 kg-m, putaran
starternya adalah  1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran (NE)
sebagai berikut :

1.000
NE = 12,78  86 rpm

Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini
arus yang mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar
dan mencukupi, tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada
starter dapat dijaga lebih dari  8,0 V, ,maka yang diperlukan untuk start
pertama sudah terpenuhi.
Tetapi hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur
rendah maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu
temperatur rendah, untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup
maka kapasitas baterai harus lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas
baterai merupakan faktor yang terpenting.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 12


S ist e m K e list rikan O to mo t if

KONTRUKSI

Gambar 1.18 Konstruksi motor starter.

Disamping rem anker model pegas, ada juga rem anker model listrik dimana
bekerjanya dengan sistem kerja listrik. Konstruksi motor starter model ini
berbeda denagn model yang biasa, pada model pengereman anker model
listrik, gulungan Kumparan medan ditambah lagi dengan 2 gulungan lagi yaitu
shunt Kumparan medan lihat gambar, satu gulungan dihubungkan seri dengan
sikat + dan yang satu lagi dihubungkan dengan massa body.
Gambar 5 – 9a memperlihatkan jaringan kelistrikan shunt Kumparan medan
dengan cara kerjanya sebagai berikut. Saat kunci kontak ON arus yang masuk
ke dalam kumparan shunt Kumparan medan akan memperkuat kemagnetan
Kumparan medan karena arah arus masuk ke dalam shunt Kumparan medan
sama maka kemagnetan juga sama, akan tetapi pada saat kontak starter OFF,
terjadi hal sebagai berikut. Proses pelepasan contact plate sama seperti yang
model biasa dan anker masih berputar oleh putaran enersia, pada saat ini brake
surface dan pegas pengereman tidak dapat langsung mengerem anker.
Sedangkan anker masih terdapat sisa-sisa kemagnetan listrik pada inti besinya
dan ini mengakibatkan timbulnya arus listrik pada shunt Kumparan medan yang
menyerupai sebuah generator penghasil arus listrik.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 13


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Saklar magnet

Fungsi utama sakelar magnet (magnetic switch) seperti telah diketahui, adalah
untuk menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda penerus,
dan sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui
terminal utama.

Gambar 5 – 20 Kontruksi saklar magnet.

Saklar magnet terdiri dari kontak plate yang dihubungkan dengan plunger dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar plunger digulung oleh dua buah
golongan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut pull-in-coil.
Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan hold-in coil.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini beraksi dalam arah yang sama,
plunger akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang dihasilkan
berlawanan arah dan masing-masing saling menghapuskan maka plunger akan
kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (return spring).
Pull in coil dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan anker, sedangkan
hold in coil, dihubungkan langsung dengan massa. Adapun cara kerja saklar
magnetnya adalah sebagai berikut :

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 14


S ist e m K e list rikan O to mo t if

a. Pada saat starter switch on

Bila starter switch diputar ke posisi ON,


arus akan mengalir melalui pull in coil dan
hold in coil. Akibatnya, akan terjadi gaya
magnet pada pull in coil dan hold in coil
dengan arah yang sama, seperti tanda
panah pada gambar 5 – 21. Gaya-gaya
tersebut akan menarik plunger / kontak
plate dengan kuat. Akan tetapi, arus yang
dari pull in coil ke Kumparan medan dan
anker belum mampu untuk memutar
motor.

b. Pada saat Holding

Setelah kontak plate menutup, terminal


utama (MT) berhubungan dengan
terminal C sehingga arus besar baterai
akan mengalir ke Kumparan medan –
anker – massa. Akibatnya anker berputar,
sendangkan pada saat ini melalui pull in
coil tidak ada arus yang yang mengalir,
sehingga kemagnetannya hilang dan
plunger hanya ditahan oleh kemagnetan
yang terjadi pada terjadi pada hold in coil
saja.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 15


S ist e m K e list rikan O to mo t if

c. Pada saat starter Switch OFF Apabila starter switch di OFF kan, arus
yang mengalir ke terminal 50 tidak ada.
Pada saat ini kontak plate masih
menutup, sehingga arus diterminal C
selain mengalir ke motor, juga mengalir
ke pull in coil, hold in coil  langsung ke
massa. Karena arus yang mengalir
berlawanan, maka gaya magnet yang
dihasilkan oleh pull in coil dan hold in coil
akan saling menghapuskan satu sam
lainnya, sehingga kemagnetan tersebut
tidak mampu lagi menahan plunger.
Dengan demikan plunger akan kembali
ke posisi semula dengan bantuan pegas
pembalik (return spring)

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 16


S ist e m K e list rikan O to mo t if

CARA KERJA MOTOR STARTER

1. Pada saat Starter Switch ON

Gambar 5 – 24

Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, Kumparan medan dan ke
massa melalui anker. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya
magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada
kedua kumparan tersebut sama, seperti pada gambar 5 – 24.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai  terminal 50  hold in coil  massa
Baterai  terminal 50  pull in coil  Kumparan medan  anker  massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring
gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main
switch.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 17


S ist e m K e list rikan O to mo t if

2. Pada saat pinion berkaitan penuh

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan
mulai menutup main switch, lihat gambar 5 – 25. Pada saat ini arus akan
mengalir sebagai berikut:
Baterai  terminal 50  hold in coil  massa
Baterai  main switch  terminal C  Kumparan medan  anker 
massa
Seperti pada gambar 5 – 25 di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in
coil saja. Bersamaan dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke
Kumparan medan anker massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat
menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutar ring gear.
Bilamana motor sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan anker melalui
pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang
berlebihan.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 18


S ist e m K e list rikan O to mo t if

3. Pada saat starter switch off

Gambar 5 - 26

Sesudah starter switch diputar ke off, dan main switch dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Kumparan medan anker massa
Oleh karena starter switch diputar ke posisi off maka pull in coil dan hold in coil
tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran
arusnya akan menjadi:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Pull in coil hold in coil massa
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gaya magnet
yang dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling
menghapuskan, hal ini mengakibatkan kekuatan return spring dapat
mnegembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan demikian drive lever
menarik starter clutch dan pinion gear terlepas dari perkaitan.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 19


S ist e m K e list rikan O to mo t if

MOTOR STARTER REDUKSI

Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan
idle gear tersebut, gaya rotasi dari anker diperlambat sampai sepertiga agar
dapat menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear, walaupun
bentuk motor starternya lebih kecil. Gambar 5 – 27 menunjukkan bentuk motor
starter reduksi secara keseluruhan.

Konstruksi dan cara kerja

1. Motor reduction gear


Motor starter terdiri dari anker, starter dan brush (sikat sikat). Seperti
ditunjukkan pada gambar 5 – 28 drive pinion, idle gear dan clutch gear berkaitan
tetap. Putaran anker dipindahkan ke drive pinion, melalui idle gear dan clutch
gear sehingga putarannya berkurang sampai seperempat setelah melalui
mekanisme clutch.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 20


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Gambar 5 - 28

2. Kopling starter (starter clutch)


Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi
dengan starter clutch. Untuk motor starter model reduksi ini, dipergunakan
starter clutch seperti berikut:

Gambar 5 – 29. Starter clutch reduksi

Starter clutch terdiri dari pinion shaft yang perpindahannya jadi satu dengan
pinion, spline tube yang disesuaikan terhadap clutch bagian dalam, clutch outer,
clutch roller dan clutch gear.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 21


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Clutch roller adalah jenis outer roller, dan cara kerja pergerakan dari magnetic
switch menyebabkan plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft,
yang mana putarannya menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah
tanda panah).
Oleh karena screw spline memotong terhadap pinion shaft, pinion akan maju,
sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Untuk mencegah gigi-gigi dari
roda gigi rusak (chippling) pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi karena
kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar antara
pinion dan ring gear. Drive spring diperlengkapi dengan pinion. Fungsi drive
spring adalah sebagai berikut:
Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft
supaya hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah
gigi-gigi dari kerusakan.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 22


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Dengan pengajuan dari pinion shaft , pinion berputar torsi dari screw spline dan
menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya tidak
berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak
utama magnetic switch. Anker akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan
berkaitan dengan ring gear. Untuk jelasnya dapat dilihat cara kerjanya starter
gambar 5 – 31 clutch.
Cara kerja starter clutch
Seperti ditunjukkan pada gambar bahwa
mekanisme clutch roller adalah jenis outer
roller. Bila starter bekerja, roller-roller akan
meluncur ke dalam outer alat mengunci
bagian outer dan inner bersama-sama dan
memindahkan momen puntir (torsi) dari
outer (clutch gear) ke inner (spline tube).

Sebaliknya, apabila motor mulai hidup dan


ring gear mulai memutar pinion, bagian
inner yang berhubungan dengan pinion
shaft dan screw spline akan berputar lebih
cepat dibanding bagian luar (outer).
Kemudian seperti pada gambar 5 – 33,
roller-roller akan menekan pegas – pegas
(springs) dan kembali ke posisi semula.

Akibatnya inner akan bebas dari outer


sehingga dapat mencegah anker berputar
berlebihan (over running).

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 23


S ist e m K e list rikan O to mo t if

3. Saklar magnet

Gambar 5 - 34

Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, pull in coil untuk menarik
plunger dan hold in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk
mendorong pinion keluar dari main kontak untuk mensuplai daya dari baterai ke
motor.

Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunger seperti terlihat
pada gambar 5 – 34, tapi pada waktu yang bersamaan plunger menekan pegas
(spring 1). Kontak plate dan plunger merupakan satu kesatuan. Jadi apabila
starter switch pada posisi ON, plunger tertarik ke dalam dan plunger shaft
mendorong clutch pinion shaft keluar.

Gambar 5 - 35

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 24


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Gambar 5 – 35 menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang di dalam


plunger. Fungsinya sama seperti drive spring yang sudah diuraikan pada bagian
yang menguraikan clutch. Apabila pinion melanggar ring gear, plunger akan
menekan spring 2, menutup terminal utama. Dengan tertutup terminal utama,
akibatnya anker berputar dan selanjutnya pinion akan berkaitan dengan ring
gear secara sempurna.

Cara kerja starter reduksi

1. Pada saat starter switch ON

Dengan memutar starter/switch ke posisi ON, arus akan mengalir melalui hold in
cold dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke pull in coil dan Kumparan
medan. Pada saat ini, pull in coil dan Kumparan medan menghasilkan gaya
magnet dengan arah yang sama.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 25


S ist e m K e list rikan O to mo t if

2. Pinion gear berkaitan penuh

Dengan terbentuknya gaya magnet ini plunger magnet switch (saklar magnet)
tertarik ke dalam, menyebabkan plunger tertarik ke arah kiri sehingga pinion
berkaitan dengan ring gear. Dengan perkaitan ini, plunger kontak plate menutup
main kontak (terminal utama) sehingga Kumparan medan dan anker menerima
arus listrik yang besar langsung dari baterai. Akibatnya anker berputar pada
kecepatan tinggi dan drive pinion, idle gear kecepatannya turun sepertiga
sampai seperempat. Sewaktu pull in coil terputus (shorted out), plunger
dipertahankan hanya oleh hold in coil.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 26


S ist e m K e list rikan O to mo t if

3. Selama motor mulai hidup

Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh ring gear, sehingga
clutch berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi
yang berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat starter switch OFF

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 27


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Dengan memutar starter switch ke posisi OFF, arus yang mengalir ke hold in
coil akan terputus sehingga plunger akan kembali ke posisi semula, akibat dari
dorongan pegas 2 (plunger spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn
terputus, dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu
dengan pengaruh pengereman dari gesekan antara brush (sikat) dan
commutator.
SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan tilt
cabin, switch sub starter ditempatkan di ruang motor yang berfungsi untuk
memperkerjakan sirkuit starter dan mempermudah menghidupkan motor
bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan sub starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Kerjakan sub starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1.Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Neutral safety switch “ON”
Sub starter switch “OFF”
Dengan kunci kontak di set di “ON”, pindahkan transmisi pada posisi
netral menyebabkan arus mengalir dari terminal B ke terminal starter,
kunci kontak melalui neutral relay switch dan terminal sub starter.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 28


S ist e m K e list rikan O to mo t if

2. Menghidupkan motor
Neutral safety “ON”
Sub starter posisi “ON”
Dengan menekan sub starter switch saat kunci kontak pada “ON” dan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari baterai
 kunci kontak  switch neutral safety  Switch sub starter  relay
starter  massa. Relay akan bekerja dan memungkinkan arus dari
baterai secara langsung mengalir ke terminal S switch dan starter
memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan switch starter
dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor tetap hidup
karena kunci kontak berada di “ON”.
3.Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 29


S ist e m K e list rikan O to mo t if

II. PRAKTIK
Pemeriksaan Sistem Starter pada Mobil

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta diklat dapat :
 Mengetes sistem starter pada mobil
 Melepas dan memasang starter pada mobil
 Mengetes starter pada test bench

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Mobil atau engine stand  Instruksi : 2 jam
 Multimeter  Starter  Latihan : 5 jam
 Hidrometer  Kabel penghubung
 Ampermeter 0-500 A

KESELAMATAN KERJA :
Jangan start mesin selama masih ada orang yang bekerja pada mobil
kopling selalu harus ditekan.

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 30


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Terjadi gangguan pada starter

Langkah kerja :
Tes pada mobil

 Pemeriksaan kondisi isian baterai dengan hidrometer


 Bila baterai kosong  isi baterai dengan alat pengisian
 Bila baterai terisi di atas 70 %  tes 2

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 31


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Periksa hubungan pada klem


– klem kabel baterai
 Apabila hubungan klem – klem
baterai kurang baik (kotor,
kendor, atau korosi)
perbaiki

 Matikan sistem pengapian


dengan melepas kabel pada
terminal 1 (-) pada koil
pengapian.
 Ukur tegangan antara terminal
baterai saat distart.

 Bila tegangan terukur kurang


dari 10 volt isi atau
ganti baterai
 Bila tegangan terukur diatas
10 volt tes 4

 Ukur tegangan pada terminal


“50” saat mesin di start

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 32


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Jika tegangan terukur


minimal 10 volt Tes 5
 Jika tegangan terukur kurang
dari 10 volt periksa rugii
tegangan dari kunci kotak ke
solenoid

 Ukur tegangan terminal


utama starter saat di “start”

 Jika terjadi kerugian


tegangan kurang lebih 0,5
volt pengabelan sistem
starter baik
 Jika terjadi kerugian
tegangan lebih besar dari 0,5
volt Tes 6

 Ukur rugi tegangan antara


terminal positif baterai
dengan terminal utama motor
starter saat di “start”

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 33


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Jika tegangan terukur tetap


“nol” berarti baik Tes 7
 Jika tegangan terukur lebih
besar 0,5 volt periksa
hubungan dari baterai,
solenoid dan starter

 Ukur rugi tegangan antara


terminal 30 dan terminal
utama pada solenoid saat
starter bekerja

 Jika tegangan terukur tetap


“nol” Tes 8
 Jika terjadi rugi tegangan
lebih besar 0,25 volt ………
solenoid diperbaiki atau
diganti

 Ukur rugi tegangan antara


terminal negatif baterai
dengan bodi starter saat di
“start”

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 34


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Jika rugi tegangan


terukur “nol” rangkaian
massa baik
 Jika terukur lebih dari
0,25 volt perbaiki
hubungan massa dari baterai
ke bodi dan mesin

 Ukur arus utama dan


tegangan saat mesin di
“start”
 Ukur arus utama dan
tegangan saat mesin di start
dengan gigi percepatan tiga
dan direm tangan
 Bandingkan hasil pengukuran
tersebut dengan buku
manual

Melepas dan memasang


 Lepas klem negatif baterai
 Lepas klem 30 dan 50 pada solenoid
 Lepas motor starter dari dudukannya dengan melepas baut mur pengikatnya
 Mengontrol kondisi gigi roda gaya
 Jika bantalan terakhir starter terdapat dalam rumah kopling, perlu diberi vet
sedikit sewaktu memasang kembali
 Memasang kembali dengan urutan kebalikan dari pelepasan

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 35


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Pembongkaran dan Perakitan Starter

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Membongkar motor starter pada meja kerja
 Membersihkan komponen – komponen motor starter
 Merakit kembali komponen – komponen motor starter

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Motor starter bermacam  Instruksi : 1 Jam
 Obeng pukuk – macam merk  Latihan : 4 Jam
 Palu besi  Vet
 Kotak plastik  Oli
 Kain lap
 Bensin

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 36


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Langkah kerja
1. Pembongkaran
 Jepit starter pada ragum

 Buka mur pengikat klem kabel


utama ke motor starter
 Lepas baut – mur pemegang
solenoid

 Lepas solenoid dari motor


starter. Goyang – goyangkan
solenoid supaya pluyernya
terlepas dan tuas pengerak

 Buka tutup bantalan


 Dengan lidah pengukuran
periksa celah samping poros
anker antara plat pengunci
dan kerangka ujung
 Bandingkan hasil pengukuran
dengan buku petunjuk

 Buka plat pengunci, pegas


dan ring/karet
 Buka dua baut panjang dan
keluarkan kerangka ujung
komutator

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 37


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Dengan sepotong kawat baja


lepas pegas – pegas sikat
dan lepas sikat – sikat dari
pemegangnya

 Lepaskan pemegang sikat


dari anker

 Buka kerangka kumparan


medan dari rumah penggerak
pinion

 Buka tuas penggerak dari


rumah penggerak pinion
 Lepaskan anker dari rumah
pengerak

 Dengan alat khusus


keluarkan cincin penyetop
dari ring pengunci
 Lepaskan ring pengunci
 Keluarkan pinion beserta
kopling jalan bebas dan poros
anker

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 38


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 39


S ist e m K e list rikan O to mo t if

2. Membersihkan komponen – komponen


 Bersihkan pinion beserta kopling jalan bebas tanpa dicuci
 Bersihkan dengan bensin komponen – komponen lainnya jangan
sampai basah kuyup
 Keringkan komponen yang dicuci ring – ring jangan sampai hilang

3. Perakitan

 Tempatkan pinion pada


poros anker (skema vet)
 Tempatkan cincin penyetop
pada poros anker
 Pasang ring pengunci

 Dengan ragum tekan ring


pengunci periksa bahwa
ring pengunci terpasang
dengan benar

 Dengan obeng, pukul


pinion dalam usaha
memasukan cincin
penyetop ke dalam ring
pengunci (skema vet)

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 40


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Pasang tuas penggerak pinion


pada rumah penggerak (skema
vet)
 Pasang anker beserta pinion pada
rumah penggerak (skema vet)
 Pasang kerangka kumparan
medan pada anker

 Tempatkan pemegang sikat di atas


poros anker
 Dengan sepotong kawat baja
pegang pegas sikat serta pasang
sikat pada pemegang sikat

 Pasang kerangka ujung pada poros


anker dan pasang 2 baut panjang
(skema vet)
 Pasang karet, pegas dan plat
pengunci (skema vet)
 Ukur celah samping anker antara
plat pengunci dan kerangka ujung
 Pasang tutup bantalan dengan dua
sekrup (skema vet)

 Kaitkan solenoid pada tuas


pengerak. Pasang baut / mur
pengikat solenoid (skema vet)
 Pasang klem kabel utama ke motor
starter

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 41


S ist e m K e list rikan O to mo t if

PETUNJUK

Skema Vet

Bagian – bagian yang diberi oli atau vet

Penjelas

1 = Diberi gemuk tipis berarti dioles gemuk sedikit sekali asal merata
dan terbentuk lapisan film
2 = Diberi gemuk ringan berarti diberi gemuk cukup dan tidak
berlebihan
Tebal lapisan vet  0,1 mm
3 = Diberi gemuk tebal berarti diberi gemuk banyak. Tebal lapisan 
0,5 – 1 mm
4 = Diberi oli ringan berarti diberi gemuk oli sedikit asal merata
dan terbentuk lapisan film

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 42


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Mengetes Anker dan Kumparan Medan

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta diklat dapat :
 Mengetes anker dengan alat tes 110 volt AC – Ohmeter – Pipser
 Mengetes anker dengan growler
 Menentukan kondisi komutator, sikat – sikat beserta pemegangnya dan
kopling jalan bebas
 Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmeter – Pipser

ALAT BAHAN WAKTU


 Ohmmeter – Pipser  Motor starter  Instruktur : 1 ½ Jam
 Tester 110 volt AC  Kertas gosok  Latihan : 2 ½ Jam
 Growler
 Mikrometer – Mistar
Sorong
 Timbangan tarik
 Dial indikator

KESELAMATAN KERJA :

A. Mengetes gulungan anker

1. Dengan alat tes 110 volt – Ohmeter – Pipser

Periksa gulungan anker


terhadap hubungan singkat
dengan massa Jika ada
hubungan singkat dengan
massa anker diganti /
diperbaiki

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 43


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Periksa hubungan segmen –


segmen komutator terhadap
kemungkinan putus pada
gulungan

2. Dengan Growler

 Dengan gulungan anker


terhadap hubungan singkat
dengan massa
menggunakan growler.
Letakkan anker pada tester
dan tempelkan sebilah plat
atau daun gergaji di atas
anker bila plat
bergetar keras, ada
hubungan singkat

B. Memeriksa komutator, sikat, pemegang sikat dan kopling jalan bebas

 Periksa komutator terhadap


kotor dan terbakar
bila kotor bersih-kan dengan
kertas gosok no. 400
 Periksa komutator terhadap
kelonjongan dengan dial
indikator

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 44


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Periksa diameter komutator


dengan mikrometer / mistar sorong
 Bandingkan hasil pengukuran
kelonjongan dan diameter dengan
ketentuan pada buku petunjuk

 Periksa segmen – segmen


komutator terhadap kebersihan alur
– alur segmen
 Jika alur – alur segmen
kedalamannya kurang dari
minimum perbaiki
dengan gergaji atau frais komutator

 Periksa permukaan bidang


kontak sikat – sikat
bersihkan
 Ukur panjang sikat – sikat,
bandingkan dengan ukuran
minimal pada buku petunjuk,
kalau terlalu pendek ganti dengan
yang baru

 Periksa tekanan pegas sikat


dengan timbangan tarik
bandingkan dengan ketentuan
pada buku petunjuk hasil
pengukuran dibaca saat pegas
sikat lepas dari sikat

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 45


S ist e m K e list rikan O to mo t if

 Periksa pemegang sikat positif


terhadap hubungan singkat
dengan sikat negatif

 Periksa roda gigi pinion dan


poros ulir memanjang terhadap
aus dan cacat
 Periksa kopling jalan bebas
diputar searah jarum jam
pinion berputar bebas ; diputar
berlawanan arah jarum jam
pinion terkunci

C. Mengetes kumparan medan dengan alat tes 110 volt AC – Ohmmeter – Pipser

 Periksa kumparan medan


terhadap kemungkinan putus
gulungan

 Periksa kumparan medan


terhadap hubungan singkat
dengan massa

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 46


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Membongkar, Mengetes dan Memasang Solenoid

TUJUAN PEMBELAJARAN :

Peserta diklat dapat :


1. Melepas solenoid dari motor starter pada mobil / engine stand
2. Mengetes solenoid
3. Membongkar rumah kontak solenoid
4. Memasang kembali solenoid

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Mobil/engine stand  Instruksi : 1 jam
 Solder  Solenoid  Latihan : 1 ½ jam
 Multimeter  Kabel penghubung
 Sikat  Timah solder
 Baterai (8 dan 12 Volt)

PETUNJUK :
Tutup rumah kotak ada yang dapat dibuka, ada yang tidak dapat dibuka

LANGKAH KERJA :

A. Melepas
 Lepas klem negatif baterai
 Lepas klem 30, 50 dan klem utama bawah ( c ) pada solenoid
 Lepas baut/mur pengikat solenoid dan keluarkan solenoid dari
motor stand

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 47


S ist e m K e list rikan O to mo t if

B. Mengetes

Rangkaian hubungan antara solenoid dan Penampang solenoid


motor starter

 Gulungan penarik mendapat massa pada anker


Kawat gulungannya besar, tahanan kawat ± 0,4 Ohm
 Gulungan fiksasi mendapat massa pada bodi solenoid
Kawat gulungannya kecil, tahanan kawat ± 1,1 Ohm
 Tes gulungan penarik

Hubungkan tegangan 8 volt di


antara terminal utama bawah
(C). Jika pluyer tertarik masuk
dengan cepat dan keras
Gulungan baik

 Tes gulungan fiksasi (penahan)

Hubungkan tegangan baterai di


antara terminal 50 dan bodi
(massa) solenoid. Bila pluyer
tertarik dan tertahan
gulungan baik

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 48


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Tes pegas pengembali

Tekan pluyer dan kemudian


dilepaskan
Pluyer harus dapat
kembali dengan cepat.

C. Membongkar

Bersihkan relai starter


Lepaskan dua baut pengikat
rumah kontak.
Bila pada terminal 50 dan ujung
gulungan penarik disolder pada
rumah kontak, cairkan solderan
dan kibas-kibaskan hingga lepas
solderannya. Jaga cairan jangan
sampai menetes ke dalam.

 Buka rumah kontak dan bersihkan pelat kontak


 Periksa lagi masing-masing gulungan dengan multimeter pada ujung-
ujungnya
 Rakit kembali rumah kontak, waktu merakit posisi kontak harus tepat
jangan sampai lupa memasang paking dan solderan jangan sampai
masuk ke dalam
 Tes solenoid lagi dan pasang kembali pada motor starter dengan
urutan kebalikan dan pelepasannya

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 49


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Memperbaiki Gangguan – gangguan pada Sistem Starter

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Menentukan letak gangguan sesuai dengan flow chart
 Memperbaiki gangguan yang ditemukan menurut petunjuk jobsheet

ALAT BAHAN WAKTU


 Kotak alat  Engine stand  Instruksi : 2 Jam
 Voltmeter  Simulator kelistrikan  Latihan : 6 Jam
 Mobil “Wilkson”
 Stand kelistrikan
 Mobil

LANGKAH KERJA :
 Lakukan pemeriksaan pada sistem stater sesuai dengan petunjuk
flowchart (diagram aliran pemeriksaan / mencari gangguan)
 Jika menemukan letak gangguan, lakukan perbaikan dengan
petunjuk jobsheet yang sesuai
 Catat gangguan yang ditemukan
 Setelah dilakukan perbaikan, lakukan pengontrolan sekali lagi hingga sistem
starter dapat berfungsi dengan baik
Pengukuran tegangan pada solenoid
1. Terminal 30 --- dari baterai
2. Terminal 50 --- dari kunci kontak
3. Terminal C --- ke kumparan medan

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 50


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Starter tidak dapat berputar


Syarat pemeriksaan
 Baterai terisi – jobsheet no. 63 30 15 10 s/d 63 30 15 25
 Ikatan pada terminal – terminal solenoid dan kabel massa antara motor dan
body harus tidak terjadi oksidasi

Tegangan pada klem 50 (solenoid) tidak ada


Ukur tegangan pada terminal 50 solenoid (tegangan terukur minimal 8 Volt)
Tegangan terukur tidak ada atau Tegangan terukur sesuai
kurang dari 8 V

Ukur tegangan pada terminal untuk kumparan medan (terminal C) solenoid, jika
kontak solenoid baik, tegangan terukur minimal 8 V
Tegangan terukur tidak ada atau Tegangan terukur sesuai
kurang dari 8 V

Solenoid Motor starter


- Diperbaiki - Diperbaiki
- Diganti - Diganti
Jobsheet 63 30 30 25 Jobsheet 63 30 30 10

Ukur tegangan pada terminal 50 kunci kontak (tegangan terukur minimal 8 Volt)
Tegangan tidak ada Tegangan ada

Kunci kontak diganti Periksa dan perbaiki kabel antara terminal 50


kunci kontak dan terminal 50 solenoid

Selesai

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 51


S ist e m K e list rikan O to mo t if

Motor berputar lambat

Baterai kurang terisi atau kehilangan tegangan besar -------


klem baterai kendor atau terjadi oksidasi -------- perbaiki
Periksa baterai, bila perlu diisi
Motor starter dapat memutar Motor starter tidak dapat
motor dengan baik memutar motor dengan baik

Selesai

Terjadi kehilangan tegangan yang besar pada terminal 30


solenoid ----- klem baterai kendor atau terjadi oksidasi -----
perbaiki
Lepas klem massa baterai, bersihkan dan keraskan terminal
30 pada starter dan terminal massa antara casis dan motor /
transmisi. Pasang kembali klem massa baterai
Motor starter dapat berputar Motor starter tidak dapat
dengan kuat berputar dengan baik

Selesai

Penyebab gangguan berikut ini diakibatkan dari :


a. Tidak cukup kontak antara sikat dan kolektor
b. Kolektor aus, terbakar atau kotor

Perbaikan :
a. Ganti sikat dan bersihkan rumah sikat
b. Bubut kolektor dan frais alur – alur kolektor. Bila diameter
kolektor sudah terlalu kecil ganti anker

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 52


S ist e m K e list rikan O to mo t if

UMPAN BALIK

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 53


S ist e m K e list rikan O to mo t if

DAFTAR PUSTAKA

1. Technical Instruction Bosch, Starter, Robert Bosch,Stuttgart


2. Toyota Starting System, GST Notebook
3. Buku manual kendaraan yang digunakan

Buku Informasi Teori & Praktik Sistem Starter 54

Você também pode gostar