Você está na página 1de 3

ALIRAN-ALIRAN SASTRA

Berbicara tentang aliran sastra, dalam karya sastra, dikenal beberapa aliran berikut:
1. Realisme
Aliran sastra ini merupakan sastra yang melukiskan keadaan/peristiwa sesuai dengan kenyataan EKE
apa adanya. Pengarang tidak menambah ataupun mengurangi suatu kejadian yang dilihatnya secara
positif, yang diuraikan yang baik-baik saja.
Contoh: Karya sastra angkatan 45, baik prosa maupun puisi, banyak yang beraliran realisme. Seperti
puisi berjudul pertemuan karya Chairil Anwar.

Kalau kau mau kuterima kau kembali


Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tantang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

2. Naturalisme
Aliran sastra ini melukiskan sesuatu secara apa adanya yang dijiwai adalah hal-hal yang kurang baik.
Contoh: Pada sebuah kapal karya Nh. Dini dan cerpen-cerpen Motinggo Busye.

3. Neonaturalisme
Merupakan aliran baru dari aliran neturalisme. Aliran ini tidak saja mengungkapkan sisi jelek,
namun juga memandang sesuatu dari sudut yang baik pula.
Contoh: Raumanen karya Marianne Kattopo, Katak hendak jadi lembu karya Nur Sultan Iskandar,
dan Keluarga Purnama karya Ramadhan K.H.

4. Ekspresionisme
Yaitu aliran dalam sastra yang menekankan pada perasaan jiwa pengarangnya.
Contoh: Puisi-puisi karya Chairil Anwar, Sutardji CB, Subagio Sastrowardojo, Toto Sudarto
Bachtiar.

Puisi Doa, karya Charil Anwar


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk

5. Impresionisme
Yaitu aliran dalam sastra yang menekankan pada kesan sepintas tentang suatu peristiwa, kejadian
atau benda yang ditemui atau dilihat pengarang. Dalam hal tersebut, engarang mengambil hal-hal
yang penting-penting saja.

6. Determinisme
Yaitu aliran dalam sastra yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian dari sisi jeleknya saja.
Biasanya menyoroti pada ketidakadilan, penyelewengan dan lain-lain yang dianggap kurang baik
pengarang.
Contoh: Sebagian besar puisi angkatan 66.

7. Surelaisme
Yaitu aliran dalam sastra yang melukiskan sesuatu secara berlebihan sehingga sulit dipahami oleh
penikmat atau pembaca.
Contoh: Bib-Bob (drama) Karya Rendra, Lebih hitam dari hitam (cerpen) karya Iwan Simetupang,
Pot (Puisi) karya Sutardji Calzoum Bachri.

8. Idealisme
Yaitu aliran dalam sastra yang selalu melukiskan cita-cita, gagasan, atau pendirian engarangnya.
Contoh: Puisi-puisi karya Chairil Anwar.

Kalau sampai waktuku


Ku mau tak seorangpun kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
9. Simbolisme
Yaitu aliran sastra yang menampilkan simbol-simbol (isyarat) dalam karyanya. Hal ini dilakukan
pengarang untuk mengelabui maksud yang sesungguhnya.

10. Romantisme
Yaitu aliran dalam sastra yang selalu melukiskan sesuatunya secara sentimentil penuh perasaan.
Contoh: Dian Yang Tak Kunjung Padam, karya Sutan Takdir Ali Syahbana, Layar Terkembang
karya Sutan Takdir Alisyahbana. Cintaku jauh di Pulau karya Chairil Anwar.
Cintaku jauh di pulau

Gadis manis, sekarang iseng sendiri


Perahu melancar, bukan memancar
Di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi tersa
Aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air tenang, angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pelabuhanku saja”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
Manisku jauh di pulau
Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri

11. Psikologisme
Yaitu aliran dalam sastra yang selalu menekankan pada aspek-aspek kejiwaan.
Contoh: Ziarah (roman) karya Iwan Simatupang, Belenggu (roman) karya Abdul Muis.

12. Didaktisme
Yaitu aliran dalam sastra yang menekankan pada aspek-aspek pendidikan. Dalam sastra lama banyak
karya yang bersifat mendidik.
Contoh: Salah Asuhan, roman, karya Abdul Muis, Karena Kerendahan Budi, karya HSD Muntu,
Syair Perahu, syair karya Hamzah Fansuri.

13 Mistikisme.
Yaitu aliran dalam sastra yang melukiskan pengalaman dalam mencari dan merasakan nafas
ketuhanan dan keabadian.
Contoh : Syair Perahu, karya Hamzah Fansuri, Nyanyi Sunyi, karya Amir Hamzah, Kekasih Abadi,
karya Bahrum Rangkuti, Rindu Dendam, karya J.E. Tetengkeng.

Você também pode gostar