Você está na página 1de 7

Analisis Kebijakan Penanggulangan GAKY di Indonesia

a) Komitmen Politik
Dalam rangka menjamin keberlangsungan upaya penanggulangan GAKY,
perlu ditingkatkannya komitmen politik di tingkat pusat, propinsi dan
kabupaten/kota melalui advokasi, koordinasi, penyediaan dana yang
berkesinambungan dan pengintegrasian upaya penanggulangan GAKY dengan
program pembangunan. Namun komitmen politik di Indonesia masih belum
terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat bahwa meskipun pemerintah telah
mewajibkan label SNI pada beberapa produk Garam beryodium merupakan salah
satu produk yang wajib menerapkan SNI, masih saja ada perusahaan garam yang
tidak mencantimkannya. sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1991
tentang Standar Nasional Indonesia dan SK Menteri Perindustrian No.
29/M/SK/2/1995 tentang Pengesahan SNI dan Penggunaan Tanda SNI secara
wajib terhadap 10 (sepuluh) macam produk industry, salah satunya adalah produk
garam Syarat mutu garam konsumsi beryodium SNI 01-3556.2-1994/Rev 2000
adalah kandungan KIO3 minimal 30 ppm.
Saat ini terdapat 366 perusahaan garam beryodium dengan 40 merek, namun
hanya 236 perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu/SNI, dimana 196
perusahaan dibina pada tahun 1999-2002. Produksi garam beyodium digunakan
untuk konsumsi rumah tangga dan aneka pangan dengan total kebutuhan lebih
kurang 1.025.000 ton/tahun dan 85% perusahaan memproduksi garam beryodium
yang memenuhi syarat.
Peningkatan Komitmen politik dapat dilakukan dengan upaya-upaya berikut :
1. Advokasi secara periodik di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten/kota
2. Memperkuat koordinasi penanggulangan GAKY
3. Menyediakan dana penanggulangan GAKY secara berkesinambungan dalam
APBN, APBD, dari sektor swasta dan masyarakat
4. Integrasi upaya penanggulangan GAKY dengan program pembangunan lain
b) Produksi Garam Rakyat
Produksi garam rakyat Perlu ditingkatkan menuju swa sembada garam
konsumsi, penerapan teknologi baru, fasilitasi pasokan air laut dan pengamanan
pasar garam rakyat dalam rangka menjamin keberlangsungan produksi yang
menguntungkan pegaram. Hal ini dilakukan untuk untuk meningkatkan produksi
dan kualitas garam rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan garam dalam negeri
sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegaram.
Perusahaan yang belum menerapkan SNI pada umumnya adalah industri kecil
yang berada di sentra produksi yang perlu dibina sistem manajemen mutu,
pelatihan teknik produksi dan bantuan peralatan mesin yodisasi garam. Hingga
saat ini telah diberikan bantuan mesin yodisasi garam ke 44 kabupaten daerah
sentra produksi garam rakyat.
c) Pemenuhan pasokan garam beryodium
Untuk memenuhi pasokan garam beryodium kepada masyarakat diperlukan
jalur distribusi garam yang baik. Distribusi garam beryodium dari perusahaan ke
masyarakat, tergantung dari kemampuan produksi dan pemasaran dalam suasana
pasar bebas. Perusahaan yang besar mampu melakukan distribusi antar pulau dan
antar propinsi, sedangkan perusahaan menengah dan kecil hanya mampu
memasarkan produknya dalam satu propinsi atau bahkan satu kabupaten/kota saja.
Pemasaran akhir umumnya melalui pengecer formal (pasar besar, supermarket,
toko bahan pangan), sampai dengan pengecer kecil di daerah perkotaan dan
pinggiran kota. Sedang untuk pasar desa di daerah-daerah terpencil umumnya sulit
terjangkau oleh distributor garam beryodium.
Secara tradisional kebutuhan mereka dipenuhi distributor informal yang
memasarkan garam krosok non-yodium. Beberapa pemerintah kabupaten/kota
telah mengembangkan sistem distribusi garam beryodium melalui berbagai
alternatif yang melibatkan PKK, LSM dan swasta.
Hal lain yang memerlukan perhatian ialah pemalsuan dan penipuan
kandungan yodium dalam garam. Berbagai survei kecil di beberapa kota
menunjukkan masih banyak kemasan garam yang mengklaim mengandung
yodium, namun kandungan KIO3 kurang dari 30 ppm sebagaimana
dipersyaratkan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan strategi pemerintah dalam
kebijakan pemberantasan GAKY adalah Mempercepat yang memenuhi syarat
melalui peningkatan luas lahan garam, roduktifitas dan kualitas garam rakyat,
pengembangan yodisasi garam pada sentra produksi dan distribusi, pembinaan dan
pengawasan produsen dan distribusi, pemenuhan kebutuhan dan distribusi KIO3,
dan kemitraan distribusi dan pemasaran garam beryodium dalam rangka menjamin
ketersediaan garam beryodium di tingkat rumah tangga.
d) Pemantauan kualitas garam beryodium
Dari pemantauan yang selama ini dilakukan pemerintah terhadap kualitas
garam beryodium yang dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh data bahwa sejak
tahun 1995 sampai 2003 dilakukan survei konsumsi garam beryodium pada
masyarakat secara terus menerus oleh Badan Pusat Statistik. Penilaian konsumsi
garam tingkat rumah tangga dilakukan dengan membedakan kandungan yodium
dalam garam dengan pemeriksaan uji garam yodium cepat (iodine rapid test).
Hasil penilaian memperlihatkan prosentase rumah-tangga yang mengkonsumsi
garam dengan kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang (<30 ppm), dan
tidak mengandung yodium.
Secara nasional, sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2003, terjadi
peningkatan prosentase rumah tangga dengan konsumsi garam beryodium secara
cukup dari 49.8% menjadi 73.2%. Jika analisis dilakukan menurut kabupaten yang
sama dari tahun 1998 sampai tahun 2003,
Tidak hanya itu, pemantauan kualitas garam beryodium untuk konsumsi
sebaiknya dilakukan lebih luas lagi yakni melalui pengawasan kualitas garam pada
tingkat produksi dan distribusi, koordinasi tindak lanjut hasil pengawasan dengan
melibatkan aparat penegak hukum, koordinasi lintas batas propinsi dan
kabupaten/kota, standarisasi dan sosialisasi metode uji, penyebar luasan hasil
pengawasan kepada masyarakat luas serta peningkatan akses uji garam beryodium
cepat di masyarakat dalam rangka menjamin ketersediaan garam beryodium yang
memenuhi syarat di tingkat rumah tangga.
e) Kapsul minyak beryodium
Departemen Kesehatan berusaha mengatasi masalah GAKY ini melalui
suplementasi makanan yang mengandung yodium dan kapsul minyak yodium
yang disebarkan di daerah rawan endemik Kapsul minyak yang harus dikonsumsi
2 kali setahun ini lebih dikhususkan kepada anak yang sedang tumbuh, ibu hamil,
dan ibu menyusui. Untuk pencegahan dini, kapsul ini diberikan kepada perempuan
usia produktif yang tidak hamil. Departemen Kesehatan bersama Departemen
Perindustrian dan Perdagangan juga melakukan portifikasi garam dapur hingga
memenuhi kebutuhan kesehatan.
Data cakupan distribusi kapsul minyak beryodium pada WUS tahun 1997 sampai
dengan tahun 2002 masih kurang lengkap karena tidak semua propinsi melapor.
Menurut Evaluasi Proyek IP-GAKY tahun 2003, dari sejumlah sampel WUS di daerah
endemik berat dan sedang, menunjukkan bahwa cakupan distribusi kapsul minyak
beryodium hanya sebesar 33%3).
Permasalahan ini disebabkan karena masalah pasokan kapsul. Oleh karena itu,
pemenuhan kebutuhan kapsul minyak beryodium untuk daerah-daerah endemik
sedang dan berat dimulai dari perencanaan, pengadaan, distribusi dan monitoring
evaluasi yang disesuaikan dengan era desentralisasi.
f) Norma sosial dan hukum
Menegakkan norma sosial dan hukum melalui promosi garam beryodium,
promosi penggunaan alat uji, penguatan sistem pemantauan penegakan hokum
serta upaya tindak lanjut hasil temuan dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat dan pengusaha garam.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Peningkatan Kelembagaan Pegaram
2. Peningkatan Kelembagaan Produsen Garam Beryodium
3. Peningkatan Kelembagaan Distribusi Garam Beryodium
g) Kelembagaan penanggulangan GAKY
Meningkatkan kelembagaan penanggulangan GAKY yang melibatkan
komponen pemerintah, swasta, masyarakat dan asosiasi melalui peningkatan
kelembagaan produksi garam rakyat, kelembagaan produsen garam beryodium,
koordinasi pengawasan distribusi garam beryodium, koordinasi tim GAKY pusat,
propinsi dan kabupaten/kota serta peningkatan kelembagaan keilmuan dalam
rangka memperkuat kapasitas dan profesionalitas lembaga.

h) Monitoring dan evaluasi program


Meningkatkan monitoring dan evaluasi program melalui penguatan sistem
informasi manajemen penanggulangan GAKY yang terintegrasi, pengembangan
database, pengembangan surveilans sentinel yang terintegrasi dengan surveilans
gizi serta pembinaan kemampuan daerah dalam pengumpulan data secara reguler
dalam rangka meningkatkan efisiensi pelaksanaan program dan memberi masukan
bagi arah kebijakan penganggulangan GAKY.

Kesimpulan

2.2.6 Kesimpulan

Pada artikel telah disebutkan bahwa Maman anak dari Ny. Hadijah mengalami
pertumbuhan tubuh yang tidak normal dan daya pikirnya juga buruk hal tersebut
diakibatkan oleh kekurangan zat iodium, dalam istilah kedokteran disebut sebagai
kondisi kretin. Kretinisme yang dialami oleh Maman seharusnya tidak terjadi apabila
konsumsi makanannya mengandung cukup iodium, Maman mengalami kretin yang
merupakan manifestasi GAKY tingkat berat. Untuk menanggulangi GAKY,
penambahan iodium pada semua garam konsumsi telah disepakati sebagai cara yang
aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai konsumsi iodium yang optimal
bagi semua rumah tangga dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki suatu
program yang tergabung dengan nama “RENCANA AKSI NASIONAL
KESINAMBUNGAN PROGRAM PENANGGULANGAN GAKY

2.2.7 Saran

Disarankan bagi pemerintah untuk segera melakukan suatu usaha yang efektif dalam
menanggulangi masalah GAKY dengan suatu program yang dapat disampaikan dan
dipahami dengan mudah oleh masyarakat.

2.2.6 Kesimpulan

Pada artikel telah disebutkan bahwa Maman anak dari Ny. Hadijah mengalami
pertumbuhan tubuh yang tidak normal dan daya pikirnya juga buruk hal tersebut
diakibatkan oleh kekurangan zat iodium, dalam istilah kedokteran disebut sebagai
kondisi kretin. Kretinisme yang dialami oleh Maman seharusnya tidak terjadi apabila
konsumsi makanannya mengandung cukup iodium, Maman mengalami kretin yang
merupakan manifestasi GAKY tingkat berat. Untuk menanggulangi GAKY,
penambahan iodium pada semua garam konsumsi telah disepakati sebagai cara yang
aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai konsumsi iodium yang optimal
bagi semua rumah tangga dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki suatu
program yang tergabung dengan nama “RENCANA AKSI NASIONAL
KESINAMBUNGAN PROGRAM PENANGGULANGAN GAKY
2.2.7 Saran

Disarankan bagi pemerintah untuk segera melakukan suatu usaha yang efektif dalam
menanggulangi masalah GAKY dengan suatu program yang dapat disampaikan dan
dipahami dengan mudah oleh masyarakat.

Kebijakan Penanggulangan GAKY di Indonesia meliputi


i) Komitmen Politik
j) Produksi Garam Rakyat
k) Pemenuhan pasokan garam beryodium
l) Pemantauan kualitas garam beryodium
m) Kapsul minyak beryodium
n) Norma sosial dan hukum
o) Kelembagaan penanggulangan GAKY
p) Monitoring dan evaluasi program

Saran
Disarankan agar pemerintah dapat bertindak lebih cepat dalam mencegah dan
menaggulangi GAKY supaya penderita GAKY tidak semakin bertambah.

Você também pode gostar