Você está na página 1de 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

R (17 TAHUN)
DENGAN POST OP CRANIOTOMY a.i SKULL TUMOR AT LEFT TMPORAL DUE TO
FIBROUS DISPLASIA

DI RUANG KEMUNING II BEDAH ANAK

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh :

Nela Apriani Sutima


NPM: 220112170097

PPN ANGKATAN XXXIV


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017
I. Identitas klien
Nama : An. R
Tanggal lahir : 3-8-2000
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Kultur : Melayu
Diagnose medis : Post op craniotomy a.i skull tumor at left temporal due to
fibrous displasia
Tanggal pengkajian : 30-12-2017
Tanggal masuk RS : 12-12-2017
Tanggal operasi : 28-12-2017
Nomor medrec : 000167385
Nama ayah : Faisal
Pekerjaan ayah : Swasta
Pendidikan ayah : SMA
II. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Klien mengeluh mual
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh mual sejak selesai operasi 2 hari yang lalu. Mual dirasakan terus
menerus terutama jika miring ke arah kiri. Untuk mengurangi mualnya, klien
terbiasa mencolok rongga mulut bagian belakang sampai muntah. Keluhan mual
juga di sertai pusing, sehingga klien belum bisa duduk tegak.
c. Riwayat kehamilan dan kelahiran
1. Prenatal :
Ibu klien mengatakan beliau rajin melakukan pemeriksaan kehamilan sampai
saat menjelang melahirkan. Klien mengatakan tidak mengalami keluhan
apapun selama kehamilan.
2. Natal :
Ibu klien melahirkan klien di usia kehamilan 9 bulan di RS di Jambi. Klien
dilahirkan secara normal dengan berat 3kg.
3. Post natal:
Ibu klien dapat memberikan ASI selama 6 bulan. Pada usia 2 hari, dari vagina
klien keluar darah seperti haid 1x dan dari puting susunya keluar sejenis cairan
mirip asi. Klien dapat buang air dan buang air besar kurang dari 24 jam.
Menurut ibu klien, klien diberikan imunisasi lengkap.
d. Riwayat masa lalu :
Pada tahun 2014, tulang rahang bawah klien sebelah kiri agak membesar, tidak
disertai nyeri dan keluhan lainnya. Pada bulan agustus 2017 tulang rahang dan
pelipis makin membesar, oleh dokter di sarankan berobat ke RSHS jika tulang
makin membesar lagi. Klien mengatakan sejak itu, pandangan mata dan
pendengaran sebelah kiri berkurang.
e. Riwayat keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lain yang mempunyai penyakit seperti klien.
f. Riwayat sosial :
Klien tampak banyak diam. Tidak banyak berbicara dengan orang tua, dan pasien
sebelahnya. Menurut ibunya, klien ketika sehat senang bergaul dengan teman
sebayanya di sekolah dan di lingkungan rumah. Sehingga banyak teman-teman
klien yang merasa kehilangan ketika klien di rawat di Bandung.
g. Riwayat kebutuhan dasar
No. Kegiatan Sebelum Sakit Sesudah Sakit
1. Makan Makan 3x/hari habis Makan hanya 2-3
1 porsi kecil. sendok makan.
Makan nasi, lauk Hanya bubur saja.
pauk Sayur dan lauk pauk
tidak di makan.
Klien muntah: warna
kuning
2. Minum 700 cc/24 jam Minum kurang dari
Air putih, teh manis 250cc/24 jam
3. BAK Lebih dari 4x/hari, 4x/hari. BAK
warna kuning spontan, memakai
pempers
4. BAB 1x/hari. Padat. Belum bab sejak
selesai operasi
5. Tidur Tidur mulai pukul Semalam tidak tidur,
22:00, bangun pukul karena klien merasa
05:00 mual-mual
6. Aktivitas bermain Klien bersekolah Klien hanya
setiap hari. berbaring di tempat
Mengikuti ekstra tidur, kebutuhan
kulikuler sekolah. klien dibantu oleh
orang tuanya

III. Pemeriksaan fisik


a. Keadaan umum: klien tampak lemah
b. Kesadaran: kompos mentis GCS: E4M6V5
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 100/70 mmHg Nadi: 84x/menit
Respirasi:18x/menit Suhu: 36,20C
d. Antropometri
TB : 141 cm
BB : 43 kg
IMT : 21,71 (normal)
Status nutrisi berdasar z score gizi normal (berada di rentang -2SD sampai dengan
1SD)
e. Kepala
 Bentuk kepala
Tidak simetris, pelipis kiri tampak bengkak. Terdapat luka operasi tertutup
verband di kepala sebelah kiri mulai dari tengah kepala sampai pelipis.
Terpasang drain, produksi masih ada.
 Rambut
Klien tidak ada rambut. Di potong habis bekas dilakukan operasi craniotomy.
 Mata :
Mata sebelah kiri tampak bengkak, tidak bisa di buka. Mata sebelah kanan
normal. Bisa melihat. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
 Telinga
Rahang kiri dekat telinga tampak bengkak. Menurut keluarga, pendengaran
klien berkurang sejak operasi. Tidak bisa mendengar jelas. Klien mengeluh
pusing dan kepala terasa berat jika berusaha bangun dan miring ke kiri.
 Hidung
Tampak simetris, tidak ada kelainan. Tidak ada sumbatan.
 Mulut
Bentuk simetris, bibir kering. Warna lidah merah muda, pergerakan bebas. Gigi
lengkap. Klien mengatakan tidak bisa mengunyah dengan kuat.
f. Leher
Bentuk simetris. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi atau kemerahan, tidak ada benjolan. Putting
susu menonjol. Suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan. Suara
jantung normal, tidak ada suara tambahan.
h. Abdomen
Bentuk datar lembut. Tidak ada nyeri tekan. Bising usus normal, 10x/,menit
i. Genital dan anus
Klien menolak di periksa
j. Ekstremitas
 Atas : tangan kiri dipasang infus NaCl 0,9%, tidak ada bengkak atau benjolan.
Tangan kanan tidak ada kelainan.
 Bawah: tidak ada kelainan. Tidak ada oedema atau luka
 Kekuatan otot
5 5

5 5

IV. Pemeriksaan perkembangan


 Pada usia 5 tahun, klien keluar haid selama 3 hari berturut-turut
 Klien mulai haid lagi di usia 9 tahun.
 Motorik kasar dan halus klien sesuai perkembangan usia. Tidak ada kelainan.
 Klien mampu berbicara Bahasa Indonesia
 Klien mampu berkomunikasi baik dengan orang di sekitarnya

V. Pemeriksaan penunjang
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan Intrepretasi
1. Laboratorium
(13-12-2017)
Hb 12,7 gr/Dl 12-16 Nilai normal
Lekosit 6,24x103/uL 4,40- Nilai normal
11,30x103/uL
Hematokrit 38,5% 35-47% Nilai normal
Trombosit 302 ribu 150-450 ribu Nilai normal
PT 11,10 9,1-13,1 Nilai normal
APTT 26,70 14,2-34,2 Nilai normal
GDS 92 mg/dl 70-140 mg/dl Nilai normal
SGOT 17 15-37 Nilai normal
SGPT 12 14-59 Rendah
Ureum 18 15-50 Nilai normal
Kreatinin 0,73 0,55-1,02 Nilai normal
Natrium 149 135-153 Nilai normal
Kalium 3,2 3,6-5,5 Rendah
Clorida 99 98-109 Nilai normal
Kalsium 5,45 4,7-5,2 Tinggi
Magnesium 2,2 1,8-2,4 Nilai normal

2. Laboratorium (tanggal
28-12-2017, post
operasi) 13,4 gr/dL 12-16 gr/dL Nilai normal
Hb

Lekosit 19,40x103/uL 4,50- Tinggi


11x103/uL

Trombosit 235ribu/uL 150- Nilai normal


450ribu/uL

Hematokrit 40,2% 36-46% Nilai normal

GDS 158 mg/dl < 140 mg/dl Tinggi

Natrium 138 mEq/dl 135-145 Nilai normal


mEq/dl

Kalium 4,1 mEq/dL 3,5-5,1 Nilai normal


mEq/dL

Kalsium 4,93 mg/dL 4,5-5,6 mg/dl Nilai normal


3. Thorax foto (5-12-2017)  Tidak tampak Nilai normal
kardiomegali
 Tidak tampak
metastasis
intrapulmonal
4. CT scan

Terdapat pembesaran tulang mandibula dan tulang temporal sebelah kiri


VI. Terapi
No. Jenis Terapi Dosis Cara Indikasi
1. Ceftriaxone 2x1 gr iv Antibiotic
2. Ranitidine 2x1amp iv Melindungi lambung agar
tidak terjadi ulkus
3. Ketorolac 2x30 mg iv Analgetik
4. Kalnex 3x1 amp iv Anti perdarahan

VII. Analisa data


Data Etiologi Masalah
DS: Pusat muntah terdapat dalam batang Mual
klien mengeluh mual dan otak
ingin muntah
DO: Rangsangan lintasan saraf perifer
 klien tampak sering (iritasi faring, batuk, efek obat)
menelan ludah dan
beberapa kali Pusat muntah bereaksi merangsang
berusaha merangsang serabut saraf eferen otonom di saluran
muntah dengan cerna
mencolok rongga
mulut bagian dalam Kontraksi spasmodic diafragma dan
 klien hanya makan 2- otot abdomen
3 sendok makan
 klien muntah warna Mual dan atau tanpa muntah
kuning
Asupan makan kurang

DS: Adanya dysplasia fibrosus area Insomnia


temporal
DO:
 keluarga mengatakan Pembengkakan rongga endolimfatikus
semalam klien tidak
tidur karena mualnya System keseimbangan tubuh
 saat sehat klien biasa (vestibular) terganggu
tidur pukul 22:00-
05:00 Vertigo
Mual dan muntah

Tidak bisa tidur

Insomnia

DS: Operasi craniotomy bagian temporal Defisit perawatan diri :


klien mengeluh pusing mandi
jika berubah posisi Mengganggu keseimbangan tubuh
terutama bila miring ke
kiri atau mencoba duduk Pusing
DO:
 klien tampak lebih Keterbatasan gerak
banyak berdiam di
tempat tidur Tidak bisa melakukan aktivitas secara
 kulit klien tampak mandiri
berminyak
Hygiene kurang

Defisit perawatan diri

DS: Adanya port de entry mikroba Resiko infeksi


DO:
 terdapat luka operasi Terjadi kolonisasi mikroorganisme
di kepala mulai dari
tengah kepala sampai Tanda dan gejala infeksi:
temporal sebelah kiri Tumor, calor, dolor, rubor,
 nilai lekosit terakhir : fungsiolacea
19,40 x 103/uL
VIII. Diagnosa keperawatan
1. Mual berhubungan dengan program pengobatan (analgetik post op)
2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (mual)
3. Defisit perawatan diri total berhubungan dengan keterbatasan gerak
4. Resiko infeksi
IX. Rencana tindakan keperawatan

Nama pasien : An. R Nama mahasiswa: Nela Apriani Sutima


No. medrec : 000167385 Ruangan : Kemuning 2 bedah anak

Diagnosa Perencanaan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasionalisasi
1. Mual berhubungan Setelah dilakukan 1. Manajemen mual
dengan program asuhan keperawatan - Kendalikan faktor-faktor Mengendalikan factor
pengobatan (analgetik selama 3x24 jam klien lingkungan yang mungkin lingkungan pembangkit
post op) dapat mengontrol mual membangkitkan mual mual dapat mencegah
dan muntahnya, munculnya mual.
ditandai dengan: - Identifikasi strategi yang Strategi yang berhasil
- Klien merasa telah berhasil dilakukan dapat dipertahankan
nyaman dalam upaya mengurangi
- Asupan mual
makanan dan - Anjurkan klien Pasien merasa relax
cairan meenggunakan teknik
meningakat nonfarmakologi (dengan
memberikan aromatherapy :
wangi jahe, peppermint,
lavender untuk mengatasi
mual
- Lakukan kebersihan mulut Mulut yang bersih
sesering mungkin untuk mengurangi mual.
meningkatkan kenyamanan
- Dorong pola makan dengan Porsi makanan yang
bagi porsi sedikit makanan sedikit membantu perut
yang menarik bagi pasien tidak cepat penuh dan
yang mual sajian menarik
membantu
menumbuhkan selera
makan.
- Berikan cairan bening dingin Makanan yang berbau
yang bersih dan makanan dapat merangsang mual
yang tidak berbau dan tidak
berwarna
- Monitor asupan makanan Status asupan nutrisi
terhadap kandungan gizi dan dapat diketahui dan
kalori diantisipasi jika kurang
2. Manajemen muntah
- Identifikasi faktor-faktor Bisa menghindari
yang dapat menyebabkan muntah
muntah
- Pastikan obat anti emetic Obat anti emetic
yang efektif diberikan menekan keinginan
untuk muntah
- Kendalikan faktor-faktor Modifikasi lingkungan
lingkungan yang mungkin yang sesuai dapat
membangkitkan keinginan mengurangi keinginan
untuk muntah untuk muntah.

- Kurangi atau hilangkan Persepsi individu dapat


faktor-faktor yang bersifat merangsang sesuatu
personal yang memicu terjadi sesuai
keinginan untuk muntah persepsinya.

- Posisikan untuk mencegah Posisi yang sesuai akan


aspirasi mencegah terjadinya
komplikasi dari aspirasi
cairan muntah
- Berikan dukungan fisik Membuat pasien
selama muntah (misalnya “nyaman” selama
membantu untuk muntah terjadi
membungkuk atau
menopang kepala)
- Berikan kenyamanan selama Kondisi nyaman tidak
episode muntah (misalnya akan merangsang
kain dingin pada dahi, muntah berikutnya
sponge wajah, atau
menyediakan pakaian
bersih)
- Tunjukan penerimaan Klien dapat sensitive
terhadap muntah dan merasakan sikap perawat
berkolaborasi ketika
memilih strategi
pengendalian muntah
- Lakukan membersihkan Mulut bersih dari sisa
mulut muntah, pasien menjadi
nyaman
- Bersihkan setelah episode Kondisi bersih akan
muntah dengan memberikan mengurangi keinginan
untuk muntah lagi
perhatian khusus untuk
menghilangkan bau

- Tunggu minimal 30 menit


Cukup untuk tidak
setelah episode mutah
merangasang muntah
sebelum menawarkan cairan
kepada pasien
- Mulai pemberian cairan
Cairan bersih tidak
yang bersih dan bebas
merangsang muntah
karbonasi
- Tingkatkan pemberian
Mengganti cairan yang
cairan secara bertahap jika
keluar selama muntah
tidak ada muntah yang
terjadi selama 30 menit
- Dorong istirahat
Istirahat dapat
menenangkan klien.

- Ajarkan teknik non


Muntah dapat dikontrol
farmakologis untuk
dengan salah satu teknik
mengelola muntah
non farmakologis
3. Penahapan diet
- Tentukan munculnya bising Bising usus menandakan
usus usus sudah siap
menerima asupan
makanan
- Berikan nutrisi peroral Nutrisi sesuai kebutuhan
sesuai kebutuhan dan program paska
operasi
- Monitor toleransi menelan Mengontrol
terhadap air kemungkinan tersedak
- Tingkatkan diet dari cairan Usus dapat beradaptasi
jernih, cair, lembut sampai menerima makanan
diet regular atau khusus setelah di istirahatkan
untuk anak

- Monitor toleransi Mengontrol apakah klien


peningkatan diet dapat beradaptasi
dengan jenis diet yang
diberikan.

- Tawarkan makan 6x porsi


Porsi kecil
kecil
memungkinkan
makanan masuk ke
lambung secara perlahan
dan tidak mudah penuh.

- Temukan cara untuk Makanan kesukaan


memasukan makanan dapat membangkitkan
kesukaan pasien dalam diet selera
yang dianjurkan

2. Insomnia berhubungan Setelah dilakukan 1. Catat perubahan waktu tidur Membantu


dengan asuhan keperawatan normal mengidentifikasi kodisi
ketidaknyamanan fisik selama 3x24 jam, klien yang diketahui
(mual) dapat tidur mengganggu pola tidur
dan mengakbatkan
keletihan fisik dan
mental, mempengaruhi
minat, energi dan nafsu
makan.

2. Atur perawatan untuk memeberi Memungkinkan periode


klien periode istirahat tanpa tidur yang lama,
gangguan terutama di malam hari
3. Beri obat mual Mengurangi
ketidaknyamanan

4. Bantu klien mengembangkan


Metode yang
program relaksasi individu.
mengurangi respon
Demonstrasikan teknik
simpatis dan mengurangi
misalnya hypnosis diri,
stress dapat membantu
visualisasi, relaksasi otot
menginduksi tidur.
progressif.
3. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan 1. Pantau kebersihan kulit, gigi, Mengontrol kondisi
total berhubungan asuhan keperawatan kuku klien kebersihan diri klien
dengan pembatasan selama 3x24 jam, klien 2. Ajarkan pasien atau keluargga Alternatif perawatan diri
karena pengobatan mampu melakukan mengggunakan metode yang dapat dilakukan di
perawatan diri secara alternative untuk mandi dan tempat tidur, selama
mandiri, dengan kriteria hygiene oral klien harus di tempat
 Kulit klien bersih tidur.
 Mulut dan gigi 3. Dukung pasien untuk mengatur Klien merasa nyaman
bersih langkahnya sendiri selama untuk melakukan
 Tidak bau perawatan diri perawatan diri secara
mandiri
4. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Lakukan perawatan luka dengan Prinsip aseptik dapat
asuhan keperawatan prinsip aseptik) mencegah
selama 3x24 jam luka berkembangya kuman
operasi tidak terinfeksi pathogen
2. Kontrol infeksi dengan
melakukan:
- Cuci tangan sebelum dan Tangan yang bersih tidak
sesudah melakukan menjadi perantara
perawatan pada pasien penyebaran agen infeksi.
- Ajarkan klien dan keluarga Pengetahuan klien dan
melakukan cuci tangan keluarga mengenai cara
dengan teknik yang benar cuci tangan yang benar
dapat mengurangi resiko
penyebaran infeksi
- Tingkatkan intake nutrisi Nutrisi dapat
yang tepat meningkatkan imunitas
tubuh terhadap berbagai
kemungkinan masuknya
kuman pathogen ke
dalam tubuh
- Berikan antibiotic yang Antibiotik dapat
sesuai menghambat dan
menghentikan
perkembangan kuman
pathogen
- Ajarkan pasien dan anggota Pasien dan keluarga
keluarga mengenai waspada terhadap
bagaimana menghindari penyebaran infeksi
infeksi
- Ajarkan pasien dan keluarga Infeksi dapat diketahui
mengenal tanda dan gejala secara dini sehingga
infeksi dan kapan harus lebih mudah diobati
melaporkannya kepada
penyedia perawatan
kesehatan

3. Perlindungan luka
- Periksa kondisi setiap Mengontrol jika muncul
sayatan bedah atau luka tanda-tanda infeksi
- Anjurkan asupan cairan Nutrisi dan cairan akan
yang tepat membantu proses
penyembuhan luka
X. Implementasi keperawatan
Nama pasien : An. R Nama mahasiswa : Nela Apriani
No. medrec : 000167385 Ruangan : Kemuning 2 bedah anak

No. diagnosa Tanggal/Jam Implementasi Respon Paraf


keperawatan
1 dan 4 31-12-2017
Jam 08 Memberikan Terapi sudah
therapi ranitidine diberikan
1 amp iv dan
ceftriaxone 1 gr iv
Jam 09 Mengganti cairan Cairan infus sudah
infus NaCl 0,9% diganti
4 Jam 10 Merawat luka  Kondisi luka
operasi dengan sebagian masih
betadin dan kassa basah.
lembab  Panjang luka
kurang lebih
30 cm
 Penampung drain
sudah diganti.
Drain dibuang
350cc
1 Jam 11:30 Menganjurkan ibu Ibu klien mengatakan
klien akan dicoba
menggunakan
aromaterapi
wangi jahe untuk
mengurangi mual
1 Jam 11.40 Mengidentifikasi Klien
strategi yang telah menyentuh/mencolok
berhasil dilakukan bagian belakang
klien untuk mulutnya supaya
mengurangi mual terangsang muntah
1 Jam 11:50 Menganjurkan Klien mau
klien membersihkan
membersihkan mulutnya
mulut sesering
mungkin
1 Jam 12:30 Memonitor Klien makan hanya 3
asupan makanan suap saja
klien
1 Jam 12:30 Menganjurkan Klien mau
klien makan melanjutkan
dengan porsi makannya nanti lagi
sedikit tapi sering
1 Jam 13:00 Memposisikan Klien muntah dengan
klien miring ke posisi miring ke kanan
kanan ketika
muntah
1 Jam 13: 05 Memberikan Klien tampak nyaman
dukungan fisik
selama muntah
dengan
mengusap-usap
bagian belakang
leher dan
punggung klien
1 13:20 Membersihkan Klien berkumur-
mulut klien kumur dengan air
dengan hangat
menyiapkan air
hangat untuk
berkumur-kumur
1 13:45 Memberikan klien Klien mau minum 2
minum air putih teguk
hangat
1 13:45 Mendorong klien Klien beristirahat
untuk beristirahat
3 1-1-2018 Memantau Kulit klien tampak
Jam 15:30 kebersihan kulit, berminyak, gigi klien
gigi, kuku klien bersih, kuku klien
kurang bersih
Menyiapkan alat klien mengelap
mandi untuk dengan waslap bagian
klien, mendukung tubuh klien.
klien mengatur Klien berkumur-
sendiri saat kumur saat
melakukan membersihkan
perawatan diri: mulutnya
seka dan gosok
gigi
1,2,4 1-1-2018 Memberikan Terapi sudah
Jam 20:00 terapi : diberikan
ceftriaxone 1
gram iv dan
ranitidine 1 amp
iv
2 Jam 20:30 Membantu klien
mengembangkan
program relaksasi
individu:
mendengarkan
musik kesukaan
klien

XI. Evaluasi

Nama pasien : An. R Nama mahasiswa : Nela Apriani


No. medrec : 000167385 Ruangan : Kemuning 2 bedah anak

No. Tanggal/jam Catatan Paraf


1. 3-1-2018 S:
Jam 8 Klien mengatakan mual sudah berkurang

O:
 Porsi makan habis ½ porsi
 Klien tampak makan makanan ringan dan buah-
buahan
 Ibu klien mengatakan anaknya sudah habis
makan pisang 2 buah, kue snack dari rumah sakit
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi
2. Jam 8 S:
Klien mengatakan malam bisa tidur lebih nyenyak
O:
 Klien tampak lebih segar
 Ibu klien mengatakan kalau klien tadi malam bisa
tidur tidak terganggu lagi oleh mual dan
muntahnya
A:
Masalah teratasi
P:
Pertahankan intervensi
3. Jam 8:30 S:
Klien mengatakan sudah bisa pergi ke kamar mandi
dengan di dampingi ibunya
O:
 Kulit klien tampak lebih bersih
 Baju klien tampak baru di ganti
 Gigi,mulut dan kuku klien tampak bersih
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan kemandirian klien untuk melakukan
perawatan diri
4. Jam 14 S:
O:
 Luka operasi tertutup op site dressing
 Tidak ada demam, suhu: 360C
 Asupan nutrisi lebih baik
A:
Luka tidak terinfeksi
P:
Lanjutkan tindakan pencegahan infeksi pada luka
Daftar Pustaka

Doengoes,Moorhouse, Murr. 2010. Manual Diagnosis Keperawatan: Rencana, Intervensi, Dan


Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 3. Terjemahan oleh Angelina et.al. Jakarta:EGC

http://ejournal.akesrustida.ac.id/folder_files/201511110236534%20PENGARUH%20TERAPI%
20SLOW%20STROKE%20BACK%20MASSAGE%20(SSBM)%20TERHADAP%20KU
ALITAS%20TIDUR%20PASIEN%20POST%20OPERASI%20DI%20RSI%20SULTAN
%20AGUNG%20SEMARANG.pdf

file:///C:/Users/User/Downloads/hodge2014.pdf

NANDA International.2015.Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.


Terjemahan oleh Keliat,Windarwati,Pawirowiyono,Subu. Jakarta:EGC

NOC (Nursing Outcome Classification) edisi 5 bahasa Indonesia. 2017. Terjemahan oleh
Moorhead, Jhonson, Maas. Swanson. Singapore: Elsevier

NIC (Nursing Interventions Classification) edisi 6 bahasa Indonesia. 2017. Terjemahan oleh
Bulechek, Butcher, Dochterman,Wagner. Singapore: Elsevier

Wilkinson,Ahern.2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC,


Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Terjemahan oleh Wahyuningsih dan Widiarti. Jakarta:EGC

Você também pode gostar