Você está na página 1de 10

Pendahuluan (11 Okt 2013)

Matriks adalah bilangan yang disusun dalam baris dan kolom. Baris adalah bagian
yang horizontal sedangkan kolom adalah bagian yang vertikal. Ukuran matriks
ditentukan oleh banyak baris dan banyak kolom dengan aturan

Ukuran matriks = banyak baris x banyak kolom

1
( 2 ),( ),( ),( ),( )
3
Jenis-jenis matriks:

1. Matriks persegi panjang : matriks yang mana banyak barisnya tidak sama
dengan banyak kolomnya.
2. Matriks persegi : matriks yang mana banyak barisnya sama dengan banyak
kolomnya.
Diagonal utama : elemen matriks yang berada pada posisi baris dan kolom
yang sama.
a. Matriks segitiga :
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang mana elemen di
bawah diagonal utama bernilai nol semua.
Contoh:
1 0 0
(0 0 4)
0 0 3
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang mana elemen di
atas diagonal utama bernilai nol semua.
Contoh :
1 0 0
(−1 2 0)
4 7 3
b. Matriks diagonal adalah matriks persegi yang mana elemen di bawah
dan di atas diagonal utama bernilai nol semua.
Contoh :
1 0 0
(0 0 0)
0 0 3
Matriks identitas adalah matriks diagonal yang mana elemen
diagonal utama bernilai 1 semua.
1 0 0
𝐼3 = (0 1 0)
0 0 1
Operasi-operasi pada Matriks (18 Oktober 2013)

1. Trace
Operasi trace hanya berlaku pada matriks persegi. Trace adalah hasil
penjumlahan dari diagonal utama suatu matriks persegi.
3 −1 0
𝐴 = (−2 4 1)
2 3 −1
𝑇𝑟(𝐴) = 3 + 4 + (−1) = 6
2. Transpose
Operasi transpose adalah memindahkan elemen yang berada pada posisi
baris menjadi posisi kolom dan sebaliknya. Jika matriks A berukuran m x n,
maka AT, yakni transpose dari matriks A, berukuran n x m.
Contoh :
3 −1 0 3 −2 2
𝑇
1. Diketahui matriks 𝐴 = (−2 4 1 ), maka 𝐴 = ( −1 4 3 ).
2 3 −1 0 1 −1
2 −1
2 0 1
2. Transpose dari matriks 𝐵 = ( ) adalah 𝐵𝑇 = (0 2 ).
−1 2 −2
1 −2
1 0
3. Tentukan trace dari 𝐶 𝑇 , jika diketahui matriks 𝐶 = ( ).
−2 −3
1 −2
𝐶𝑇 = ( )
0 −3
Maka 𝑇𝑟(𝐶 𝑇 ) = 1 + (−3) = −2.

Perhatikan bahwa nilai 𝑇𝑟(𝐶 𝑇 ) = 𝑇𝑟(𝐶).

3. Penjumlahan
Aturan pada penjumlahan dua buah matriks, misalkan A + B, yaitu:
1. Ukuran matriks A sama dengan ukuran matriks B.
2. Matriks hasil penjumlahan, berukuran sama dengan ukuran matriks A
dan B.
3. Elemen yang berada pada posisi yang bersesuaian dijumlahkan untuk
mendapatkan matriks A + B.
Contoh:

Diketahui beberapa matriks berikut:


1 4 0
−2 1 1
𝐴=( ) , 𝐵 = (−1 3 ) , 𝐶 = ( 1 ) , 𝐷 = (1 2 −1),
0 −1 3
2 −2 −1
0 1 −1 −2 1 0
2 −2 1
𝐸 = (−1 2 −3) , 𝐹 = ( ),𝐺 = ( 1 3 −2)
1 1 −1
0 0 −2 0 −1 3
Tentukan :
−2 1 1 2 −2 1 0 −1 2
1. A + F = ( )+( )=( )
0 −1 3 1 1 −1 1 0 2
1 4 𝑇
−2 1 1
2. A + BT = ( ) + (−1 3 )
0 −1 3
2 −2
−2 1 1 1 −1 2 −1 0 3
=( )+( )=( )
0 −1 3 4 3 −2 4 2 1
0 𝑇
3. CT + D = ( 1 ) + (1 2 −1) = (0 1 −1) + (1 2 −1) =
−1
(1 3 −2)
0 1 −1 −2 1 0 𝑇
T
4. Tr(E+G ) = 𝑇𝑟 ((−1 2 −3) + ( 1 3 −2) )
0 0 −2 0 −1 3
= (0 + (−2)) + (2 + 3) + (−2 + 3) = −2 + 5 + 1 = 4

4. Perkalian
Aturan-aturan pada perkalian matriks, misalkan A x B, antara lain :
1. Banyak kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B.
2. Matriks hasil perkalian berukuran banyak baris A x banyak kolom B.
3. Elemen hasil perkalian matriks A dan B diperoleh dengan menjumlahkan
perkalian elemen-elemen pada baris di matriks A dengan elemen-
elemen pada kolom di matriks B.
Contoh :

Misalkan matriks A berukuran 2 x 3 dan matriks B berukuran 3 x 1. Maka


matriks C = A x B berukuran 2 x 1.
0
−2 1 1
1. Misalkan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = ( 1 ), maka
0 −1 3
−1
0 0 + 1 + (−1)
−2 1 1 0
𝐴×𝐵 =( )×( 1 )=( )=( )
0 −1 3 0 + (−1) + (−3) −4
−1
1 4
−2 1 1
2. Misalkan 𝐴 = ( ) dan 𝐵 = (−1 3 ). Tentukan A x B.
0 −1 3
2 −2
1 4
−2 1 1
𝐴×𝐵 =( ) × (−1 3 )
0 −1 3
2 −2
−2 + (−1) + 2 −8 + 3 + (−2) −1 −7
=( )=( )
0+1+6 0 + (−3) + (−6) 7 −9

Latihan :
Diketahui matriks-matriks berikut:
1 4 0
−2 1 1
𝐴=( ) , 𝐵 = (−1 3 ) , 𝐶 = ( 1 ) , 𝐷 = (1 2 −1),
0 −1 3
2 −2 −1
0 1 −1 −2 1 0
2 −2 1
𝐸 = (−1 2 −3) , 𝐹 = ( ),𝐺 = ( 1 3 −2)
1 1 −1
0 0 −2 0 −1 3
Tentukan:
1. C x D
2. D x C
3. AT x F
4. E x C
5. Kuadrat
Pada dasarnya kuadrat adalah perkalian antar matriks yang sama.
A2 = A x A.
Sehingga aturan kuadrat mengikuti aturan dalam perkalian. Oleh karena
itu, kuadrat hanya berlaku pada matriks persegi.
Contoh :
1 0
Diketahui matriks 𝐴 = ( ). Tentukan A2!
−2 −3
1 0 1 0 1 0
𝐴2 = 𝐴 × 𝐴 = ( )×( )=( )
−2 −3 −2 −3 4 9
−2 1 0
Diketahui matriks 𝐵 = ( 1 3 −2). Tentukan B2!
0 −1 3
−2 1 0 −2 1 0 5 1 −2
2
𝐵 =𝐵×𝐵 =( 1 3 −2) × ( 1 3 −2) = ( 1 12 −12)
0 −1 3 0 −1 3 −1 −6 11
Operasi Baris Elementer (OBE) (25 Oktober 2013)

Terdapat 4 operasi yang berlaku antar baris dari sebuah matriks:

1. Menjumlahkan suatu baris dengan baris lain.


−2 1 0 −2 1 0 −2 0 3
(1 3 −2) b1+b2 (−1 4 −2) b3+b1 (−1 4 −2)
0 −1 3 0 −1 3 0 −1 3
1 0 −1 −3
( ) b2+b1 ( )
−2 −3 −2 −3
2. Mengalikan suatu baris dengan konstanta k ≠ 0.
−2 1 0 −2 1 0 1 −1/2 0
(1 3 −2) 2b3 ( 1 3 −2) -1/2b1 (1 3 −2)
0 −1 3 0 −2 6 0 −2 6
3. Menjumlahkan hasil kali suatu baris dengan konstanta k ≠ 0 dengan baris
lain.
−2 1 0 −2 1 0 −2 −1 6
(1 3 −2) 2b1+b2 (−3 5 −2) 2b3+b1 (−3 5 −2)
0 −1 3 0 −1 3 0 −1 3
−2 −1 6 −2 −1 6
(−3 5 −2) -b2+b3 (−3 5 −2)
0 −1 3 3 −6 5
4. Menukarkan posisi suatu baris dengan baris lain.
−2 1 0 0 −1 3
(1 3 −2) b1b3 ( 1 3 −2)
0 −1 3 −2 1 0

Contoh :

−2 1 0 0 −1 3 0 −1 3
(1 3 −2) b1b3 ( 1 3 −2) -1/3b2+b3 ( 1 3 −2 )
0 −1 3 −2 1 0 −7/3 0 2/3
−2 1 0 0 −1 3 0 −1 3
(1 3 −2) b1b3 ( 1 3 −2) 1/2b3+b2 ( 0 7/2 −2)
0 −1 3 −2 1 0 −2 1 0
3 −1 0 3 −1 0 3 −1 0
(−2 4 1 ) b2+b3 (−2 4 1) 2/3b1+b2 (0 10/3 1)
2 3 −1 0 7 0 0 7 0
3 −1 0 6 −2 0 6 −2 0 6 −2 0
(−2 4 1) 2b1 (−2 4 1) 3b2 (−6 12 3) b1+b2 (0 10 3)
0 7 0 0 7 0 0 7 0 0 7 0
Tentukan operasi baris elementer yang diberlakukan pada matriks
2 1 −1
(−1 2 −2), jika diketahui matriks hasilnya:
3 0 1
2 1 −1 2 1 −1 0 5 −5
1. (−1 2 −2) 3b2+b3 (−1 2 −2) 2b2+b1 (−1 2 −2) b1b2
3 0 1 0 6 −5 0 6 −5
−1 2 −2
(0 5 −5)
0 6 −5
2 1 −1 2 1 −1 2 1 −1
5 5
(−1 2 −2) 3b2+b3 (−1 2 −2) 1/2b1+b2 (0 2 − 2)
3 0 1 0 6 −5 0 6 −5
2 1 −1 2 1 −1 2 1 −1
(−1 2 −2) 2b2 (−2 4 −4) b1+b2 (0 5 −5) -3/2b1
3 0 1 3 0 1 3 0 1
3 3 3 3
−3 − −3 −
2 2 2 2
(0 5 −5) b1+b3 ( 0 5 −5)
3 5
3 0 1 0 −
2 2
2 1 −1 5 1 0 5 1 0
2. (−1 2 −2) b3+b1 (−1 2 −2) 2b3+b2 (5 2 0)
3 0 1 3 0 1 3 0 1
2 1 −1 2 1 −1 5 1 0
(−1 2 −2) -2b1+b2 (−5 0 0 ) b3+b1 (−5 0 0)
3 0 1 3 0 1 3 0 1
2 1 −1 5 1 0 5 1 0
(−1 2 −2) b3+b1 (−1 2 −2) 2b3 (−1 2 −2) b3+b2
3 0 1 3 0 1 6 0 2
5 1 0
(5 2 0)
6 0 2
Sistem Persamaan Linier (SPL) (1 Nov 2013)

Diketahui system persamaan linier berikut.

2𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 7

𝑥 + 2𝑦 − 𝑧 = 2

3𝑥 − 2𝑦 + 𝑧 = 2

Tentukan nilai x, y, dan z yang memenuhi system persamaan linier tersebut.

Metode Eliminasi Gauss

1. Ubah bentuk persamaan menjadi perkalian matriks


2 1 1 𝑥 7
(1 2 −1) ( ) (2) 𝑦 =
3 −2 1 𝑧 2
2. Gabungkan matriks koefisien dengan matriks hasil
2 1 1 7
(1 2 −1 2)
3 −2 1 2
3. Lakukan OBE pada matriks di atas dengan matriks targetnya adalah matriks
segitiga atas
2 1 1 7 1 2 −1 2
(1 2 −1 2) b1b2(2 1 1 7) -2b1+b2
3 −2 1 2 3 −2 1 2
1 2 −1 2 1 2 −1 2
(0 −3 3 3) -3b1+b3 (0 −3 3 3 ) -8b2
3 −2 1 2 0 −8 4 −4
1 2 −1 2 1 2 −1 2
(0 24 −24 −24) 3b3 (0 24 −24 −24) b2+b3
0 −8 4 −4 0 −24 12 −12
1 2 −1 2
(0 24 −24 −24)
0 0 −12 −36
2 1 1 7 1 2 −1 2
(1 2 −1 2) b1b2(2 1 1 7) -2b1+b2
3 −2 1 2 3 −2 1 2
1 2 −1 2 1 2 −1 2
(0 −3 3 3) -3b1+b3 (0 −3 3 3 ) -1/3b2
3 −2 1 2 0 −8 4 −4
1 2 −1 2 1 2 −1 2
(0 1 −1 −1) 8b2+b3 (0 1 −1 −1 )
0 −8 4 −4 0 0 −4 −12
4. Mengubah matriks hasil OBE menjadi bentuk persamaan
𝑥 + 2𝑦 − 𝑧 = 2
𝑦 − 𝑧 = −1
−4𝑧 = −12
5. Menghitung solusi dengan menggunakan substitusi balik
−4𝑧 = −12 → 𝑧 = 3
𝑦 − 3 = −1 → 𝑦 = 2
𝑥 + 2.2 − 3 = 2 → 𝑥 = 1

Latihan

1. Diketahui sistem persamaan linier berikut.


𝑥 + 3𝑦 + 2𝑧 = 2
𝑥 + 4𝑦 + 6𝑧 = 9
2𝑥 + 5𝑦 + 7𝑧 = 11

Tentukan solusi sistem persamaan tersebut dengan menggunakan metode


eliminasi Gauss.

2. Hitunglah solusi dari sistem persamaan berikut dengan menggunakan


metode eliminasi Gauss
𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 2
2𝑥 + 3𝑦 + 𝑧 = 5
𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 3

Você também pode gostar