Você está na página 1de 14

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

ANALISIS CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI


KABUPATEN GOWA TANGGAL 29 JANUARI 2017

OLEH :
EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr

NABIRE
2017
ANALISIS CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI
KABUPATEN GOWA TANGGAL 29 JANUARI 2017

I. PENDAHULUAN

GOWA (lintasterkini.com) – Puluhan rumah diterjang Angin puting beliung


di Kelurahan Tubajeng kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, Minggu (29/1/2017)
pagi. Informasi yang dihimpun lintasterkini.com, ada sekitar 20 rumah warga semi
permanen rusak akibat di terjang angin puting beliung, atap dan tembok pun rusak.
Menurut salah satu warga, Nasrul, bahwa angin puting beliung itu terjadi sektar
pukul 09.00 wita. “Tadi terjadi hujan yang disertai angin kencang, atap rumah
terangkat dan tembok rumah ambruk akibat angin kencang,”ujarnya. Sementara
menurut Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD ) Kabupaten
Gowa, Arfah via telpon mengatakan bahwa ada sekitar 20 rumah yang dirusak
diterjang angin puting beliung yang berada di dua kampung dikecamatan Bajeng.
“Ada sekitar 20 rumah yang terkena puting beliung di dua kampung yaitu di Bonto
bu’ne dan Sapayya kelurahan Tubajeng kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa,”ujarnya.
Gambar 1. Kejadian Rumah Rusak akibat angin puting beliung
tanggal 29 Januari 2017

Gambar 2. Lokasi Peta Kabupaten Gowa


II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Dinamika Atmosfer
A.1 Suhu Muka Laut
Nilai anomali suhu muka laut di perairan dekat Kabupaten Gowa, tanggal
29 Januari 2017 berkisar (+29) s/d (+31) 0C dengan anomaly (0) s/d (+1). Nilai
positif ini menunjukkan kondisi laut lebih hangat dan dapat menambah peluang
penguapan yang tinggi sehingga menambah pasokan bagi terbentuknya awan-awan
hujan di sekitar wilayah kejadian wilayah Kabupaten Gowa.

Gambar 3. (SST dan anomaly perairan Indonesia tanggal 29 Januari 2017)


(Sumber : bmkg.go.id)
A.2 ENSO (El Nino – South Osciilation)
Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 29 Januari 2017 yang bernilai –
0.21 dan data SOI tanggal 29 Januari 2017 yang bernilai + 2.2, maka dapat
dikatakan bahwa pada tanggal 29 Januari 2017, menunjukkan kondisi normal yaitu
pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan harian di wilayah Indonesia serta
suplai uap air dari samudera pasifik timur ke pasifik barat tidak signifikan yaitu
aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur
rendah.

Gambar 4. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI Tanggal 29 Januari 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.3 MJO (Madden – Julian Oscillation)
Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 29 Januari 2017 yang
berada di kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar
wilayah Indonesia.

Gambar 5. Track MJO tanggal 29 Januari 2017


(Sumber : www.bom.gov.au)
A.4 Analisa Tekanan Udara Permukaan
Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 29 Januari 2017 terlihat bahwa
secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat beberapa pola gangguan
cuaca yakni 4 (empat) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut
menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari
wilayah Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan.

Gambar 6. Analisa Analisa Tekanan Udara Permukaan Jam 00.00


tanggal 29 Januari 2017
(Sumber : www.bom.gov.au)
A.5 Pola Angin
Dari peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000 feet menunjukkan
diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari
samudera Pasifik dan melewati wilayah Sulawesi. Selain itu adanya pola shearline
diatas wilayah Kalimantan, dekat wilayah Kabupaten Gowa, yang dapat berperan
untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan dan angin kencang.

Gambar 7. Analisa Pola angin Jam 00.00 tanggal 29 Januari 2017


(Sumber : www.bom.gov.au)
A.6 Indeks Labilitas Udara
Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan
konvektif kuat.

Gambar 8. K.Indeks jam 00.00 UTC tanggal 29 Januari 2017


Nilai Lifted Indeks berkisar antara -1 yang mengindikasikan kemungkinan
potensi badai guntur yang sedang.

Gambar 9. Lifted Indeks jam 00.00 UTC tanggal 29 Januari 2017


Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi
badai guntur.

Gambar 10. Showalter Indeks jam 00.00 UTC tanggal 29 Januari 2017

A.7 Analisa Udara Atas (Sounding)


Analisa Udara Atas (Sounding) ini diambil dari Stasiun Meteorologi
Hasanuddin Makassar, mengingat dekat dengan lokasi kejadian. Berdasarkan
stabilitas atmosfer yang diperoleh dari pengamatan udara atas pada tanggal 29
Januari 2017 pukul 00.00 UTC diperoleh nilai-nilai indeks stabilitas atmosfer
seperti CAPE total, dan SWEAT. Dari indeks – indeks pola labilitas udara di atas
dapat disimpulkan akan kemungkinan terjadi hujan disertai TS. Jika melihat profil
udara atas terlihat dari lapisan 1000 mb sampai dengan lapisan 400 mb, garis suhu
udara dan garis titik embun saling berimpit. Hal ini sangat mendukung
pembentukan awan – awan konvektif (awan cumulunimbus) dan berpotensi
terjadinya cuaca buruk. Jika melihat nilai CAPE (Convective Available Potential
Energy) yang bernilai di bawah 1000 menandakan bahwa energi untuk proses
konventif cukup rendah.
Gambar 11. Profil udara atas Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makassar
tanggal 29 Januari 2017 jam 00.00 UTC

B. Satelit Cuaca
Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 28 Januari 2017
yang diambil mulai 23.30 UTC s/d tanggal 29 Januari 2017 jam 02.30 UTC (07.30
s/d 10.30 WITA) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal (awan
hujan) disekitaran wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan termasuk wilayah
Kabupaten Gowa. Terlihat kumpulan awan-awan konvektif tersebut bergerak
masuk ke wilayah Gowa berasal dari arah barat perairan Sulawesi. Dari klasifikasi
jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang
dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari
8 EH & IR yaitu (-69) s/d (-100) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan
intensitas sedang hingga lebat serta angin kecang maupun angin putting beliung.
Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Gowa pada jam
23.30 UTC.
Gambar 12. Citra satelit Himawari 8 EH & IR jam 0.20 – 12.30 UTC
tanggal 09 Januari 2017

III. KESIMPULAN
1. Berdasarkan analisa dinamis atmosfer diatas menunjukkan bahwa pengaruh
MJO, ENSO tidak berpengaruh pada kejadian angin puting beliung di
wilayah Kabupaten Gowa namun terdapat pengaruh Suhu Muka laut yang
memanas yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan di Sulawesi pada
akhir Januari.
2. Pada skala lokal, analisa pola angin gradient diatas terlihat adanya
pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik
dan melewati wilayah Sulawesi. Selain itu adanya pola shearline diatas

Você também pode gostar

  • Buku Renas PB
    Buku Renas PB
    Documento131 páginas
    Buku Renas PB
    ahmadramdhani
    Ainda não há avaliações
  • 19 69 1 PB PDF
    19 69 1 PB PDF
    Documento12 páginas
    19 69 1 PB PDF
    Naelmunar
    Ainda não há avaliações
  • BNPB
    BNPB
    Documento106 páginas
    BNPB
    Son Dihar
    Ainda não há avaliações
  • PRBKB
    PRBKB
    Documento120 páginas
    PRBKB
    Naelmunar
    Ainda não há avaliações
  • 1173 2331 1 SM
    1173 2331 1 SM
    Documento15 páginas
    1173 2331 1 SM
    ardy shinici
    Ainda não há avaliações