Você está na página 1de 17

1

BAB II
PEMBAHASAN

A. MOTIVASI UNTUK MANAJEMEN LABA


Alasan-alasan yang mencerminkan kekuatan sebagai pendorong para manajer
untuk melakukan manipulasi laba yang dilaporkan adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi target internal
Target laba internal merupakan alat penting dalam memotivasi para
manajer untuk meningkatkan usaha penjualan, pengendalian biaya dan
penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Tetapi, seperti alat pengukur kinerja
yang lain, adalah suatu fakta kehidupan bahwa orang yang dievaluasi kinerjanya
akan cenderung melupakan faktor-faktor ekonomi yang mendasari pengukuran ini
dan mengalihkan perhatiannya kepada angka-angka yang diukur itu.
Penelitian akademis juga membenarkan bahwa perhitungan bonus internal
berdasarkan laba turut mendorong munculnya manajemen laba. Para manajer
memiliki tendensi untuk menunda pengakuan laba di periode yang baik untuk
berjaga-jaga apabila hasil operasi periode berikutnya tidak begitu memuaskan.
Kecenderungan ini ditemukan menggunakan informasi level korporat, anda juga
menggunakan laba yang dilaporkan oleh para manajer di tiap-tiap divisi
perusahaan. Karena adanya rencana pemberian bonus berdasarkan laba
meningkatkan kecenderungan manajer untuk memanipulasi angka yang
dilaporkan, auditor mempertimbangkan hal ini sebagai salah satu faktor risiko
pada saat merencanakan sifat dan lingkup audit mereka.
2. Memenuhi harapan eksternal
Perusahaan-perusahaan melakukan manajemen laba untuk menghindari
pelaporan suatu kerugian dan mengecewakan pihak-pihak luar yang
berkepentingan. Berbagai stakeholder eksternal memiliki kepentingan terhadap
kinerja perusaahaan. Misalnya, para pegawai dan pelanggan menginginkan
perusahaan tetap berjalan dengan baik sehingga dapat bertahan dalam jangka
panjang dan melaksanakan kewajiban pensiun serta kewajiban garansinya. Para
pemasok menginginkan jaminan atas pembayaran, dan yang lebih penting lagi
adalah bahwa perusahaan pembeli akan menjadi pembeli yang dapat diandalkan
selama tahun-tahun ke depan. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan itu, tanda-
2

tanda kelemahan keuangan, seperti pelaporan rugi, benar-benar merupakan suatu


berita buruk. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa di beberapa
perusahaan apabila pada perhitungan awal laporan keuangan menunjukkan
indikasi terjadinya kerugian, para akuntannya biasanya diminta untuk
mempertimbangkan kembali penilaian mereka atas akrual dan estimasi, guna
memperoleh sejumlah dolar untuk memperoleh angka laba positif di laporan
keuangan perusahaan. Jika skenario ini benar, maka diperkirakan bahwa
seharusnya ada leboh sedikit perusahaan dengan laba yang sedikit negatif, dan
lebih banyak perusahaan dengan laba yang sedikit positif yang diperkirakan. Hasil
ini seharusnya terjadi karena biasanya perusahaan yang memiliki laba negatif
dalam jumlah kecil memiliki insentif yang lebih besar untuk mengubah asumsi
akuntansi sehingga laba akan berada di daerah positif.
Para analis keuangan merupakan sekelompok pemakai laporan keuangan
yang penting. Selain memberikan rekomendasi untuk menjual dan membeli saham
perusahaan, mereka juga menghasilkan estimasi atas laba perusahaan. Riset yang
mendalam telah menunjukkan bahwa pelaporan laba yang lebih kecil
dibandingkan dengan estimasi laba yang diberikan oleh para analis akan
menyebabkan turunnya harga saham. Oleh karena itu, perusahaan memilik insentif
untuk melakukan manajemen laba guna menjamin agar angka yang dilaporkan
paling sedikit sama dengan laba yang diperkirakan oleh analis.
3. Meratakan atau memuluskan laba (income smoothing)
Meratakan laba atau memuluskan laba adalah praktek untuk menahan atau
mempercepat pengakuan terhadap beberapa jenis pendapatan dan beban, serta
meratakan angka laba yang dilaporkan dari tahun ke tahun berikutnya. Dengan
membuat perusahaan memiliki angka laba yang tidak terlalu berfluktuasi akan
mempermudah perusahaan dalam mendapatkan pinjaman dengan peryaratan yang
menguntungkan serta menarik investor.
Lihat gambar di bawah ini, untuk perusahaan A, jumlah laba meningkat
secara tetap dari tahun ke tahun. Untuk perusahaan B, angka laba yang dilaporkan
naik turun setiap tahunnya. Perusahaan A dan B memiliki laba yang sama pada
tahun pertama, tahun ke 10 dan total laba yang sama selama sepuluh periode.
Pada akhir tahun ke-10 seandainya Anda diminta untuk menentukan
perusahaan mana yang akan Anda berikan pinjaman atau perusahaan mana yang
3

Anda pilih untuk investasi, Anda tentunya akan memilih Perusahaan A. Karena
arus laba Perusahaan A memberikan Anda perasaan bahwa Perusahaan A lebih
stabil, dapat diandalkan, dan memilik risiko lebih rendah.
Jika Anda menjadi CEO Perusahaan B, dengan menggunakan asumsi
akuntansi yang agresif, Anda dapat meratakan laba agar angka laba tidak terlalu
berfluktuasi.

4. Mendandani laporan keuangan (window dressing) untuk keperluan


penawaran saham perdana (initial publik offering-IPO) atau untuk
memperoleh pinjaman dari bank.
Bagi perusahaan-perusahaan yang sedang memasuki masa di mana
pelaporan laba harus dalam kondisi yang baik, asumsi-asumsi akuntansi dapat
diperluas-sering kali sampai ke titik yang paling jauh dari aturan yang ada.
Termasuk dalam masa itu adalah saat perusahaan berusaha untuk membuat
permohonan pinjaman atau saat sebelum memulai penjualan saham perdana untuk
umum.

B. TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN LABA


1. Kontinum Manajemen Laba
4

Kontinum manajemen laba berkisar dari penentuan waktu transaksi sampai


dengan suatu kecurangan. Harus selalu diingat bahwa sebagian besar perusahaan,
manajemen laba, jika benar-benar dipraktikkan, tidak akan melebihi titik
penentuan transaksi yang tepat. Mengingat pentingnya dan dampak ekonomi dari
kegagalan pelaporan pembawa bencana, yang sering kali dihubungkan dengan
perusahaan yang melakukan manajemen laba, maka seluruh kontinum akan
diuraikan disini.
a. Pengaitan secara strategis
Mengenai praktik memeratakan laba, GENERAL ELECTRIC terkenal
dengan keahliannya dalam penentuan waktu transaksi sehingga keuntungan
dan kerugian dalam jumlah besar terjadi dalam triwulan yang sama, sehingga
memunculkan trend naik yang mulus dalam laba yang dilaporkan. Dengan
menggunakan kesadaran akan manfaat yang didapat dari pencapaian target
laba yang konsisten atau pelaporan angka laba yang stabil, sebuah perusahaan
dapat melakukan usaha-usaha tambahan untuk memastikan bahwa beberapa
transaksi penting telah diselesaikan dengan cepat atau ditunda sehingga dapat
diakui pada triwulan yang paling menguntungkan.
b. Perubahan dalam metode atau estimasi dengan pengungkapan penuh
Banyak perusahaan sering mengganti estimasi akuntansinya yang
berhubungan dengan piutang tak tertagih, retur atau dana pensiun, umur
ekonomis aktiva, dan lain-lain.
c. Perubahan dalam metode atau estimasi dengan pengungkapan yang
minimal atau tanpa pengungkapan sama sekali
Berlawanan dengan poin (b), beberapa perubahan akuntansi lain sering
kali dibuat tanpa menggunakan pengungkapan penuh.
d. Akuntansi non-GAAP
Akuntansi non-GAAP atau nama yang lebih ddeskriptif dalam banyak
kasus adalah “pelaporan yang curang”, meskipun akuntansi non-GAAP
sebenarnya dapat juga terjadi akibat kesalahan yang tidak disengaja atau
kurang kehati-hatian.

e. Transaksi fiktif
5

Kecurangan merupakan suatu pengingkaran atas transaksi atau


pembuatan transaksi fiktif.

Penentuan waktu Akuntansi yang Akuntansi yang Pelaporan yang kecurangan


transaksi yang agresif menipu curang
tepat

Pengaitan secara Perubahan dalam Perubahan dalam metode Akuntansi non- Transaksi fiktif
strategis metode atau atau estimasi dengan GAAP
estimasi dengan pengungkapan yang
pengungkapan
minimal atau tanpa
penuh
pengungkapan sama sekali

Kontinum manajemen laba

Lima hal ini juga mencerminkan kemajuan strategi manajemen laba di


tiap-tiap perusahaan. Berbagai aktivitas ini dimulai dari suatu hal yang kecil dan
sah, serta menunjukkan sesuatu yang tidak lebih dari penentuan waktu pencatatan
transaksi secara strategis untuk memuluskan hasil yang dilaporkan. Dalam kondisi
di mana hasil operasi tidak jauh di bawah target, suatu perusahaan mungkin akan
melakukan suatu perubahan atas estimasi akuntansi untuk mencapai laba yang
diharapkan, tetapi akan mengungkapkan secara menyeluruh semua perubahan
yang dilakukan guna menghindari penipuan atas para pemakai laporan keuangan.
Apabila hasil operasi jauh dibawah target yang diharapakan, ada kemungkinan
manajemen yang putus asa akan melanggar batas-batas, menuju pelaporan yang
curang, dengan cara melakukan perubahan akuntansi yang tidak diungkapkan atau
bahkan menyalahi GAAP sama sekali. Pada akhirnya, ketika jarak antara hasil
yang diinginkan dan hasil yang sesungguhnya begitu besar sehingga tidak bisa
ditutupi dengan berbagai asumsi akuntansi, seorang manajer yang bersikeras
untuk mencapai angka target harus berbuat curang dengan menciptakan transaksi-
transaksi atau pelanggan fiktif. Hal utama yang harus diingat bahwa kekuatan
untuk mendorong para manajer dan akuntan untuk melakukan manajemen laba
adalah sesuatu yang nyata dan bila seseorang tidak menyadari hal ini, adalah
6

mudah untuk perlahan-lahan menyimpang dari sisi kiri ke sisi kanan kontinum
manajemen laba.
2. Lima Jenis Sulap Akuntansi Paling Populer dari Levitt
a. Biaya mandi besar (big bath charges)
Konsep yang melatarbelakangi suatu mandi besar adalah jika
perusahaan berharap untuk memiliki rangkaian kesuksesan dalam perolehan
laba di masa yang akan datang, maka akan lebih baik untuk mengakui semua
piutang yang tak tertagih pada suatu tahun, tanpa membebani periode-periode
di masa yang akan datang dengan kerugian yang terus-menerus. Satu cara
untuk melaksanakan mandi besar adalah dengan melakukan restrukturisasi
biaya.

Pada gambar grafik diatas, Perusahaan C dan D memiliki total laba


yang sama untuk 10 tahun. Untuk Perusahaan D, jumlah laba meningkat
secara terus menerus sampai dengan tahun 5 ketika tren berbalik dan laba
menurun secara stabil. Untuk Perusahaan C, laba turun secara drastis di tahun
5, tapi kemudian naik $15 per tahunnya setelah itu.
Pada akhir tahun ke 10, apabila Anda diminta untuk mnentukan
perusahaan mana yang akan diberi pinjaman atau yang akan Anda pilih untuk
melakukan investaasi, Anda hampir dapat dipastikan akan memilih Perusahaan
7

C. Setiap masalah yang dimiliki oleh Perusahaan C terlihat seperti


dikumpulkan pada tahun ke 5, dan angka laba yang terjadi saat ini
memperlihatkan suatu stabilitaas. Sebaliknya pada Perusahaan D, masalah
sepertinya tidak pernah terselesaikan sampai pada akhir tahun ke 10. Laba
yang turun drastis pada tahun ke 5 untuk Perusahaan C adalah suatu contoh
dari “Mandi Besar (big bath)”.
b. Akuntansi yang kreatif
Tugas penting akuntansi setelah suatu perusahaan melakukan akuisisi
terhadap perusahaan lain adalah mengalokasikan haarga penjualan total ke
tiap-tiap aktiva perusuhaan yang diakuisisi. Suatu praktik umum yang
dilakukan pada saat Levitt memberikan ceramah adalah mengalokasikan
sejumlah besar harga pembelian ke riset dan pengembangan dari proyek yang
sedang dilaksanakan. Biaya yang dialokasikan ke “pembelian riset dan
pengembangan dalam proses (in-process RD)” akan dibebankan langsung
pada periode itu, sesuai dengan perlakuan yang diharuskan oleh GAAP AS
atas semua pengeluaran untuk riset dan pengembangan. Hasil akhir bersihnya
akan serupa dengan restrukturisasi- mandi besar, yakni sejumlah besar baiya
riset dan pengembangan dicatat pada saat tahun akuisisi, dan beban-beban
yang dialokasikan ke periode-periode sesudahnya akan semakin kecil
dibandingkan dengan yang seharusnya apabila harga beli dialokasikan sebgai
aktiva yang disusutkan.
c. Simpanan dalam toples kue (cookie jar reserves)
Nasihat untuk berjaga-jaga untuk masa sulit sudah tidak asing lagi.
Banyak perusahaan menggunakan nasihat ini dengan tujuan mendapatkan
laba. Misalnya, dengan mengakui beban atas piutang tak tertagih yang sangat
tinggi di tahun ini, dimana jumlah laba cukup besar meskipun dengan adanya
beban tambahan ini, suatu perusahaan memiliki fleksibilitas untuk mengakui
beban atas piutang tak tertagih yang lebih rendah diperiode-periode
berikutnya, ketika angka laba tidak terlalu bersinar. Secara serupa, dengan
mengakui sejumlah kas yang diterima sebagai pendapatan diterima di muka,
dan bukannya sebagai pendapatan, suatu perusahaan pada dasarnya
menyimpan pendapatan untuk “hari hujan” atau suatu tahun maupun triwulan
8

dimasa depan di mana ada ancaman bahwa laba akan berada di bawah harapan
pasar.
d. Materialitas
Auditor biasanya menggunakan metode perbandingan kuantitatif
tradisional dalam menentukan seberapa besar nilai uang yang dikategorikan
sebagai sesuatu yang material. Kegagalan dalam memenuhi harapan pasar atas
pencapaian laba walaupun hanya sebesar 1 penny per lembar saham, akan
menyebabkan suatu perusahaan kehilangan miliaran dolar dalam nilai
pasarnya. Oleh karena itu, Levit menekankan pada para auditor untuk
memikirkan kembali ide mengenai apa yang material dan apa yang tidak.
e. Pengakuan pendapatan
Praktik yang lebih umum dibandingkan usaha Microsoft yang
menunda pendapatan adalah usaha perusahaan-perusahaan yang mempercepat
pelaporan pendapatan. Dalam beberapa hal, perusahaan-perusahaan baru yang
sangat ingin melaporkan hasil operasi pada para pemberi pinjaman dan para
investor, mengakui pendapatan pada saat kontrak penjualan ditandatangani
atau selesai sebagian bukannya menunggu sampai produk atau jasa yang
dijanjikan dalam kontrak benar-bernar telah dikirim atau dikerjakan.
3. Laba pro forma
Angka laba pro forma adalah angka laba sesuai GAAP setelah
dikurangi beberapa jenis pandapatan, beban, keuntungan, atau kerugian.
Perusahaan melakukan hal ini karena merasa hasil yang didapat dengan
menggunakan metode GAAP tidak sepenuhnya menampilkan kinerja
perusahaan. Perhatian lebih yang diberikan kepada laba pro forma dikarenakan
perusahaan dapat melakukan menyalahgunakan praktik dan laporan laba pro
forma dengan tujuan untuk membantu kinerja mereka terlihat lebih baik
daripada yang sesungguhnya.
Salah satu cara untuk memandang pilihan pelaporan fleksibel yang
dimiliki oleh seorang manajer saat menentukan apa yang akan dilaporkan
sebagai “laba pro forma” adalah bahwa pilihan-pilihan ini hanyalah versi yang
dibesar-besarkan dari pilihan yang dimiliki oleh manajer yang sama dalam
melaporkan laba sesuai GAAP. Apabila manajer tersebut dapat dipercaya, laba
GAAP dapat diandalkan, dan manajer dapat mengungkapkan informasi yang
9

lebih baik mengenai keadaan ekonomi yang mendasari bisnis melalui


penyesuaian-penyesuaian yang sesuai dalam menghitung laba pro forma.
Keuntungan dari laba per forma ini sebenarnya dihilangkan oleh kesempatan
yang diberikan oleh pelaporan laba pro forma kepada manajer yang sedang
dalam kesulitan, yang mencari cara untuk memoles masalah operasional
dengan melaporkan hasil pro forma positif yang menipu.

C. PRO DAN KONTRA MANAJEMEN LABA


1. Pelaporan keuangan merupakan suatu bagian dari hubungan masyarakat
Laporan keuangan merupakan salah satu alat penting yang digunakan oleh
manajemen dalam mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan kepada
publik. Sebagaimana bentuk-bentuk lain dari komunikasi korporat, sebuah
perusahaan harus menyeimbangkan keinginan untuk menyusun informasinya
sebaik mungkin dengan kebutuhan untuk menjaga kredibilitas dimata para pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan.
2. Apakah manajemen laba merupakan suatu hal yang etis?
Adanya transaksi fiktif dalam kontinum manajemen laba adalah suatu hal
yang tidak etis. Pada dasarnya ada persetujuan yang bersifat universal atas suatu
tindakan yang etis maupun yang tidak etis.
3. Etika pribadi
Etika pribadi dan pelaporan keuangan merupakan hal yang saling
berkaitan. Perusahaan dapat melaporkan suatu tentang angka laba selama setahun
dan tetao sesuai GAAP. Dengan kata lain manajemen laba dapat dan hanya terjadi
tanpa adanya penyimpangan aturan-aturan akuntansi.

D. ELEMEN-ELEMEN MELEMAHNYA MANAJEMEN LABA


1. Kemunduran dalam bisnis
Manajemen laba yang terlalu berlebihan slalu diawali dengan kemunduran
bisnis. Ketika hasil operasi terus-menerus dalam keadaan yang baik, kebutuhan
untuk melakukan manajemen laba tidak terlalu tinggi.
10

2. Tekanan untuk memenuhi harapan


Suatu kekuatan yang memotivasi para manajer melakukan manajemen laba
adalah keinginan untuk senantiasa memenuhi harapan, baik pihak internal maupun
eksternal.
3. Solusi akuntansi yang dicoba
Salah satu respon atas kemunduran dalam bisnis dan gagalnya pencapaian
harapan pasar adalah kembali ke papan tulis dan berusaha menignkatkan bisnis.
Contoh dengan mengelola persediaan secara efisien, mengurangi biaya overhead,
dan secara agresif menagih piutang. pendekatan ini meningkatkan penjaulan dan
pertumbuhan laba. Di lain pihak, ketika para akuntan, dan bukannya orang-orang
operasional atau pemasaran diminta untuk mengembalikan posisi perusahaan ke
tingkat profitabilitasnya melalui manajemen laba, solusi paling baik adalah
sesuatu yang sementara. Akibat terburuk adalah mentalitas yang tidak produktif
terkait dengan penyelesaian masalah-masalah perusahaan melalui manajemen laba
yang akhirnya pasti menimbulkan masalah bisnis yang lebih besar.
4. Risiko terhitung dari auditor
Laporan keuangan mencerminkan penyelesaian yang dinegosiasi antara
manajemen dengan auditor perusahaan. Manajemen dan auditor mendiskusikan
perlakuan akuntansi yang paling tepat pada saat terjadi perbedaan opini dalam
memperlakukan suatu hal, biasanya kedua belah pihak akan mencapai suatu
persetujuan atas suatu laporan keuangan, di mana baik manajemen maupun
auditor bersedia menandatangani dan melaporkannya kepada publik.
Seorang auditor sering kali diminta untuk menentukan apakah ia harus
menerima perlakuan akuntansi yang dapat diperdebatkan, melibatkan diri dalam
diskusi lebih lanjut guna mencoba untuk meyakinkan manajemen agar
mengabaikan pendekatan itu, atau, sebagai tempat terakhir, mundur dari suatu
penugasan audit. Dalam membuat keputusan ini, auditor harus menyeimbangkan
pendapatan jangka panjang di tahun-tahun yang akan datang yang diperoleh
dengan cara terus melanjutkan sebagai auditor perusahaan dengan biaya potensial
bila terlibat dalam suatu skandal akuntansi, kehilangan reputasi yang berharga,
dan mungkin kalah dalam tuntunan hukum. Dengan demikian keputusan untuk
menandatangani opini audit selalu merupakan risiko yang diperhitungkan.
11

5. Skeptisisme yang tidak mencukupi dari pemakai laporan keuangan


Dengan manfaat yang didapat dari evaluasi atas apa yang terjadi di masa
lalu, sering kali sangat mudah untuk menengok ke belakang dan melihat
peringatan-peringatan awal atas suatu skandal akuntansi. Dari laporan keuangan
yang dikeluarkan perusahaan terdapat berbagai indikasi dalam laporan keuangan
tersebut yang seharusnya menyebabkan para analis dan komunitas investasi yang
skeptis menanyakan model bisnis fundamental perusahaan.
Pertanyaan mengapa pemakai laporan keuangan tidak memiliki
skeptisisme yang cukup sehat melihat indikasi ini, adalah suatu pertanyaan yang
manarik tanpa jawaban yang pasti. Satu faktor yang memberikan kontribusi
adalah serupa dengan ide risiko terhitung yang disebutkan sebelumnya
sehubungan dengan para auditor. Pemakai laporan keuangan biasanya menerima
laporan keuangan perusahaan apa adanya dengan suatu kesadaran bahwa ada
risiko pelaporan yang menipu tetapi tanpa memperhitungkan kerugian besar yang
disebabkan oleh penipuan itu. Para auditor kini menimbang risiko mereka setelah
kerugian besar yang diakibatkan oleh Enron, Worldcom, dan berbagai skandal
akuntansi lainnya, para pemakai laporan keuangan saat ini sedang berlatih untuk
meningkatkan skeptisme atas hasil-hasil keuangan yang dilaporkan.
6. Investigasi hukum
Investigasi sering kali dilakukan ketika perusahaan dicurigai melanggar
batas GAAP mengarah ke pelaporan yang menipu. Selain investigasi hukum,
penyimpangan pelaporan keuangan juga bisa dianggap sebagai suatu tindak
pidana.
7. Kehilangan reputasi secara besar-besaran
Tahap terakhir yang diakibatkan oleh manajemen laba adalah hilangnya
sebagian besar kredibilitas yang dialami oleh perusahaan yang terbukti melakukan
manipulasi atas laba yang dilaporkan. Hilangnya kredibilitas ini merugikan
banyak pihak yang berhubungan dengan perusahaan dan secara drastis
melemahkan nilai ekonominya.
12

E. PELAPORAN KEUANGAN YANG TRANSPARAN: PRAKTIK PALING BAIK


Tujuan umum akuntansi, baik keuangan maupun manajerial, yaitu untuk
menurunkan biaya dalam menjalankan bisnis. Sistem akuntansi manajerial yang baik
memungkinkan manajer untuk mengakses secara efisien sebagai informasi yang
dibutuhkan guna membuat keputusan bisnis yang tepat. Akuntansi keuangan yang
andal mampu mengurangi ketidakpastian informasi melingkupi suatu perusahaan
sehingga pihak-pihak di luar perusahaan, seperti pemberi pinjaman dan investor, tidak
menganggung resiko yang besar apabila mereka memberikan pendanaan ke
perusahaan. Bagian ini menjelaskan bagaimana pelaporan keuangan yang transaparan,
meskipun dalam kondisi di mana ada insentif yang cukup besar bagi manajer untuk
memanipulasi laba dalam jangka pendek, mencerminkan praktik bisnis terbaik untuk
jangka panjang.
1. Apakah biaya modal itu?
Biaya modal (cost of capital) adalah biaya yang harus ditanggung oleh
perusahaan untuk mendapatkan pendanaan eksternal. Biaya pendanaan dengan
utang (cost of debt financing) adalah biaya bunga setelah pajak yang berkaitan
dengan peminjaman uang. Biaya pendanaan dengan ekuitas (cost of equity
financng) adalah tingkat pengembalian modal yang diharapkan (baik berupa
dividen maupun peningkatan harga pasar dari investasi) yang digunakan untuk
menarik investor agar mau memberikan modal ekuitas. Suatu perusahaan sering
kali menghitung rata-rata tertimbang dari biaya (weighted average cost of capital),
yang merupakan rata-rata dari biaya pendanaan dengan utang dan pendanaan
dengan ekuitas dibagi dengan proporsi masing-masing tipe pendanaan.
Biaya modal suatu perusahaan merupakan suatu hal yang penting karena
ini menentukan apakah suatu proyek jangka panjang itu menguntungkan untuk
dilakukan atau tidak. Dalam suatu penyusunan anggaran modal, biaya modal
dapat dianggap sebagai suatu tingkat diskonto (discount rate) atau tingkat
rintangan (hurdle rate) yang digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek
jangka panjang. Semakin tinggi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan dana,
semakin sedikit proyek jangka panjang yang menguntungkan bagi perusahaan
untuk dilakukan. Suatu proyek yang memberikan ekonomi bagi suatu perusahaan
dengan biaya modal yang rendah akan menjadi tidak menguntungkan bagi
perusahaan dengan biaya modal yang tinggi.
13

Salah satu faktor penting dalam menentukan biaya modal suatu perusahaan
adalah risiko yang berkaitan dengan perusahaan. Untuk suatu perusahaan yang
sangat berisiko, para pemberi pinjaman dan investor akan meminta suatu tingkat
pengembalian yang cukup tinggi yang memungkinkan mereka untuk memberikan
pendanaan ke perusahaan itu. Oleh karena itu, semakin tinggi risiko yang
berkaitan dengan perusahaan, maka akan semakin tinggi pula tingkat biaya modal.
Satu faktor risiko adalah risiko informasi yang dihubungkan dengan
ketidakpastian prospek perusahaan di masa yang akan datang.
Suatu perusahaan menghasilkan laporan keuangan guna menginformasikan
dengan lebih baik kepada para pemberi pinjaman dan investor mengenai kinerja
masa lalunya, sehingga mereka dapat menggunakan informasi ini untuk membuat
perkiraan kinerja perusahaan di masa yang akan datang dengan lebih baik.
Sebagai konsekuensi, laporan keuangan yang baik mengurangi ketidakpastian
pemberi pinjaman dan investor, sehingga mereka mau memberikan pendanaan
dengan biaya yang rendah. Meskipun demikian, ketika laporan keuangan
kehilangan kredibilitsnya, laporan keuangan itu tidak akan berdungsi apa-apa
dalam mengurangi risiko atas informasi yang melingkupi perusahaan, dan pada
akhirnya akan membuat biaya modal perusahaan semakin tinggi.
2. Peranan standar-standar akuntansi
Organisasi-organisasi penting dalam penyusunan standar akuntansi, yaitu:
FASB, AICPA, SEC, dan IASB. FASB dan AICPA membantu penurunan biaya
modal di AS dengan menyebarluaskan pengakuan yang seragam dan standar
pengungkapan yang digunakan oleh berbagai perusahaan di AS. Meskipun ada
skandal akuntansi,sistem pelaporan keuangan di AS masing dipandang sebagai
suatu sistem yang paling baik di seluruh dunia. Ambil salah satu contoh, standar
akuntanasi yang ekstensif dan berkualitas di AS menghasilkan laporan keuangan
yang menurunkan risiko informasi dibandingkan oleh laporan keuangan lain yang
dibuat berdasar standar yang berlaku di bagian dunia yang lain.
Menurut SEC, “misi utama...untuk menjaga para investor dan memelihara
integritas pasar surat berharga”. Dalam hal laporan keuangan, penjagaan terhadap
para investor ini adalah suatu alat yang digunakan oleh SEC untuk memonitor
proses penyusunan standar akuntansiyang dilakukan oleh FASB, meminta
perusahaan-perusahaan publik untuk membuat laporan keuangan triwulanan bagi
14

investor, dan dalam kasus XEROX, melakukan investigasi (dan hukuman) atas
pelaporan keuangan yang palsu. Semua tindakan ini meningkatkan kepercayaam
bahwa para pemilik modal dapat mengandalkan laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di pusat saham. Oleh karena itu, tindakan-tindakan SEC
memberikan kontribusi dalam menurunkan risiko informasi dan mengurangi biaya
modal.
IASB berperan sangat penting dalam meningkatkan kredibilitas pelaporan
keuangan internasional. Dalam lingkup internasional, laporan keuangan yang
andal dan transparan sangat penting bagi para pemilik modal karena perusahaan
yang membutuhkan dana dapat berasal dari dunia bisnis lain dan berbeda latar
belakang budaya dari para pemilik modal. Oleh karena itu, IASB juga berperan
penting dalam menurunkan biaya modal dengan menurunkan risiko informasi.
3. Kebutuhan atas perilaku yang etis
Skandal akuntansi terus berlangsung di AS walaupun telah memiliki
standar akuntansi yang berkualitas tinggi yang dikeluarkan oleh siistem
pengaturan yang aktif. Para manajer memiliki dorongan yang kuat untuk
melaporkan hasail kinerja keuangan yang baik, dan dorongan ini dapat
menyebabkan terjadinya pelaporan yang menyimpang atau palsu. Para manajer
juga memiliki dorongan untuk mempertahankan reputasi atau kredibilitas
perusahaan dan diri mereka sendiri. Adanya konflik kepentingan ini bukanlah
suatu hal yang lazim dalam pelaporan keuangan.
Para akuntan memiliki sistem tata tertib, yang disebut Kode Perilaku Etis
AICPAA (AICPA Code of Professional Conduct). Suatu konsep penting dari tata
tertib ini terkandung dalam paragraf:
Dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, setiap anggota dapat
menghadapi tekanan yang saling bertentangan... Dalam memecahkan berbagai
konflik tersebut, setiap anggota harus bertindak dengan penuh integritas,
berpedoman pada persepsi bahwa setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab atas kepentingan kepada publik, klien dan pemberi kerja.

Pada intinya, paragraf ini mengatakan bahwa tingkah laku yang etis juga
merupakan suatu bentuk praktik bisnis jangka panjang.
15

Dalam suatu keadaan yang sempurna, berbagai usaha untuk memanipulasi


persepsi publik melalui manajemen laba adalah suatu hal yang gagal karena para
pemakai laporan keuangan yang skeptis akan menyadari adanya potensi
manajemen laba dan akan benar-benar melakukan penyesuaian yang sempurna
atas angka-angka dengan menggunakan berbagai alternatif sumber-sumber
informasi untuk menghilangkan bias. Meskipun demikian, dunia tidak sepenuhnya
rasional. Jarang sekali pemakai laporan keuangan yang memiliki waktu dan
sumber-sumber untuk membongkar manipulasi yang mungkin terjadidalam setiap
susunan angka yang mereka lihat. Tetapi di sisi lain, para pemakai laporan
keuangan mengandalkan kekuatas standar-standar akuntansi, integritas para
manajer yang menyiapkan berbagai angka, dan keahlain serta ketegasan para
auditor.

BAB III
KESIMPULAN
16

Alasan-alasan yang mencerminkan kekuatan sebagai pendorong para manajer


untuk melakukan manipulasi laba yang dilaporkan adalah memenuhi target internal,
memenuhi harapan eksternal, meratakan atau memuluskan laba (income smoothing),
mendandani laporan keuangan (window dressing) untuk keperluan penawaran saham
perdana (initial publik offering-IPO) atau untuk memperoleh pinjaman dari bank.
Lima hal yang mencerminkan kemajuan strategi manajemen laba di tiap-tiap
perusahaan. Berbagai aktivitas ini dimulai dari suatu hal yang kecil dan sah, serta
menunjukkan sesuatu yang tidak lebih dari penentuan waktu pencatatan transaksi
secara strategis untuk memuluskan hasil yang dilaporkan. Dalam kondisi di mana
hasil operasi tidak jauh di bawah target, suatu perusahaan mungkin akan melakukan
suatu perubahan atas estimasi akuntansi untuk mencapai laba yang diharapkan, tetapi
akan mengungkapkan secara menyeluruh semua perubahan yang dilakukan guna
menghindari penipuan atas para pemakai laporan keuangan. Apabila hasil operasi jauh
dibawah target yang diharapakan, ada kemungkinan manajemen yang putus asa akan
melanggar batas-batas, menuju pelaporan yang curang, dengan cara melakukan
perubahan akuntansi yang tidak diungkapkan atau bahkan menyalahi GAAP sama
sekali. Pada akhirnya, ketika jarak antara hasil yang diinginkan dan hasil yang
sesungguhnya begitu besar sehingga tidak bisa ditutupi dengan berbagai asumsi
akuntansi, seorang manajer yang bersikeras untuk mencapai angka target harus
berbuat curang dengan menciptakan transaksi-transaksi atau pelanggan fiktif.
Lima jenis sulap akuntansi paling populer dari Levitt: biaya mandi besar (big
bath charges), akuntansi yang kreatif, simpanan dalam toples kue (cookie jar
reserves), materialitas, pengakuan pendapatan.
Angka laba pro forma adalah angka laba sesuai GAAP setelah dikurangi
beberapa jenis pandapatan, beban, keuntungan, atau kerugian.
Pelaporan keuangan yang transaparan, meskipun dalam kondisi di mana ada
insentif yang cukup besar bagi manajer untuk memanipulasi laba dalam jangka
pendek, mencerminkan praktik bisnis terbaik untuk jangka panjang.

DAFTAR ISI
17

Stice & Skousen.2004.. Intermediate Accounting Buku 1-Edisi 15. Jakarta: Salemba
Empat

Você também pode gostar