Você está na página 1de 3

Agama Adalah Nasehat

April 6th, 2013/Al-Quran dan Hadits/2 Comments

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang


diriwayatkan oleh Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad-Daary radhiallahu ‘anhu,

,‫ و لرسوله‬,‫ و لكتابه‬,‫ “هلل‬:‫ لمن يا رسول هللا؟ قال‬:‫ قلنا‬.”‫ “الدين النصيحة‬:‫أن النبي صلى هللا عليه و سلم قال‬
‫ و عامتهم‬,‫ و ألئمة المسلمين‬.”

“Agama adalah nasihat”. Kami bertanya: “Bagi siapa wahai


Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, bagi para
pemimpin kaum muslim dan bagi kaum muslim secara umum.” (HR. Muslim)

Makna hadits

Al Khaththabi mengatakan: Nasihat adalah sebuah kalimat yang luas cakupan


maknanya. Maknanya adalah menghendaki kebaikan bagi orang yang diberi
nasehat. Dikatakan pula bahwa kata nasihat diambil dari kalimat

‫نصح الرجل ثوبه إذا خاطه‬

(seorang laki-laki menjahit pakaiannya).

Seseorang yang memberi nasihat diserupakan dengan orang yang menjahit pakaian
karena orang yang memberi nasehat kepada orang lain pada hakikatnya adalah
memperbaiki orang yang dinasehati, demikian orang yang menjahit baju yang
berlubang (ia memperbaiki lubang yang terdapat pada baju tersebut). (Asy-Syarhul
Kabiir ‘alal arba’in an nawawiyyah, 183)

Syaikh Shalih Alu Syaikh mengatakan bahwa nasehat dengan


makna “menghendaki kebaikan bagi orang yang dinasehati” adalah makna
nasehat berkaitan dengan nasehat untuk para pemimpin kaum muslim dan kaum
muslim secara umum.

Adapun makna nasehat kepada tiga yang pertama (yaitu kepada Allah, Kitab-Nya
dan Rasul-Nya), maka maknanya jalinan hubungan antara dua hal, dimana yang
satu memberikan hak kepada yang lainnya. Sehingga tidak ada permusuhan
diantara keduanya.

Telah diketahui pula bahwa seorang hamba mendekatkan diri kepada Rabb-nya
dengan cara memenuhi seluruh hak-hak-Nya yang merupakan kewajiban seorang
hamba. Demikian pula dalam memenuhi hak-hak Al Qur’an maupun hak-hak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal arba’in An
Nawawiyyah, 629-630)

Kandungan hadits

Nasehat kepada Allah Subaanahu wa Ta’ala

Berkaitan dengan penjelasan di atas bahwa makna nasehat kepada Allah adalah
merapatnya hubungan antara seorang hamba dengan Allah dengan cara seorang
hamba melaksanakan hak-hak Allah baik itu berupa hak yang wajib maupun
mustahab.

Syaikh As Sa’diy menjelaskan bahwa makna nasehat kepada Allah Ta’ala adalah
seorang hamba memahami akan keesaan Allah, meng-esakan Allah dalam sifat-
sifat yang sempurna tanpa adanya satupun yang menyerupai-Nya dari segala sisi,
melakukan peribadahan kepada-Nya baik secara zahir maupun batin, selalu merasa
harap dan takut disertai dengan selalu bertaubat dan istighfar. Hal ini karena
sesungguhnya seorang hamba pasti pernah meremehkan sesuatu dari kewajiban-
kewajiban yang Allah berikan atau terkadang seorang hamba terjatuh pada perkara
yang diharamkan. Dengan taubat yang sungguh-sungguh dan istighfar yang terus
menerus maka akan menutup kekurangan-kekurangannya dan akan
menyempurnakan perbuatan dan amalnya. (Asy-Syarhul Kabiir ‘alal Arba’in An
Nawawiyyah, 187)

Nasehat kepada Kitabullah

Syaikh As Sa’diy menjelaskan bahwa nasehat kepada kitabullah adalah dengan


menghafalnya dan mentadabburinya, mempelajari lafadz-lafadz dan makna nya,
dan bersungguh-sungguh dalam mengamalkan kandungannya. (Asy Syarhul
Kabiir ‘alal arba’in An Nawawiyyah, 187)

Nasehat kepada Rasul

Syaikh As Sa’diy menjelaskan bahwa nasehat kepada Rasul adalah dengan


mengimani dan mencintai-nya, mendahulukannya dibanding dirinya, hartanya
maupun anaknya. Ittiba’ (meneladani) para Rasul dalam perkara pokok-pokok
agama maupun perkara cabangnya. Mengutamakan perkataan Rasul dibanding
perkataan manusia lain dan bersungguh-sungguh dalam mengambil petunjuk dari
petunjuk-petunjuknya dan dalam menolong agamanya. (Asy Syarhul Kabiir, 187)

Nasehat kepada pemimpin kaum muslim

Syaikh Shalih Alu Syaikh menjelaskan bahwa nasehat bagi pemimpin kaum
muslim adalah dengan memberikan hak-hak mereka yang telah Allah berikan
kepada mereka, yang telah Allah jelaskan dalam kitab-kitab-Nya maupun yang
telah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jelaskan dalam sunnah beliau. Di
antara hak tersebut adalah mentaati mereka dalam perkara yang ma’ruf,
meninggalkan ketaatan dalam perkara maksiat, berkumpul dengan mereka dalam
perkara hak dan petunjuk dan pada perkara yang kita ketahui tidak ada
kemaksiatan di dalamnya. Dan termasuk nasehat bagi mereka yaitu memberikan
nasehat dengan makna mengingatkan keasalahan-kesalahan mereka. Ibnu Daqiqil
‘id berkata bahwa bentuk nasehat ini hukumnya adalah fardhu kifayah, maka jika
sudah ada sebagian orang yang melakukannya maka gugurlah kewajiban yang
lainnya. (Asy Syarhul Kabiir, 633).

Nasehat kepada kaum muslim secara umum

Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan bahwa bentuk nasehat


kepada kaum muslim secara umum adalah dengan menampakkan kecintaan kepada
mereka, menampakkan wajah yang berseri-seri, menebarkan salam, menasihati,
saling tolong-menolong dan hal-hal lain yang dapat mendatangkan maslahat dan
menghilangkan mafsadat. (Asy-Syarhul Kabiir, 181)

Syaikh Al ‘Utsaimin berkata, Ketahuilah bahwa perkataanmu terhadap salah


seorang kaum muslim tidaklah boleh disamakan dengan perkataanmu terhadap
seorang pemimpin. Perkataanmu terhadap seorang pembangkang tidaklah boleh
disamakan dengan perkataanmu terhadap orang yang masih bodoh. Maka, setiap
kondisi orang ada perkataan (yang sesuai). Maka, berilah nasehat kepada kaum
muslimin secara umum semampumu. (Asy Syarhul Kabiir, 181)

Você também pode gostar