Você está na página 1de 4

afsir Surat Al-Kafirun, ayat 1-6

- October 27, 2015


‫) َو ََل أَنَا عَا ِب ٌد َما‬3( ‫ُون َما أ َ ْعبُ ُد‬
َ ‫) َو ََل أ َ ْنت ُ ْم عَا ِبد‬2( ‫ُون‬ َ ‫) ََل أ َ ْعبُ ُد َما ت َ ْعبُد‬1( ‫ون‬
َ ‫قُ ْل يَا أَيُّ َها ا ْلكَافِ ُر‬
)6( ‫ِين‬
ِ ‫يد‬ َ ‫) لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل‬5( ‫ُون َما أ َ ْعبُ ُد‬ َ ‫) َو ََل أ َ ْنت ُ ْم عَا ِبد‬4( ‫عبَ ْدت ُ ْم‬
َ
Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan
kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah men]adi penyembah apa
yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku.”
Surat ini adalah surat yang menyatakan pembebasan diri dari apa yang dilakukan oleh orang-orang
musyrik, dan surat ini memerintahkan untuk membersihkan diri dengan sebersih-bersihnya dari segala
bentuk kemusyrikan. Maka firman Allah Swt.:
َ ‫{قُ ْل يَا أَيُّ َها ا ْلكَافِ ُر‬
}‫ون‬
Katakanlah, "Hai orang-orang kafir.” (Al-Kafirun: 1)
mencakup semua orang kafir yang ada di muka bumi, tetapi lawan bicara dalam ayat ini ditujukan
kepada orang-orang kafir Quraisy. Menurut suatu pendapat, di antara kebodohan mereka ialah,
mereka pernah mengajak Rasulullah Saw. untuk menyembah berhala-berhala mereka selama satu
tahun, lalu mereka pun akan menyembah sembahannya selama satu tahun. Maka Allah Swt.
menurunkan surat ini dan memerintahkan kepada Rasul-Nya dalam surat ini agar memutuskan
hubungan dengan agama mereka secara keseluruhan; untuk itu Allah Swt. berfirman:
َ ‫{َل أ َ ْعبُ ُد َما ت َ ْعبُد‬
}‫ُون‬ َ
Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun: 2)
Yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan.
}ُ‫ُون َما أ َ ْعبُد‬
َ ‫{وَل أ َ ْنت ُ ْم عَابِد‬
َ
Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 3)
Yaitu Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Lafaz ma di sini bermakna man. Kemudian disebutkan
dalam firman berikutnya:
}‫ُون َما أ َ ْعبُ ُد‬
َ ‫عبَ ْدت ُ ْم َوَل أ َ ْنت ُ ْم عَا ِبد‬
َ ‫{وَل أَنَا عَا ِب ٌد َما‬
َ
Dan aku tidak pernah menyembah apa yang kalian sembah, dan kalian tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 4-5)
Yakni aku tidak akan melakukan penyembahan seperti kalian. Dengan kata lain, aku tidak akan
menempuh cara itu dan tidak pula mengikutinya. Sesungguhnya yang aku sembah hanyalah Allah
sesuai dengan apa yang disukai dan diridai-Nya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
}ُ‫ُون َما أ َ ْعبُد‬
َ ‫{وَل أ َ ْنت ُ ْم عَا ِبد‬
َ
dan kalian tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 5)
Artinya, kalian tidak mau menuruti perintah-perintah Allah dan syariat-Nya dalam beribadah kepada-
Nya, melainkan kalian telah membuat-buat sesuatu dari diri kalian sendiri sesuai hawa nafsu kalian.
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
ُ ُ‫ظ َّن َوما تَه َْوى ْاْل َ ْنف‬
‫س َولَقَ ْد جا َء ُه ْم ِم ْن َربِ ِه ُم ا ْل ُهدى‬ َّ ‫ون إِ ََّل ال‬
َ ُ‫إِ ْن يَتَّبِع‬
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu
mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (An-Najm: 23)
Maka Rasulullah Saw. berlepas diri dari mereka dalam semua yang mereka kerjakan; karena
sesungguhnya seorang hamba itu harus mempunyai Tuhan yang disembahnya dan cara ibadah yang
ditempuhnya. Rasul dan para pengikutnya menyembah Allah sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh-Nya. Untuk itulah maka kalimah Islam ialah 'Tidak ada Tuhan selain Allah,
Muhammad adalah utusan Allah.' Dengan kata lain, tiada yang berhak disembah selain Allah, dan
tiada jalan yang menuju kepada-Nya selain dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.
Sedangkan orang-orang musyrik menyembah selain Allah dengan cara penyembahan yang tidak
diizinkan oleh Allah. Karena itulah maka Rasulullah Saw. berkata kepada mereka, sesuai dengan
perintah Allah Swt.:
}‫ِين‬
ِ ‫يد‬َ ‫{لَ ُك ْم دِينُ ُك ْم َو ِل‬
Untuk kalianlah agama kalian dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
َ ُ‫ُون ِم َّما أ َ ْع َم ُل َوأَنَا بَ ِري ٌء ِم َّما ت َ ْع َمل‬
‫ون‬ َ ‫ع َملُ ُك ْم أ َ ْنت ُ ْم بَ ِريئ‬ َ ‫َو ِإ ْن َكذَّبُوكَ فَقُ ْل ِلي‬
َ ‫ع َم ِلي َولَ ُك ْم‬
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, "Bagiku pekerjaanku dan bagi kalian pekerjaan
kalian. Kalian berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa
yang kalian kerjakan.” (Yunus: 41)
Dan firman Allah Swt.:
‫لَنا أَعْمالُنا َولَ ُك ْم أَعْمالُ ُك ْم‬
bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian. (Al-Baqarah: 139)
Imam Bukhari mengatakan bahwa dikatakan: Untukmulah agamamu. (Al-Kafirun: 6) Yakni
kekafiran. dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6) Yaitu agama Islam, dan tidak disebutkan dini,
karena akhir semua ayat memakai huruf nun, maka huruf ya-nya dibuang. Sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat lain:
ِ ‫{فَ ُه َو يَ ْهد‬
}‫ِين‬
maka Dialah yang menunjuki aku. (Asy-Syu'ara: 78)
Dan firman Allah Swt.:
}‫ين‬ ْ ‫{ َي‬
ِ ‫ش ِف‬
Dialah Yang menyembuhkan aku. (Asy-Syu'ara: 80)
Selain Imam Bukhari mengatakan bahwa sekarang aku tidak akan menyembah apa yang kalian
sembah, dan aku tidak akan pula memenuhi ajakan kalian.dalam sisa usiaku, dan kalian tidak akan
menyembah Tuhan yang aku sembah. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan di dalam firman-
Nya:
ُ َ‫َولَيَ ِزيد ََّن َكثِيرا ً ِم ْن ُه ْم َما أ ُ ْن ِز َل إِلَ ْيكَ ِم ْن َر ِبك‬
ً ‫ط ْغيانا ً َو ُك ْفرا‬
Dan Al-Qur’an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. (Al-Maidah: 64)
Ibnu Jarir telah menukil dari sebagian ahli bahasa Arab bahwa ungkapan seperti ini termasuk ke dalam
Bab "Taukid (Pengukuhan)" sebagaimana yang terdapat di dalam firman-Nya:
ً ‫سر ا‬ ْ ُ‫سرا ً ِإ َّن َم َع ا ْلع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬ ْ ُ‫فَ ِإ َّن َم َع ا ْلع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ilu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. (Alain Nasyrah: 5-6)
Dan firman Allah Swt.:
َ ‫لَت َ َر ُو َّن ا ْل َج ِحي َم ث ُ َّم لَت َ َر ُونَّها‬
ِ ‫عي َْن ا ْليَ ِق‬
‫ين‬
niscaya kalian benar-benar akan melihat neraka Jahim, dan sesungguhnya kalian benar-benar akan
melihatnya dengan 'ainul yaqin. (At-Takatsur: 6-7)
Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh sebagian dari mereka —seperti Ibnul Juzi dan lain-
lainnya— dari Ibnu Qutaibah; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Kesimpulan dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa ada tiga pendapat sehubungan dengan
makna ayat-ayat surat ini. Pendapat yang pertama adalah sebagaimana yang telah kami kemukakan di
atas. Pendapat yang kedua adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan lain-lainnya dari
ulama tafsir, bahwa makna yang dimaksud dari firman-Nya: aku tidak pernah menyembah apa yang
kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 2-3) Ini berkaitan
dengan masa lalu, sedangkan firman-Nya: Dan aku bukan penyembah apa yang kalian sembah, dan
kalian bukanpulapenyembah Tuhan yang aku sembah. (Al-Kafirun: 4-5) Ini berkaitan dengan masa
mendatang.
Dan pendapat yang ketiga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan taukid (pengukuhan kata)
semata.
Masih ada pendapat lainnya, yaitu pendapat keempat; pendapat ini didukung oleh Abu Abbas ibnu
Taimiyah dalam salah satu karya tulisnya. Disebutkan bahwa yang dimaksud dengan firman-Nya: aku
tidak akan menyembah apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun:2) menafikan perbuatan karena
kalimatnya adalah jumlah fi'liyyah, sedangkan firman-Nya: Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kalian sembah. (Al-Kafirun: 4) menafikan penerimaan tawaran tersebut secara keseluruhan,
karena makna jumlah ismiyah yang dinafikan pengertiannya lebih kuat daripada jumlah fi 'liyah yang
dinafikan. Jadi, seakan-akan yang dinafikan bukannya hanya perbuatannya saja, tetapi juga
kejadiannya dan pembolehan dari hukurn syara'. Pendapat ini dinilai cukup baik pula; hanya Allah-lah
Yang Maha Mengetahui.
Imam Abu Abdullah Asy-Syafii dan lain-lainnya telah menyimpulkan dari ayat ini, yaitu firman-
Nya: Untuk kalianlah agama kalian, dan untukkulah agamaku. (Al-Kafirun: 6) sebagai suatu dalil yang
menunjukkan bahwa kufur itu semuanya sama saja, oleh karenanya orang Yahudi dapat mewaris dari
orang Nasrani; begitu pula sebaliknya, jika di antara keduanya terdapat hubungan nasab atau
penyebab yang menjadikan keduanya bisa saling mewaris. Karena sesungguhnya semua agama
selain Islam bagaikan sesuatu yang tunggal dalam hal kebatilannya.
Imam Ahmad ibnu Hambal dan ulama lainnya yang sependapat dengannya mengatakan bahwa orang
Nasrani tidak dapat mewaris dari orang Yahudi, demikian pula sebaliknya. Karena ada hadis yang
diriwayatkan dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah
Saw. telah bersabda:
‫ث أ ا ْه ُل ِملَّت ا ْي ِن ا‬
»‫شتَّى‬ ُ ‫ار‬
‫« اَل يات ا او ا‬
Dua orang pemeluk agama yang berbeda tidak dapat saling mewaris di antara keduanya.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Kafirun, segala puji bagi Allah Swt. atas limpahan karunia-Nya.

Você também pode gostar