Você está na página 1de 9

HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS

KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN

DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN LAUNDRY

RS IBNU SINA MAKASSAR

Nurul Muthia Alviani


Departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang : Dermatitis kontak merupakan penyakit akibat kerja yang paling
sering ditemukan, kira-kira 40% dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit
kulit dermatitis kontak. Menurut Fregert (1998), beberapa pekerjaan yang mempunyai
risiko terjadi dermatitis kontak adalah petani, industri mebel dan pertukangan kayu,
pekerja bangunan, tukang las dan cat, salon dan potong rambut, tukang cuci, serta
industri tekstil. Kemudian referensi lain mengemukakan bahwa pekerjaan dengan
risiko besar untuk terpapar bahan iritan yaitu pemborong, pekerja industri mebel,
pekerja industri jasa cuci mobil, pekerja rumah sakit (perawat, cleaning services,
tukang masak), penata rambut, pekerja industri kimia, pekerja logam, penanam bunga
dan pekerja di gedung, dan petugas laundry.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional melalui proses walk through survey. Data yang
dikumpulkan meliputi kebiasaan responden, data faktor individu dalam peranan
terjadinya dermatitis kontak iritan.

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan diagnosis Dermatitis Kontak Iritan
yang masih berlangsung saat mulai melakukan kembali pekerjaan. Distribusi sampel

1
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

penelitian berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan, didapatkan hasil 3 pekerja


laki-laki dari 15 pekerja, mengeluh gatal-gatal dan kemerahan pada tangan yang
dialami berulang . Umur termuda dalam penelitian ini 28 tahun, yang juga mengalami
keluhan yang sama.

Hasil : Prevalensi terjadinya dermatitis kontak iritan adalah 20 % terjadi pada


karyawan pencuci mobil “PBM Auto Speed Car Wash” Makassar. Faktor yang
dominan adalah faktor kimia berupa bahan detergent dari sabun pembersih mobil.
Faktor fisik berupa bising dan paparan air. Faktor biologi berupa bakteri dan jamur
yang berasal dari body dan ban mobil dan faktor ergonomic yaitu posisi kerja yang
berdiri dan membungkuk.

Kesimpulan : Faktor kimia merupakan faktor yang sangat mendukung adanya


keluhan dermatitis kontak iritan pada karyawan pencuci mobil “PBM Auto Speed Car
Wash” Makassar, hal ini disebabkan pekerja terus–menerus terpapar bahan–bahan
kimia pada sabun detergent pembersih mobil.

LATAR BELAKANG Dermatitis kontak merupakan


penyakit akibat kerja yang paling
Dermatitis kontak adalah
sering ditemukan, kira-kira 40% dari
kondisi peradangan pada kuit yang
disebabkan faktor eksteral, substasi-
seluruh penyakit akibat kerja adalah
substansi partikel yang berinteraksi
penyakit kulit dermatitiskontak iritan.2
dengan kulit (Occupational contact
Menurut Fregert (1998),
Dermatitis in Australia 2006). Dikenal
beberapa pekerjaan yang mempunyai
dua macam jenis dermatitis kontak
risiko terjadi dermatitis kontak adalah
yaiu dermatitis kontak iritan dan
petani, industri mebel dan pertukangan
dermatitis kontak alergik; keduanya
kayu, pekerja bangunan, tukang las
dapat bersifat akut maupun kronis1.
dan cat, salon dan potong rambut,
tukang cuci, serta industri tekstil.
2
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

Kemudian referensi lain Industri jasa cuci mobil adalah


mengemukakan bahwa pekerjaan suatu perusahaan yang bergerak
dengan risiko besar untuk terpapar dibidang pemeliharaan kebersihan
bahan iritan yaitu pemborong, pekerja mobil. Oleh karena itu, karyawan cuci
industri mebel, pekerja industri jasa mobil sering terpajan bahan-bahan
cuci mobil, pekerja rumah sakit kimia pada proses pencucian yang
(perawat,cleaning services, tukang mengandung substansi kimia yang
masak), penata rambut, pekerja dapat memberikan efek iritan dan
industri kimia, pekerja logam,penanam toksik pada manusia seperti detergent,
bunga dan pekerja di gedung .3 yang dapat menimbulkan dermatitis,
Menurut Larry.L.Hipp (1985), konjungtivitis, asma rhinitis dan lain-
faktor-faktor penyebab dermatitis lain.6
kontak yaitu bahan-bahan kimia, usia
jenis kelamin, ras, tekstur kulit METODE
(ketebalan), musim, personal hygiene, Penelitian ini menggunakan metode
alergi, penyakit kulit yang pernah ada penelitian deskriptif dengan
sebelumnya. Sedangkan menurut pendekatan cross sectional melalui
Rietschel (1985) adalah bahan proses walk through survey. Data yang
beracun, pigmentasi, ketebalan kulit, dikumpulkan meliputi kebiasaan
usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, responden, data faktor individu adanya
keringat, personal hygiene, musim dan keluhan gatal-gatal dan kemerahan
riwayat atopi. Bahan kimia merupakan pada tangan.
faktor langsung yang mempengaruhi
Sampel dalam penelitian ini adalah
dermatitis kontak. Dermatitis kontak
pasien dengan diagnosis Dermatitis
umumnya terjadi pada pekerja yang
Kontak Iritan yang masih berlangsung
kontak dengan bahan kimia iritan
saat mulai melakukan kembali
ataupun allergen pada berbagai bidang
pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
pekerjaan.4
berdasarkan jenis pekerjaan yang
3
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

dilakukan, didapatkan hasil 3 pekerja pekerja dan upaya pengetahuan


laki-laki dari 15 pekerja, mengeluh mengenai K3 kepada karyawan cuci
gatal-gatal dan kemerahan pada tangan mobil.
yang dialami berulang . Umur termuda Peralatan yang diperlukan untuk
dalam penelitian ini 28 tahun, yang melakukan walk through survey antara
juga mengalami keluhan yang sama. lain:
Akan tetapi penelitian pada studi cross - Alat tulis menulis: Berfungsi
sectional terdapat beberapa kelemahan sebagai media untuk
yaitu kurangnya jumlah kasus yang pencatatan selama survey
didapatkan, berat-ringannya kasus jalan sepintas.
yang sulit ditentukan karena - Kamera digital: Berfungsi
keterbatasan sarana pemeriksaan, dan sebagai alat untuk memotret
kurangnya waktu yang didapatkan kegiatan dan lingkungan
untuk melanjutkan survey. Selain itu, pencucian mobil.
penelitian dengan studi ini tidak - Check List: Berfungsi
menggambarkan perjalanan penyakit, sebagai alat untuk
insiden, maupun prognosis penyakit. mendapatkan data primer
mengenai survey jalan
Bahan yang digunakan pada survei ini
sepintas yang dilakukan.
adalah checklist yang dibuat.
Cara survey yang dilakukan adalah
Checklist ini dibuat berdasarkan
dengan menggunakan Walk Through
informasi yang diperlukan daripada
Survey. Teknik Walk Through Survey
tujuan survei ini dilakukan. Pada
juga dikenali sebagai Occupational
survei ini, informasi yang diperlukan
Health Hazards. Untuk melakukan
adalah ada tidaknya faktor hazard, alat
survei ini, dapat dimulai dengan
kerja apa yang digunakan, alat
mengetahui tentang manejemen
pelindung diri yang digunakan,
perencanaan yang benar, berdiskusi
ketersediaan obat p3k di tempat kerja,
tentang tujuan melakukan survey, dan
keluhan atau penyakit yang dialami
4
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

menerima keluhan-keluhan baru yang mencakup kebijakan K3, upaya


releven. pengendalian, pemenuhan peraturan
perundangan dan sebagainya.
Bahaya apa dan dalam situasi yang Survey dilakukan di PBM Auto Speed
bagaimana bahaya dapat timbul, Car Wash Makassar. Jadwal survey
merupakan sebagai hasil dari selama 4 hari ( 21 Agustus 2017 – 25
penyelenggaraan kegiatan Walk Agustus 2017 ), yaitu :
Through Survey. Mengenal bahaya,
sumber bahaya dan lamanya paparan No. Tanggal Kegiatan
bahaya terhadap pekerja.
Pihak okupasi kesehatan dapat - Melapor ke
kemudian merekomendasikan 21 bagian K3 RS
monitoring survey untuk memperoleh 1. Agustus Ibnu Sina
kadar kuantitas eksposur atau 2017 - Pengarahan
kesehatan okupasi mengenai risk kegiatan
assessment. - Pembuatan
Walk Through Survey ini adalah 22 proposal walk
bertujuan untuk memahami proses 2. Agustus through survey
produksi, denah tempat kerja dan 2017 - Walk through
lingkungannya secara umum. Selain survey
itu, mendengarkan pandangan pekerja - Walk through
dan pengawas tentang K3, memahami 24 survey
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, 3. Agustus - Pembuatan
mengantisipasi dan mengenal potensi 2017 laporan walk
bahaya yang ada dan mungkin akan through survey
timbul di tempat kerja atau pada - Presentasi
petugas dan menginventarisir upaya- 4. 25 laporan walk
upaya K3 yang telah dilakukan Agustus through survey

5
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

2017 jamur yang berasal dari body dan ban


mobil, faktor ergonomic yaitu posisi
kerja yang berdiri dan membungkuk.

HASIL Berdasarkan data yang telah

Pada penelitian ini diambil didapatkan, ditemukan : Faktor kimia

sampel dalam berbagai jenis pekerjaan merupakan faktor yang sangat

di tempat pencucian mobil PBM Auto mendukung adanya keluhan dermatitis

Speed Car Wash Makassar dan dari kontak iritan pada pekerja di bagian

perhitungan sampel didapatkan sampel pencucian mobil PBM Auto Speed Car

sebanyak 15 (total jumlah pekerja). Wash Makassar, hal ini disebabkan

Dari rencana waktu yang telah pekerja terus-menerus terpapar bahan-

ditetapkan, terkumpul data yang bahan kimia pada sabun detergent

didapatkan dari check list yang dibuat. pembersih.

Dari hasil check list diperoleh 3 Kejadian tersebut juga


pekerja laki-laki mengeluh gatal-gatal didukung oleh perilaku pekerja yang
dan kulit kemerahan dalam jangka tidak menggunakan APD berupa
waktu 5 bulan. Dan sisanya mengeluh sarung tangan pada saat melakukan
penyakit yang berbeda, yang juga pekerjaan sebagai pembatas kontak
berhubungan dengan pekerjaan langsung pada kulit dan personal
pencucian mobil. hygiene pekerja yang buruk. Faktor
Prevalensi terjadinya dermatitis kontak personal hygiene juga mendukung
iritan adalah 20% terjadi pada seperti sabun mengakibatkan
karyawan yang bertugas mencuci dermatitis kontak iritan kumulatif bila
mobil. Faktor yang dominan adalah sering digunakan secara salah sebagai
faktor kimia berupa bahan dari sabun pembersih kulit.7 Berdasarkan
detergent pembersih body mobil, observasi, diketahui juga bahwa pada
faktor fisik berupa bising dan paparan sebagian besar sarana yang
air, faktor biologi berupa bakteri dan
6
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

mendukung personal hygiene, menjaga derajat kesehatan seseorang.9


disediakan sabun yang fungsinya Sehingga pekerja dengan personal
bukan untuk mencuci tangan hygiene yang buruk lebih besar
melainkan untuk mencuci mobil, risikonya terhadap dermatitis kontak.
pakaian dan/atau perabotan dapur. Sebagian besar pekerja mencuci
Kesalahan penggunaan sabun ini bisa tangan dengan menggunakan air yang
menjadi penyebab yang memperparah ditampung di ember atau
kondisi dermatitis kontak. Karena penampungan lain yang tidak
menurut Cohen (1999), pemilihan mengalir, padahal telah tersedianya
jenis sabun pencuci tangan juga dapat sarana mencuci tangan di setiap tempat
berpengaruh terhadap kebersihan kerja yang berupa kamar mandi.10
sekaligus kesehatan kulit pekerja.8
KETERBATASAN PENELITIAN
Dari hasil observasi, setelah
melakukan pekerjaannya, pekerja tidak Penelitian ini tentunya tidak terlepas
langsung mencuci tangan untuk dari keterbatasan, adapun keterbatasan
membersihkan bahan-bahan kimia dari penelitian ini adalah checklist
yang menempel pada kulit tangan yang dibuat hanya menentukan
melainkan langsung istirahat dan hubungan penyakit akibat kerja, tapi
melakukan pekerjaan lain sehingga tidak dapat menentukan insidens, berat
risiko dermatitis kontak pun ringannya penyakit, dan prognosis
meningkat. Seperti halnya tujuan penyakit. Demikian pula untuk survey
pelaksanaan personal hygiene adalah menilai faktor psikososial akibat kerja,
untuk, menghilangkan minyak dan diagnosisnya hanya bersifat subjektif,
keringat, sel-sel kulit mati, dan bakteri, tidak dapat diketahui kapan stressor
menghilangkan bau badan, memelihara muncul.
integritas permukaan kulit,
menstimulasi sirkulasi peredaran darah
seseorang, serta meningkatkan dan

7
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS
KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR
WASH” MAKASSAR

Keterbatasan lainnya adalah tidak merah pada tangan pada responden dengan
dilakukan pemeriksaan yang hasil survey diagnosis gatal dan penyakit
menyeluruh terhadap seluruh akibat kerja tidak menunjukkan nilai yang
responden, karena keterbatasan berarti , maka tidak menutup kemungkinan
sarana pemeriksaan, dan keluhan yang dirasakan pasien juga karena
keterbatasaan waktu penelitian, kontrribusi dari faktor individu dan faktor
karena untuk menganalisa faktor lingkungan lain, selain lingkungan tempat
terjadinya kasus penyakit gatal kerja.
pada kulit jari tangan perlu
Penelitian ini juga tidak mengklasifikan
diketahui riwayat penyakit
berat ringannya penyakit, berdasarkan
terdahulu dan riwayat pekerjaan di
keluhan dari pekerja, juga tidak dapat
tempat lain yang mungkin
menentukan penatatalaksanaan yang tepat
berhubungan dengan keluhan yang
untuk mencegah keluhan dari pekerja, juga
dirasakan sekarang. Selain itu
tidak dapat menentukan penatalaksanaan
checklist yang hanya terfokus pada
yang tepat untuk mencegah atau mengurangi
faktor penyebab penyakit akibat
keluhan yang dirasakan atau akan dirasakan
kerja, tidak memenuhi semua poin-
nanti di masa yang akan datang.
poin yang diperlukan untuk
mendiagnosis penyakit dari keluhan
yang dirasakan. Perlu penelitian
DAFTAR PUSTAKA
yang lebih mendalam dan
pemeriksaan yang lebih lengkap 1. National Institute of Occupational
untuk dapat menilai secara Safety and Health. Occupational and
keseluruhan penyebab dari keluhan Environment Exposureof Skin to
yang dirasakan oleh pekerja. Chemic. 2006 dalam
http://www.mines.edu/outreach/oeesc
Akhirnya kami berasumsi bahwa bila
terdapat gejala kecenderungan gatal dan
8
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA
KARYAWAN CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK
IRITAN PADA KARYAWAN PENCUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR

2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan 9. Permana, Made Gede Cahyadi.
Kelamin. FKUI Jakarta. 2002. Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada
3. Harrianto. Penyakit Akibat Kerja Tukang Cuci Mobil. Fakultas
Karena Pajanan Zat Kimia (Buku Ajar Kedokteran Universitas Udayana. 2010.
Kesehatan Kerja).Penerbit buku 10. Wilde. M.M, dkk. National of
kedokteran EGC, Jakarta. 2008. Occupational Skin Disease by
4. Occupational Contact Dermatitis in Dermatologist in The
Australia. Australian Safety & Netherlands.Occupational Medicine.
Compensation Council. 2006. 2008
5. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin Indonesia (PERDOSKI).2009
6. Depkes RI. Upaya Kesehatan Kerja
Bagi Perajin Kulit, Meubel, Aki Bekas,
Tahu dan Tempe,Batik. Puskesja Sekjen
Depkes RI, Jakarta. 2002.
7. Yunus, Muhammad. Pengaruh Keadaan
Lingkungan Kerja, Karakteristik
Pekerjadan KadarDebu Kayu (PM 10)
terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja
Industri Kecil Meubel di KotaBanda
Aceh Tahun 2010. Universitas
Sumatera Utara. 2010.
8. Ruhdiat, Rudi. Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya
dermatitis kontak akibat kerja pada
pekerja laboratorium kimia di PT
Sucofindo Area Cibitung Bekasi Tahun
2006. Tesis. Universitas Indonesia.
2006.

9
HUBUNGAN PEMAKAIAN SABUN DETERGEN DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA KARYAWAN
CUCI MOBIL “PBM AUTO SPEED CAR WASH” MAKASSAR

Você também pode gostar