Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1|Page
1.3.2 Tujuan Khusus
1.Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, paritas,
dan sumber informasi.
2. Mengidentifikasi pengetahuan responden tentang asi eksklusif
3.Mengidentifikasi sikap responden tentang asi eksklusif
4.Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap pengetahuan ibu.
5.Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan asi eksklusif terhadap sikap ibu.
1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas dalam upaya peningkatan cakupan program.
2. Sebagai sumber informasi untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
asi eksklusif
3. Mempromosikan tentang pentingnya pemberian asi eksklusif, dan saran yang membangun
untuk penelitian selanjutnya.
2|Page
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Air susu ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang
disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayi yang mengandung nutrisi-
nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. Asi tidak
memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang baru lahir.
Karena asi sangat mudah dicerna system pencernaan yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih sedikit
energy dalam mencerna asi, sehingga ia dapat menggunakan energy selebihnya untuk kegiatan tubuh
lainnya, pertumbuhan dan perkembangan organ sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan fisik yang
optimum (PUDJIADI, 2005)
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat asi mulai menghasilkan
asi.Aapabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 100-300
ml dalam sehari. Dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga mencapai sekitar 300-450 ml per hari
pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua. Pada hari ke 10 sampai seterusnya volume bervariasi
yaitu 300-850 ml per hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Volume asi pada tahun
pertama adalah 400-850 ml perhari, tahun ke 2 200-400 , dan sesudahnya 200 ml perhari
(MANAJEMEN LAKTASI, 2004).
Komposisi asi berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan kebutuha bayi pada saat itu.
Asi yang dihasilkan sampai minggu pertama (colostrums) komposisinya berbeda dengan asi yang
dihasilkan kemudian (asi peralihan dan asi matur). Asi yang dihasilkan ibu yang melahirkan kurang
bulan komposisinya berbeda dengan asi yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan.
Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusui dan akhir fase menyusui.
3|Page
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi
berbeda yaitu:
a. Stadium Kolostrum
Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi sebesar 150-300
ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI
matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah casein, pada
kolostrum protein yang utama adalah globulin, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan
mencegah alergi makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus
bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera
bersih dan siap menerima selanjutnya. Jumlah energy dalam kolustrum hanya 58 kal/100
ml.
c. ASI Matang/Matur
Adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya dengan volume
bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulus pada saat laktasi. ASI
matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi
sampai 6 bulan setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping selain
ASI.
4|Page
PROPERTI ASI SUSU SAPI SUSU FORMULA
KONTAMINASI Tidak Ada Mungkin ada Ada bila dicampurkan
BAKTERI
ANTI INFEKSI Ada Tidak ada Tidak ada
FAKTOR Ada Tidak ada Tidak ada
PERTUMBUHAN
PROTEIN Jml sesuai dan mdh Terlalu banyak dan Sebagian diperbaiki
dicerna sukar dicerna
Kasein:whey 40:60 Kasin :whey 80:20 Disesuaikan dengan
asi
Whey:alfa Whey:betalactoglobulin
LEMAK -Cukup asam lemak -Kurang A L E -Kurang A L E
essensial (A L E ), - Tdk ada lipase -Tdk ada DHA dan
DHA/AA AA
-Mengandung lipase -Tdk ada lipase
ZAT BESI Jumlah kecil tapi Banyak tidak dapat Ditambahkan ekstra
mudah dicerna diserap dengan baik tidak diserap dengan
baik
VITAMIN Cukup Tidak cukup vit A, C Vit ditambahkan
AIR Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber : Konseling menyusui : Pelatihan untuk tenaga kesehatan : kerjasama
WHO/UNICEF/BK.PP.ASI/2000
Dari beberapa penelitian telah dibuktikan bahwa komposisi ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi kurang bulan (ASI premature) berbeda dengan ASI yang diproduksi oleh ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir sebelum waktunya (preterm) ASI
yang dihasilkan ibu memiliki kuantitas IgA, laktoferin dan lysozym yang lebih banyak dibandingkan
ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karenaa kondisi bayi masih belum dalam keadaan optimal
untuk beradaptasi dan lebih rentan terhadap permasalahan kesehatan (Neonatal division
AIIMS,2005)
5|Page
Selanjutnya komposisi ASI yang dihasilkan saat bayi mulai menyusu dan akhir fase menyusu.
Pada awal fase menyusu ASI (5 menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, airsusu encer
dan bening yang hanya mengandung sekitar 1-2 g/dl lemak, susu ini berasal dari payudara yang
berisi, air susu yang encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui.
Air susu berikutnya disebut hindmilk yang merupakan ASI yang dihasilkan pada saat akhir menyusui
(setelah 15-20 menit), air susu yang kental dan putih ini berasal dari payudara yang keriput/mulai
kosong, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan memberikan
sebagian besar energy yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi banyak
memperoleh air susu ini (Mizuno, K.et.al.,2008).
2. Protein
6|Page
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein
sangat cocok karena unsure protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh system pencernaan
bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein whey, protein yang sangat
halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein yang ada didalam susu sapi adalah
kasein yang kasar, bergumpal dan sangat sukar dicerna oleh bayi.
1) Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak
kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang cukup tinggi.
Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arachidonic acid ( AA) merupakan asam lemak tak jenuh rantai
panjang yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam
ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA
dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekursornya yaitu Asam Linolenat dan Asam Linoleat.
Sumber utama kalori dalam ASI adalah Lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi
tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI (Dadhich,J.P., Dr.2007).
2) Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi tetapi dapat diserap secara
keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang jumlahnya tingginamun sebagian besar
harus dibuang melalui system urinaria maupun percernaan karena tidak dapat dicerna. Kadar mineral
yang tidak dapat diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, mengganggu
keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan
mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi
atau gangguan metabolism.
3) Vitamin
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam
ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu 1 usus bayi belum mampu membentuk vitamin
K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu dibantu dengan
7|Page
pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Dalam ASI, vitamin A, D, C, ada dalam jumlah
yang cukup, sedangkan golongan vitamin B, kecuali Riboflavin dan Pantotenik sangat kurang.
Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bias diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.
ASI mengandung macam-macam substansi antiinfeksi yang melindungi bayi terhadap infeksi
tertama bilamana kebersihan lingkungan tidak baik. Factor-faktor proteksi dalam ASI tersebut dapat
dilihat dari table berikut :
NO KOMPOSISI PERANAN
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan bakteri
yang menguntungkan dalam usus bayi untuk
mencegah pertumbuhan bakteri yang
merugikan seperti E.Coli patogen
2. Laktoferin dan Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri pathogen untuk
pertumbuhannya.
3. Laktoperoksidase Bersama dengan peroksidase hydrogen dan
ion tiosianat membantu membunuh
streptococcus
4. Faktor Antistaphilococcus Menghambat pertumbuhan Staphilococcus
pathogen.
5. Sel limfosit dan makrofag Mengeluarkan zat anti bodi untuk
meningkatkan imunitas terhadap penyakit.
6. Komplemen Memperkuat fagosit
7. Immunoglobulin Memberikan kekebalan terhadap infeksi.
8. Lizosim Memiliki fungsi bakteriostatik terhadap
enterobakteri dan bakteri gram negative.
9. Interferon Menghambat pertumbuhan virus.
8|Page
10 Faktor pertumbuhan epidermis Membantu pertumbuhan selaput usus bayi
sebagai perisai untuk menghindari zat-zat
merugikan yang masuk ke peredaran darah.
Sumber : Karyadi, 2003
ASI sebagai makanan utama bayi mempunyai manfaat terhadap bayi, antara lain sebagai berikut:
1. ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah dicerna dan memiliki komposisi,
zat gizi yang ideal sesuai degan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2. ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Di dalam usus
laktosa akan di fermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat untuk:
- Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen
- Meragsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin
- Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti calcium, magnesium.
3. ASI mengandung zat pelindung (antibody) yang dapat melindungi bayi selama 0-6 bulan
pertama
4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
5. ASI ekslusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit jantung anak pada masa dewasa.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui bayi juga memberikan manfaat bagi ibu :
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara lain adalah sebagai berikut:
9|Page
1. Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat diguanakan untuk keperluan lain.
2. ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja.
3. Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat
menghemat biaya untuk berobat.
2.2 Laktasi
Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses laktasi
dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya adalah factor hormonal. Mulai dari bulan ketiga
kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormone yang menstimulasi munculnya ASI dalam
system payudara progesterone, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental laktogen (HPL).
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Pada fase
terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara
memproduksi kolostrum, yaitu cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesterone
yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya.
Sistem control hormone endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, system control
10 | P a g e
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksiASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf produksi
ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi
menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat dua reflex pada ibu yang
sangat penting dalam proses laktasi yaitu:
a. Refleks prolaktin
Dalam putting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang,
maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis
anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormone prolaktin, hormone inilah
yang berperan pada produksi ASI. Prolaktin dibentuk lebih banyak pada malam
hari.
b. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormone
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. Oksitosin juga
memacu kontraksi otot rahim sehingga involusi makin cepat dan baik. Tidak
jarang perut ibu terasa mulas pada hari-hari pertama menyusui dan ini adalah
mekanisme alamiah untuk kembalinya rahim ke bentuk semula. (Guyton,2003)
Jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan, oleh
karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga scara tidak langsung
dapat meningkatkan hormon oksitosin yang dapat merangsang produksi ASI.
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat:
11 | P a g e
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Yaitu memberikan ASI saja selama bayi berumur 0-6 bulan. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar enam bulan, setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang
tertumpu pada beras. Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan dan bukan empat
bulan, karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam bulan.
Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia enam bulan dengan berat badan ideal 7,5 kg
membutuhkan inta
ke cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu
dengan bayi usia 6 bulan, ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandunagn kalori sebesar 70kkal
dan protein sebesar 1,3 gram tiap 100 ml ASI, karena selama itu selama kurun waktu 6 bulan ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI menjadi menurun dan sejak
saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Pada saat bayi berumur enam bulan pencernaannya mulai matur. Setelah berumur enam bulan usus
bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan
usus bayi yang pada awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein
ataupun kuman akan langsung masuk dalam system peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi,
akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan (Manajemen laktasi, 2004).
12 | P a g e
4 bulan ± 650 ± 650 16,25
5 bulan ± 700 ± 700 17,5
6 bulan ± 750 ± 750 18,75
7 bulan ± 800 ± 800 20
8 bulan ± 850 ± 850 21,25
9 bulan ± 900 ± 900 22,5
10 bulan ± 950 ± 950 23,75
11 bulan ± 1000 ± 1000 25
12 bulan ± 1050 ± 1050 26,25
2 tahun ± 1600 ± 1600 32
- Ceramah
- Poster
- Leaflet
SEBELUM SESUDAH
BAB 3
METODE PENELITIAN
13 | P a g e
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan koestioner untuk mengetahui
tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif sesudah penyuluhan di posyandu Puskesmas Temon 1. Pada
rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control).
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu Puskesmas Temon 1 bulan
Juli 2017 yang diambil secara acak.
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: pengetahuan dan sikap ibu hamil
tentang ASI eksklusif yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden dengan
menggunakan kueisioner yang diberikan kepada responden sebelum dan sesudah penyuluhan.
Data sekunder diperoleh dari puskesmas Temon, yaitu data mengenai demografi penduduk serta
gambaran umum mengenai Kecamatan Temon dan jumlah ibu menyusui dan ASI eksklusif.
1. Penyuluhan ASI eksklusif adalah suatu usaha penyebarluasan informasi tentang ASI eksklusif
kepada ibu hamil dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet.
14 | P a g e
2. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemberian ASI eksklusif
sebelum dan sesudah penyuluhan menyangkut semua yang diketahui ibu tentang ASI eksklusif.
3. Sikap ibu adalah respon ibu atau tanggapan ibu terhadapa ASI eksklusif sebelum dan sesudah
penyuluhan.
1. Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan ibu terdiri atas 15 pertanyaan. Pemberian skor dilakukan berdasarkan
ketentuan, jawaban benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0. Sehingga skor total yang
tertinggi adalah 15. Skor yang diperoleh masing-masing responden dijumlahkan, dibandingkan dengan
skor maksimal kemudian dikalikan 100.
Dengan memakai skala pengukuran, menurut Hadi Pratomo dan Sudarti (1986), yaitu:
1. Baik, bila jawaban responden benar >75% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sedang, bila jawaban responden benar 40%-75% dari total nilai angket pengetahuan.
3. Kurang, bila jawaban responden benar <40% dari total nilai angket pengetahuan.
2. Sikap
Sikap ibu diukur dengan memeberikan 10 pertanyaan menggunakan kuesioner dengan ketentuan:
Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh responden maka ukuran tingkat sikap ibu hamil menurut
Pratomo (1990):
a. Kategori baik, apabila nilai yang diperoleh responden lebih besar dari 75%
15 | P a g e
b. Kategori sedang, apabila nilai yang diperoleh responden 40%-75%
c. Kategori kurang, apabila nilai yang diperoleh responden kurang dari 40%
BAB IV
HASIL
16 | P a g e
Jlh Jlh L P
Penduduk Bulin
Temon 1 20.346 350 367 2812 166 168 1847
20.00% Column2
10.00% Column1
0.00%
Bayi Laki-laki Bayi Perempuan
Berdasarkan table 4 menunjukkan bahwa umur responden terbanyak adalah >31 dengan jumlah
25 orang (44.6%) dan yang paling sedikit berumur 18-24 yaitu 8 orang (14.3)
4.3.2 Pendidikan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pendidikan
17 | P a g e
1 SD 5 0
2 SMP 17 25%
3 ≥SMA 35 75%
TOTAL 56 100
4.3.3 Pekerjaan
Responden hampir secara keseluruhan tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga yaitu 48 orang
(85.1%) dan sebagai pekerja wiraswasta/PNS 8 orang (14.9%).
Grafik 2.menjelaskan adanya perubahan tingkat pengetahuan ibu tentang asi eksklusif. Perbedaan tingkat
pengetahuan ini disebabkan karena penyuluhan yang diberikan kepada responden sehingga bisa
membantu responden meningkatkan pengetahuannya tentang ASI Eksklusif.
40
35
30 Baik
25 Sedang
20
Kurang
15
10
5
0
Pengetahuan Ibu
Berdasarkan hasil didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden tentang asi eksklusif
adalah sebanyak 38 orang (67,9%) berada pada kategori baik, 13 orang (23,2%) pada kategori
sedang dan sebanyak 5 orang (8,9%) berkategori kurang. Dapat dikatakan bahwa umumnya
tingkat pengetahuan responden tentang ASI eksklusif sudah baik.
18 | P a g e
4.10 Hasil Tabulasi Silang Pengetahuan Responden Berdasarkan Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden
menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan sedang lebih banyak dibanding
kategori lain. Kelompok umur 25-31 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibanding
kelompok umur lainnya yaitu 60.8%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok
umur >31 yaitu 12%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan memiliki
kategori pengetahuan baik yaitu 71.4%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang
paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD.
Kategori Pengetahuan
Kelompok Jumlah
No Baik Sedang Kurang
Umur
N % n % n % n %
1 18-24 6 37.5 2 62.5 0 - 8 100
2 25-31 14 60.8 7 30.5 2 8,7 23 100
3 >31 15 60 7 28 3 12.0 25 100
Total 56 100
Pendidikan N % N % n % n %
1 SD 0 - 2 40.0 3 60.0 5 100
2 SMP 10 58.8 6 35.3 1 5.9 17 100
3 ≥SMA 25 71.4 10 28.6 - - 35 100
Total 56 100
19 | P a g e
BAB V
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akan memiliki
perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
menurut WHO yang dikutip Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan dengan penyuluhan.
Karakteristik ibu mencakup umur, pendidikan pekerjaan bisa mempengaruhi proses perubahan
perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka masih
mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Begitu juga dengan
karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat mendukung
dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan
tindakan penyuluhan yang dianjurkan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden
menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan sedang lebih banyak dibanding
kategori lain. Kelompok umur 25-31 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibanding
kelompok umur lainnya yaitu 60.8%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok
umur >31 yaitu 12%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan memiliki
kategori pengetahuan baik yaitu 71.4%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang
paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan gizinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidkan formal
dan non formal (Berg, 1987).
20 | P a g e
Berdasarkan hasil didapatkan hasil tingkat pengetahuan responden tentang asi eksklusif adalah
sebanyak 38 orang (67,9%) berada pada kategori baik, 13 orang (23,2%) pada kategori sedang dan
sebanyak 5 orang (8,9%) berkategori kurang. Dapat dikatakan bahwa umumnya tingkat pengetahuan
responden tentang ASI eksklusif sudah baik.
Hal ini sesuai dengan penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan kesehatan dengan
penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan
dengan pengetahuan pre-test. Dalam penelitiian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan
atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari dengan
pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam pemberian
ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
Pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar orang mengambil
sikap bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu metode dalam
pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari sikap
responden seelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti dari sikap negatif menjadi
positif bahkan sangat positif.
21 | P a g e
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Ekslusif
di wilayah kerja puskesmas Temon 1
2. Ada tingkat pengetahuan yang baik diharapkan timbal balik positif terhadap tingkat sikap ibu
dalam pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas Temon 1
6.2 Saran
1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap ibu tentang ASI Ekslusif dapat lakukan dengan
salah satu metode penyuluhan yaitu metode ceramah dan pembagian leaflet.
2. Diharapkan bagi petugas promosi kesehatan di Puskesmas agar memberikan penyuluhan
tentang ASI Eksklusif serta penyuluhan gizi lainnya kepada masyarakat terutama dengan
metode ceramah guna membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat serta membantu
mewujudkan pencapaian pemberian ASI Eksklusif.
3. Diharapkan untuk penyuluhan selanjutnya mengacu terhadap cara penyimpanan dan
pengolahan ASI, sehingga untuk para ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif.
22 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Arafah, Nur. 2010. Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Ekslusif Di Kecamatan
Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.Medan: FK USU
Aridin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bagian Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera utara. Medan:FK
USU
Emilia, Rika.2009. Pengaruh Penyuluhan ASI eksklusif terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Nad) Tahun 2008.
Medan:FKM USU
Linkages.2002. Pemberian ASI Eksklusif: Satu-satunya sumber cairan yang dibutuhkan bayi usia dini.
Academy for educational. http://www.linkagesproject.org
Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Kedokteran
23 | P a g e
Safitri Dian.2007. Dasar-dasar Pemberian Susu Formula Pada bayi.
http://www.babycenter.com/refcapp/babyfeeding/9195.html
USAID Likages Project. 2004. Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source Young Infants Need –
Frequently Asked Questions, Washington DC
U.S. Department of Health and Human Services on Women’s Health. 2007. An Easy Guide to
Breastfeeding. http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf
WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva: Department of nutrition for
Health and Development (NHD)
24 | P a g e
Petunjuk Pengisian:
1. Semua pertanyaan dalam kuesioner ini harus dijawab
2. Berilah tanda checklist(√) pada kolom yang telah disediakan.
3. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut keadaan
ibu.
I. DATA DEMOGRAFI
1. Umur ibu : Tahun
2. Pendidikan : □ SD □SLTP □SLTA □Perguruan tinggi
3. Pekerjaan :
4. Jumlah anak :
5. Sumber informasi : □ Koran, makalah, buku (media cetak)
□ TV, Radio (Media elektronik)
□ Dari orang lain (Media massa)
B S
1 ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan paling sempurna
bagi bayi.
25 | P a g e
5 Manfaat pemberian ASI salah satunya adalah
meningkatkan jalinan kasih sayang.
6 ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI matang disebut ASI transisi/jolong.
26 | P a g e
13 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut dengan
cara menyentuh pipi dengan putting susu dan
menyentuh sisi mulut bayi.
27 | P a g e
5 Susu formula yang mahal saat ini sudah lengkap
dibandingkan air susu ibu
28 | P a g e