Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEPSI PENGATURAN
02 November 2015
Bab 5 Ruang Lingkup Materi Muatan, Sasaran, dan Jangkauan Peraturan .................. 14
5.1 Ketentuan Umum Memuat Rumusan Akademik Mengenai
Pengertian, Istilah, dan Frasa ..................................................................... 14
5.2 Materi yang Akan Diatur ............................................................................ 15
5.3 Sasaran ....................................................................................................... 16
5.4 Jangkauan Pengaturan ............................................................................... 16
–2–
1 Bab 1
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang dikarunia kekayaan alam berlimpah oleh Tuhan, yang
salah satunya berupa sungai. Mata air, ikan, pasir, dan banyak hal lain terkandung dalam
sungai dapat dimanfaatkan oleh manusia sepanjang masa, baik langsung maupun tidak
langsung. Karenanya, penting bagi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk sama-sama
berperan dalam upaya perlindungan dan pelestarian sungai.
Tindakan nyata yang dilakukan pemerintah adalah membuat landasan hukum yang tegas,
jelas, dan lengkap tentang pengaturan pemanfaatan sungai. Landasan hukum tertinggi
yang berlaku saat ini adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.
Berdasarkan undang-undang tersebut, diharapkan banyak turunan peraturan pemerintah
yang memayungi kegiatan pemanfaatan sungai, termasuk didalamnya adalah kegiatan
eksploitasi dan pemeliharaan lengkap beserta amanat pembiayaannya.
Dalam perjalanan waktu, kegiatan eksploitasi dan pemeliharaan lebih umum disebut
dengan istilah operasi dan pemeliharaan atau OP. Definisi operasi adalah kegiatan
pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air untuk mengoptimalkan
pemanfaatan prasarana sumber daya air. Sedangkan definisi pemeliharaan adalah
kegiatan perawatan sumber air dan prasarana sumber daya air yang ditujukan untuk
menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber daya air.
Kegiatan OP pada suatu sungai memiliki jangkauan pelayanan yang amat luas baik dari
segi obyek yang harus dikelola maupun subyek yang harus dilayani. Sementara itu
ketersediaan sumber daya tidak selalu dalam keadaan yang cukup untuk menjawab
seluruh kebutuhan pelayanan yang paling ideal. Oleh karenanya, agar kegiatan OP
berjalan efektif dan berkelanjutan, diperlukan jaminan pengaturan biaya yang tertib
berdasarkan Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP), melalui
pedoman tersendiri yang khusus membahas pembiayaan OP.
–3–
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun isu pokok terkait dengan perlunya pengaturan tentang Tata Cara Penyusunan
AKNOP Sungai adalah sebagai berikut:
3. Meskipun amanat di atas sudah ada sejak lama, namun dalam realita masih
banyak sungai dan prasarana sungai di Indonesia yang tak terawat sebagaimana
mestinya sehingga kondisinya cenderung memburuk. Kondisi tersebut
mengakibatkan potensi yang terdapat pada sungai bersangkutan tidak dapat
didayagunakan secara optimal. Selain itu semakin banyak pula bangunan sungai
yang mengalami penurunan kinerja lebih cepat daripada umur efektif yang
direncanakan.
4. Banyak faktor yang menyebabkan kegiatan OP sungai dan prasarana sungai tidak
berjalan dengan baik, salah satu diantaranya adalah faktor pembiayaan.
–4–
1.3 Tujuan dan Kegunaan
1.4 Metode
Jenis penelitian maupun kajian yang digunakan dalam penyusunan konsepsi pengaturan
adalah kajian yuridis normatif dengan pendekatan kajian deskriptif, melalui studi
kepustakaan dengan data sekunder.
–5–
2 Bab 2
Kajian Teoretis dan Praktik Empiris
Tata Cara AKNOP Sungai merupakan salah satu turunan dari Pedoman Tata Cara OP
Sungai dan Prasarana Sungai yang telah disusun lebih dulu (Draf Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Sungai Versi 5). Berdasarkan pemahaman tersebut, materi yang diatur
dalam AKNOP Sungai harus selaras dengan pedoman Tata Cara OP Sungai dan Prasarana
Sungai. Jika pedoman OP induknya mengalami perubahan di kemudian hari, pedoman
AKNOP harus disesuaikan.
–6–
Lingkup kegiatan OP di atas tidak akan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan
tanpa memperoleh dukungan pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu pedoman yang mengatur tata cara penyusunan anggaran
biaya sesuai dengan kenyataan di lapangan dan mencakup seluruh lingkup kegiatan OP
sesuai amanat Pedoman OP Sungai dan Prasarana Sungai (Draf Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Sungai Versi 5), pedoman yang dimaksud adalah Tata Cara Penyusunan
AKNOP Sungai dan Prasarana Sungai.
Pengaturan Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai tersebut diinisiasi dan
diterbitkan pula oleh pejabat yang berwewenang di bidangnya (bidang sumber daya air/
persungaian) (azas kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat), yang didasarkan
kepada kesesuaian antara jenis pengaturan dan materi muatan, dan bersifat mendesak
untuk dapat segera memenuhi kebutuhan pedoman dan SOP bagi para pelaksana di
lapangan. Dengan adanya pedoman tersebut, diharapkan adanya pemahaman bagi para
petugas maupun para pemangku kepentingan, sehingga mampu meningkatkan
kemampuan dalam menyusun AKNOP Sungai yang baik dan mudah dievaluasi (azas
keterbukaan).
–7–
1. Pengayoman;
2. Kemanusiaan;
3. Kebangsaan;
4. Kekeluargaan;
5. Kenusantaraan;
6. Bhineka tunggal ika;
7. Keadilan;
8. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
9. Ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau
10. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
Pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai yang bersifat umum berlaku di seluruh
wilayah Indonesia, untuk kepentingan bangsa Indonesia (azas kebangsaan), serta
diarahkan untuk memberikan jaminan ketersediaan biaya bagi pelaksanaan OP sungai
dan prasarana sungai yang kemudian memiliki fungsi manfaat bagi kepentingan
kesejahteraan masyarakat luas (asas kemanusiaan). Muatan dalam pengaturan pedoman
Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai ini, memperhatikan pula kondisi lokal sehingga
dapat diterapkan dan diaplikasikan sesuai karakter setempat serta memperhatikan azas-
azas sesuai amanat diatas.
–8–
Sehingga menciptakan dampak positif lanjutan berupa tertib AKNOP, pembiayaan
yang tepat sasaran, serta kelancaran pelaksanaan program OP.
2.4 Kajian terhadap Implikasi Penerapan Pengaturan Baru yang akan Diatur
dalam Peraturan Menteri terhadap Berbagai Aspek
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan praktik empiris yang telah
berjalan, ada hal-hal yang akan berubah dengan penerapan pedoman Tata Cara
Penyusunan AKNOP Sungai. Seperti misalnya, pada masa lampau pelaksana OP bebas
menentukan komponen biaya apa saja yang termasuk dalam perhitungan AKNOP,
terkadang ada komponen yang berlebih namun juga ada yang tidak tercatat, setelah
diterapkannya pedoman penyusunan AKNOP Sungai, hal ini tidak akan terjadi lagi.
–9–
3 Bab 3
Evaluasi dan Analisis Peraturan Perundang-undangan Terkait
3. Melalui dua landasan hukum di atas, kegiatan OP jelas merupakan amanat negara
yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya demi pelestarian sumber daya air
khususnya sungai dan prasarana sungai.
– 10 –
6. Atas dasar peraturan perundang-undangan di atas, pembiayaan OP mutlak
diperlukan guna menjamin keberlangsungan dan keberlanjutan kegiatan OP.
Penyusunan pembiayaan OP dilaksanakan berdasarkan rencana program nyata
OP di lapangan (AKNOP). Oleh karenanya, peraturan dan petunjuk detail
pelaksanaan perencanaan AKNOP Sungai perlu dilengkapi, sebagai referensi dan
acuan serta pegangan bagi para petugas dan pelaksana di lapangan.
– 11 –
4 Bab 4
Landasan Yuridis, Maksud dan Tujuan Pengaturan
4. Draf Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sungai Versi 5 Tahun 2015, merupakan
sebuah draf pedoman yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan operasi dan pemeliharaan sungai dan prasarana sungai.
– 12 –
4.2 Maksud dan Tujuan
Pengaturan ini diperlukan selain untuk memenuhi kebutuhan mengenai acuan standar
atau pedoman baku bagi para pelaksana di lapangan, juga merupakan penjabaran tindak
lanjut dari amanat Undang-undang 11 tahun 1974 tentang Pengairan dan terkait sumber
daya air khususnya mengenai pembiayaan Pasal 14, PP 35 tahun 1991 tentang sungai,
serta merupakan amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 06/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan
Pengairan tepatnya pasal 21 mengenai pembiayaan.
– 13 –
5 Bab 5
Ruang Lingkup Materi Muatan, Sasaran,
dan Jangkauan Pengaturan
Dalam konsepsi pengaturan tentang Penyusunan AKNOP Sungai, istilah-istilah yang perlu
didefinisikan adalah sebagai berikut:
1. Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan
AKNOP atau Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan adalah
kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan perhitungan
kebutuhan nyata di lapangan.
Sumber: Permen PU Nomor 05/PRT/M/2010
2. Operasi Sungai
kegiatan pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air
untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber daya air.
3. Pedoman
Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.
Sumber: Penjelasan PP No. 25 Tahun 2000 pasal 2 ayat 3
4. Pemeliharaan
kegiatan untuk merawat sumber air dan prasarana sumber daya air yang
ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi sumber air dan prasarana sumber
daya air.
5. Sungai
Alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengandibatasi kanan
dan kiri oleh garis sempadan.
– 14 –
5.2 Materi yang Akan Diatur
Tabel 2 Materi yang akan diatur dalam Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai
– 15 –
Tabel 2 Materi yang akan diatur dalam Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai
(sambungan)
5.3 Sasaran
Dengan adanya tata cara yang jelas, diharapkan penyusunan AKNOP di masa mendatang
akan berjalan sistematis (mudah disusun dan mudah dievaluasi) di seluruh Indonesia.
Jangkauan pengaturan pedoman Tata Cara AKNOP Sungai meliputi pembiayaan atas
seluruh lingkup kegiatan OP yang termuat dalam Pedoman Tata Cara OP Sungai dan
Prasarana Sungai (Draf Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Sungai Versi 5).
– 16 –
6 Bab 6
Penutup
6.1 Simpulan
Pembentukan pedoman Tata Cara Penyusunan AKNOP Sungai dan merupakan suatu
keniscayaan, yang bertujuan untuk memberikan kemudahan penyusunan AKNOP bagi
pelaksana OP dan untuk memberikan kemudahan evaluasi kinerja bagi pengelola OP,
sehingga anggaran biaya dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
6.2 Saran
Materi yang diatur dalam AKNOP Sungai harus selaras dengan Pedoman OP Sungai dan
Prasarana Sungai. Jika pedoman OP induknya mengalami perubahan di kemudian hari,
pedoman AKNOP harus disesuaikan.
– 17 –