Você está na página 1de 7

TATALAKSANA AWAL PASIEN LUKA

dr. Mirnasari Amirsyah, Sp.BP-RE


Dr. Zainoel Abidin General Hospital – Medical Faculty Of Syiah Kuala University,
Banda Aceh, Indonesia

Definisi
Luka bakar adalah kerusakan kulit atau jaringan tubuh lainnya yang disebabkan oleh panas
atau sesuatu yang berhubungan dengan radiasi, radioaktif, listrik, gesekan ataupun kontak
dengan bahan kimia.

Etiologi
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) pada tahun 2012-2013, penyebab paling banyak yang mendasari terjadinya luka bakar
pada dewasa adalah luka bakar karena api (53,1%). Kemudian disusul oleh terkena siraman air
panas (19,1%), sengatan listrik (14%), kontak dengan benda panas (5%) dan karena terkena zat
kimia (3%). Pada anak-anak, penyebab utama terjadinya luka bakar adalah karena siraman air
panas (52%), diikuti dengan karena api (26%), kontak dengan benda panas (15%), sengatan
listrik (6%) dan zat kimia (1%).

Pertolongan awal
Hal yang harus dilakukan pertama kali pada pasien luka bakar adalah menghentikan proses
terbakar dan mendinginkannya. Cara ini dapat ditempuh dengan beberapa cara, yaitu :
1. Pastikan keselamatan keselamatan penolong dan orang yang ditolong.
2. Jika proses terbakar masih berlangsung, matikan api dengan cara diam tanpa perlu
membuat gerakan yang tidak perlu, jatuhkan diri ke lantai, lalu berguling untuk
mematikan api. Cara lainnya adalah dengan menutupkan tubuh yang terbakar dengan
selimut atau mencelupkan bagian yang terbakar kedalam air.
3. Untuk luka bakar yang disebabkan karena sengatan listrik, pastikan listrik sudah
terlepas dari sumber powernya.
4. Lepaskan pakaian dan semua perhiasan.
5. Bekas luka bakar atau lepuhan segera siram dengan air mengalir yang bersuhu 8-15
derajat Celcius selama kurang lebih 20 menit. Untuk luka bakar yang disebabkan
karena bahan kimia, lakukan irigasi selama 1 jam.

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 112
6. Jangan gunakan es untuk mendinginkan.
7. Hindari dari hipertermia, hangatkan pasien sehangat mungkin.
8. Jika sudah terlambat untuk dilakukan pendinginan, tetap dapat dilakukan
pendinginan sampai 3 jam setelah trauma berlangsung.
9. Jangan pernah berusaha melepaskan eskar luka.

A. Primary Survey

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 113
•Periksa jalan nafas, cara yang paling mudah dengan mengajak berbicara.
bersihkan segala macam benda yang mengganggu jalan nafas. Lakukan
head tilt, chin lift dan jaw thrust. jaga agar kepala dan leher tidak hiperfleksi
atau hiperekstensi.
•Curigai juga adanya trauma inhalasi jika terdapat luka bakar pada daerah
wajah. Lakukan Intubasi jika jalan nafas bermasalah atau didapatkan
Airway adanya udem laring.
•Pasang rigid collar neck. selalu curigai adanya cedera servikal pada trauma
yang terjadi diatas klavikula.

•Perhatikan pergerakan dinding dada, pastikan dapat bergerak maksimal.


•Periksa saturasi oksigen. Berikan O2 tekanan tinggi (15L/i) dengan masker
nonrebreathing.
•Jika pernafasan tidak adekuat dan membutuhkan ventilasi mekanik, lakukan
intubasi.
•Periksa apakah terdapat kemungkinan keracunan karbon monoksida, seperti
Breathing kulit berwarna pink.
•Hati-hati terhadap luka bakar yang mengenai bagian dada. Pertimbangkan
melakukan eskarotomi.

•Jika terdapat perdarahan, tekan pada bagian yang berdarah.


•Periksa pulsasi nadi sentral (arteri karotis).
•Periksa tekanan darah
•Periksa waktu pengisian kapiler. Jika >2 detik, kemungkinan memerlukan
eskarotomi pada anggota gerak tersebut. Periksa anggota gerak sebelahnya.
•Lakukan pemasangan 2 IV Line dengan abbocath besar pada daerah yang
tidak mengalami luka bakar.
Circulation •Lakukan pemeriksaan darah perifer lengkap, pemeriksaan koagulasi,
analisa gas darah, cross match, dan elektrolit.
•Lakukan resusitasi cairan dengan menggunakan Hartmann Solution
(Ringer Lactat) untuk mendapatkan pulsasi nadi arteri radialis.

•Periksa status neurologis kesadaran dengan menggunakan sistem GCS.


•Lakukan pemeriksaan refleks pupil. Pupil harus simetris kiri dan kanan.
•Perhatikan tanda-tanda adanya hipoksemia yang ditunjukkan dengan
kegelisahan dan penurunan kesadaran.
Disability

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 114
•Lepaskan semua pakaian dan perhiasan.
•Periksa bagian tubuh belakang pasien dengan melakukan log roll.
•Buat pasien merasa nyaman dan hangat.
Exposure •Periksa luas area luka bakar dengan menggunakan rumus Rule's of Nine.

•Berikan cairan dengan menggunakan formula Parkland yang dimodifikasi


(Formula Baxter) yaitu :3-4 cc x KgBB x % Luas Luka Bakar.
•Untuk anak-anak tambahkan cairan untuk maintenance.
•Setengah pertama dari cairan diberikan 8 jam pertama, dihitung dari awal
terjadinya luka bakar.
•Setengah kedua dari cairan diberikan 16 jam kemudian.
Fluid •Pantau adekuatnya resusitasi dengan melihat urin output, EKG, nadi,
tekanan darah, laju pernafasan dan saturasi.
•Tambah resusitasi cairan jika dibutuhkan.

•Berikan Morfin Intravena 0,05-0,1 mg/KgBB jika nyeri.


•Berikan dosis titrasi, dosis kecil lebih aman.
Analgesik

•Foto rontgen servikal lateral.


•Foto roentgen thorak.
•Foto rontgen pelvis.
X-Ray •dan foto lainnya sesuai kondisi klinis.

•Pasang selang nasogastrik untuk luka bakar yang luas (>10% pada anak
Tube dan >20% pada dewasa) untuk dekompresi dan indikasi klinis lainnya.

(pipa)
Alur penanganan awal luka bakar yang direkomendasikan EMSB

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 115
Tanda trauma inhalasi Indikasi Intubasi

• Riwayat luka bakar api atau • Adanya eritema atau udem


luka bakar dalam ruangan pada daerah orofaring
tertutup. dengan penglihatan
• Luka bakar penuh atau langsung.
sampai daerah dermal yang • Perubahan suara menjadi
terjadi di wajah, leher serak atau batuk keras
ataupun tubuh atas. • Stridor, takipneu atau
• Hilangnya bulu hidung dispneu
• Sputum yang berkarbon dan
hitam atau terdapat partikel
karbon pada orofaring.

Secondary Survey
Pemeriksaan lanjutan ini dilaksanakan setelah penatalaksanaan awal selesai dilakukan
dan keadaan emergensi tertangani.
1. Riwayat terdahulu

Alergi Pengobatan Penyakit terdahulu

Kejadian/Lingkungan
Konsumsi makanan
yang berhubungan
terakhir
dengan trauma

2. Mekanisme trauma

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 116
•Kecepatan dan sudut
•Lama paparan benturan
•Jenis pakaian yang
digunakan Tusukan •Penggunaan pengaman
•Jumlah kerusakan
•Suhu dan jenis cairan kompartemen
jika merupakan luka •Kecepatan penetrasi penumpang
melepuh •Jarak •Lontaran
•Pertolongan pertama •Arah •Jarak jatuh
yang dilakukan •Panjang pisau, jarak •Tipe ledakan dan jarak
penusukan terlempar
Terbakar
Tumpul

Merujuk ke Center Luka Bakar


American Burn Association membuat kriteria dalam merujuk pasien luka bakar ke center
luka bakar untuk penanganan khusus, yaitu:
1. Luka bakar sebagian, dengan melibatkan lebih dari 10% dari TBA
2. Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, dan sendi besar
3. Luka bakar derajat tiga tanpa memperhatikan umur
4. Luka bakar listrik, termasuk luka bakar karena tersambar petir
5. Luka bakar karena bahan kimia
6. Luka bakar dengan cedera inhalasi
7. Luka bakar pada pasein dengan riwayat memiliki penyakit yang dapat menyebabkan
perawatan lama, komplikasi dan dapat menyebabkan mortalitas
8. Semua pasien luka bakar yang diiringi dengan trauma (seperti fraktur) yang
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.
9. Luka bakar pada anak yang dirawat di rumah sakit tanpa staf yang terlatih atau tanpa
peralatan yang memadai
10. Pasien dengan luka bakar yang memerlukan intervensi sosial, emosional dan
rehabilitatif jangka panjang.

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 117
DAFTAR PUSTAKA

1. Association TAaNZB. Emergency Management of Severe Burns (EMSB)2013:[97 p.].


2. Group NZG. Management of Burns and Scalds in Primary Care. New Zealand:
Accident Compensation Corporation; 2007.
3. Mozingo DW MJ, Ahrenholz DH, Palmieri T, Cusick-Jost J, Pruitt BA, Dimick AR,
Sheridan RL, Greenhalgh DG, Siarnicki RJ, Hickerson WL, Supple KG, Hollowed KA,
Thompson R, Hunt JL, Upright JW, Luterman A, Wachtel AL. Advance Burn Life
Support Course. Chicago: American Burn Association; 2007.
4. Wardhana A. Panduan Praktis Manajemen Awal Luka Bakar. Jakarta Pusat, Indonesia:
Lingkar Studi Bedah Plastik Foundation (Yayasan Lingkar Studi Bedah Plastik); 2014.

Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”,


Banda Aceh 16 – 17 September 2017 118

Você também pode gostar