Você está na página 1de 3

Asal Usul Terbentuknya Turki Utsmani

Bangsa Turki Utsmani pada awalnya adalah suku nomaden yang selama berabad-abad selalu
mencari lahan perburuan baru di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki. Pada awal tahun
masehi, ia dinamakan Bizantium di bawah kekuasaan Romawi yang berkuasa di kawasan ini
selama lebih dari empat abad . Setelah Barbar merebut dari tangan Romawi ibukota kerajaan
dipindahkan ke Konstantinopel (Ankara sekarang).

Awal berdirinya Dinasti Utsmani banyak tertulis dalam legenda dan sejarah sebelum
tahun 1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan didirikan di atas reruntuhan
kerajaan Saljuk. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang menempati daerah Mongol dan
daerah utara negeri Cina kurang lebih 3 abad. Lalu mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq.
Mereka memeluk Islam pada abad ke-9 atau ke-10 ketika menetap di Asia Tengah.

Di bawah pimpinan Ertughrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang
sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud
sebagai ibukota. Ertughrul meninggal dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh
puteranya, Utsman.

Nama kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang
mereka yang pertama yaitu Sultan Utsman bin Erthoghrul yang diperkirakan lahir tahun 1258.
Ketika bangsa Mongol menyerang Kerajaan Saljuk, yang mengakibatkan meninggalnya Sultan
Alaudin. Setelah meninggalnya Sultan Alaudin, Utsman memproklamarkan dirinya sebagai
Sultan di wilayah yang didudukinya. Utsman bin Erthoghrul sering disebut Utsman I. Utsman
Ibnu Erthoghrul memerintah dari tahun 1290-1326 M Utsman I memilih Bursa sebagai pusat dan
ibukota kerajaan yang sebelumnya berpusat di Qurah Hisyar atau Iski Shahr.

Pada awalnya kerajaan Turki Usmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil, namun
dengan adanya dudukan militer, tidak berapa lama Usmani menjadi kerajaan yang besar dan
bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah Usman meninggal pada tahun 1326, putranya
Orkhan (Urkhan) naik tahta pada usia 42 tahun. Pada periode ini tentara islam pertaa kali masuk
ke Eropa. Orkhan berhasil mereformasikan dan membentuk tiga pasukan utama tntara. Pertama,
tentara Sipahi (tentara regular) yang mendapatkan gaji pada tiap bulannya. Kedua, tentara Hazeb
(tentara ireguler) yang digaji pada saat mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah).
Ketiga, tentara Jenisri direktur pada saat umur 12 tahun, kebanyaakan adalah anak-anak Kristen
yang dibimbing Islam dan displin yang kuat. Haji Bitas seorang ulama dan sufi menyebut
pasukan tersebut dengan Enicari/paukan baru. Mereka juga dekat dengan tentara Bakhteshy,
sehingga pasukan tersebut juga dinamai dengan Bakhteshy.

Tentara tersebut dibagi dalam sepuluh, seratus, dan seribu setiap kelompoknya. Mereka
diasingkan dari keluarga. Pasukan elit ini dikeluarkan saat tentara regular dan ireguler sudah
lelah dalam pertempuran. Dalam perluasan wilayah Usmani mereka paling besar berjasa. Pada
saat Usmani mengalami kemunduran merekalah yang melakukan reformasi dan menjadi
“penguasa”defacto. Karena tentara tersebut terlalu menyalahgunakan kekuasaan, akhirnya pada
amsa Sultan Mahmud II mereka dibubarkan.

Penggantinya yaitu puteranya yang bernama Murad I berhasil menaklukan banyak daerah
seperti, Adrianopol, Masedonia, Bulgaria, Serbia, dan Asia Kecil. Namun yang paling
monumental adalah penaklukan di Kosovo 1389 M. dengan demikian lima ratus tahun daerah
tersebut dikuasai oleh pemerintahan Turki Usmani. Puter Murad yang bernama Bayazid
menggantikan ayahnya. Bayazid dengan cepat menaklukan daerah dan memperluasdi Eropa.
Namun pada peperangan berikutnya ketika melawan Timur Lenk di Ankara, Bayazid dapat
ditaklukkan, sehingga mengalami kekalahan dan ketika itu Bayazid bersama putranya Musa
tertawan dan wafat dalam tahanan Timur Lenk pada tahun 1403 M.

Selanjutnya Turki Usmani dipimpin oleh Muhammad. Kekalahan Bayazid membawa


akibat buruk terhadap penguasa-penguasa Islam yang semula berada di bawah kekuasaan Turki
Usmani, sebab satu sama lain berebutan, seperti wilayah Serbia, dan Bulgeria melepaskan diri
dari Turki Usmani. Suasana buruk ini baru berakhir setelah Sultan Muhammad I putra Bayazid
dapat mengatasinya. Sultan Muhammad I berusaha keras menyatukan kembali negaranya yang
telah bercerai berai itu kepada keadaan semula.

Setelah ia meninggal digantikan Murad II. Ia mengembalikan citra Murad I. yaitu dengan
merebut kembali daerah-daerah di Eropa yang lepas setelah meninggalnya Bayazid. Dan kembali
berjaya dan keadaan menjadi normal kembali sampai akhir kekuasaan diserahkan kepada
putranya bernama Sultan Muhammad Al-Fatih. Ia diberi gelar Al-fatih karena dapat
menaklukkan Konstantinopel. Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah
umat Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibukota Bizantium.
Konstantinopel adalah kota yang sangat penting dan belum pernah dikuasai raja-raja Islam
sebelumnya. Muhammad Al-Fatih dianggap sebagi pembuka pintu bagi perubahan dan
perkembangan Islam yang dipimpin Muhammad. Usaha mula-mula umat Islam untuk menguasai
kota Konstantinopel dengan cara mendirikan benteng besar dipinggir Bosporus yang berhadapan
dengan benteng yang didirikan Bayazid. Benteng Bosporus ini dikenal dengan nama Rumli
Haisar (Benteng Rum).

Benteng yang didirikan umat Islam pada zaman Muhammad Al-Fatih itu dijadikan sebagai
pusat persediaan perang untuk menyerang kota Konstantinopel. Setelah segala sesuatunya
dianggap cukup, dilakukan pengepungan selama 9 bulan. Akhirnya kota Konstantinopel jatuh ke
tangan umat Islam ( 29 Mei 1453 M) dan Kaisar Bizantium tewas bersama tentara Romawi
Timur. Setelah memasuki Konstantinopel terdapat sebuah gereja Aya Sofia yang kemudian
dijadikan Masjid bagi umat Islam.
Setelah kota Konstantinopel dapat ditaklukkan, kota itu dijadikan sebagai ibukota dan
namanya diganti menjadi Istanbul. Jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan umat Islam, berturut-
turut pula diikuti oleh penguasaan Negara-negara sekitarnya seperti Servia, Athena, Mora,
Bosnia, dan Italia. Setelah pemerintahan Sultan Muhammad, berturut-turut kerajaan Islam
dipimpin oleh beberapa Sultan, yaitu:
1. Sultan Bayazid II (1481-1512 M)
2. Sultan Salim I (918-926 H/ 1512-1520 M)
3. Sultan Sulaiman (926-974 H/ 1520-1566 M)
4. Sultan Salim II (974-1171 H/ 1566-1573 M)
5. Sultan Murad III ( 1573-1596 M)
Setelah pemerintahan Sultan Murad III, dilanjutkan oleh 20 orang Sultan Turki Usmani
sampai berdirinya Republik Islam Turki. Akan tetapi kekuasaan sultan-sultan tersebut tidak
sebesar kerajaan-kerajaan sultan-sultan sebelumnya. Para sultan itu lebih suka bersenang-
senang., sehingga melupakan kepentingan perjuangan umat Islam. Akibatnya, dinasti turki
Usmani dapat diserang oleh tentara Eropa, seperti Inggris, Perancis, dan Rusia. Sehingga
kekuasaan Turki Usmani semakin lemah dan berkurang karena beberapa negri kekuasaannya
memisahkan diri,diantaranya adalah:

1. Rumania melepaskan diri dari Turki Usmani pada bulan Maret 1877 M.
2. Inggris diizinkan menduduki Siprus bulan April 1878 M.
3. Bezarabia, Karus, Ardhan, dan Bathum dikuasai Rusia.
4. Katur kemudian menjadi daerah kekeusaan Persia.

Você também pode gostar